Anda di halaman 1dari 1

Prosedur isolasi tidak bisa dilepaskan dari penanganan medis untuk kasus wabah, termasuk

untuk mencegah tersebar luasnya virus corona jenis baru (2019-nCoV) yang menyeruak saat ini.
Isolasi bertujuan untuk memisahkan orang yang sudah terjangkit virus dengan mereka yang
sehat. Pasien tak diperbolehkan melakukan kontak dengan orang lain. Dengan demikian,
interaksi dengan dunia luar harus terputus sementara (Burhan, 2020).

Dalam kasus wabah virus corona kemungkinan pasien akan merasa cemas dan takut. Ketika
manusia diisolasi, apalagi dalam kondisi yang tidak sehat, lalu dia tahu persis lewat berita bahwa
corona itu menjadi wabah dunia, sudah pasti sebagai individu akan merasa takut. Pasien juga
akan merasa dirinya diasingkan saat berada di ruang isolasi. Lalu timbulah perasaan kesepian
dan rasa bersalah di benak mereka. Segala bentuk emosi tersebut kemudian akan memicu
hormon dopamin pada otak. Apabila hormon dopamin meningkat levelnya, maka akan
menyebabkan kecemasan, trauma, dan yang paling parah bisa menyebabkan gejala psikotik. Di
saat hormon dopamin meningkat levelnya, kadar hormon serotonin justru menurun. Padahal,
hormon serotonin berfungsi untuk menjaga tingkat stres seseorang. Pada tubuh, reaksi yang akan
timbul ketika kadar hormon serotonin ini menurun bisa memengaruhi sistem pencernaan
manusia (Angelica, 2020)

Yuri pasien covid-19 nomor 12 menjelaskan bahwa saat dirawat diruang isolasi mengatakan
bahwa tenaga kesehatan hanya berkomunikasi melalui interkom, Yuri diminta mengukur suhu
sendiri, dan tenaga kesehatan mengantar makanan ke depan ruangan netral. Tidak ada hiburan
dan tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak memiliki teman untuk berbicara, sehingga
sesekali meminta dokter atau perawat untuk menemani ngobrol, hiburan baginya adalah adanya
air hangat dalam kamar mandi, sehingga ia mandi kurang lebih 3x dalam sehari.

Burhan, 2020. Dampak psikologis yang bisa muncul pada pasien terinfeksi virus corona. Diakses
dari https://kumparan.com/kumparansains/dampak-psikologis-yang-bisa-muncul-pada-pasien-
terinfeksi-virus-corona-1skaTEBtFOc/full senin 1 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai