Anda di halaman 1dari 13

PENEMPATAN NARAPIDANA TRANSGENDER DI LEMBAGA

PERMASYARAKATAN

M. Taufik1, Diana Haiti2, Nurunnisa3


* Program Studi Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

taufikyudhistira25@gmail.com

ABSTRAK
Abstract: The purpose of this research is to find out the rights of transgender people in
prisons in the midst of the illegal legalization of Indonesia's positive laws regarding
transgender people.
According to this research, it shows that: First, Indonesia does not legally recognize a
transgender person, when a prisoner is confronted by law and put in prison, whether the
rights of transgender prisoners can be fulfilled when a transgender person is not
recognized. Second, the placement of transgender prisoners is confusing because of Law
Number. 12 of 1995 concerning Penalty only divides the sexes of men and women, it is
clear that by definition a transgender prisoner does not include that. Because the definition
of transgender is a man but has a personality like a woman.

Keywords: Transgender, Positive Law, Penitentiary

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah untuk mengetahui hak-hak
transgender di Lembaga Permasyarakatan ditengah ketidak legalisasian hukum positif
Indonesia mengenai transgender.
Menurut penelitian ini menunjukan bahwa : Pertama, Indonesia tidak mengakui secara
hukum seorang transgender, ketika seorang narapidana berhadapan dengan hukum dan
dimasukan dalam penjara Lembaga Permasyarakatan apakah hak-hak narapidana
transgender bisa terpenuhi ditengah tidak diakui nya seorang transgender. Kedua,
Penempatan narapidana transgender ini membingungkan karena Undang-undang Nomor.
12 Tahun 1995 Tentang Permasyarakatan hanya membagi jenis kelamin laki-laki dan
perempuan saja, jelas secara definisi seorang narapidana transgender tidak termasuk itu.
Karena definisi transgender merupakan seorang laki-laki tapi berkepribadian layak nya
seorang perempuan.
Kata Kunci : Transgender, Hukum Positif, Lembaga Permasyarakatan
PENDAHULUAN Arab yang dikenal dengan istilah kata Al-
khanats bentuk jamaknya khunatsa atau
Hukum Negara yang mengacu khinats yang memiliki arti bahwa
kepada keadilan dan aturan perundang- seseorang pria dengan bertingkah laku
undangan secara pasti bisa membuat layaknya wanita atau juga seperti
masyarakat mengetahui dan menjadi seseorang yang memiliki kelamin ganda.
pedoman dalam menjalankan kehidupan Jika kita lihat di dalam kamus Bahasa
berbangsa dan bernegara. Tapi pada Indonesia arti khuntsa itu adalah seorang
kenyataannya sebuah aturan-aturan yang bersifat pria dan wanita (tidak pria
hukum Negara kita seakan tertatih-tatih dan tidak pula wanita), atau pria yang
akan dihadapkan pada era global yang berkelakuan dan berpakaian seperti
sangat berkembang pesat sekali. Hukum perempuan. Menurut ahli Rahman (2008-
masih belum mampu mengkoordinir serta 558) Transgender itu adalah orang-orang
jauh tertinggal dengan perkembangan yang dipengaruhi oleh jiwanya, karena
masyarakat. Maka hal ini lah yang terjadi mereka berjiwa wanita yang berpakaian
sekarang ketika dihadapkan dengan dan bertutur kata secara feminism maka
narapidana transgender yang semakin tentu dia akan lebih tertarik kepada pria
pesat perkembangannya akan tetapi karena transgender mengidentifikasikan
hukum tidak ada mengaturnya sehingga secara dirinya wanita.
memunculkan kebingungan bagi penegak
hukum atau aparat hukum dalam Indonesia tidak mengakui kaum
penempatannnya. Sehingga tidak ada transgender ditinjau dari ranah hukum.
pedoman untuk menjadi dasar aturan Dalam katagori jenis kelamin, para kaum
mana yang harus diterapkan, dan transgender tidak mendapat pengakuan
muncullah ketidakpastian hukum dalam secara legal. Peraturan Undang-undang
masyarakat. Sejak pertama kali Indonesia hanya menetapkan dua gender
dilahirkan, manusia langsung saja, yaitu laki-laki dan wanita. sudut
digolongkan hanya berdasarkan jenis hukum adanya kekaburan atau
kelamin laki-laki dan perempuan. ketidakpastian hukum yang bisa menjadi
Sebenarnya Secara biologis dengan pedoman penegak hukum dalam
mudah dapat dibedakan mana laki-laki penempatan narapidana transgender
dan mana perempuan. Akan tetapi dalam tersebut. Dalam Pasal 12 Undang-undang
perkembangan zaman ada seseorang yang Nomor 12 Tahun 1995 hanya
sebenarnya laki-laki tapi berpenampilan menggolongkan jenis kelamin laki-laki
dan berkelakuan layak nya perempuan itu dan perempuan saja. Jika ditinjau dari
biasa yang di sebut transgender atau ajaran agama-agama yang dianut oleh
waria. Indonesia yaitu Islam, Kristen, Hindu,
Budha, Konghucu semua agama tersebut
Dalam hukum islam juga mengenal menolak tegas akan adanya transgender
transgender ini jika kita tinjau dari sudut itu, maka dari itu tidak ada dalil-dalil
Islam ini berasal dari kamus Berbahasa
sebagai pembenaran untuk diakuinya Permasyarakatan menggolongkan
transgender. narapidana berdasarkan (a). Usia, (b).
Jenis Kelamin, (c). Lamanya Hukuman
Perkembangan transgender di (d) Jenis Pidana (e) Kriteria lainnya
Indonesia memang boleh dikatakan cukup sesuai dengan kebutuhan atau
pesat karena setiap tahun dari data-data perkembangan pembinaan.
menunjukkan terus bertambahnya
populasi transgender ini seiring Yang dimaksud jenis kelamin ini
perkembangan zaman kita. Ditahun 2005 adalah laki-laki dan perempuan saja
saja di perkirakan terdapat 400.000 orang sehingga untuk transgender belum ada
transgender di Indonesia dan data pada aturan yang berlaku. Dan memunculkan
tahun 2010 terus meningkat yang kebingungan bagi penegak hukum dalam
berjumlah 1,3% transgender dengan penempatannya di Lembaga
jumlah penduduk Indonesia seluruhnya Permasyarakatan contoh kasus narkoba
ada 240 penduduk. Indonesia termasuk yang dialami Lucinta Luna adalah
kedalam Negara terbesar dengan polulasi seorang selebriti penari, dan penyanyi
LGBT setelah Amerika, Eropa, China Indonesia yang menyebabkan pihak
India. Indonesia mempumpunyai LGBT kepolisian bingung menempatkannya
berjumlah 3% dari jumlah penduduk sehingga ditempatkan di sel khusus.1 Dan
yakni 240 Juta penduduk maka terdapat tidak lama kemudian muncul
7,5 juta itu adalah LGBT. kebingungan terhadap penempatan lagi
kali ini adalah ponakan dari artis Ashanty
Keorganisasian LGBT ini pun yang bernama Millen Cyrus seorang
begitu banyak di Indonesia yang terdiri transgender yang tersangkut kasus
dari 2 jaringan nasional dan 119 narkoba yang awalnya ditempatkan disel
organisasi tersebat di 28 provinsi di laki-laki kini dipindah ke sel khusus.2
Indonesia artinya hanya ada 6 provinisi
yang tidak ada organisasinya. Tentu jika salah penempatan
transgender ini akan memunculkan
Tentu ini yang menjadi
permasalahan di Negara kita dengan pesat 1
Adi Briantika. Tirto.id : "Bingung Kelamin
nya perkembangan Lesbian, Gay, Lucinta Luna, Polisi Pilih Tempatkan di Sel
Biseksual, Transgender (LGBT) Khusus". https://tirto.id/bingung-kelamin-
bagaimanakah perlakuan dan sikap lucinta-luna-polisi-pilih-tempatkan-di-sel-
bangsa Indonesia. Indonesia sangatlah khusus-eyue. Diakses pada 12/02/2020
kental dengan ajaran agama-agama yang 2
Tim Detikcom. DetikNews : “Polemik
mereka anut dan memegang teguh norma-
Tahanan Millen Cyrus: Awalnya Bareng
norma adat kebiasaan yang mereka jalani
Laki-laki, Kini di Sel Khusus”.
dalam berkehidupan yang sudah https://news.detik.com/berita/d-
mengakar dan menjadi tradisi masyarakat 5270222/polemik-tahanan-millen-cyrus-
Berdasarkan Pasal 12 Undang-undang awalnya-bareng-laki-laki-kini-di-sel-
Nomor 12/1995 tentang Lembaga khusus/2. Diakses pada 26 Nov 2020
masalah baru dalam penegakan hukum,
contohnya Seorang transgender mengaku
diperkosa lebih dari 2000 kali di penjara
laki-laki yang terletak di Brisbane,
Australia.3 Dan dalam kasus di Indonesia
pun atas pengakuan dari seorang
narapidana di Lapas Jalengkong,
Bandung yang mengakui didalam
Lembaga Permasyarakatan menjadi hal-
hal yang lumrah saat berhubungan sesama
jenis itu primadona nya adalah seorang
narapidana Transgender, karena sudah
diyakini bahwa seorang narapidana
transgender memiliki kelainan seksualitas
juga yang lebih menyukai sesama lelaki.4
Penulis akan memberikan
pandangan hak-hak transgender didalam
Lembaga Permasyarakatan sebagai warga
binaan dan melihat dari segi legalitas atau
segi hukum positif Indonesia terhadap
transgender di Lembaga
Permasyarakatan.

3
Amanda Puspita Sari, CNN Indonesia :
“Transgender Mengaku Diperkosa 2.000
Kali di Penjara Laki-laki”.
https://www.cnnindonesia.com/internasional/
20160419094151-134-124934/transgender-
mengaku-diperkosa-2000-kali-di-penjara-
laki-laki. Diakses pada 19/04/2016.
4
Wisma Putra. detikNews : “Begini Sanksi
untuk Napi Seks Menyimpang di Lapas
Jelekong”. https://news.detik.com/berita-
jawa-barat/d-4621714/begini-sanksi-untuk-
napi-seks-menyimpang-di-lapas-jelekong.
Diakses pada 12/07/019.
TINJAUAN PUSTAKA

Manusia sejak pertama kali feminism, dan mengidentifikasikan


dilahirkan mereka berjenis kelamin bahwa dia adalah wanita maka dia
hanya ada 2 kemungkinan yaitu pria akan mencintai lelaki.
dan wanita. Sebenarnya Secara b. Menurut Yash seorang transgender
biologis dan kepribadian maka adalah yang dipakai untuk
seharusnya dengan mudah bisa menggambarkan untuk orang-orang
dibedakan mana pria dan mana yang mempunyai pikiran ingin
wanita. Dalam menjalani kehidupan berbeda dengan alat kelaminnya yang
di dalam masyarakat kita pasti akan sudah di tentukan dari lahir. Biasanya
mempunyai ada norma-norma yang Transgender ini tidak berfokus pada
menjadi ukuran standar untuk bentuk yang spesifik apapun atau
tingkah laku terutama pada masing- orientasi seksual mereka. Dan
masing jenis kelamin dan terkadang mereka mengganggap
bertingkah laku yang diharapkan itu dirinya mempunyai kelainan seksual
tidak menyimpang dan tidak yang mencintai pria seperti
bertentangan dari peran jenis melakukan homoseksual atau
kelamin. Akan tetapi dalam biseksual atau heteroseksual. Dalam
perkembangan saat ini begitu diagnosis medis konvensional
banyak perubahan-perubahan menyatakan bahwa transeksualisme
zaman yang dihadapkan ke dalam adalah salah satu bentuk gender
hukum. Salah satu nya adalah dysphoria atau kebingungan gender.
ketika ada Narapidana Transgender transgender mengalami sebuah
maka dimana kah penempatannya kebingungan atau ketidaknyamanan
di Lembaga Permasyarakatan. terhadap gender-kelahiran mereka.
Terlebih dahulu kita mengetahui
klasifikasi yang disebut c. Menurut Garland, 2009:74
Transgender itu seperti apa : Transgender adalah seseorang yang
bertingkah laku maupun berpakaian
a. Menurut Rachman (2008:558) yang tidak sama dengan peranan
Transgender adalah lelaki yang gender mereka sejak lahir, Artinya
dipengaruhi oleh jiwanya, mereka jika mereka lahir sebagai seorang
cenderung bersikap dan bertutur kata laki-laki maka mereka akan
maupun berpenampilan secara berpempilan atau berperilaku sebagai
perempuan kelak. Sedangkan jika atau perilaku seksual mereka tidak
transeksual itu adalah orang yang konformis dan biasanya dipersepsikan
secara hormonal melakukan sebagai identitas atau ekpresi mereka
pembedahan maupun berubahan pada menjadi gender non-conforming.
alat kelaminnya dan tubuhnya. f. (APA:AmericanPsychological
Artinya yang awalnya mempunyai Association, 2015) Transgender
alat kelamin laki-laki tapi mereka adalah golongan orang yang merasa
merubahnya menjadi alat kelamin identitas kelaminnya berbeda dengan
perempuan anatomi kelamin yang dipunyai,
d. Firliana Purwanti dalam Buku nya sehingga memilih atau tidak memilih
yang berjudul The O Project untuk melakukan operasi pada
memberikan penjelasan mengenai kelamin menyesuaikan dengan
transgender dan transeksual. identitas kelamin yang mereka
Transgender aalah orang yang impian.
memakai atribut-atribut atau
perlengkapan gender yang berlainan Terdapat 3 faktor yang menjadi
dari kodratnya sebagai manusia dan dasar terjadinya inverse , yakni faktor
tentu melanggar dari norma didalam lingkungan yang dipengaruhi oleh
bermasyarakat. Dalam golongan ini pergaulan (source of habited
tidak membicarakan tentang environment) faktor traumatis dan faktor
ketertarikan seksual akan tepatpi bawaan (innateness) yaitu:
mereka mempunyai peran yang
berbeda dengan kordat nya sebagai a. Faktor Lingkungan
pria dan lebih menjalankan seperti Dalam beberapa kasus yang
wanita dalam kehidupannya. berasal dari faktor lingkungan para
Sedangkan transeksual itu adalah orang ini tidak ditemukan
orang yang merasa bahwa dirinya penyimpangan-penyimpangan dalam
memiliki jenis kelamin dan alat artinya terdapat gangguan mental atau
kelamin yang salah dengan keinginan penyakit menular lainnya. Justru
dia. malah mereka sebenarnya
e. Menurut (Oetomo 1996, 2000) kebanyakatan berasal kelangan yang
identitas transgender wanita-ke-laki- sangat terdidik, berintelektual dan
laki, adanya ketidakjelasan dalam mempunyai budaya yang etis yang
permasalahan ini. Yang tentu baik lah yang mengalami seperti ini
perhatikan dan secara singkat karena pergualan yang sudah berpikir
dijelaskan bahwa bagi masyarakat kebudaya-budaya kebarat-baratan
Indonesia transgender dalam sehingga mereka menghiraukan
menjalani kehidupannya lebih dikenal budaya asli mereka sendiri . Kalaupun
mereka seperti homoseksual dan dikatakan penyimpangan, tapi mereka
mencintai laki-laki. Artinya orientasi diakibatkan oleh lingkungan yang
buruk. Dilingkungan keluarga juga kekerasan orang tua nya dan lain
kadang-kadang mendidik anak laki- sebagain. Sehingga mendorong sang
lakinya seperti perempuan misalnya, anak berbuat penyimpangan-
anak laki-laki diberi mainan boneka penyimpangan perilaku akibat dari
atau dipakaikan dengan pakaian traumatis tersebut. tersebut.
wanita dan anak perempuan di didik c. Faktor Bawaan
ala laki-laki misalnya, anak Pada faktor ketiga yaitu faktor
perempuan diberi main pistol atau bawaan ini keberadaan mereka hanya
berambut layaknya seperti laki-laki. pada golongan kelompok pertama
Jika model pendidikan keluarga yakni absolutely inverted (inverse
semacam ini terus berlangsung absolut). Mereka akan berusha
mengikuti perkembangan umurnya, merayakinkan orang-orang di
akan menimbulkan mentalitas anak sekitarnya bahwa dirinya seperti
serta kebiasaan anak yang tidak jauh normal dan tidak menyimpang akan
dari dasar pendidikan yang tetapi lingkungan sekitar orang-orang
diperolehnya dari kecil. dilingkungannya menilai perilaku dia
b. Faktor Traumatis menyimpang. Contoh faktor bawaan
Dalam faktor traumatis yang adalah transgender atau waria yang
bersumber dari berbagai bisa berkepribadian ganda yang
permasalahan dalam kehidupan yaitu dalam Islam disebut dengan khunsa
bisa berupa khianat cintam persoalan wadam mereka berpikir bahwa
cinta, kekecewaan berlebihan kepada tindakan mereka tidak lah salah
orang, keguncangan jiwa yang hfaktor karena ini sudah sesuai apa yang
traumatis yang bersumber dari mereka inginkan selama ini akan
berbagai permasalahan dalam tetapi dimasyarakat menilai mereka
kehidupan yaitu bisa berupa khianat adalah mempunyai perilaku aneh dan
cintam persoalan cinta, kekecewaan menyimpang dari kebanyakan orang-
berlebihan kepada orang, orang dimasyarakat
keguncangan jiwa yang hebat dari

PEMBAHASAN pembinaan termasuk dalam hal perlakuan


kepada para narapidana. Sistem
A. Analisis Pemenuhan Hak-Hak permasyarakatan kita lebih
Transgender di Lembaga mengutamakan pembinaan disamping
Permasyarakatan juga terdapat hukum bagi mereka yang
Indonesia telah merevisi segala telah melakukan tindak pidana mereka
peraturan yang menyangkut sistem diperlakukan sebagai “Subjek” dan
“Objek”, Subjek disini berarti mereka Sedangkan Tujuan dan Fungsi
disamakan dan tidak dibeda-bedakan, Pemasyarakatan Berdasarkan Undang-
memiliki kesejajaran sebagai makhluk undang Nomor 12/1995 tentang
Tuhan sebagai manusia yang memperoleh permasyarakatan mengatakan sistem
hak-hak yang harus dihormati. Sedangkan permasyarakatan itu adalah tatatan
sebagai objek berarti terdapat berbedaan tentang batas dan arah serta cara-cara
antara narapidana satu dengan yang lain untuk pembinaan narapidana di lembaga
dalam penggolongannya bukan hak nya, permasyarakatan berdasarkan ideologi
misalkan saja golongan narapidana Negara yakni Pancasila yang dilakukan
dewasa berbeda dengan golongan anak untuk membina dan yang dibina secara
yang dibawah umur, laki-laki berbeda terpadu dan tentunya masyarakat untuk
golongannya dengan wanita. meningkatnya kualitas narapidana sebagai
warga binaan permasyarakatan agar sadar
Pada dasarnya seorang narapidana akan kesalahan, tidak mengulangi dan
memiliki hak-hak yang sama sebagai memperbaiki dirinya. Dengan demikian
warga binaan di Lembaga berharap jika mereka nanti bisa diterima
Permasyarakatan, tetapi jika kita diteliti kembali di lingkungan masyarakatnya.
lebih jauh muncullah masalah-masalah Lebih aktif berperan dalam usaha ikut
sosial yang dianut masyarakat kita bahwa serta pembangunan dikampung tempat
seorang transgender itu hina karena telah mereka tinggal dan bisa hidup secara
merubah kodrat yang diberikan Tuhan wajar dan penuh tanggung jawab. UU
kepadanya. Indonesia negara yang sangat HAM mengenai transgender ini tidak ada
memegang teguh akan norma-norma yang mengaturnya. Akan tetapi memang
agama dan norma kebiasaan. Mereka hak-hak mereka sebagai warga Negara
meyakini ketika menjalankan sesuai dan sebagai manusia tetap dilaksanakan
ketentuan norma akan mendatangkan dan kalau ditinjau dari sudut hukum
kemashalahatan sebaliknya jika ada dari menurut peraturan perundang-undangan
mereka berperilaku menyimpang maka nomor 29/1999 tentang Hak Asasi
akan mendatangkan bala bagi mereka. Manusia di Pasal 1 ayat ke 3 :
Pemikiran seperti ini lah yang membuat
transgender akan dipandang rendah “Deskriminasi adalah setiap
dengan deskriminasi, kekerasan fisik, pelecehan, pembatasan atau pengucilan
bullying dll di dalam Lembaga baik secara langsung maupun secara tidak
Permasyarakatan. Pelaku LGBT akan langsung karena ada perbedaan pada
mendapatkan banyak kerugian, sebab manusia baik itu dari segi suku, ras, etnis,
sistem pemerintahan, budaya, dan status ekonomi, status sosial, jenis
lingkungan masyarakat Indonesia tidak kelamin, golngan atau kelompok, agama,
disiapkan untuk golongan dengan hukum, social, bahasa, politik, hak asasi
perilaku seksual menyimpang. manussia dan kebebasan dasar, budayam
dan aspek kehidupan lainnya.
Penulis berpendapat bahwa tidak 12 Ayat 1e bisa menjadi dasar acuan bagi
sepenuhnya hak-hak transgender tersebut penegak hukum dan menjadi kepastian
terpenuhi, karena transgender rentan akan hukum dalam penempatan narapidana
tindakan-tindakan yang tidak senonoh transgender dengan cara membuat
berupa diskriminasi, kekerasan seksual, sel/blok khusus didalam Lembaga
kekerasan fisik, bullying, menimbulkan Permasyarakatan agar orang-orang seperti
rasa tidak aman, kehormatan terancam ini mendapat perhatian khusus dalam hal
dll. Mengingat seorang transgender masih pembinaan. agar memang ketika mereka
dianggap tabu oleh masyarakat dan sudah keluar dalam permasyarakatan ini
terdapat pro dan kontra akan dapat diterima oleh masyarakat.
kehadirannya. Di tambah lagi tidak ada Dalam survei penulis di Lembaga
aturan yang jelas tentang penempatan Permasyarakatan Kelas IIA Kotabaru,
narapidana transgender ini tentu itu Kalimantan Selatan, Indonesia disana
memunculkan ketidakpastian hukum dan narapidana menjadi satu lingkungan
dapat menimbulkan masalah hukum yang hanya terdapat sekat-sekat beton
baru lagi. pembatas antara narapidana laki-laki,
wanita dan anak dibawah umur dan juga
terdapat blok khusus pengasingan. Tentu
ketentuan penggolongan didalam blok
B. Legalitas Transgender Sebagai tersebut telah diatur dalam Undang-
Warga Binaan di Lembaga undang begitu pula dengan narapidana
Permasyarakatan yang berbuat tindak pidana di Lembaga
Permasyarakatan lagi maka dia akan
Jenis kelamin disini hanya terbagi ditempatkan didalam blok khusus
menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan pengasingan dengan narapidana lainnya.
sehingga memang jika kita hubungkan Akan tetapi di Lapas Kotabaru ini tidak
dengan definisi transgender maka tentu terdapat narapidana transgender di dalam
ini tidak termasuk yang disebut oleh blok khusus mereka lebih banyak
Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 menempatkan di blok laki-laki sesuai
tentang Permasyarakatan. Keberadaan dengan identitas mereka secara hukum.
transgender didalam lembaga Sudah sepantasnya jika terdapat kepastian
permasyarakatan tidak diatur di dalam hukum yang mendefinisikan
hukum dan tidak diakui beradaan mereka. penggolongan narapidana transgender ini
Bahkan jika dilihat dalam peraturan untuk bias mencapai kepastian dalam
perundang-undangan yang menyangkut penempatannya.
permasyarakatan juga tidak menyebutkan Menurut Rahmat Abdullah dalam
mengenai penempatan narapidana jurnalnya mengatakan bahwa
transgender tersebut. Sehingga perlu pengelompokan atau penggolongan
adanya penegasan bahwa dalam Undang- narapidana sebagaimana telah diatue
undang Nomor. 12 Tahun 1995 di Pasal dalalm UU No. 12 Tahun 1995 Pasal 12
itu sangatlah perlu, baik dari segi yang tidak bias dicabut oleh nya dari
pembinaan dan keamanan dan untuk siapapun karena transgender terdapat
menjaga dari pengaruh negatif yang banyak sekali kerentanan akan tindakan
mempengaruhi narapidana lain. Terdapat yang tidak senonoh dari narapidana lain,
beberapa penggolongan yang diatur oleh agar transgender menjalani hukuman nya
undang-undang yaitu berdasarkan (a). sama seperti narapidana lain yang
umur, (b). jenis kelamin, (c). lamanya memperoleh keamanan, ketentraman, adil
pidana yang dijatuhkan, (d). jenis pidana, dan bahagia. Oleh karena itu penegakan
(e). kriteria lainnya sesuai dengan hukum dan perlindungan terhadap
