401 793 1 SM
401 793 1 SM
PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN IRITASI PRIMER EKSTRAK ETANOL
JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb)
Abstrak
Pemilihan dasar salep untuk sediaan topical sangat berpengaruh terhadap sifat
terapeutik. Pembuatan salep yang mengandung ekstrak bahan alam masih belum
banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh basis salep terhadap sifat
fisik dan iritasi primer ekstrak jahe. Pada penelitian ini dibuat dalam tiga basis adalah
basis salep hidrokarbon, basis salep emulsi dan basis salep larut dalam air. Semua
formula mengandung ekstrak etanol jahe 3%. Terhadap ketiga basis salep dilakukan uji
organoleptis, uji homogenitas, uji kelengketan, uji daya menyebar dan uji iritasi primer.
Metode analisis terhadap uji homogenitas, uji kelengketan dan uji daya menyebar
dilakukan dengan analisis deskriptif, sedangkan uji iritasi primer dianalisis dengan
menggunakan uji statistic satu arah. Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukan
bahwa ketiga basis salep mempunyai pengaruh yang berbeda dalam mengiritasi kulit.
Indek iritasi yang palingbesar berturut-turut adalah basis salep larut dalam air, basis
salep hidrokarbon dan basis salep emulsi.
Abstract
The choice of ointment bases for topical dosage from are very influence on
therapeutic effect. Ointment formulated which are content natural extract are still less.
The reseach abaut the influence of ointment bases on physical property and primary
irritation ginger ethanolic extract (Zingiber officinale Roxb). The aim of the reseach were
to know the influence of ointment base on physical property and primary irritation effect.
In this research maked hidrokarbon base, emulsion base and water soluble base. All
formulation content ginger ethanolic extract (Zingiber officinale Roxb) of 3%. On
ointment to the organoleptic test, homogeneity test, adhesive test and the area of
spread test with description analysis, while primary irritation test be analyzed use
statistic one way anova test. The result of the research be gotten show that third
ointment bases have different influence to skin irritation . The biggest irritation index in
succession is ointment water soluble base, hydrocarbon base and emulsion base.
45
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
46
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
47
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
48
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
2. Formula dengan basis emulsi PEG 4000 dilelehkan pada suhu 80ºC
(Sprowls, 1960) pada penangas air tambahkan setil
R/ Metilparaben 0,25 g alkohol sampai homogen. Setelah itu
Propilparaben 0,15 g PEG 400 campur sampai homogen.
Natrium lauril sulfat 1g Setelah dingin ditambahkan ekstrak
Propilen glikol 12 g jahe, aduk sampai homogen. Salep
Stearil alkohol 25 g dimasukan dalam wadah, dan disimpan
Vaselin putih 25 g dalam tempat terlindung cahaya.
Air murni 37 g
Ekstrak jahe 3g Hasil dan Pembahasan
Cara membuat : Hasil Determinasi Rimpang jahe Merah
Setil alkohol, vaselin putih di lelehkan Determinasi dimaksudkan
diatas penangas air pada suhu 75ºC, untuk memastikan bahwa tanaman
kemudian tambahkan propilparaben yang digunakan untuk penelitian adalah
(fase I). Natrium lauril sulfat dan benar-benar Zingiber officinalle Rosc.
propilen glikol dilarutkan dalam air Determinasi tanaman rimpang jahe
suling, dipanaskan diatas penangas air merah dilakukan dengan cara
pada suhu 75ºC, tambahkan mencocokkan ciri-ciri morfologi yang
metilparaben (faseII).Fase II dimasukan ada pada tanaman jahe merah terhadap
kedalam fase I pelan-pelan sambil kepustakaan dan dibuktikan di
diaduk sampai homogen. Ekstrak jahe laboratorium biologi universitas Jendral
ditambahkan dan diaduk sampai Soedirman purwokerto, Jawa Tengah.
homogen. Salep dimasukan kedalam Hasil pembuatan ekstrak Kental
wadah dan disimpan dalam tempat Rimpang Jahe Merah
terlindung cahaya. Dalam pembuatan ekstrak
3. Formulasi dengan basis larut air metode yang digunakan adalah
(Sprowl, 1960 : 334). maserasi berulang. Maserasi
R/ PEG 4000 47, 5 g merupakan cara penyarian sederhana
PEG 400 47, 5 g yang dilakukan dengan cara merendam
Setil alkohol 5g serbuk simplisisa dalam cairan penyari.
