Anda di halaman 1dari 13

RESUME KURSUS ONLINE WORLD HEALTH ORGANIZATION

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


UNTUK NOVEL CORONA VIRUS (COVID-19)

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:

Nama : ELINDA KAROLINA


NIM : PO.62.24.2.21.410

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME KURSUS ONLINE WORLD HEALTH ORGANIZATION TENTANG


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) UNTUK NOVEL
CORONA VIRUS (COVID-19)
Telah Disahkan Tanggal : Oktober 2021

Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,

Oktaviani, S.SiT.,M.Keb
NIP.19801017 200212 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Koordinator Mata Kuliah


Sarjana Terapan Kebidanan Dan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Pendidikan Profesi Bidan

Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb


NIP.19781027 200501 2 001 NIP.19781027 200501 2 001

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Resume Kursus Online World Health Organization
Tentang Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) Untuk Novel Corona Virus (Covid-19).

Dalam penulisan Laporan Pendahuluan ini, penulis tidak terlepas dari dukungan,
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Heti Ira Ayue, SST.M.Keb selaku dosen Koordinator
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat untuk perkembangan Ilmu Kebidanan.

Palangka Raya, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Tujuan............................................................................................................................2

C. Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3

A. Module 1 Kesiapan, Kesiagaan dan PPI.....................................................................3

B. Module 2 Epidemiologi, Faktor Risiko, Definisi dan Simptomologi........................6

C. Module 3 PPI Dalam Konteks Covid-19.....................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................................9

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus corona merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit pernafasan pada hewan atau manusia. Virus corona diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek,
hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. Sampai saat ini laju
persebaran Corona virus Disease-2019 (COVID-19) meningkat semakin cepat
melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi
batuk atau bersin secara langsung. COVID-19 ini adalah penyakit mematikan
yang bersumber dari virus corona, diduga virus corona berasal dari RRC
tepatnya di Kota Wuhan, dimana dalam pasar tradisionalnya menjual bahan
makanan yang tidak layak konsumsi seperti daging kelelawar, salamander
besar china, kelabang, merak, koala, dll. yang dijual secara tidak higienis. Dari
daging kelelawar yang dijual dipasar itulah yang diduga merupakan sumber
dari munculnya virus corona ini, yang membuat organ pernapasan manusia
dapat terganggu, demam tinggi, bahkan dapat berujung kematian. Untuk
menghindari Covid -19, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk selalu
membawa dan memakai alat perlindungan diri, seperti masker, hand sanitizer,
dan face shield, pemerintah juga menyarankan untuk selalu mencuci tangan
dengan sabun, jaga jarak, dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah
ditetapkan. Upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak penyebaran
COVID-19 yang sangat cepat ini sudah mencakup banyak aspek kehidupan.
Di bidang pendidikan, pemerintah menerapkan pelaksanaan program belajar
dari rumah yang dapat dilakukan dengan berbagai media berbasis internet
maupun melalui media yang tidak berbasis internet. Di bidang sosial
masyarakat, pemerintah dengan cepat melakukan penertiban, berupa
pengurangan frekuensi pertemuan besar, pembatasan jarak antar orang di
fasilitas umum, hingga penerapan konsep aktivitas yang lebih baik

1
dilaksanakan di rumah. Di bidang kesehatan, pemerintah telah dengan cepat
mengedukasi masyarakat terkait pentingnya hidup bersih dan sehat, perlunya
mengenakan masker saat di luar rumah, melaksanakan karantina secara
mandiri untuk orang-orang yang memiliki risiko penyebaran tinggi, serta
berbagai pedoman yang bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun tujuan dari resume ini
yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui kesiapan, kesiagaan dan PPI covid-19?
2. Mengetahui epidemiologi, faktor risiko, definisi dan simptomologi?
3. Langkah-langkah PPI?

C. Manfaat
Manfaat penulisan resume ini adalah untuk meningkatkan
wawasan terhadap kesiapan, kesiagaan dan PPI covid-19, serta mengetahui
epidemiologi, faktor risiko, definisi dan simptomologi dan langkah-
langkah PPI tentang corona virus serta saran terhadap adanya covid-19.

2
BAB II LANDASAN TEORI

A. Module 1 Kesiapan, Kesiagaan dan PPI


1. Kesiapan dalam pelayanan kesehatan
a) Pengetahuan, kemampuan dan system organisasional yang
dikembangkan oleh pemerintah, organisasi penanggap dan
pemulihan, masyarakat dan anggota masyarakat untuk efektif
mengantisipasi, menanggapi, dan pulih dari dampak kedaruratan
yang mungkin, akan, mulai, atau sedang terjadi.
b) Langkah-langkah PPI yang tidak memadai dapat berakibat pada
penularan kepada pasien, staf, pengunjung dan di dalam
masyarakat.
c) Delapan pilar tanggapan kesehatan masyarakat:
• Koordinasi, perencanaan dan pemantauan tingkat nasional
• Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
• Surveilans, penyelidikan epidemiologis, tanggapan cepat dan
penyelidikan kasus
• Titik masuk
• Laboratorium nasional
• Pencegahan dan pengendalian infeksi
• Manajemen kasus
• Dukungan dan logistic operasi, termasuk rencana kontinjensi dan
mekanisme pendanaan.
d) Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah: pendekatan ilmiah
yang • disertai solusi praktis untuk mencegah bahaya dari infeksi
atas pasien dan tenaga kesehatan • didasarkan pada prinsip-prinsip
penyakit menular, epidemiologi, ilmu social dan penguatan system
kesehatan, dan • berakar dalam kualitas layanan keselamatan dan
kesehatan pasien.
e) Tujuan-tujuan PPI dalam kesiapan wabah
1. Mengurangi penularan infeksi terkait layanan kesehatan

3
2. Meningkatkan keselamatan staf, pasien dan pengunjung
3. Meningkatkan kemampuan organisasi/ fasilitas kesehatan
untuk menanggapi suatu wabah.
4. Mengurangi risiko makin parahnya wabah karena rumah sakit
(fasilitas layanan kesehatan) itu sendiri.
f) Syarat-syarat Minimum PPI
CC1 – Ada Program PPI berjalan dengan setidaknya satu
pelaksana utama PPI terlatih purnawaktu dan anggaran khusus PPI.
• Layanan primer: petugas penghubung PPI (IPC link person)
terlatih • Layanan sekunder: 1 pelaksana utama PPI per 250 tempat
tidur dengan waktu dan anggaran khusus • Layanan tersier: 1
pelaksana utama PPI terlatih purnawaktu per 250 tempat tidur
dengan waktu dan anggaran khusus + komite PPI multidisipliner +
akses laboratorium mikrobiologi.
CC2 – Panduan PPI nasional berbasis bukti yang disesuaikan
dengan konteks local. Layanan primer: Minimal SOP tentang
pencegahan standar dan dasar-dasar pencegahan berbasis penularan
• Layanan sekunder dan tersier: SOP tambahan tentang operasi,
pencegahan infeksi terkait layanan kesehatan (HAI), dan kesehatan
kerja.
CC3 – Pendidikan & Pelatihan: Kebijakan nasional yang
mengharuskan semua tenaga kesehatan mendapatkan pelatihan PPI
+ kurikulum PPI nasional + pemantauan efektivitas pelatihan PPI. •
Semua tingkat layanan: Pelatihan PPI untuk semua staf dan
petugas kebersihan (cleaner) klinis garis depan di awal masa kerja
(ditambah pelatihan fasilitas layanan tersier setiap tahun) +
pelatihan PPI spesifik untuk pelaksana utama PPI.
CC4 – Grup teknis nasional yang mengembangkan rencana
surveilans infeksi terkait layanan kesehatan (HAI) dan pemantauan
PPI. Layanan primer-sekunder: Surveilans HAI bukan syarat
minimum tetapi harus mengikuti rencana nasional. • Layanan

4
tersier: Surveilans aktif HAI dan AMR dan umpan balik harus
menjadi kegiatan inti program PPI.
CC5 – Strategi Penyempurnaan Multimodal (MMIS) harus
diterapkan dalam intervensi PPI. Layanan primer: MMIS harus
menerapkan langkah-langkah prioritas PPI (kebersihan tangan,
keamanan pemberian suntikan, dekontaminasi peralatan medis,
kebersihan lingkungan) • Layanan sekunder: MMIS untuk
implementasi semua pencegahan standar dan berbasis penularan
dan untuk triase • Layanan tersier: sama seperti layanan sekunder +
MMIS untuk jenis HAI tertentu (mis., CLABSI) sesuai risiko dan
epidemiologi setempat.
CC6 – Grup teknis nasional untuk pemantauan PPI,
mengembangkan rencana + rekomendasi tentang indikator + sistem
+ pelatihan PPI. • Layanan primer: memonitor indikator-indikator
PPI berdasarkan prioritas-prioritas PPI (lihat CC5) • Layanan
sekunder dan tersier: petugas yang khusus bertanggung jawab atas
pemantauan PPI dan umpan balik yang tepat waktu + kebersihan
tangan sebagai indikator prioritas.
CC7 – Beban kerja, penempatan staf dan tingkat pemakaian tempat
tidur. • Primer – sistem alur pasien + triase + manajemen
konsultasi • Untuk mengoptimalisasi penempatan staf, fasilitas
harus menilai tingkat penempatan staf yang sesuai untuk fasilitas
tersebut. • Layanan sekunder-tersier: sistem untuk mengelola
penggunaan tempat + menetapkan kapasitas tempat tidur standar
untuk fasilitas tersebut + tidak lebih dari satu pasien per tempat
tidur + jarak sekurangnya 1 meter antara batas satu tempat tidur
dengan batas tempat tidur berikutnya. • Untuk mengoptimalisasi
penempatan staf, fasilitas harus menilai tingkat penempatan staf
yang sesuai untuk fasilitas tersebut.
CC8 – Lingkungan terbangun, bahan, dan perlengkapan untuk PPI.
Layanan primer: Kegiatan layanan pasien harus dilakukan di

5
lingkungan yang bersih dan higienis, fasilitas harus memiliki area
terpisah untuk kegiatan sanitasi, dekontaminasi dan pemrosesan
ulang perlengkapan medis dan memiliki persediaan dan
perlengkapan PPI yang cukup untuk mengambil langkah-langkah
PPI. • Layanan sekunder-tersier: Fasilitas harus memiliki ruang
isolasi tunggal yang memadai atau dapat menampung kelompok
jika tindakan tersebut sesuai.

B. Module 2 Epidemiologi, Faktor Risiko, Definisi dan Simptomologi


Moda transmisi utama COVID-19: • Percikan: Percikan saluran
pernapasan (partikel berdiameter >5-10 μm) dapat dihasilkan saat
seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Orang yang berkontak erat
(dalam jarak 1m) dengan orang yang memiliki gejala pernapasan (batuk,
bersin) berisiko mengalami pajanan di mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata) terhadap percikan saluran pernapasan yang dapat
menyebabkan menginfeksi • Kontak: secara langsung melalui kontak
dengan orang yang terinfeksi atau dengan permukaan di lingkungan
sekitar atau dengan benda-benda yang digunakan oleh orang yang
terinfeksi (seperti stetoskop atau termometer). Percikan dapat jatuh ke
permukaan dan virus dapat tetap hidup (viable).
Presentasi klinis : • demam (83–99%), • batuk (59–82%), •
keletihan (44–70%), • anoreksia (40–84%), • sesak napas (31–40%), •
nyeri otot (11–35%). Gejala tidak spesifik lain, seperti sakit tenggorokan,
hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual, dan muntah juga telah
dilaporkan. Kehilangan indra penciuman (anosmia) atau pengecapan
(ageusia) sebelum mulainya gejala pernapasan juga telah dilaporkan.
Faktor risiko untuk penyakit parah Berusia lebih dari 60 tahun
(meningkat seiring usia). Penyakit tidak menular penyerta: diabetes,
hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru kronis, penyakit
serebrovaskular, penyakit ginjal kronis, imunosupresi dan kanker
dikaitkan dengan angka kematian yang lebih tinggi.

6
C. Module 3 PPI Dalam Konteks Covid-19
Masker merupakan bagian dan keseluruhan langkah-langkah untuk
menekan transmisi dan menyelamatkan nyawa: penggunaan masker saja
tidak cukup untuk memberikan tingkat perlindungan yang memadai 2.
Yang tetap sama dari panduan sebelumnya: - WHO menganjurkan
pengambil keputusan untuk memberlakukan pendekatan berbasis risiko
tentang penggunaan masker oleh masyarakat umum - Rekomendasi
tentang kewaspadaan kontak dan percikan (masker medis, jubah, sarung
tangan, pelindung mata) untuk tenaga kesehatan yang memberi perawatan
langsung untuk pasien suspek/terkonfirmasi COVID-19 - Untuk prosedur
dan/atau tempat yang menghasilkan aerosol – gunakan respirator.
Cara mengenakan masker dengan tepat 1. Pastikan membersihkan
tangan sebelum mengenakan masker 2. Hati-hati menempatkan masker,
pastikan masker menutup mulut dan hidung, dan kaitkan dengan rapat
untuk meminimalisasi celah antara wajah dan masker. 3. Hindari
menyentuh masker saat dipakai. Segera ganti masker setelah menjadi
lembap dengan masker kering, bersih, dan baru 4. Lepas masker
menggunakan teknik yang tepat: jangan menyentuh bagian depan masker,
melainkan lepas dari belakang atau dari talinya 5. Setelah melepas atau
tidak sengaja menyentuh masker saat dipakai, bersihkan tangan dengan
cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol atau sabun dan air jika
tangan telrihat kotor.
Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar 1. Kebersihan tangan 2.
Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin) 3. APD sesuai risiko 4. Praktik
suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman 5.
Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman 6. Membersihkan lingkungan 7. Penanganan dan pencucian
aman linen yang sudah dipakai 8. Pengelolaan limbah.
Perawatan di rumah (home care) – untuk tenaga kesehatan Pasien
dengan penyakit pernapasan ringan kemungkinan memerlukan perawatan
di rumah. WHO menganjurkan agar pasien terus berkomunikasi dengan

7
pemberi layanan kesehatan atau pihak kesehatan masyarakat selama
periode perawatan di rumah – hingga gejala-gejala sembuh.
Tenaga kesehatan harus: • Mengenakan masker dan menjalankan
kebersihan tangan dengan baik, saat merawat • Jelaskan kepada pasien
cara membatasi paparan kepada keluarganya. Ajarkan juga etika
pernapasan dan kebersihan tangan (tutup mulut dan hidung saat batuk atau
bersin). • Jelaskan kepada pemberi perawatan tentang cara merawat
dengan benar anggota keluarga yang sakit seaman mungkin; dan berikan
dukungan, penjelasan dan pemantauan terusmenerus kepada pasien dan
keluarga.
Perawatan di rumah (home care) – untuk pemberi perawatan.
Pemberi perawatan dan anggota keluarga harus (jika memungkinkan): •
Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan penggunaan
perlindungan yang tersedia untuk menutupi hidung dan mulut • Jika tidak
memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik (pisahkan di ruang lain
atau setidaknya 1 meter) dari orang lain di rumah • Ingatkan kepada pasien
untuk mengenakan masker ketika ada anggota keluarga lain (jika
memungkinkan).

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan
berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih
parah.
Delapan pilar tanggapan kesehatan masyarakat: • Koordinasi,
perencanaan dan pemantauan tingkat nasional • Komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat • Surveilans, penyelidikan epidemiologis, tanggapan
cepat dan penyelidikan kasus • Titik masuk • Laboratorium nasional •
Pencegahan dan pengendalian infeksi • Manajemen kasus • Dukungan dan
logistic operasi, termasuk rencana kontinjensi dan mekanisme pendanaan.
Unsur-unsur langkah pencegahan standar :
1. Kebersihan tangan.
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin).
3. APD sesuai risiko.
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan
aman.
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman.
6. Membersihkan lingkungan.
7. Penanganan dan pencucian aman linen yang sudah dipakai.
8. Pengelolaan limbah.

B. Saran
Dengan adanya pandemi covid-19 setiap pihak wajib mematuhi
protokol kesehatan yang berlaku saat ini dengan menerapkan hidup sehat,
menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak agar terhindar
dari covid-19.

Anda mungkin juga menyukai