Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA CAMAT

DI KANTOR CAMAT KECAMATAN SARIO


KOTA MANADO

SARIWATI UMASUGI
ALDEN LALOMA
DEYSI LIVI TAMPONGANGOY

ABSTRACT: This research moved from the fundamental problems, namely: the extent to which
employees of the Performance Role Head office Head Sario Manado city districts. Thus, this study
aims: to know the effect on the Role of Employee Performance Head Head office Sario Manado city
districts. This study uses a quantitative approach to the application of descriptive and explanatory.
Data and information collected through a technical questionnaire distributed to 26 respondents, and
equipped with observation and interview techniques (Interview), then analyzed by applying the
techniques of frequency table analysis, product moment correlation and simple linear regression.

Based on the analysis, it is known that: a descriptive analysis results through analysis
technique table (frequency table) it is known that the distribution of respondents to variable Employee
Role in the category "medium" to "low", but dominant categorized "medium" or medium with the
mean average performance of 60.57%, while the Employee performance varies from moderate to high,
but tends to be in the category of "moderate" with an average performance of 66.15%.

Thus, it can be concluded that the role of employee positive and significant impact on
performance and be contributive Head. This means that empirically Role of Employees contribute
significantly and substantially to the Head of Performance, particularly the sub-district office Sario
Manado city districts.

Keywords: The role of employees, Head of Performance

PENDAHULUAN berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang


telah di tetapkan. Para pimpinan
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
atau manajer sering tidak memperhati- kan
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan
jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
mengetahui betapa buruknya kinerja telah
Kinerja juga bisa diartikan sebagai prestasi
merosot sehingga perusahaan atau instansi
kerja, atau yang berasal dari kata job
menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan
performance atau actual performance yang
buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
berarti prestasi kerja atau prestasi yang
mengabaikan tanda - tanda peringatan adanya
sesungguhnya dicapai oleh seseorang. Kinerja
kinerja yang merosot. Disamping itu,
oranisasi dewasa ini telah menjadi sorotan
pengukuran keberhasilan maupun kegagalan
publik, hal ini karena telah timbulnya iklim
dalam suatu organisasi dalam menjalankan tugas
demokratisasi dan keterbukaan. Kinerja
pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara
dalam organisasi merupa kan jawaban dari

1
obyektif kesulitan ini karena belum pernah yang harus dikeluarkan, persyaratan yang tidak
disusun system pengukuran kinerja yang dapat transparan, Sikap petugas yang kurang
menginformasikan tingkat suatu keberhasilan Responsive, dan lain-lain ; Sehingga
dalam suatu bidang atau keorganisasian. menimbulkan citra yang kurang baik terhadap
Secara konseptual kinerja pada dasarnya citra pemerintahan.
dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja secara Ruang lingkup pegawai yang teramat
individu atau kinerja organisasi. kinerja individu luas dalam kompleks yaitu mencakup seluruh
adalah kerja perseorangan dalam instansi. warga Negara yang harus dilayani, serta
Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas kompleksnya urusan yang diselenggara kan.
hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu instansi. Dengan demikian organisasi publik dihadapkan
Kinerja individu dan kinerja organisasi pada tuntutan pertanggung jawaban yang cukup
mempunyai keterikatan erat, tercapainya tujuan rumit pertanggung jawaban yang harus
organisasi tidak dapat dilepaskan sumber daya dilakukan adalah meliputi pertanggungjawaban
yang dimiliki oleh organisasi yang digunakan internal dan eksternal. Pertanggungjawaban
atau dijalankan oleh pegawai yang berperan internal berupa pertanggungjawaban
aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai administratif, sedangkan pertanggungjawaban
tujuan organisasi tersebut eksternal, adalah tentang cara bertanggung
Dengan kata lain, dapat dinyatakan jawab tentang semua program dan pelayanan
kinerja merupakan hasil, baik kuantitas maupun yang telah direncanakan atau dilakukan. Sejak
kualitas yang dicapai seseorang dalam berlakunya undang-undang Republik Indonesia
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan
tanggung jawabnya. Pemaknaan kinerja daerah yang selanjutnya diubah dengan Undang-
mengarah pada tiga fokus, yaitu : Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1. Individual centered, adalah pemaknaan 2004, diharapkan dapat memberi kan dampak
kinerja yang mengarah pada kualitas nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan
personal pegawai terhadap masyarakat.
2. Job centered, adalah pemaknaan kinerja Pelimpahan wewenang dari pemerintah
yang mengarah pada unjuk kerja dalam pusat ke pemerintah daerah memungkinkan
bidang atau tugas yang menjadi tanggung terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan
jawab pegawai dan ; jalur birokrasi yang lebih rigkas dan membuka
3. Objective centered adalah pemaknaan peluang, baik pemerintah daerah untuk
kinerja yang mengarah pada hasil kerja atau melakukan inovasi dalam pemberian dan
prestasi kerja ( Ruky, 2001 ). peningkatan kualitas pelayanan. Dan unit
Kondisi obyektif menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik adalah unit
penyelenggaraan pelayanan publik masih kerja pada instansi pemerintah yang secara
dihadapkan dengan system pemerintahan yang langsung memberikan kepada penerima
belum efektif dan efesien serta kualitas sumber pelayanan publik. Sedangkan pemberi
daya manusia aparatur yang belum memadai. pelayanan publik adalah pejabat atau pegawai
Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan instansi pemerintah yang melaksanakan tugas
dan pengaduan dari masyarakat baik secara dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
langsung maupun dimedia massa, seperti : peraturan perundang-undangan. Sebagai
Prosedur yang berbelit-belit, Tidak ada penerima pelayanan publik adalah orang atau
kepastian jangka waktu penyelesaian, Biaya

2
Masyarakat, instansi pemerintah dan badan seringkali menimbulkan pertengkaran,
hukum. perselisihan dan bahkan pertentangan antara
Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang atasan dengan bawahannya.
dimaksud disini adalah pelaksanaan hasil Kemampuan seorang pemimpin tidak
pekerjaan atau kegiatan seseorang ataupun diukur dengan menggunakan kriteria, karena
kelompok yang menjadi wewenang dan perwujudan paling nyata dari kemampuan
tanggung jawabnya suatu instansi. Adapun memimpin terlihat pada ketangguhan seseorang
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menyelenggarakan berbagai fungsi organik yang
seseorang ataupun kelompok terdiri dari faktor menjadi tanggung jawabnya. Artinya sesuai
internal dan eksternal. Faktor internal yang dengan tingkat jabatan yang dipangkunya dalam
mempengaruhi kinerja adalah peranan pegawai Instansi tersebut. Jelaslah bahwa dengan sikap
(sumber daya manusia) sedangkan faktor dan tindakan yang proaktif, bagian kepegawaian
eksternal adalah peranan camat itu sendiri. dapat membantu lembaga mewujudkan berbagai
Pemimpin lembaga perlu menyebutkan dan manfaat yang telah diidentifikasi. Bentuk
mengkomunikasikan dengan jelas visi dan keterlibatan atau peranan pegawai dalam
tujuan organisasi kepada semua tingkatan staf peningkatan mutu kinerja dalam suatu instansi
dalam lembaga kepemimpinannya. Lembaga dapat beraneka ragam.
mempunyai sasaran yang terukur dan dan Berbagai teknik yang digunakan pada
menggunakan akuntabilitas untuk mencapai intinya berkisar pada peningkatan peranan
penghargaan (Reward) berdasarkan kinerja. pegawai dalam proses pengambilan keputusan
Sifat yang ketergantungan pegawai dan yang menyangkut pekerjaan atau bidang mereka
pemimpin lembaga itu sudah merupakan suatu yang menyangkut dengan instansi. Dengan
kenyataan yang umum dan lumrah. Hal ini demikian bukan hanya rasa tanggung jawab
terlihat umpamanya dalam pemberian kerja, pegawai yang ditingkatkan, akan tetapi
pendelegasian wewenang, jaminan kelangsun sesungguhnya diharapkan yang terjadi ialah rasa
gan kerja dan jabatan. Kekuatan tersebut antara memiliki instansi itu sendiri. Sudah tentu adanya
lain muncul berupa tindakan dan perlakuan rasa memiliki akan berakibat ada keberhasilan
dalam lembaga yang oleh sebagian petugas instansi karena para pegawai akan berusaha
kadang-kadang dirasakan sebagai tekanan atau menghindari perilaku yang disfungsional dan
desakan pengaruh, Tindakan dan perlakuan itu dengan demikian pegawai akan lebih bekerja
dapat datang dari pemimpin, staf pegawai dan secara produktif. Untuk mencapai saran
sejawat. Dalam memuaskan berbagai demikian, perlu diusahakan agar peranan
keinginan dan kebutuhan pokok para petugas pegawai berlangsung dan terarah, juga
yang berkedudukan sebagai bawahan pada diupayakan agar kemampuan, keinginan atau
setiap lembaga pada umum nya tergantung motiasi, dan lingkungan lebih bermanfaat lagi.
pula kepada sikap dan pandangan pemimpin Kecamatan adalah suatu bagian dari
mereka. Berhasil tidaknya dibangun suatu pemerintahan daerah dalam hal ini kecamatan
hubungan yang harmonis antara pemimpin merupakan tempat kegiatan pelayanan public
dengan pegawai ditentukan oleh berbagai faktor. central dalam pemerintahan daerah. Segala jenis
Faktor pertama yang mempengaruhi hubungan kegiatan pelayanan publik di lakukan di tempat
pemimpin dan bawahannya adalah faktor sikap ini, contohnya misalnya pengurusan KTP, Kartu
dan tindakan pimpinan itu terhadap bawahan keluarga dan lain sebagainya. Dalam
nya. Sikap dan tindakan-tindakan pimpinan menjalankan kegitan tersebut seorang pegawai

3
haruslah memiliki kecakapan dan keahlian dimaksudan ialah semua karakteristik yang
tertentu, misalnya bagaimana menjalankan suatu menyangkut dengan faktor-faktor yang
aplikasi komputer, dan bagaimana menjalankan mempengaruhi kinerja camat (data utama
pelayanan publik baik dan benar dalam rangka camat kecamatan sario kota manado) atau
mewujudkan Good Governments. Berdasarkan anggota pegawai yang bekerja dikantor
observasi sementara pada Kantor kecamatan kecamatan sario kota manado yang berjumlah 26
Sario, yang terdiri dari jumlah pegawai sebanyak orang, Sedangkan sampel adalah sebagian dari
26 orang, dan yang dicamati oleh Treisje J. populasi itu sendiri atau perwakilan populasi
Mokalu, S.pd, MAP ditemukan bahwa yang akan diteliti, Populasi itu misalnya
kebanyakan pegawai kurang aktif dalam penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai
menjalankan pekerjaannya pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid
disekolah tertentu dan sebagainya.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penenlitian ini adalah
A. Jenis Penelitian karakteristik yang terkait dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja camat di kantor
Mengacu pada rumusan Masalah dan Hipotesis
yang sebagaimana telah diuraikan diatas maka kecamatan sario kota manado. Adapun yang
metode yang digunakan dalam penelitian ini menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
adalah metode Deskriptif dengan pendekatan camat di kantor kecamatan sario kota manado
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah dan para pegawai yang bekerja di Instansi
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap tersebut yang terdiri dari 26 orang. Sampelnya,
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- karena jumlah dibawah dari 50 atau hanya 26
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif orang maka peneliti mengambil semua sampel
adalah mengembangkan dan menggunakan tersebut unuk dijadikan populasinya dalam
model-model matematis, teori-teori atau penelitian ini
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang C. Intrumen dan teknik pengumpulan Data
terjadi (sugiyano, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti memakai
Metode ini digunakan karena peneliti ingin pendekatan kuantitatif- Deskriptif. Terdapat dua
mengungkap permasala- han yang sifatnya hal yang utama, yang mempengaruhi kualitas
aktual, juga bertujuan untuk mengungkapkan data hasil penelitian yaitu, kualitas instrument
dan menggambarkan gejala-gejala sosial yang penelitian, dan kualitas pengumpulan data.
berkaitan dengan faktor-faktor yang Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
mempengaruhi kinerja camat pada kantor bebagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
Camat kecamatan sario kota manado. cara. Selanjutnya bila dilihat dari segi, cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik
B. Populasi dan Sampel pengumpulan data dapat dilakukan dengan
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan Kuesioner (angket), Wawancara ( Interview) dan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : observasi (pengamatan).
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas a. kuesioner (angket) Merupakan teknik
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh pengumpulan data yang dilakukan dengan
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik cara memberi seperangkat pertanyaan atau
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini pertanyaan tertulis kepada responden untuk

4
dijawab. Kuesioner merupakan teknik telah memenuhi syarat yang ditentukan,
pengumpulan data yang efisien bila peneliti diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
tahu dengan pasti Variabel yang akan diserahi tugas dalam. Suatu jabatan negeri,
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan atau diserahi tugas negara lainnya, dan
dari responden digaji berdasarkan peraturan perundang-
b. Wawancara (interview) dapat dilakukan undangan yang berlaku. Pegawai Negeri
secara terstruktur maupun tidak terstruktur terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),
dan dapat dilakukan melalui tatap muka Sementara PNS dibagi menjadi dua, yaitu
(face to face) maupun menggunakan PNS Pusat dan PNS Daerah.
telepon, wawancara digunakan sebagai b. Kinerja Camat sebagai variable
teknik pengumpulan data apabila peneliti Dependen (Terikat) yang dilambang kan
ingin melakukan studi pendahuluan untuk dengan (Y) adapun yang dimaksudkan
menemukan permasalahan yang harus dengan kinerja (Camat) adalah hasil kerja
diteliti, dan juga apabila ingin meniliti ingin secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
mengetahui hal-hal dari responden yang oleh seorang pegawai dalam
lebih mendalam dan jumlah respondennya melaksanakan fungsinya sesuai dengan
sedikit/kecil. tanggung jawab yang diberikan
c. Observasi (pengamatan) teknik kepadanya. Kinerja juga bisa diartikan
pengumpulan data mempunyai ciri yang sebagai prestasi kerja atau yang berasal
spesifik bila dibandingkan dengan teknik dari kata job performance atau actual
yang lainnya (kuesioner dan wawancara) performance yang berarti prestasi kerja
kalau kuesioner dan wawancara selalu atau prestasi yang sesungguhnya yang
berkomukasi dengan orang, maka observasi dicapai oleh seseorang.
tidak terbatas pada orang, tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi E. Teknik Analisis Data
(1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupaka suatu proses yang kompleks, Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
suatu proses yang tersusun dari berbagai merupakan data interval yang bersumber dari
proses biologis dan psikhologis. Dua di responden aparatur pemerintah (Camat) pada
antara yang terpenting adalah proses–proses kantor kecamatan sario kota manado. Oleh
pengamatan dan ingatan. Teknik Sebab itu teknik-teknik analisis data yang akan
pengumpulan data dengan observasi digunakan dalam penelitian ini yaitu :
digunakan bila peneliti berkenaan dengan (a). Analisis tabel frekuensi dan presentase,
perilaku manusia, gejala-gejala alam dan analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
bila responden yang diamati tidak terlalu mendeskripsikan tentang Variabel Kinerja
besar/kecil. Camat (Y) dan Variabel Peranan pegawai (X)
(b). Analisis korelasi product moment
D. Variabel dan Definisi Operasional digunakan untuk mengukur keeratan
a. Peranan Pegawai sebagai Variabel hubungan antar Variabel-Variabel sekaligus
Independen (bebas) yang dilambang kan menghitung besarnya pengaruh Variabel
dengan (X) adapun yang dimaksudkan Terikat (Y/kinerja Camat) terhadap Variabel
dengan peranan pegawai adalah setiap bebas (X/Peranan pegawai) melalui
2
warga Negara Republik Indonesia yang koefisien determinasi (r ). Untuk memperoleh
Koefisien Korelasi Linear Sederhana (KKLS)

5
Keterangan : variabel-variabel penelitian baik variabel
bebas (independent variable) maupun variabel
rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y variabel terikat (Dependent variabel),
∑ X = Jumlah skor variabel bebas (X) Sebagaimana dikemukakan secara berurutan
∑Y = Jumlah skor variabel terikat sebagai berikut :
∑ XY = Jumlah skor variabel X dan Y 1. Peranan Pegawai
n = Total data sampel Peranan Pegawai, Sebagai variabel Bebas
∑ X = Jumlah kuadrat skor variabel X
2
(Independent variabel) adalah variabel yang
∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y Bebas yang bisa disebut variabel yang
Nilai koefisien korelasi terletak antara -1 ≤ rxy ≤ mempengaruhi, yang dalam hal ini di beri simbol
1. Nilai rxy yang bertanda positif menunjukkan (X) . Peranan pegawai didefinisikan sebagai kerja
korelasi Y dan X positif. Sebaliknya nilai rxy inidividu atau kerja Kelompok yang dicapai oleh
yang bertanda negatif menunjukkan korelasi Y pegawai dalam rangka merealisasikan tujuan
dan X negatif. Sedangkan untuk rxy yang bernilai ataupun berbagai sasaran yang telah ditentukan.
0, menunjukkan tidak adanya korelasi antara Y Secara kongkrit variabel ini dapat diukur melalui
dan X. Korelasi dikatakan positif bila beberapa indikator antara lain :
kenaikan/penurunan nilai Variabel Terikat (Y) a. Partisipasi pegawai mengambil
akan menyebabkan kenaikan/penurunan variabel keputusan-keputusan dan tindakan-
Bebas (X). Sebaliknya korelasi dikatakan tindakan dalam melaksanakan pekerjaan
negatif, bila kenaikan/penurunan nilai variabel serta keberanian mengambil resiko atas
Terikat (Y) akan menyebabkan penurunan atau tindakan yang diambilnya.
kenaikan pada nilai Variabell Bebas (X) b. Dimensi Komunikasi, Diukur dari
(c). Analisis regresi sederhana untuk mengukur frekuensi, intensitas dan pola
hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) komunikasi, baik antar atasan, antar
dan Variabel bebas (X) ; sekaligus menguji bawahan, maupun antara atasan dengan
hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. bawahan. Datanya diperoleh dari
(d).Untuk menguji signifikansi hubungan indikator-indikator sebagai berikut :
antara variabel bebas dan terikat (uji 1. frekuensi dan intensitas komunikasi
hipotesis), maka nilai koefisien korelasi (r- antar atasan;
hitung) langsung dikonsultasi kan dengan nilai 2. frekuensi dan intensitas komunikasi
kritik r (r-tabel) pada taraf signifikansi 1% antar bawahan;
dengan derajat kebebasan (dk) = n. 3. tingkat efektivitas komunikasi antar
(e).Aturan penerimaan Hipotesis : Hipotesis atasan;
dinyatakan dapat diterima apabila hasil uji 4. tingkat efektivitas komunikasi antar
menunjukkan signifikan pada taraf uji 1 % bawahan;
(α : 0,01). 5. pola komunikasi (searah/dua arah)
antara atasan dengan bawahan;
HASIL DAN PEMBAHASAN 6. frekuensi dan intensitas komunikasi
antara atasan dengan bawahan c
A. Deskripsi Variabel Operasional c. Motivasi dikonsepsikan sebagai sifat-
Sebelum melakukan pengujian hipotesis sifat atau ciri-ciri yang dirasa terdapat
sebagaimana telah diajukan sebelumnya, dapat lingkungan kerja atau timbul
terlebih dahulu perlu mendeskripsikan

6
karena kegiatan organisasi yang Pada kantor Camat Kecamatan Sario kota
dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Manado
Mengacu pada indikator tersebut, Kelas Jumlah
selanjutnya telah disusun daftar pertanyaan No. Kategori Interval ( f ) ( % )
(Kuesioner) kemudian didistribusikan kepada 1 Rendah 10 – 19 6 23,04
26 responden pegawai pada kantor Camat 2 Sedang 20 – 29 15 57,60
kecamatan Sario Kota Manado. Kuesioner 3 Tinggi 30 – 40 5 19,20
disusun secara berstruktur sebanyak 10 butir Jumlah 26 100
pertanyaan dan setiap butir disediakan 4
pilihan (opsi) jawaban untuk dipilih Daftar data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
responden. Masing-masing opsi diberi nilai
sebanyak 15 responden pegawai atau sebesar 
skor berdasarkan skala likert, dengan nilai
57,60% dari 26 orang pegawai yang
skor tertinggi 4 dan skor terrendah 1, sehingga
diwawancarai menyatakan bahwa kondisi
total nilai skor tertinggi untuk variabel
peranan pegawai pada kantor Camat sario kota
peranan pegawai (X) adalah 10 x 4 = 40; dan
Manado berada pada kategori “sedang”; 6
total nilai skor terrendah adalah 10 x 1 = 10
orang responden pegawai 23,04 % responden
Untuk keperluan penyusunan tabel
menyatakan kondisi peranan pegawai berada
distribusi frekuensi, maka data variabel ini
pada kategori “rendah” sementara hanya 5
dikelompokkan menjadi tiga kategori (kelas),
orang responden atau 19,20% menyatakan
yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. dengan
kategori “tinggi”.
prosedur kategorisasi sebagai berikut :
Dari data pada Tabel 4, juga dapat
Rentang (R) = Skor teoritik tertinggi
menggambarkan bahwa aktifitas peranan
dikurangi skor teoritik terrendah;
pegawai dalam Meningkatkan Kinerja Camat
= 40 – 10 = 30
sedikit bervariasi, di mana skor tertinggi (skor
Kategori (ki) = 3 (tiga)
teoritis) untuk setiap responden pegawai adalah
Interval (P) = Error!
40, bila jumlah responden 26, maka skor
= Error!= 10 tertinggi yang merupakan skor kriterium adalah
Dengan demikian kategorisasi variabel Peranan 40 x 26 = 1,040 ; sementara total skor variabel
Pegawai dapat ditentukan, sebagai berikut : Peranan Pegawai (ΣX)= 630. Dengan demikian,
1) Kategori Rendah = 10 – 19 rata-rata skor peranan pegawai yang dicapai
2) Kategori sedang = 20 – 29 perindividu responden adalah 630/1,040 =
3) Kategori tinggi = 30 - 40 0,6057% atau 60,57% dari kriteria yang telah
Berdasarkan hasil pengumpulan data ditentukan berdasarkan indikator variabel
terhada 26 responden, diperoleh gambaran tersebut. Apabila kita coba bandingkan antara
mengenai peranan pegawai di kantor kecamatan jumlah responden yang terkategori “ sedang ”
Sario Kota Manado sebagaimana disajikan yaitu sebanyak 15 orang atau 57,60% dari
dalam Tabel 4 jumlah responden dengan rata-rata persentase
variabel peranan pegawai yang telah dicapai,
yaitu sebesar 60,57%, maka dapatlah
Tabel 4. disimpulkan bahwa sebanyak 15 orang yang
Daftar Jawaban Responden Tentang masuk dalam kategori “sedang” mencapai
Variabel Peranan Pegawai 60,57% dari indikator peranan pegawai yang

7
dapat dicapai, dan masih menyisakan sekitar tugas-tugasnya dengan baik. Disamping itu
39,43% dari kriteria yang belum dicapai. perlu didukung lingkungan kerja yang baik
yaitu lingkungan kerja yang dapat menunjang
2. Kinerja Camat
kelancaran, keamanan, keselamatan, kebersihan
Kinerja Camat sebagai variabel terikat dan kenyamanan dalam bekerja dan adanya
(Dependen) , dikonsepsikan sebagai ciri-ciri fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga
yang didalam terdapat lingkungan kerja, pegawai merasa aman, tenang dan senang
hubungan kerja, aktifitas kerja dan hasil kerja dalam menjalankan tugas-tugas yang
atau timbul karena kegiatan organisasi yang dibebankan dan menjadi tanggung
dilakukan secara sadar atau tidak sadar. jawabnya.
Variabel ini diukur melalui beberapa dimensi, Dengan menggunakan teknik dan prosedur
Kinerja Camat sekaligus indikator nya yang sama, kemudian diperoleh kategoriasi
masing-masing, sebagai berikut : variabel kinerja Camat berdasarkan hasil
a. Dimensi Peranan Pegawai diukur dari penelitian dan pengumpulan data terhadap 26
sikap perilaku pegawai, orientasi atau responden pegawai pada kantor Camat
kecenderungan perilaku, baik kearah kecamatan sario kota Manado, diperoleh
kepentingan individu maupun kepen- gambaran mengenai kondisi kinerja Camat
tingan organisasi. sebagaimana disajikan dalam Tabel 5 berikut ini.
b. Dimensi motivasi, diukur dari : Tabel 5.
frekuensi dan intensitas motivasi atau Daftar Jawaban Responden Tentang
dorongan yang diberikan oleh pimpinan variabel kinerja Camat
kepada para pegawai atau bawahan yang
Pada kantor kecamatan Sario kota Manado
meliputi :
1. Pemberian penghargaan atas prestasi yang Kelas Jumlah
dicapai; No Kategori Interval (f) (%)
2. Pemberian kesempatan untuk meningkat
1 Rendah 10 – 19 6 23,04
kan kompetensi pegawai;
3. Pemberian kompensasi tambahan atas 2 Sedang 20 – 29 11 42,24
prestasi yang dicapai; 3 Tinggi 30 – 40 9 34.56
4. Pemberian sarana dan fasilitas kerja yang Jumlah 26 100
sesuai dengan spesifikasi bidang tugas dan
fungsi masing-masing karyawan. Daftar data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
bagaimana pengaruh Peranan pegawai sebanyak 11 orang responden pegawai atau
terhadap kinerja camat pada kantor Camat sebesar 42,24% dari 26 orang pegawai yang
Kecamatan Sario Kota Manado, Pada saat ini diwawancarai menyatakan bahwa kondisi
para pemberi pelayan, di tuntut untuk dapat Kinerja Camat pada Kantor Kecamatan Sario
menunjukkan kinerja yang baik. Untuk Kota Manado berada pada kategori “sedang” ; 9
meningkatkan kinerja yang baik, dapat orang pegawai atau 34,56% responden
dilakukan dengan meningkatkan disiplin menyatakan bahwa kondisi kinerja Camat pada
kerja, mengkondisikan lingkungan kerja yang Kantor camat kecamatan Sario Kota Manado
mendukung serta memberikan motivasi berada pada Katagori “ tinggi” ,sementara 6
kepada Pegawai sehing- ga mereka bekerja orang atau 23,04% pada katagori “rendah”.
lebih giat dan tekun dalam menjalankan Hasil dari wawancara responden menyatakan
bahwa kondisi Kinerja Camat pada kantor

8
Camat Sario Kota Manado berada pada kategori Hasil analisis regresi sederhana
“sedang”. menunjukkan bahwa Peranan Pegawai
mempunyai keterkaitan sekaligus pengaruh yang
B. Pengujian Hipotesis positif dan signifikan terhadap Kinerja Camat,
Hasil analisis resgresi sederhana tentang khususnya pada kantor Camat kecamatan Sario
pengaruh Peranan pegawai (X) terhadap kinerja Kota Manado. Besarnya pengaruh Peranan
Camat (Y) diperoleh persamaan Ŷ = 26,050 + Pegawai terhadap kinerja Camat dapat
0,017 X. Hasil ini menunjukkan bahwa Peranan dijelaskan melalui hasil perhitungan determinasi,
pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja di mana koefisien determinasi sebesar  0,41
Camat. Artinya bahwa apabila terjadi perubahan mengindikasikan bahwa rata-rata variasi Kinerja
kinerja (naik atau turun) sebesar 1 satuan per Camat sebesar  41,0% turut dipengaruh oleh
unit, maka akan menyebabkan terjadinya Peranan Pegawai dan sisanya sebesar  59,0%
perubahan (naik atau turun) pada kinerja Camat ditentukan faktor lain.
sebesar 0,017 satuan per unit. Dengan terujinya hipotesis penelitian,
Untuk mengetahui tingkat keberartian maka dapat dilakukan prediksi Kinerja Camat ke
pengaruh peranan pegawai terhadap kinerja depan dengan memasukkan nilai skor tertinggi
Camat digunakan analisis of varians (uji-F). dari variabel Peranan Pegawai, yakni sebesar 38
Berdasarkan hasil analisis of varians (uji-F), skor, maka diperoleh nilai Ŷ = 26,050 + 0,017
ternyata sangat signifikan pada taraf uji 1%, (38) = 26,69 hasil ini dapat diinterpretasikan
karena nilai Fhitung mempengaruhi nilai Ftabel bahwa apabila Peranan Pegawai ditingkatkan
(0.007). Hasil ini menunjukkan bahwa peranan lebih kondusif hingga mencapai nilai skor 38
pegawai sangat nyata mempengaruhi terhadap atau 90% dari kriteria peranan Pegawai yang
variasi pencapaian kinerja Camat, khususnya ditentukan sebesar 40 skor, maka Kinerja
pada kantor Camat kecamatan Sario kota Camat pada kantor Camat kecamatan Sario kota
Manado analisis ini bisa digunakan untuk diharapkan akan meningkat hingga mencapai
menarik kesimpulan bahwa hipotesis yang 26,69% dari kriteria/indikator Kinerja Camat
menyatakan “Diduga bahwa ada peranan yang ditetapkan.
pegawai yang berpengaruh positif dan signifikan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
terhadap kinerja Camat pada kantor Camat dapat dikatakan bahwa keterkaitan dan
kecamatan sario kota Manado” dapat diterima pengaruh Peranan pegawai terhadap kinerja
pada taraf signifikansi 1 %. Camat, baik secara empiris maupun teoritis
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis dapat diterima, karena hal ini sejalan dengan
korelasi product moment, diperoleh koefisien konsep peranan pegawai itu sendiri. Hasil
korelasi (r) sebesar 0,017, sementara kofisien penelitian berimplikasi perlunya pimpinan
determinasi (Ar2) sebesar 0,41 persen. Hasil ini organisasi, khususnya pada kantor Camat
menunjukkan bahwa variasi perubahan Kinerja kecamatan Sario kota Manado berupaya
Camat sebesar 41.0% turut dipengaruhi oleh menciptakan suasana kerja yang nyaman dan
peranan peagawai, sementara sisanya sebesar  harmonis untuk para pegawai yang lebih
59.0% turut ditentukan oleh faktor lain yang kondusif lagi, terutama menjaga komunikasi
bersangkutan dengan faktor-faktor yang diteliti yang sifatnya dua arah sehingga terjalin
dalam penelitian ini. hubungan yang harmonis. Artinya bahwa
C. Pembahasan dengan terciptanya komunikasi yang efektif,
baik dari atasan ke pada bawahan

9
(komunikasi kebawah) melalui (1). Kesimpulan hasil penelitian ini telah
pemberian petunjuk, (2). pemberian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
keterangan umum; (3). pemberian perintah telah teruji keberlakuannya secara empiris
(4). pemberian teguran; (5). pemberian berdasarkan fakta di lapangan sekaligus telah
pujian; maupun dari bawahan kepada atasan menjustifikasi teori-teori atau konsep-konsep
(komunikasi ke atas) melalui : (1). yang mendasarinya
penyampaian laporan; (2). penyampaian
pendapat; (3). penyampaian keluhan dan (4). B. Saran
penyampaian saran-saran yang dilakukan, Berdasarkan hasil-hasil temuan dalam penelitian
baik secara formal maupun informal, maka ini, maka perlu dikemukakan beberapa saran,
diharapkan akan menciptakan suasana sebagai berikut :
kondisi yang menyenangkan sehingga
melahirkan kegairahan dan semangat kerja 1. Untuk memacu peningkatan Kinerja
yang tinggi, yang dapat mendorong Camat pada Kantor Camat kecamatan
peningkatan kinerja itu sendiri. Sario kota Manado, diperlukan
pemimpin yang mampu menciptakan
KESIMPULAN DAN SARAN Hubungan yang harmonis antara pegawai
A. KESIMPULAN dan atasan, ataupun antara pegawai satu
dengan pegawai yang lain untuk
Mengacu pada hasil-hasil analisa data mendorong semangat dan kegairahan
sebelumnya yang berkaitan dengan hasil kerja bagi para pegawai sehingga dapat
penelitian dan pengujian hipotesis, maka perlu meningkatkan Kinerja mereka.
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 2. Atasan langsung perlu mensosialisasi kan
1. Hasil analisis deskriptif melalui teknik program-program kerja seacara beraturan
analisis tabel (tabel frekuensi) diketahui dan mengambil tindakan tegas untuk
bahwa distribusi jawaban responden peagawai yang menyim- pang dari aturan-
terhadap variabel Peranan Pegawai berada aturan yang telah disepakati bersama.
pada kategori “sedang” ke “rendah”, 3. Untuk lebih meningkatkan semangat dan
namun dominan terkategori “sedang” atau kegairahan bekerja bagi para pegawai,
menengah dengan rata-rata capaian maka dimensi-dimensi Peranan Pegawai
sebesar 60,57%, sementara prestasi kerja yang berkaitan langsung dengan
bervariasi antara sedang ke tinggi, namun perubahan perilaku pegawai perlu
cenderung berada pada kategori “sedang” ditingkatkan, seperti : dimensi motivasi
dengan rata-rata capaian sebesar 42,24 %. dengan berupaya untuk meningkatkan
2. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesejahteraan pegawai itu sendiri.
Peranan Pegawai berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Camat dan
bersifat kontributif. Artinya bahwa secara DAFTAR PUSTAKA
empirik Peranan Pegawai memberikan Akhmad Subekhi, M.M dan Mohammad
kontribusi yang nyata dan cukup besar Jauhar, S.pd ( 2012 ) pengantar
terhadap Kinerja Camat, khususnya pada Manajemen sumber daya manusia,
kantor Camat kecamatan Sario kota Jakarta : Pustakaraya
Manado.

10
C. Trihendradi, (2013) step by step IBM Nawawi , Ismail ( 11009 ). Perilaku
SPSS 21 : Analisis data Statistik Administrasi . Surabaya ; ITS Press
,Yogyakarta PT. C.V Andi Offset
Darsono. P (2006) Budaya Organisasi, Nawawi, Hadari. (1998) Manajemen Sumber
Kajian Tentang Organisasi, Media, Daya Manusia, Yogyakarta ; Gadjah
Budaya,Ekonomi,Sosial, dan Politik, Mada University press
Jakarta ; Diadit Media Poerdarminta, W.J.S (1987) Kamus Umum
Dr. H. Achmad Amins, ( 2005 )
Bahasa Indonesia , Jakarta ; Balai Pustaka
Manajemen kinerja pemerintah daerah ,
jogjakarta : Laksbang PRESSindo Prof. Dr. H. Ismail Nawawi Uha, MPA. M.Si
(11013) Budaya Organisasi kepemim
Drs. H. Surjadi, M.Si ( 11006 ),
pinan dan kinerja, Jakarta : PT.
Pengembangan Kinerja dan Pelayanan Prenadamedia Group
publik, Bandung : PT. Refika Aditama
Pro Dr. Sugioyono . ( 11006 ), Metode
Dr. Buchari Zainun ( 1979 ), Manajemen dan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R
Motivasi , Jakarta: PT. Balai Aksara
& D ,Bandung : Alfabeta
Farida Hamid. S.Pd , ( 2000) Kamus Prof. Dr. J. Winardi, S.E ( 11005 ), Manajemen
Ilmiah Populer lengkap, Surabaya : PT. Perubahan ( The Management of cange )
Apollo Jakarta : PT. Kencana
Fridayana Yudiaatmaja, (2013) Analisis Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M. P. A. ( 11003 )
regresi dengan menggunakan aplikasi Filsafat Administrasi, Perusahaan
computer Statistik SPSS, Jakarta ; PT. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Gramedia Pustaka Utama Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA ( 2003 )
Gary Dessler, ( 2005) , Manajemen Manajemen sumber daya manusia,
Sumber daya Manusia, Jakarta : PT. Jakarta : Bumi Aksara
INDEKS, Kelompok Gramedia Prawirosentono,Suryadi.(1999) Kebijakan
Himpunan peraturan undang-undangan DESA, Kinerja Karyawan . Yogyakarta: BPFE
KELURAHAN, KECAMATAN (2014) Sugiyono, (2004) Metode Penelitian
PT : Fokusmedia Administrasi , Bandung ; Alfabeta
Hardijanto, (2000) Pendayagunaan aparatur Tika, Moch . Prabu ( 11006 ). Budaya
Negara menuju Good Governance, Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Jakarta ; Work Paper TOT Perusahaan. Bandung ; Bumi Aksara
LAN, ( 1992 ) Penilaian kinerja pegawai, Suryani Hendryadi, ( 2015 ) Metode Riset
Jakarta : Lembaga Administrasi negara Kuantitatif : Teori dan Aplikasi pada
Mangkunegara, AA AnwarPrabu.( 11005), Penelitian bidang Manajemen dan
Perilkaku dan Budaya Organisasi Ekonomi Islam, Jakarta, PT.
Bandung : Refika Aditama Prenadamedia Group.

11
Umar, Husein. ( 12003). Evaluasi Kinerja
perusahaan. Jakarta ; Gramedia Pustaka
Utama

Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang


pemerintahan daerah

Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi


( 19912 ), Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti

Winardi ( 1989 ) . Perilaku Organisasi


( Organizational Behavior ), Bandung :
PT. Tarsi

12

Anda mungkin juga menyukai