Anda di halaman 1dari 66

-PERTEMUAN 5-

STANDAR PROFESI BIDAN

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang


Standar Profesi Bidan memutuskan: Standar Profesi Bidan terdiri atas Standar Kompetensi
dan Kode Etik Profesi.

A. Standar Kompetensi
1. Pengertian
Standar Kompetensi di maksudkan untuk memastikan masyarakat
mendapatkan pelayanan kebidanan terstandar oleh Bidan yang kompeten.
Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan profesi
Bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir/neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah, remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa
pasca keguguran, masa nifas, masa antara, pelayanan keluarga berencana, masa
klimakterium, kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan, serta keterampilan
dasar praktik klinis kebidanan. (Kepmenkes RI Tentang Standar Profesi Bidan,
2020)

2. Tujuan Standar Kompetensi


1) Tujuan umum
Tersedianya dokumen yang menggambarkan karakteristik pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku Bidan sebagai acuan semua pihak yang memerlukan
referensi untuk mengetahui dan memahami kompetensi Bidan.
2) Tujuan khusus
a. Tersedianya referensi untuk: (a) penyusunan kurikulum pendidikan
kebidanan; (b) penyusunan pedoman program pengembangan profesi secara
berkelanjutan; dan (c) akreditasi institusi pendidikan kebidanan.
b. Tersedianya acuan untuk: (a) penyusunan standar praktik dan pelayanan
kebidanan; dan (b) kegiatan pembinaan dan evaluasi pelayanan kebidanan.
(Kepmenkes RI Tentang Standar Profesi Bidan, 2020)

3. Manfaat Penyusunan Standar Kompetensi Bidan


1) Bidan
a. Pedoman dalam pelaksanaan praktik kebidanan;
b. Alat ukur kemampuan diri.
2) Organisasi Profesi
a. Standarisasi kompetensi Bidan;
b. Dasar referensi pengembangan profesi Bidan.
3) Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Dasar referensi penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan kebidanan
4) Pemerintah/Pengguna
a. Referensi dalam menentukan remunerasi profesi Bidan;
b. Dasar pengaturan dalam pendayagunaan Bidan di seluruh lini pelayanan
kesehatan;
c. Sebagai acuan jenjang karier Bidan.
5) Masyarakat
a. Memperoleh gambaran tentang profesi Bidan;
b. Menentukan pilihan dalam memperoleh pelayanan kebidanan. (Kepmenkes
RI Tentang Standar Profesi Bidan, 2020)

4. Kompetensi Bidan
Terdiri dari 7 area kompetensi meliputi: (a) Etik legal dan keselamatan klien,
(b) Komunikasi efektif, (c) Pengembangan diri dan profesionalisme, (d) Landasan
ilmiah praktik kebidanan, (e) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan, (f)
Promosi kesehatan dan konseling, dan (g) Manajemen dan kepemimpinan.
(Kepmenkes RI Tentang Standar Profesi Bidan, 2020)

B. Kode Etik Profesi


1. Pengertian
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif
suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi. (Suciati et al., 2015)

2. Sejarah Kode Etik Bidan


1) 1986 Disusun pertama kali
2) 1988 Disusun dalam KONAS IBI X Surabaya
3) 1991 Disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di Denpasar, Bali.
(Suciati et al., 2015)

3. Kewajiban Kode Etik Bidan Di Indonesia


1) Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat
a. Setiap Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b. Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra Bidan.
c. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga, dan masyarakat.
d. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
e. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal. (Suciati et al., 2015)
2) Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya
a. Setiap Bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada
klien,keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yangdimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap Bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi
dan/atau rujukan.
c. Setiap Bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapatdan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. (Suciati et al., 2015)
3) Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya
a. Setiap Bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untukmenciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap Bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. (Suciati et al., 2015)
4) Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
a. Setiap Bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tingg
citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat danmemberi
kan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap Bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkankemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap Bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dankegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya. (Suciati et
al., 2015)
5) Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
a. Setiap Bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
b. Setiap Bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuaidengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap Bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri. (Suciati et
al., 2015)
6) Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air
a. Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan
Keluarga.
b. Setiap Bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan Kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan Kesehatan keluarga.
(Suciati et al., 2015)
-PERTEMUAN 8-
ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan


1. Pengertian dan Bentuk Issue etik
1) Pengertian

2. Isu adalah topik yang


menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
3. orang mempunyai pendapat.
4. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
5. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
6. atau buruk.
7. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
8. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
9. suatu tindaka
10. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
11. orang mempunyai pendapat.
12. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
13. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
14. atau buruk.
15. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
16. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
17. suatu tindaka
18. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
19. orang mempunyai pendapat.
20. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
21. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
22. atau buruk.
23. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
24. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
25. suatu tindaka
26. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
27. orang mempunyai pendapat.
28. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
29. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
30. atau buruk.
31. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
32. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
33. suatu tindaka
34. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
35. orang mempunyai pendapat.
36. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
37. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
38. atau buruk.
39. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
40. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
41. suatu tindaka
42. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
43. orang mempunyai pendapat.
44. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
45. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
46. atau buruk.
47. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
48. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
49. suatu tindaka
50. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
51. orang mempunyai pendapat.
52. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
53. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
54. atau buruk.
55. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
56. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
57. suatu tindaka
58. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
59. orang mempunyai pendapat.
60. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
61. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
62. atau buruk.
63. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
64. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
65. suatu tindaka
66. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
67. orang mempunyai pendapat.
68. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
69. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
70. atau buruk.
71. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
72. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
73. suatu tindaka
74. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
75. orang mempunyai pendapat.
76. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
77. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
78. atau buruk.
79. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
80. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
81. suatu tindaka
82. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
83. orang mempunyai pendapat.
84. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
85. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
86. atau buruk.
87. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
88. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
89. suatu tindaka
90. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
91. orang mempunyai pendapat.
92. b. Etik merupakan bagian
dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
93. menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik
94. atau buruk.
95. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
96. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
97. suatu tindaka
98.BAB IV
99.ARGUMENTASI
TERHADAP ISSUE
ETIK DAN MORAL
DALAM
100. PRAKTIK
KEBIDANAN
101. Pelayanan kebidanan
adalah penerapan ilmu
kebidanan melalui asuhan
kebidanan kepada klien yang
102. menjadi tanggung jawab
bidan, mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru
lahir, keluarga berencana,
103. termasuk kesehatan
reproduksi wanita dan
pelayanan kesehatan
masyarakat.
104. Pelayanan kebidanan
merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan,
yang difokuskan pada
105. pelayanan kesehatan
wanita dalam siklus
reproduksi, bayi baru lahir,
dan balita untuk
mewujudkan
106. kesehatan keluarga
sehingga tersedia sumber daya
manusia (SDM) yang
berkualitas di masa depan.
107.
108. Tujuan
109. 1. Mahasiswa dapat
menjelaskan Issue Pengertian
dan bentuk
110. issue etik
111. 2. Mahasiswa Issue etik
yang terjadi dalam pelayanan
kebidanan
112. 3. Mahasiswa dapat
menjelaskan Issue moral
113. 4. Mahasiswa dapat
menjelaskan Dilema dan
konflik moral
114.
115.
116.
117. A. Issue etik dalam
pelayanan kebidanan.
118. 1. Pengertian dan
Bentuk Issue Etik
119. 1) Pengertian
120. a. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
121. orang
122. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
123. orang mempunyai
pendapat.
124. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
125. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
126. atau buruk.
127. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
128. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
129. suatu tindakan.
130. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
131. orang mempunyai
pendapat.
132. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
133. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
134. atau buruk.
135. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
136. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
137. suatu tindakan.
138. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
139. orang mempunyai
pendapat.
140. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
141. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
142. atau buruk.
143. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
144. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
145. suatu tindakan.
146. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
147. orang mempunyai
pendapat.
148. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
149. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
150. atau buruk.
151. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
152. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
153. suatu tindakan.
154. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
155. orang mempunyai
pendapat.
156. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
157. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
158. atau buruk.
159. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
160. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
161. suatu tindakan.
162. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
163. 1. Pengertian
164. 1) Etika
165. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
166. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
167. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
168. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
169. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
170. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
171. dilakukan atau ilmu
tentang
172. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
173. 1. Pengertian
174. 1) Etika
175. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
176. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
177. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
178. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
179. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
180. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
181. dilakukan atau ilmu
tentang
182. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
183. 1. Pengertian
184. 1) Etika
185. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
186. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
187. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
188. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
189. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
190. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
191. dilakukan atau ilmu
tentang
192. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
193. 1. Pengertian
194. 1) Etika
195. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
196. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
197. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
198. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
199. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
200. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
201. dilakukan atau ilmu
tentang
202. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
203. 1. Pengertian
204. 1) Etika
205. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
206. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
207. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
208. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
209. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
210. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
211. dilakukan atau ilmu
tentang
212. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
213. 1. Pengertian
214. 1) Etika
215. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
216. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
217. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
218. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
219. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
220. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
221. dilakukan atau ilmu
tentang
222. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
223. 1. Pengertian
224. 1) Etika
225. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
226. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
227. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
228. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
229. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
230. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
231. dilakukan atau ilmu
tentang
232. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
233. 1. Pengertian
234. 1) Etika
235. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
236. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
237. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
238. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
239. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
240. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
241. dilakukan atau ilmu
tentang
242. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
243. 1. Pengertian
244. 1) Etika
245. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
246. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
247. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
248. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
249. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
250. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
251. dilakukan atau ilmu
tentang
252. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
253. 1. Pengertian
254. 1) Etika
255. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
256. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
257. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
258. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
259. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
260. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
261. dilakukan atau ilmu
tentang
262. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
263. 1. Pengertian
264. 1) Etika
265. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
266. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
267. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
268. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
269. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
270. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
271. dilakukan atau ilmu
tentang
272. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
273. 1. Pengertian
274. 1) Etika
275. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
276. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
277. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
278. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
279. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
280. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
281. dilakukan atau ilmu
tentang
282. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
283. 1. Pengertian
284. 1) Etika
285. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
286. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
287. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
288. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
289. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
290. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
291. dilakukan atau ilmu
tentang
292. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
293. 1. Pengertian
294. 1) Etika
295. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
296. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
297. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
298. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
299. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
300. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
301. dilakukan atau ilmu
tentang
302. A. Pengertian etika,
etiket, moral, dan hukum
303. 1. Pengertian
304. 1) Etika
305. Kata ”etika” dalam
bahasa Yunani adalah ”ethos”
(tunggal) yang berarti
kebiasaan-
306. kebiasaan tingkah laku
manusia, adab, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara
berfikir serta
307. ”ta etha” (jamak), yang
berarti adab kebiasaan. Dalam
bahasa Inggris, ”ethics”,
berarti ukuran
308. tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik,
tindakan yang tepat, yang
harus dilaksanakan
309. oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
310. Menurut Aristoteles
(384-322 s.M.) ”etika”
berarti ilmu tentang apa yang
biasa
311. dilakukan atau ilmu
tentang
312. a. Isu adalah topik yang
menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang
memungkinkan setiap
313. orang mempunyai
pendapat.
314. b. Etik merupakan
bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam
315. menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah
penyelesaiannya baik
316. atau buruk.
317. c. Isu etik adalah topik
yang penting berhubungan
dengan benar atau salah, baik
atau buruk
318. dalam menyelesaikan
masalah yang erat kaitannya
dengan nilai manusia dalam
menghargai
319. suatu tindakan.
a. Isu etik adalah topik yang penting berhubungan dengan benar atau salah, baik
atau buruk dalam menyelesaikan masalah yang erat kaitannya dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan.
2) Bentuk
a. Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
a) Persetujuan dalam proses melahirkan
b) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan
c) Kegagalan dalam proses persalinan
d) Pelaksanaan USG dalam kehamilan
e) Konsep normal pelayanan kebidanan
f) Bidan dan pendidikan sex
b. Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi,
contohnya sebagai berikut :
a) Perawatan intensif pada bayi
b) Skreening bayi
c) Transplantasi organ
d) Teknik reproduksi dan kebidanan
c. Etik berhubungan erat dengan profesi, yaitu:
a) Pengambilan keputusan dan penggunaan etik
b) Otonomi bidan dan kode etik professional
c) Etik dalam penelitian kebidanan
d) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive.

2. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan:

1) Klien, keluarga, masyarakat


2) Teman sejawat
3) Team kes. Lainnya
4) Organisasi profesi

3. Issue Etik yang Terjadi dalam Pelayanan Kebidanan


Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu
lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut
berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang ethis profesional. Beberapa contoh
mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, adalah berhubungan dengan:
1) Agama/kepercayaan
2) Hubungan dengan pasien
3) Hubungan dokter dengan bidan
4) Kebenaran
5) Pengambilan keputusan
6) Pengambilan data
7) Kematian
8) Kerahasiaan
9) Aborsi
10) AIDS
11) In-Vitro Fertilization

4. Issue Moral
Issue moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar
dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan
dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus, euthanasia,
keputusan untuk terminasi kehamilan. Isu moral juga berhubungan dengan
kejadian yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyangkut konflik,
mal praktik, perang, dsb.
5. Dilema Dan Konflik Moral
1) Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
2) Konflik moral menurut Johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama, kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas
yang mana sering menyebabkan dilema, ada dua tipe konflik, yang pertama
konflik yang berhubungan prinsip, dan yang kedua adalah konflik
berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua
bagian yang tidak terpisahkan. Bagaimana kita mengatasi dilema?, yaitu
menggunakan teori-teori etika dan teori pengambilan keputusan dan dalam
pelayanan kebidanan.
-PERTEMUAN 9-

TEORI MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


MENGHADAPI DILEMA ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Teori Rasional Komprehensif


1. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan
dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang
dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah).
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan
sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
3. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
4. Asas biaya manfaat atau sebab akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
5. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk menbandingkan
dengan alternatif lain.
6. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai,
dan sasaran ditetapkan.
Teori ini mengasumsikan bahwa fakta-fakta dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan
dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta dilapangan
dengan nilai-nilai yang ada.
1. Ada beberapa masalah diberbagai Negara berkembang seperti Indonesia untuk
menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan yaitu
Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai
untuk dasar pengambilan keputusan. kalau dipaksakan akan terjadi sebuah keputusan
yang kurang tepat.
2. Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan negara
berkembang, ekologi budayanya berbeda.
3. Birokrasi di negara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional
dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang
kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional. (Amri &
Asmawati, 2020)

B. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan model yang sering ditempuh oleh pejabat-
pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok
pikiran sebagai berikut :
1. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapainya merupakan hal yang saling terkait.
2. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternative
yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara incremental atau marjinal.
3. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenai sebab dan
akibatnya.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifiniskan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan
sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
5. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah. Sehingga keputusan yangb baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
6. Pembuatan keputusan incremental ini sifatnya adalah memperbaiki atau melengkapi
keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang
membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan
dalam teori inkremental ini :
1. Keputusan-keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok
lemah terabaikan.
2. Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak
memperhatikan berbagai macam kebijakan lain.
3. Di negara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang incremental tidak
tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan
mendasar. (Amri & Asmawati, 2020)

C. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)


Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(Mixid Scaning) sebagai suatu pendekatan untuk mengambil keputusan baik yang
etik bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental
memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental
sesudah keputusan-keputusan itu tercapai. Model pengamatan terpadu ini pada
hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan
model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan
keputusan. Dalam membuat keputusan selain berpedoman pada teori-teori di atas
keputusan tersebut harus dipertimbangkan dari segi etis dan tidaknya keputusan tersebut.
Ciri-ciri keputusan etis adalah :
1. Mempunyai pertimbangan apa yang benar dan apa yang salah
2. Sering menyangkut keputusan yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat, dan lingkungan sosial.
Untuk memahami situasi bukan hal mudah dalam membuat keputusan karena itu perlu
diketahui kesulitan yang dihadapi dalam memahami situasi yaitu :
1. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
2. Pengertian kita terhadap sitausi sering dipengaruhi oleh kepentingan
3. Prasangka dan faktor-faktor subjektifitas yang lain.
Beberapa hal yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki pengertian kita terhadap
situasi:
a) Melakukan penyelidikan yang memadai
b) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
c) Memperluas pandangan tentang situasi
d) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain (Amri & Asmawati, 2020).

a. B. LANGKAH-
LANGKAH
PENYELESAIAN
MASALAH
b. Isu moral adalah
merupakan topik yang
penting berhubungan
dengan benar dan salah
dalam
c. kehidupan sehari-hari,
sebagai contoh nilai-nilai
yang berhubungan dengan
kehidupan orang sehari-
d. hari menyangkut kasus
abortus, euthanasia,
keputusan untuk
terminasi kehamilan. Isu
moral juga
e. berhubungan dengan
kejadian yang luar biasa
dalam kehidupan sehari-
hari, seperti menyangkut
konflik,
f. mal praktik, perang dsb.
g. Dilema moral menurut
Campbell adalah suatu
keadaan dimana
dihadapkan pada dua
alternatif
h. pilihan, yang
kelihatannya sama atau
hampir sama dan
membutuhkan pemecahan
masalah. Ketika
i.mencari solusi atau
pemecahan masalah harus
mengingat akan tanggung
jawab profesional, yaitu :
j.1. Tindakan selalu
ditujukan untuk
peningkatan kenyamanan,
kesejahteraan pasien atau
klien
k. 2. Menjamin bahwa
tidak ada tindakan yang
menghilangkan sesuatu
bagian (omission), disertai
rasa
l.tanggung jawab,
memperhatikan kondisi
dan keamanan pasien atau
klien
D. Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah
Isu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk
terminasi kehamilan. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa
dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyangkut konflik, mal praktik, perang dsb.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan
pemecahan masalah. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat
akan tanggung jawab profesional, yaitu :
1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau
klien
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission),
disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
(Amri & Asmawati, 2020)
-PERTEMUAN 10-

PENYELESAIAN MASALAH ETIK DALAM ASUHAN KEBIDANAN


PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR

1) Contoh Studi Kasus Persalinan


Kasus 1
“Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu
dilakukan anamneses dia mengatakan tidak mau di episiotomy. Ternyata selama Kala II
kemajuan Kala II berlangsung lambat, perineum masih tebal dan kaku. Keadaan ini
dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak
diepisiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan
keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan
episiotomy, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat.
Sementara itu, ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini
tanpa persetujuan pasien, dilakukan karena untuk melindungi bayinya. Jika bidan
melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan kan dihadapkan pada suatu
tuntutan dari pasien. Sehingga inilah merupakan contoh gambaran dilema moral.
Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien, bagaimana ditinjau dari segi
etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?”.

Kasus 2
“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien inpartu
datang ke tempat praktiknya. Status obstetrik pasien adalah G1 PO AO hasil
pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat
janin 3900 gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut
menganjurkan dan memberikan konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk
dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan
bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya
dan kesulitan lainnya. Melihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik moral
yang bertentangan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan
kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang
memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong, disisi
lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien, yaitu
ketidakmampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagaimana
seseorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang
dihadapi dalam pelayanan kebidanan”.

2) Dalam mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan


tanggungjawab profesionalnya, yaitu :
a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau
klien.
b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian,
(omission), disertai rasa tanggungjawab, memperhatikan kondisi dan keamanan
pasien atau klien.

Daftar Pustaka

Amri, S. R., & Asmawati. (2020). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Pustaka Refleksi.

Kepmenkes RI Tentang Standar Profesi Bidan, Pub. L. No. HK.01.07/MENKES/320/2020


(2020). https://www.ibi.or.id/download/?id=D20200724001&lang=id.

Suciati, S., Sulistina, D. R., & Rasyiid, A. (2015). Modul Teori Konsep Kebidanan. Prodi D3
Kebidanan Universitas Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai