Rihhadatul Rifdah - 4a GR - Keperawatan Anak Perawatan Anak Dengan Kegawatdaruratan Tenggelam
Rihhadatul Rifdah - 4a GR - Keperawatan Anak Perawatan Anak Dengan Kegawatdaruratan Tenggelam
Dosen :
Oleh :
NIM : 151911913069
Kelas : 4A Gresik
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak dengan judul “ Perawatan Anak
Dengan Kegawatdaruratan Tenggelam ”
Saya sebagai penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing keperawatan anak ,bisa menyusun makalah ini. Penulis juga menyadari banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu saya sebagai penulis
mengharapkan kritik yang membangun agarpenulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian
hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulispada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
Patofisilogi ..................................................................................................................... 5
PENUTUP ....................................................................................................................... 18
Kesimpulan .................................................................................................................. 18
Saran ............................................................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dikumpulkan, dan meningkatkan kemudahan surveillance serta aktivitas
pencegahan. Mengingat pada kondisi tenggelam seseorang akan kehilangan pola
nafas yang adekuat karena dalam hitungan jam korban tenggelam akan mengalami
hipoksemia, yang selanjutnya akan mengalami anoksia susunan syaraf pusat,
hingga terjadi kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolongan
akan menimbulkan kematian dalam 24 jam setelah kejadian.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Tenggelam
Tenggelam ( Drawning ) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi
cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke
dalam cairan. Definisi baru menyatakan bahwa tenggelam merupakan proses yang
dihasilkan dari kerusakan tractus respiratorius primer dari adanya penumpukkan
dalam medium cair. Definisi implicit adalah bahwa adanya cairan yang timbul
dalam jalan nafas korban. Hasilnya dapat termasuk menghambat morbiditas atau
kematian.
3
b. Etiologi
a. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
b. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
c. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
d. Kurangnya pengawasan oarng tua terhadap anak
e. Kurangnya keamanan peralatan saat renang.
c. Manifestasi Klinik
a. Koma
b. Peningkatan edema paru
c. Kolaps sirkulasi
d. Hipoksemia
e. Asidosis
f. Timbulnya hiperkapnia
g. Frekuensi pernafasan berkisar dari pernapasan yang cepat dan dangkal
sampai apneu.
h. Syanosis
i. Lunglai
j. Postur tubuh deserebrasi atau dekortikasi
k. Koma dengan cedera otak yang irreversibel.
bawah
c. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
d. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang
sangat dalam
4
e. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan
5
2.2 Patofisilogi
Peristiwa fisiologik yang terjadi setelah tenggelam berlangsung
secara berurutan. Setelah panik dan perjuangan awal, korban akan
menahan nafasnya dan menelan banyak air. Mula-mula terjadi
laringospasme, tetapi bagi kebanyakan anak, diikuti relaksasi otot dan
akhirnya mereka mengaspirasi banyak air. Segera timbul henti jantung
paru dan terjadilah hipoksia. Hipoksia pada tenggelam kering adalah
akibat dari obstruksi jalan nafas disebabkan oleh laringospasme. Pada
tenggelam basah, hipoksia terjadi karena gabungan edema alveoli dan paru
intersitisial, deposit protein dalam alveoli, kerusakan kapiler, pulmoner,
penurunan sufeksi surfaktan, dan aspirasi benda asing.
Jenis air teraspirasi berperan dalam menentukan patofisiologi
tenggelam basah. Pada tenggelam air asin, cairan hipertonik itu tertarik
kedalam alveoli, mengencerkan surfaktan dan menimbulkan hipovolemia,
hemokonsentrasi, dan peningkatan konsentrasi elektrolit serum. Pada
tenggelam air tawar, cairan yang teraspirasi tertarik keluar alveoli dengan
cepat, masuk ke ruang intravaskuler. Perpindahan cairan ini menyebabkan
hipervolemia, hemodilusi dan penurunan konsentrasi elektrolit serum. Air
tawar diduga merusak sel alveoli tipe II, yang mengendalikan produksi
surfaktan paru.
A. Komplikasi
1. Ensefalopati Hipoksik
2. Tenggelam sekunder
3. Pneumonia aspirasi
4. Fibrosis interstisial pulmoner
5. Disritmia ventricular
6. Gagal Ginjal
7. Nekrosis pancreas
8. Infeksi
6
B. Klasifikasi Tenggelam
c. Immersion Syndrom
7
e. Delayed Dead
Yaitu keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih
dari 24 jam setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam.