Ekstrak jahe 3g Cairan penyari akan menembus dinding
Cara membuat : sel yang masuk ke rongga sel yang
49
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
mengandung zat aktif. Zat aktif akan Hasil uji daya lengket ekstrak sebagai
larut karena adanya perbedaan berikut :
konsentrasi antara kelarutan zat aktif di Hasil pemeriksaan diperoleh
dalam sel dan di luar sel maka larutan berat rata-rata 0,05 gram ekstrak kental
yang terpekat akan terdesak keluar. rimpang jahe kelengketan rata-rata
Peristiwa tersebut terjadi berulang sebesar 04.16 detik. Hasil ini dapat
sehingga terjadi keseimbangan digunakan sebagai acuan kelengketan
konsentrasi antara larutan di luar dan di pada pembuatan ekstrak kental
dalam sel (Depkes RI, 1986: 6). rimpang jahe selanjutnya.
Hasil pembuatan ekstrak kental
menunjukkan bahwa serbuk kering Tabel 1. Hasil Uji Daya Lengket
rimpang jahe 600 gram dengan pelarut Ekstrak (g) Kelengketan (detik)
0,05 05.92
etanol 6000 ml dapat menghasilkan 0,05 03.55
ekstrak kental sebanyak 45,65 gram. 0,05 03.01
Rata-rata X = 04.16
Hasil Pemeriksaan organoleptis
Hasil pemeriksaan organoleptis Hasil Susut Pengeringan
ekstrak jahe merah (Zingiber officinalle Susut pengeringan dijadikan parameter
Rosc) yang diperoleh bentuk kental untuk standarisasi eksternal agar kita
agak lengket, sifat lengket pada ekstrak dapat mengetahui besarnya air yang
ini dimungkinkan oleh adanya damar hilang. Sehingga dengan adanya
atau resin. Warna coklat tua agak parameter susut pengeringan,
kehitaman dan bau khas jahe. Adanya hilangnya zat yang terkandung dapat
resin ini kemungkinan disebabkan oleh diketahui, yang jika nantinya bahan
serbuk yang terlalu halus. tersebut digunakan untuk penggunaan
Hasil Uji Daya Lengket pengobatan dapat memberikan efek
Uji kelengketan dilakukan untuk farmakologis yang diiinginkan . Tujuan
mengetahui kekentalan ekstrak. susut pengeringan ini adalah memberi
Pengujian ini untuk mengetahui batasan maksimal (rentang) tentang
kelengketan dari ekstrak, ini dapat besarnya zat hilang pada proses
dilihat dari waktu lepasnya ekstrak pengeringan.
antara objek glas satu dengan yang lain.
50
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
Tabel 2. Hasil Uji Susut Pengeringan bakteri dan jamur akan lebih mudah
Susut Pengeringan tumbuh. Adapun warna sediaan basis
Bobot Ekstrak
(%)
2g 0,399 ini adalah putih kecoklatan dan berbau
2g 0,687 khas.
2g 0,160
x = 0,415 Hasil Homogenitas salep
Tujuan dilakukan uji homogenitas salep
Hasil Evaluasi Hasil Organoleptis adalah untuk mengetahui apakah
Sediaan Salep seluruh bahan telah tercampur secara
Hasil pemeriksaan organoleptis marata serta untuk menjamin zat aktif
sediaan salep dengan basis hidrokarbon yang terkandung di dalam bahan telah
stabil karena bahan obat yang terdistribusi merata dan pada saat
digunakan adalah dalam bentuk dioleskan di kulit tidak diperbolehkan
ekstrak. Sehingga kemungkinan untuk terasa adanya bagian padat (Voigt,
ditumbuhi bakteri atau jamur adalah :129). Hasil evaluasi salep ekstrak jahe
kecil. Adapun warna salep dengan basis berupa uji homogenitas, didapatkan
hidrokarbon adalah coklat muda dan hasil bahwa semua sediaan salep
berbau khas. Begitu pula dengan salep ekstrak jahe homogen. Hal ini sesuai
dengan basis larut dalam air, adapun dengan persyaratan yang ada pada
warna basis ini adalah coklat farmakope Indonesia edisi IV, dimana
kekuningan. Sedangkan pada basis salep harus menunjukkan susunan
emulsi kurang stabil karena pada basis homogen yang tidak terasa adanya
ini memiliki komponen air sehingga bahan padat.
Tabel 3 Hasil uji organoleptis
Parameter Deskriptif
organoleptis Hidrokarbon Emulsi Larut dalam air
Bentuk Semipadat Semipadat Semipadat
Warna Coklat muda Putih kecoklatan coklat kekuningan
Bau Khas harum Khas harum Khas harum
Tabel 4. Hasil uji homogenitas masing-masing formula salep
Homogenitas
Basis salep Replikasi
1 2 3
Hidrokarbon + + +
Emulsi + + +
PEG + + +
51
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
Karena pada saat pembuatan hasil bahwa pada basis emulsi terdapat
salep secara terus menerus diaduk surfaktan yang berfungsi untuk
secara konstan, sehingga masa salep mengurangi tegangan permukaan
yang terbentuk tidak mengandung antara fase minyak dan air, hal tersebut
partikel yang membuat salep menjadi mengakibatkan pembasahan dengan
kasar. adanya surfaktan menjadi besar
Hasil Daya Menyebar Salep begitupun daya sebarnya menjadi
Uji daya menyebar salep dilakukan besar. Yang kedua adalah basis
untuk mengetahui kualitas basis yang hidrokarbon, pada basis ini memiliki
dapat menyebar pada kulit dan dengan komponen malam putih sehingga masa
cepat pula memberikan efek terapinya salep yang terbentuk memiliki
dengan asumsi bahwa semakin luas konsistensi yang lebih tinggi sehingga
daya sebar suatu formula salep tersebut kurang menyebar dibanding basis
maka akan semakin baik pula daya emulsi. Sedangkan basis yang larut
sebarnya dan dapat pula dengan cepat dalam air memiliki daya sebar yang
melepaskan efek terapi yang diinginkan kecil, karena pada basis ini memiliki
di kulit. Daya sebar yang baik dapat komponen PEG 4000 yang cepat
menjamin pelepasan bahan obat yang mengeras dengan adanya perubahan
memuaskan (Voigt, 313). suhu.
Hasil evaluasi salep ekstrak jahe
berupa uji daya menyebar, didapatkan
52
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
Hasil Daya Lengket Salep basar pula daya lengketnya. Untuk basis
Uji kelengketan sangat penting emulsi daya lengketnya paling kecil
untuk mengevaluasi salep, dengan uji karena pada basis ini memiliki
ini dapat diketahui sejauh mana salep komponen air yang tinggi sehingga daya
dapat menempel pada kulit. Sehingga lengketnya kecil.
efek terapi yang diharapkan bisa Hasil Uji Iritasi
tercapai, salep harus tidak menghambat Hewan uji yang digunakan
fungsi-fungsi fisiologik kulit, basis salep adalah kelinci putih lokal jantan. Karena
yang memiliki daya lengket yang terlalu hewan yang telah digunakan secara luas
kuat, maka akan menghambat untuk deteksi sifat-sifat iritasi dari zat
pernafasan kulit. Namun apabila terlalu kimia (Loomis, 1978: 263). Kelinci yang
lemah, maka efek terapi tidak akan digunakan untuk percobaan adalah
tercapai (Voigt, 1995: 313). enam dan dibagi dalam dua kelompok
Dari hasil evaluasi daya lengket yaitu kelompok kulit normal dan
salep PEG mempunyai daya lengket kelompok kulit striping. Dosis yang
yang paling kuat diantara basis yang lain digunakan dalam penelitain ini
hal ini disebabkan karena komponen berpatokan pada 0,5 ml bahan berupa
PEG 4000 yang mudah mengeras cairan dan 0,5 g untuk bahan yang
dengan adanya perubahan suhu. Yang berbentuk padat atau semi padat untuk
kedua basis hidrokarbon yang memiliki 1 x 1 inci (2,5 cm x 2,5 cm) (Lu, 1995:
komponen malam putih, sehingga masa 244). Untuk kontrol pada penelitian ini
salep yang terbentuk memiliki hanya diolesi dasar salep tanpa zat
konsistensi yang tinggi. Malam putih aktif.
pada formula salep berfungsi sebagai 1. Pengamatan secara kualitatif
bahan pengeras, jadi semakin besar Pengamatan kualitatif dilakukan
jumlah malam putih maka semakin dengan melihat gejala toksik yaitu iritasi
53
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
dengan melihat timbul tidaknya eritema salep ekstrak etanol jahe merah dapat
dan edema setelah terpejani oleh salep. menimbulkan iritasi setelah pemejanan
Hasil pengamatan kualitatif salep yang pada hewan uji, artinya salep ekstrak
dipejankan setelah 24, 48, dan 72 jam jahe merah berpotensi menimbulkan
secara keseluruhan dapat dilihat bahwa iritasi.
54
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
55
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
56
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN 1693-3591
57