kebutuhan dan Artinya seseorang harus transgender ini memang sangatlah
ditempatkan dengan golongan-golongan diperlukan.
blok yang sama dengan dirinya Maka dari itu perlu ada yang
sebagaimana yang telah diatur dalam mengatur mengenai transgender ini
undang-undang. karena semakin banyak transgender yang
Tentu penggolongan ini harus diharapkan dengan hukum. Contohnya
adanya kejelasan mengenai narapidana saja saat artis lucinta luna ditangkap
transgender karena mereka terus polisi seiring dengan berita tersebut maka
berkembang pesat sehingga mau tidak para media social mendadak heboh
mau ada definisi walaupun tidak dengan penempatan lucinta luna ini
melegalkan mereka. Apakah dimasukan apakah didalam penjara laki-laki atau
dalam blok yang sama dengan laki-laki perempuan, tentu para penegak hukum
atau di blok perempuan atau bahkan di juga bingung menjawab pertanyaan
blok khusus tentu ini menjadi perhatian seperti itu sehingga sangat menyulitkan
khusus terlebih kepada Direktorat dalam penempatannya karena jenis
Jenderal Permasyarakatan, Kementerian kelamin dan perilaku nya berbeda satu
Hukum dan HAM dan pihak terkait untuk sama lain. Selang beberapa tahun
mengantisipasi ini agar tidak kemudian media social dihebohkan lagi
memunculkan kebingungan para penegak dengan ditangkap nya Millen Cyruss
hukum dalam menempatkan nya. selebgram yang juga keponakan Ashanty,
Sehingga didalam penjara tidak ada dia seorang transgender dan aparat
permasalahan baru yan muncul lagi akibat penegak hukum pun kembali
kehadiran transgender di blok mereka. kebingungan dan menempatan kan nya di
Dan tidak terjadi disorientasi seksual sel laki-laki tentu ini berbeda dengan
kepada narapidana lain dan walaupun lucinta luna yang ditempatkan disel
gimanapun seseorang transgender juga khusus. Maka jika kita lihat terdapat
harus mendapatkan perlindungan hak-hak perbedaan-perbedaan penempatan
nya sebagai warga Negara. walaupun sesame transgender.
Akan tetapi juga ada sebagian
Menempatkan Transgender didalam Lembaga Permasyarakatan yang
blok khusus tentu agar terpenuhi hak-hak memisahkan narapidana transgender
transgender sebagai Hak Asasi Manusia
dengan narapidana lain, yaitu Lembaga Surabaya, ada 4 orang transgender yang
Permasyarakatan kelas IIA, Martapura. menghuni lapas diantaranya bernama
Tentu ini menjadi perlindungan hak-hak Vito Reifebian yang ditempatkan di sel
bagi transgender yang rentan akan khusus.
tindakan tidak senonoh, dan kebanyakan Sehingga memang definisi
narapidana lain pun enggan untuk mengenai transgender di golongkan
bersama transgender dalam blok yang dimana pun menjadi perlu untuk
sama tentu ini akan lebih leluasa dalam mencapai kepastian penempatan akan
menjalani masa hukumannya karena tidak tetapi memang tidak dibuatkan aturan
ada sesuatu yang mengganjal dalam diri yang menyebutkan transgender artinya
mereka. Sehingga diharapkan semua transgender memang tidak diakui atau
Lembaga Permasyarakatan memandang tidak ada legalisas akan tetapi mereka
transgender sebagai orang yang layak ditempatkan dalam definisi yang sama
untuk dibina dan dibimbing lebih lanjut yaitu di “Kriteria Sesuai Kebutuhan dan
untuk merubah dirinya pelan-pelan agar Perkembangan Pembinaan”.
kedepannya bisa diterima kembali oleh
masyarakat. Rutan Medaeng Kelas 1

KESIMPULAN

1. Lembaga Permasyarakatan telah bisa mengancam perlindungan atau


mengatur hak-hak serta tujuan dari keamanan mereka seperti
pembinaan yang tertuang dalam diskriminasi, bullying, asusila, dan
Undang-undang 12 Tahun 1995 tindakan macam-macam karena
tentang Permasyarakatan. Mereka kebanyaan narapidana
diperlakukan sama tanpa dibeda- mengganggap kalau seorang
bedakan satu sama lain terlebih juga transgender adalah perilaku yang
untuk transgender. Akan tetapi menyimpang dari norma agama dan
dalam implementasi didalam sel norma sosial.
seorang narapidana transgender ini
rentan akan tindakan-tindakan yang
2. Hukum positif Indonesia tidak transgender di Lembaga
mengakui transgender, karena Permasyarakatan. Undang-undang
HAM yang dianut oleh Indonesia 12 Tahun 1995 Pasal 12 hanya
berbeda dengan yang dianut oleh mengkategorikan laki-laki dan
negara barat, Indonesia memegang perempuan saja. Jika dilihat dari
teguh norma-norma yang hidup definisi transgender maka jelas ini
dimasyarakat sehingga tidak ada sangat berbeda. Artinya hukum
alasan pembenar untuk mengakui Indonesia hanya mengakui 2 jenis
atau melegalisasi keberadaan kelamin saja dan tidak ada aturan
transgender. Ini mengapa sebabnya hukum bagi transgender ketika
tidak ada aturan yang pasti dihadapan hukum yang terjadi di
terhadap penempatan narapidana Lembaga Permasyarakatan.

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006


Tentang Administrasi
Ali, Zainuddin. 2005. Sosiologi Hukum. Kependudukan.
Jakarta : Sinar Grafika. Fitrianto, Hendra. Pola Pemberdayaan
Manullang, Fernando. 2017. Legisme, Narapidana. 2016. Artikel
Legalitas dan Kepastian dalam “Jurnal Equilibrium”.
Hukum. Jakarta : PT Kharisma No. 2. Vol. 3.
Putra Utama. Harahap, Indra Tua Hasangapon, dkk.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Kebijakan Hukum Pidana
Tentang Pemasyarakatan. Dalam Upaya Menanggulangi
LGBT Berbasis Pancasila.
2018. Artikel dalam “Masalah-
Masalah Hukum”. No. 4. Vol. Mahasiswa FISIP Unsyiah”.
47. No. 1. Vol. 3.
Hasnah dan Sattu Alang. (LGBT) Versus Mitendra, Hario Mahar. Fenomena
Kesehatan: Studi Etnografi. Dalam Kekosongan Hukum.
2019. Artikel dalam “Jurnal 2018. Artikel dalam “Jurnal
Kesehatan”. No. 1. Vol. 12. RechtsVinding”.
Ramadina, Ijah. 2017. Tinjauan Yuridis
Lingga, M Ali dan Hamdani M Syam. Terhadap Transgender. 2017.
Analisis Framing Pemberitaan Skripsi. Makassar : Universitas
Lesbian, Gay, Biseksual dan Islam Negeri Alauddin.
Transgender (LGBT). 2018.
Artikel dalam “Jurnal Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai