A. PENGKAJIAN
1. Primary survey
B2 : Blood, kaji apakah terjadi perdarahan yang menyumbat jalan napas dan cek
tekanan darah pasien.
B4 : Bladder, kaji apakah ada terjadi kerusakan pada daerah ginjal yang
dikarenakan overdosis karna keasaman obat tersebut.
a. Airway support
Pada klien dengan overdosis yang perlu diperhatikan adalah ada tidaknya
sumbatan pada jalan napas seperti lidah. Lidah merupakan penyebab utama
tertutupnya jalan napas pada klien tidak sadar karena pada kondisi ini lidah klien
akan terjatuh ke belakang rongga mulut. Hal ini akan mengakibatkan tertutupnya
trakea sebagai jalan napas. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, jalan napas
harus terbuka. Teknik yg dapat digunakan adalah cross finger (silang jari). Jika
terdapat sumbatan bersihkan dengan teknik finger sweep (sapuan jari)
1) Head tilt / chin lift, Teknik ini dapat digunakan jika penderita tidak
mengalami cedera kepala, leher dan tulang belakang
2) Jaw trust
b. Breathing support
Setelah dipastikan bahwa jalan napas aman, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan penilaian status pernapasan klien, apakah masih bernapas atau tidak.
Teknik yg digunakan adalah LOOK, LISTEN and FEEL (LLF). LLF dilakukan
tidak lebih dari 10 menit, jika klien masih bernapas, tindakan yg dilakukan adalah
pertahankan jalan napas agar tetap terbuka, jika klien tidak bernapas, berikan 2 x
bantuan pernapasan dgn volume yg cukup.
c. Circulation support
Circulation support adalah pemberian ventilasi buatan dan kompresi dada luar
yang diberikan pada klien yang mengalami henti jantung. Selain itu untuk
mempertahankan sirkulasi spontan dan mempertahankan sistem jantung paru agar
dapat berfungsi optimal dilakukan bantuan hidup lanjut (advance life support).
d. Disability
Pemantauan status neurologis secara cepat meliputi tingkatan kesadaran dan GCS,
dan ukur reaksi pupil serta tanda-tanda vital.
Salah satu Penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah kumbah lambung yang
bertujuan untuk membersihkan lambung serta menghilangkan racun dari dalam
lambung
h. Eliminasi racun.
Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara:
Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam
pertama sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak
perlu dilakukan rangsangmuntah kecuali bila bahan beracun tersebut
mempunyai efek yang menghambat motilitas (memperpanjang
pengosongan) lambung. 10 Rangsang muntah dapat dilakukan secara
mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang
faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan.
Apomorphine Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir
100%,dapat menyebabkanmuntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan
dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan.
Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah
menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat
menghambat pengosonganl ambung. Kumbah lambung seperti pada
rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada :
• Keracunan bahan korosif
• Keracunan hidrokarbon
• Kejang pada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita-
penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi
dengan cara pemasangan pipa endotracheal.
Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri,
kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran yang sesuai dengan
pasien, pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis
( normal saline/ PZ ) atau ½ normal saline 100 ml atau kurang berulang-
ulang sampai bersih.
Pemberian Norit (activated charcoal) jangan diberikan bersama obat
muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit
sesudah emesis.
Indikasi pemberian norit untuk keracunan:
• Obat2 analgesik/anti inflammasi : acetamenophen, salisilat, anti
inflamasi non steroid, morphine, propoxyphene.
• Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine,
chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate.
• Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis,
quinine, theophylline, cyclic anti-depressants Norit tidak efektif
pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol.
• Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan
bila ada gagal ginjal, diare yang berat (severe diarrhea), ileus
paralitik atau trauma abdomen.
• Diuretika paksa (Forced diuretic) Diberikan pada keracunan
salisilat dan phenobarbital (alkalinisasi urine). Tujuan adalah untuk
mendapatkan produksi urine 5,0ml/kg/jam, hati-hati jangan sampai
terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit
serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : udema otak
dan gagal ginjal 4. Pemberian antidotum kalau mungkin.
• Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolit Perhatikan
nutrisi penderita pengobatan simtomatik (kejang, hipoglikemia,
kelainan elektrolit, dsb).
i. Heart monitor
A: Allergies ( jika pasien tidak dapat memberikan informasi perawat bisa menanyakan
keluarga atau teman dekat tentang riwayat alergi pasien )
P : Past medical history ( riwayat medis lalu seperti masalah kardiovaskuler atau
pernapasan
2. Secondary survey
Pada saat penggunaan sesudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatmen).
Fase ini meliputi : fase penerimaan awal (intialintek) antara 1-3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medic, antara 1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap. Tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan tindakan keperawatan head to
toe
B. Rencana Keperawatan
D.000 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas
5 Definisi: inspirasi atau keperawatan 1x24jam Definisi: mengidentifikasi
ekspirasi yang tidak dengan kriteria hasil: dan mengelola kepatenan
memberikan fentilasi - Dispnea membaik janan napas
adekuat - Penggunaan otot bantu
napas membaik Tindakan:
Gejala dan tanda mayor - Pemanjangan fase Observasi
Ds: - Dipsnea ekspirasi membaik Monitor pola napas
Do: - Frekuensi napas [frekuensi, kedalaman,
Penggunaan otot membaik usaha napas]
bantu pernapasan - Kedalaman napas Monitor bunyi napas
fase ekspirasi membaik tambahan [mis. Gurgling,
memanjang megi, wheezing, ronkhi
pola nafas apnormal kering]
[mis. Takipnea, Monitor sputum [ jumlah,
bradipnea, warna, aroma]
hiperventilasi, Terapeutik:
hussmaul, cheyni- Pertahankan kapatenan
stokes] jalan napas dengan head-
lid dan chin-lid [ jaw-
Gejala dan tanda mayor thrust jika curiga trauma
Ds; - ortopnua tervikal]
Do: Posisikan semifowler atau
pernapasan pursed- fowler
lip Berikan minum hangat
pernapasan cuping Lakukan fisoterapi dada
hidung jika perlu
diameter thoraks Lakukan penghisapan
anterior-posterior lendir kurang dari 15 detik
meningkat
fentilasi semenit Lakukan hiperosigenasi
menurun sebelum penghisapan
kapasitas vital endotrakea
menurun Keluarkan sumbatan
tekanan ekspirasi benda padat dengan forsep
menurun mcgill
tekanan inspirasi Berikan oksigen jika perlu
menrun Edukasi:
ekskursi dada Anjurkan asupan cairan
berubah 2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan tehnik batuk
efektif
Kolaborasi:
Pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
jika perlu
D.003 Risiko syok Setelah melakukan Tindakan Pencegahan syok
9 Definisi : berisiko keperawatan 1x24 jam Definisi : mengidentifikasi
mengalami ketidakcakupan dengan kriteria hasil : dan menurunkan risiko
aliran darah kejaringan Kekuatan nadi meningkat terjadinya ketidakmampuan
tubuh, yang dapat Tingkat kesadaran tubuh menyediakan oksigen
mengakobatkan disfungsi meningkat dan nutrient untuk mencukupi
seluler yang mengancam Saturasi oksigen kebutuhan jaringan.
jiwa. meningkat Tindakan