.
2.3 Berdasarkan Kondisi Kejadian
1) Tenggelam
Yaitu suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam
jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan
saluran nafas atas tepatnya bagian apiglotis akan mengalami spasme yang
mengakibatkan saluran nafas menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui
oleh udara yang sangat sedikit.
2) Hampir Tenggelam
Yaitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan
membatukkan air keluar.
8
1. Perubahan Pada Paru-Paru
Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam dan 80 – 90%
pada korban hampir tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapat
mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi lambung, organism
pathogen, bahan kimia toksik dan bahan asing lain dapat member
cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan nafas.
9
hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif akan
mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia berat,
asidosis laktat dan perubahan alirandarah ke ginjal.
2. Penanganan Korban
a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi
kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan
untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak
memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
10
c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan
untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan
nafas sepanjang perjalanan.
3. Pernapasan Berhenti
a) Tenggorokan tersumbat
b) Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada orang yang
tidak sadar.
11
melakukan penyelamatan. Cedera servikal biasanya jarang pada korban
tenggelam, namun imobilisasi servikal perlu dipertimbangkan pada
korbandengan luka yang berat.
2. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga
langkah,yaitu:
Kompresi dada diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan tidak
bernapas dengan normal, karena kebanyakan korban tenggelam mengalami
henti jantung akibat dari hipoksia. Pemberian kompresi ini dilakukan di atas
tempat yang datar dan rata dengan rasio 30:2. Namun, pemberian kompresi
intrinsik untuk mengeluarkan cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti
dapat mengeluarkan cairan dan dapat berisiko muntah dan
aspirasi. Selama proses pemberian napas, regurgitasi dapat terjadi, baik
regurgitasi air dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi, namun
12
jangan sampai menghalangi tindakan ventilasi buatan. Korban dapat
dimiringkan dan cairan regurgitasinya dikeluarkan.
saturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan korban belum
c. Pintu masuk atau akses ke kolam renang harus selalu dalam pengawasan
d. Peralatan penyelamat seperti pelampung atau ban penyelamat harus
selalu dekat dengan kolam renang atau area berenang
e. Bila punya kolam renang di rumah, letakkan telepon dekat dengan kolam
renang. Agar anda bisa mengangkat telepon tanpa meninggalkan
pengawasan anak anda saat berenang
f. Hindari meletakkan meja dan kursi dekat kolam renang agar anak anda
tidak dapat memanjatnya
g. Tenggelam pun bisa terjadi pada orang dewasa, jadi pengawasan tetap
dibutuhkan
h. Ikutkan salah seorang anggota keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar
bila dibutuhkan suatu saat ia dapat menolong.
A. Pengkajian Keperawatan
13
1. Biodata Klien : Nama,Umur,jenis kelamin
2. Keluhan utama : obstruksi jalan nafas,sesak nafas, kelebihan cairan
3. Riwayat penyakit sekarang : susah bernafas, kelebihan cairan,suhu tubuh
menurun dan gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan fisik
6. Keadaan umum : lemah,pucat,sesak,kelebihan cairan,pernafasan terhenti
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Dx: Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi
Intervensi:
Dx : .Pola nafas tidak efektif b/d imobilisasi sekunder akibat depresi sistem saraf
pusat
15
R: intake dan output cairan perlu diketahui untuk mengetahui keseimbangan
cairan tubuh
Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan keinginan
untuk makan sekunder akibat perubahan tingkat kesadaran
Intervensi:
I : Berikan dan pertahankan asupan nutrisi yang adekuat R: nutrisi yang adekuat baik
untuk proses penyembuhan anak
R:anak dengan perubahan tingkat kesadaran tidak mampu untuk mendapatkan asupan
nutrisi dengan baik secara oral
16
R: Penting untuk mengetahui agar tidak terjadi makanan yang terbuang atautidak masuk
ke mulut anak
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
(1993).
Clement A. (1997). Legal Responsibility in Aquatics. Aurora, OH: Sport and Law.
Ditjen Dikti. (2006). Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh
Perguruan
Tinggi. Program Penerapan IPTEKS dan Vucer. Edisi VII. Jakarta: Departemen
Pendidikan Tinggi
Palmer, Lynn. (2005). Safe Swimming. Parks & Recreation; Feb 2005; 40, 2; ProQues
19