Anda di halaman 1dari 12

1

NAMA :
NIM :

PENIMBANGAN
(TIMBANGAN FISIKA DAN TIMBANGAN ANALITIK)

A. Tujuan : Untuk mengetahui cara menggunakan timbangan fisika dan timbangan


analitik

B. Dasar Teori :
Laboratorium kimia memiliki 2 jenis timbangan yaitu timbangan fisika dan timbangan
analitik. Timbangan fisika biasanya digunakan untuk menimbang obat, sedangkan
timbangan analitik di gunakan untuk pekerjaan-pekerjaan analisa suatu sampel di
laboratorium dengan tingkat ketelitian tertentu.

Jenis-jenis timbangan
I. Timbangan Fisika
Berdasarakan daya bebannya yang dapat ditimbang, timbangan fisika dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Timbangan kasar : daya beban 250 gram hingga 1000 gram,
kepekaan 200 mg.
2. Timbangan gram halus : daya beban 100 gram hingga 200 gram, kepekaan
50 mg.
3. Timbangan milligram : daya beban 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg.
Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang.
Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu
piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum, menyebabkan
ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.

2
Gambar 1. Timbangan fisika (timbangan gram)
Keterangan gambar :
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan
3. a. Anting penunjuk tegak berdirinya timbangan
b. Alas anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpass)
4. Jarum timbangan
5. Skala
6. Tuas penyangga timbangan
7. Pisau tengah atau pisau pusat.
8. Pisau tangan
9. Tangan timbangan
10. Tombol / mur pengatur keseimbangan / mur
11. Piring timbangan

Gambar 2. Timbangan Ohauss Empat Lengan

Prinsip kerja :
 membandingkan massa benda yang akan diukur dengan massa anak
timbangan.
 Massa benda sama dengan massa anak timbangan ketika lengan neraca dalam
keadaan setimbang.
 Ketelitian neraca ini ditentukan oleh massa anak timbangan terkecil yang
tersedia.
 Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.
 Neraca ini mempunyai empat lengan skala, yaitu masing-masing dengan
rentang bacaan 0 – 1,0 g, 0 – 10 g, 0 – 100 g, 0 – 200 g.
3
II. Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan untuk menimbang massa
suatu bahan kimia dengan teliti.

Gambar 3. Timbangan Analitik Digital

C. PROSEDUR

D. DATA PENGAMATAN
Analisis Data :

4
E. Kesimpulan
F. DAFTAR PUSTAKA

5
ANALISA KUALITATIF
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat diterapkan untuk zat-zat adat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Uji Kering
Ada banyak cara untuk uji kering, salah satu diantaranya adalah uji nyala ( flame
test ). Uji nyala api adalah suatu proses pengamatan untuk mengetahui kation suatu zat
melalui warna nyala yang dihasilkan dari zat tersebut saat zat dipanaskkan di nyala api.
Sebelum melakukan uji nyala perlu dipelajari bagian – bagian dari api.

Keterangan:
a = zona temperatur bawah
b = bagian terpanas nyala
c = zona mengoksid bawah
d = zona mengoksid atas
e = zona mereduksi atas
f = zona mereduksi bawah

Temperatur yang terendah adalah pada dasar nyala (a) di manfaatkan untuk
menguji zat-zat minyak atsiri. Bagian terpansalah adalah pada zona pelelehan pada (b)
dimanfaatkan untuk menguji kedapat-lelehan zat, dan juga untuk melengkapi (a) dalam
menguji ke atsirian relatif dalam zat atau dari campuran zat. Zona menoksidasi bawah
(c) terletak pada batasa luar (b) dan dapat digunakan untuk mengoksid zat-zat yang
terlarut dalam manik boraks, natrium karbonat ataupun garam mikrokosmik. Zona
mengoksid atas (d) terdiri dari ujung tak terang dari nyala, terdapat sangat berlebihan
oksigen dan nyala itu tak sepanas pada (c). Dapat digunakan untuk semua proses
oksidasi dalam mana tak diperlukan temperatur tinggi. Zona mereduksi atas (e) adalah
ujung kerucut biru dalam, kaya akan karbon yang dapat memijar, berguna untuk
mereduksi oksida kerak menjadi logam. Zona mereduksi bawah (f) terletak dalam
pinggir dalam dari selubung di sebelah kerucut biru dan disinilah gas-gasa pereduksi
bercampur dengan oksigen dari udara, kurang kuat bila di bandingkan dengan e dalam
hal mereduksi,dapat digunakan untuk mereduksi boraks lelehan dan manik-manik yang
serupa.
6
Uji Basah.
Pada uji basah di lakukan untuk menentukan kation dan anion yang terdapat
dalam zat uji. Untuk tujuan analisa kualitatif kation dikelompokkan berdasarkan pada
terbentuk atau tidaknya endapan dari reaksi antara reagensia dengan kation.
(berdasarkan perbedaan kelarutan).
Reagensia yang umum digunakan untuk mengelompokkan kation adalah HCl,
H2SO4, NaOH. kelompok kation tersebut adalah
a. Kelompok yang mengendap dengan HCl encer ( kation Pb 2+ , Hg22+ , Ag+)
b. Kelompok yang mengendap dengan H2SO4 encer( kation Ba 2+ , Ca 2+ , Sr 2+ )
c. Kelompok yang mengendap dengan NaOH(Fe 2+ ,Fe 3+ , Cu 2+ , Al 3+ , Zn 2+, Mg 2+ )
d. Kelompok yang tidak mengendap dengan HCl, H2SO4 dan NaOH. (NH 4+, Na +, K +).

7
UJI PENDAHULUAN ( ORGANOLEPTIS DAN UJI WARNA NYALA )
A. Tujuan :
Mengetahui organoleptis dan warna nyala dari hasil uji nyala beberapa kation
B. Prosedur Kerja :
1. Siapkan zat yang akan diuji di plat tetes
2. Menyiapkan 2 tabung reaksi masing masing di isi 2 ml HCl 5% (tabung 1 dan tabung
2)
3. Membersihkan kawat nikron dengan HCl 5% (tabung 1)sampai nyala kawat nikrom
pijar merah yang stabil.
4. Mencelupkan kawat nikrom yang sudah bersih ke HCl 5% ( tabung 2)
5. Mencelupkan kawat nikrom yg sudah basah dengan HCl ke zat yang akan diuji.
6. Memanaskan kawat nikrom yang sudah ada zat uji di nyala api terpanas.
7. Amati warna yang dihasilkan.
8. Catat pengamatan anda di tabel uji nyala.

C. PROSEDUR
Alat:
- Kawat nikrom
- plat tetes
- lampu spiritus
Bahan
HCl 5%

8
PRAKTIKUM I
GOLONGAN KATION YANG MENGENDAP DENGAN PENAMBAHAN HCl

Bagaimana sifat-sifat Ag+, Pb2+, Hg22+ berdasarkan reaksinya dengan beberapa reagent
dan membedakannya
A. Tujuan :
Untuk mengetahui sifat – sifat kation Ag+, Pb2+, Hg22+ dan cara membedakannya
berdasarkan reaksinya dengan beberapa reagent.
B. Dasar Teori :
Organoleptis adalah salah satu analisa yang dapat dilakukan secara langsung atau fisik
tanpa menggunakan alat atau reaksi meliputi bau, warna, bentuk.
Uji nyala api ( flame test) adalah suatu proses pengamatan untuk mengetahui suatu zat
melalui warna nyala yang dihasilkan zat tersebut.
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan,
biasanya berupa kristal atau koloid.
Prinsip pengendapan :
1. Jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan maka akan
terjadi endapan
2. Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, pelarut,
konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu pada komposisi pelarutnya.
Tabel Identifikasi :
Reagen Ag+ Pb2+ Hg22+
HCl AgCl ↓ putih PbCl2 ↓ putih Hg2Cl2 ↓ putih
↓+ H2O , dipanaskan Tak larut ↓Larut Tak larut
↓+ NH4OH (e) Larut ↓Tak larut Tak larut
+ NH4OH (p) Larut Tak larut Tak larut
H2SO4 → PbSO4 ↓ putih →
NaOH Ag2O ↓ coklat Pb(OH)2 ↓ putih Hg2O ↓ hitam

↓+ NaOH >> Tak larut Larut Tak larut


NH4OH Ag2O ↓ coklat Pb(OH)2 ↓ putih Hg(NH2)NO3 ↓
hitam dan Hg↓ hitam
↓+NH4OH >> Larut Tak larut Tak larut
KI AgI ↓ kuning PbI2 ↓ kuning Hg2I2 ↓ hijau

9
KI>> Tak larut Tak larut Hg ↓ hitam
K2CrO4 Ag2CrO4 ↓ merah PbCrO4 ↓ kuning Hg2CrO4 ↓ coklat

C. PROSEDUR
Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi 1. AgNO3
2. Rak tabung reaksi 2. Pb(NO3)2
3. Kawat Ni-Cr 3. Hg2(NO3)2
4. Lampu Spiritus 4. HCl
5. Plat tetes 5. H2SO4
6. Batang pengaduk 6. NaOH
7. Beaker glass 100 mL 7. NH4OH
8. Botol semprot 8. KI
9. Penjepit tabung 9. K2CrO4

Prosedur Kerja :

10
D. HASIL PENGAMATAN
Uji pendahuluan

Pengamatan Ag+ Pb2+ Hg22+

Orgnoleptis

Bentuk

Warna

Flame test

Uji penggolongan

No Pengamatan Ag+ Pb2+ Hg22+


.

1. HCl

a. H2O , dipanaskan
b. NH4OH (e)
c. NH4OH (p)

2. H2SO4

3. NaOH

NaOH >>

4. NH4OH

NH4OH >>

Uji Penegasan

No Pengamatan Ag+ Pb2+ Hg22+


.

1. KI

KI >>

2. K2CrO4

11
E. Kesimpulan :

F. Daftar Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai