A. Konsep Dasar
Penelitian merupakan hal penting dalam mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan. Penelitian yang baik dapat mengembangkan khasanah keilmuan dalam
rangkamemperoleh pengetahuan baru, fakta baru atau teori baru.
Penelitian yang telah teruji mempunyai peranan penting dalam membantu
manusia untuk memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan baru. Tanpa
adanya penelitian maka pengetahuan akan terhenti, tidak valid, dan akhirnya
mengalami kemunduran. Dalam melakukan sebuah penelitian seorang peneliti harus
menggunakan metode yang dapat dimengerti serta dapat diikuti atau dapat diulang
oleh peneliti lainnya sehingga menghasilkan pengetahuan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Masturoh & Anggita, 2018)
B. Langkah
1. Menguraikan masalah penelitian dalam latar belakang penelitian, kemudian
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan penelitian. Selanjutnya
menyusun tujuan penelitian mengacu pada uraian dan rumusan masalah pada latar
belakang penelitian tersebut.
2. Melakukan telaah pustaka dengan mencari teori dan materi-materi terkait topik
penelitian serta menyusunnya ke dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka
disusun sebagai landasan penyusunan kerangka teori dan kerangka konsep
penelitian.
3. Pada penelitian kuantitatif perlu disusun hipotesis sebagai dugaan sementara yang
nanti akan dibuktikan kebenarannya melalui uji statistic.
4. Menentukan desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.
5. Menentukan populasi dan sampel, cara pemilihan sampel, serta menghitung besar
sampel.
6. Menyusun instrumen penelitian dan cara pengumpulan data.
7. Menentukan variabel penelitian, definisi operasional, cara ukur, skala ukur, dan
hasil ukur variabel penelitian.
8. Menyusun jadwal dari mulai tahap persiapan, pelaksanaan dan penyusunan
laporan, serta menyusun biaya penelitian yang diperlukan selama penelitian.
9. Mempersiapkan teknis administrasi seperti mengurus perizinan ke kesbangpol dan
dinas terkait.
10. Melaksanakan penelitian dalam tahap pengumpulan data baik melalui wawancara
ataupun melalui observasi sesuai dengan perencanaan.
11. Melaksanakan pengolahan dan analisis data data yang telah dikumpulkan.
12. Menyusun hasil dan pembahasan penelitian dalam laporan akhir penelitian.
13. Melakukan desiminasi penelitian melalui forum seminar hasil penelitian dan
publikasi ilmiah.
C. Sistematika Penelitian
1. Bagian awal, antara lain terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan
abstrak.
2. Bagian utama, terdiri dari bab pendahuluan hingga bab penutup.
3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran. (Nurrahmawati et al., 2018)
(Masturoh & Anggita, 2018)
-PERTEMUAN 2-
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan
terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari
penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian
ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa
sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. (Tyastuti, 2016)
Dalam sebuah penelitian, menunjukkan terdapat pengaruh pelatihan penerapan
evidence-based practice terhadap peningkatan pengetahuan perawat dan bidan tentang
konsep evidence-based practice dalam pemberian asuhan. (Setyawati et al., 2017)
-PERTEMUAN 3-4-
A. Latar Belakang
Latar belakang merupakan yang pertama kali dibahas dalam Bab I. Penjelasan
yang dipaparkan dalam latar belakang sangat penting dalam rangka untuk
memberikan pemahaman dan meyakinkan pembaca bahwa penelitian yang diusulkan
sangat penting untuk dilakukan. Dalam latar belakang diuraikan tentang alasan
(justifikasi) mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dengan menguraikan besaran
masalah, keseriusan masalah, kesensitifan masalah seperti yang telah dijelaskan di
halaman sebelumnya. Latar belakang digambarkan seperti kerucut atau segitiga
proporsi data di bawah ini menunjukkan bahwa data dukung seperti jumlah kasus atau
angka proporsi kejadian diawali dari mulai data global/dunia, kemudian data nasional,
data propinsi, kabupaten/kota hingga tempat/lokasi masalah tersebut terjadi.
(Masturoh & Anggita, 2018)
B. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara berbagai variabel
untuk menjelaskan sebuah fenomena (Wibowo,2014). Seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar dalam menyusun kerangka teori yang
menghasilkan hipotesis. (Masturoh & Anggita, 2018)
Contoh kerangka teori penelitian:
(Lenevo, 2010)
-Kehamilan Multiple
-Usia >35 tahun
-Berat Badan Berlebih
Gambar. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah disusun
sebelumnya dalam telaah pustaka. Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan
antara berbagai variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai
teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakannya
sebagai landasan untuk penelitiannya. Pengertian lainnya tentang kerangka konsep
penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep – konsep yang akan diukur atau
diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Diagram dalam kerangka konsep
harus menunjukkan hubungan antara variable-variabel yang akan diteliti. Kerangka
yang baik dapat memberikan informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih
desain penelitian. (Masturoh & Anggita, 2018)
Contoh kerangka konsep penelitian:
Variabel Independent
-Jenis Pemberian MP-ASI
Variabel Dependent
Status Gizi Balita
Variabel Eskternal
-ASI Eksklusif
-Imunisasi
-Jumlah Anak Dalam Keluarga
-Status Gizi Ibu
-Riwayat Pendidikan Terakhir Ibu
D. Landasan Teori
Pada proposal atau laporan penelitian, landasan teori ini diuraikan pada bab
tersendiri yaitu pada Bab 2 dengan judul tinjauan pustaka atau telaah pustaka. 2.
Tinjauan pustaka memuat tentang teori-teori dan konsep-konsep dari variabel yang
akan diteliti dan keterkaitan antar variabel tersebut serta generalisasi hasil penelitian
yang disusun secara sistematis dan menyeluruh sehingga menjadi acuan untuk
membangun suatu kerangka berfikir yang akan disusun dalam kerangka teori. 3. Pada
bab pembahasan, teori-teori yang terdapat pada tinjauan pustaka sangat berguna untuk
menjelaskan berbagai fenomena yang ditemukan dalam hasil penelitian. (Masturoh &
Anggita, 2018)
-PERTEMUAN 5-6-
2. Jenis
1) Kuantitatif: penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
dengan cara-cara mengikuti kaidah keilmuan yaitu konkrit/empiris, obyektif
terukur, rasional dan sistematis, dengan data hasil penelitian yang diperoleh
yang berupa angka-angka serta analisis menggunakan metode statistika. Sejak
awal peneliti harus menentukan apakah akan melakukan intervensi atau
apakah hanya akan melakukan pengamatan saja tanpa intervensi. Penelitian
kuantitatif terbagi menjadi beberapa klasifikasi desain:
a. Penelitian observasional: penelitian dimana peneliti tidak melakukan
intervensi atau perlakuan terhadap variable atau hanya untuk mengamati
fenomena alam atau sosial yang terjadi. Penelitian observasional
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Desain penelitian deskriptif: untuk melihat gambaran fenomena yang
terjadi di dalam suatu populasi tertentu.
Contoh: Penelitian di bidang rekam medis dan informasi kesehatan
dengan desain penelitian deskriptif antara lain: gambaran pengelolaan
rekam medis di bagian filing, tinjauan pelaksanaan pelepasan
informasi resume medis, gambaran kelengkapan dokumen rekam
medis, dan lain-lain. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian
deskriptif antara lain berupa distribusi frekuensi dalam bentuk
persentase atau proporsi, mean, median dan sebagainya.
b) Desain penelitian analitik: mengetahui bagaimana dan mengapa suatu
fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik seperti korelasi
antara sebab dan akibat atau faktor risiko dengan efek serta kemudian
dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari
sebab atau faktor risiko tersebut terhadap akibat atau efek.
Secara garis besar penelitian analitik dapat dibedakan dalam tiga
macam yaitu:
1. Desain penelitian cross sectional: mempelajari korelasi antara
paparan atau faktor risiko (independen) dengan akibat atau efek
(dependen), dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan secara
serentak dalam satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya
(point time approach), artinya semua variabel baik variabel
independen maupun variabel dependen diobservasi pada waktu
yang sama.
2. Desain penelitian cross case control: mempelajari sebab – sebab
kejadian atau peristiwa secara retrospektif. Dalam bidang
kesehatan suatu kejadian penyakit diidentifikasi saat ini kemudian
paparan atau penyebabnya diidentifikasi pada waktu yang lalu.
3. Desain penelitian cohort: mempelajari hubungan antara faktor
risiko dengan efek, yang dilakukan secara propektif atau kedepan
sebelum terjadinya efek. Subyek penelitian diikuti dan diamati
secara terus menerus sampai jangka waktu tertentu. Secara
alamiah, pada perjalanannya dari subyek tersebut ada yang terpapar
faktor risiko ada yang tidak. Subyek yang terpapar oleh faktor
risiko menjadi kelompok yang diteliti dan subyek yang tidak
terpapar menjadi kelompok kontrol, karena berangkat dari populasi
yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan sebanding.
Kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau suatu kasus
yang diteliti.
One group pretest posttest design: dari awal sudah dilakukan observasi
melalui pretest terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan atau
intervensi, selanjutnya diberikan posttest sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan atau intervensi, namun dalam desain ini tidak ada kontrol
sebagai pembanding antarkelompok. Kelemahan dari desain ini juga
tidak ada jaminan apabila perubahan yang terjadi benar–benar karena
adanya perlakuan.
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
B. Hipotesis
1. Pengertian
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis
ini merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan
dengan data atau fakta.Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui
uji statistik. (Masturoh & Anggita, 2018)
2. Fungsi
1) Mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti
2) Memberikan batasan penelitian
3) Lebih fokus dan memberikan arah dalam pengumpulan data
4) Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui uji statistik yang sesuai.
(Masturoh & Anggita, 2018)
3. Jenis
1) Hipotesis Nol (Ho): menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan tidak ada
perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Contoh:
a. Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan.
b. Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan B
dalam hal pelayanan.
2) Hipotesis Alternatif (Ha): menyatakan ada hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Contoh:
a. Ada hubungan pengetahuan petugas dengan terjadinya keterlambatan
pelaporan.
b. Ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan B
dalam hal pelayanan. (Masturoh & Anggita, 2018)
C. Variabel
1. Pengertian
Variabel adalah seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel mengandung
pengertian ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat
menjadi pembeda atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya. (Masturoh &
Anggita, 2018)
2. Jenis
1) Menurut sifatnya
a. Variabel katagorik (kualitatif): hasil dari pengkategorian atau
pengklasifikasian data. Cirinya yaitu data dalam bentuk kata-kata. Variabel
katagorik biasanya berisi variabel yang memiliki skala nominal dan
ordinal.
Contoh: agama, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain.
b. Variabel numerik (kuantitatif): hasil pengukuran secara langsung atau
penghitungan. Cirinya yaitu data dalam bentuk angka. Variabel numerik
biasanya berisi variabel yang memiliki skala interval dan rasio.
Contoh: variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan lain-lain. (Masturoh
& Anggita, 2018)
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti
secara operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pada
pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data. Definisi
operasional selain memuat tentang pengertian variabel secara operasional juga
memuat tentang cara pengukuran,skala pengukurandan hasil ukur. (Masturoh &
Anggita, 2018)
Contoh:
Tabel. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Status gizi Status gizi adalah hasil Baby Scale 1. Gizi Nominal
akhir dari asupan nutrisi Kurang
yang masuk kedalam 2. Gizi Baik
tubuh diukur berdasarkan
indeks BB/U untuk
menilai status gizi dan
pertumbuhan pada balita
yang dihitung
menggunakan rumus
z-score.
a. Gizi Kurang (-3 SD
S.D<-2 SD)
b. Gizi Baik (-2 SD S.D 2
SD)
-PERTEMUAN 7-
Daftar Pustaka
Nurrahmawati, L., Rina, K., & Yolanda, B. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Usia
Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 6 Tidore Kepulauan. Jurnal Keperawatan,
4(1).
Setyawati, A., Harun, H., & Herliani, Y. K. (2017). Peningkatan Pengetahuan Perawat Dan
Bidan Tentang Evidence-Based Practice Melalui Pelatihan Penerapan Evidence-Based
Practice. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 6(1), 53–56.
Yuantari, C., & Handayani, S. (2017). Buku Ajar Biostatistik Deskriptif & Inferensial. Badan
Penerbit Universitas Dian Nuswantoro.