Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA

Kelompok 3:

1. Yuyun Wahyuni
2. Nanda Putri D
3. Wida Sukmawati
4. Nida Cholisotun N
5. Ahda Sabila

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Tanggal Praktik :


Nomor Induk Mahasiswa : Ruang Praktik :

Masalah Kesehatan
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai
bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melaui cara
penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melaui hematogen sampai ke
bronkus (Sujono & Sukarmin, 2009).

A. Etiologi/ Faktor Risiko:


Penyebab umum pneumonia pada anak adalah virus, walaupun sering juga
disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering menyerang penyakit ini adalah
staphylococcus aureus, streptococcus pneumoniae untuk bakteri yang tergolong
gram positif dan Haemophilus Influenzae, Klebsiella Pneumoniae, Mycobacterium
Tuberculosisuntuk bakteri yang tergolong gram negatif (Suharjono. Et.al. 2009:143).
Sedangkan virus yang sering menyerang penyakit ini adalah respiratorik syncytial
virus. Penyebab lain yang jarang terjadi adalah mykoplasma, aspirasi benda asing,
dan jamur (Marni, 2014).
Terjadinya bronkhopneumonia bermula dari adanya peradangan paru yang
terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi trakturs
respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Faktor penyebab utama adalah :
bakteri, jamur, virus, dan benda asing (Nabiel, 2014)
Penyebab tersering Bronkopneumonia pada anak adalah pneumokokus
sedangkan penyebab lain:
a. Streptokokus pneumonia,
b. Stapilokokus aureus,
c. Haemophillus influenza,
d. Jamur (seperti candida albicans), dan
e. Virus
(Sujono, 2009)
B. Patofisiologi

Bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan


gangguan/peradangan pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan
menyebabkan infiltrate yang biasanya mengenai pada multiple lous, terjadi
desktruksi sel dengan menanggalkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing
dan kongenital yang dapat meningkatkan resiko pneumonia (Ngastiyah, 2014).
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru
melalui saluran pernafasan atas ke bronchioles, kemudian kuman masuk ke dalam
alveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan
pada dinding bronchus atau bronkhiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses
radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer
sampai seluruh lobus (Nabiel, 2014).
Pneumonia dapat terjadi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di udara,
aspirasi organism dari nasofaring atau penyebaran hematogen dari focus infeksi
yang jauh. Bakteri yang masuk ke paru melalui saluran nafas masuk ke bronkioli
dan alveoli, menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema
yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial. Kuman pneumokokus
dapat meluas melalui prus kohm dari alveoli ke seluruh segmen atau lobus.
Eritrosit mengalami perembesan dan beberapa leukosit dari kapiler paru-paru.
Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit dan
fibrin serta relative sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Paru
menjadi tidak berisi udara lagi, kenyal dan berwarna merah.Pada tingkat lanjut,
alirah darah menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan relative sedikit
eritrosit.Kuman pneumokokus di fagositosis oleh leukosit dan sewaktu resolusi
berlangsung, makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit bersama
kuman pneumokokus di dalamnya.Paru masuk dalam tahap hepatisasi abu-abu dan
tampak berwarna abu-abu kekuningan. Secara perlahan-lahan sel darah merah yang
mati dan eksudat fibrin dibuang dari alveoli. Terjadi resolusi sempurna, paru
menjadi normal kembali tanpa kehilangan kemampuan dalam pertukaran gas
(Riyadi, 2009).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia
adalah demam, batuk, anak akan memperlihatkan kesulitan bernafas, seperti sesak
nafas, retraksi interkostal, nyeri dada, nyeri abdomen, krakles, penurunan bunyi
nafas,pernafasan cuping hidung, sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke
batuk produktif, adanya ronchi basah, halus dan nyaring, adanya takipnea (frekuensi
pernafasan >50x/menit).
Pemeriksaan kardiovaskular akan didapatkan takikardi, sedangkan pada
pemeriksaan neurologis anak mengeluh nyeri kepala, kesulitan tidur, gelisah,
terdapat iritabilitas dan kemungkinan disertai kejang.
Gejala lain yang sering timbul adalah terdapat penurunan nafsu makan yang
nyeri lambung, kelelahan, gelisah dan sianosis. Sedangkan tanda yang sering
muncul adalah adanya peningkatan suhu tubuh yang mendadak (Ngastiyah, 2014)
Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi
yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda pneumonia berupa
retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama
dengan peningkatan frekuensi nafas) perkusi pekak,fremitus melemah, suara nafas
melemah dan ronchi. Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu
jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi (Riyadi, 2009)

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar (dikaitkan dengan patofisiologi, dan


prognosis penyakit)/ Pathways
Masalah Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi,perubahan membrane alveolus-kapiler
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis (mis. Stress,
keengganan untuk makan)
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dengan kebutuhan oksigen, kelemahan.
5. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
asing, ketidaknyamanan.
6. Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua, keterbatasan
lingkungan
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidakseimbangan
cairan (mis. Dehidrasi intoksikasi air), diare

Pemeriksaan Diagnostik
Jenis Hasil
Pada foto toraks bronkopneumonia
1. Foto toraks
terdapat bercak-bercak infiltrate pada
satu atau beberapa lobus
2. Laboratorium 1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Kultur darah positif terhadap
organisme penyebab.
3) Nilai analisis gas darah arteri
menunjukkan hipoksemia (normal :
75-100 mmHg).
4) Kultur jamur atau basil tahan asam
menunjukkan agens penyebab
5) Pemeriksaan kadar tanigen larut
legionella pada urine.
6) Kultur sputum, pewarnaan gram,
dan apusan mengungkap
organisme penyebab infeksi
3. Prosedur diagnostic 1) Specimen aspirasi transtrakea atau
bronkoskopi mengidentifikasi
agens penyebab.
2) Oksimetri nadi dapat menunjukkan
penurunan saturasi oksigen.
(Yasmara & Nursiswati, 2016)
4. Pemeriksaan radiologis memberikan
1) Bercak konsolidasi merata pada
gambaran bervariasi
bronkopneumonia
2) Bercak konsolidasi satu lobus pada
oneumonia lobaris
3) Gambaran bronkopneumonia difusi
atau infiltrat pada pneumonia
stafilokok
Pemeriksaan mikrobiologik, dapat
5. Pemeriksaan cairan pleura
dibiak dari spesimen usap tenggorok,
sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau
sputum, darah aspirasi, fungsi pleura
atau aspirasi paru

Terapi

1. Oksigen 2 lpm.

2. IVFD ( Intra Vena Fluid Drip)

3. Antibiotika
Prokain 50.000 U/kgBB/hari IM, dan Kloramfhenikol 75mg/kgBB/hari
dalam 4 dosis, IM/IV, atau Ampicilin 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4
dosis IV dan Gentamicin 5 mg/kgBB/hari, IM dalam 2 dosis per hari.
4. Kortikosteroid
Pemberian kortison asetat 15mg/kgBB/hari secara IM, diberikan bikla
ekspirasi memanjang atau lender banyak sekali. Berikan dalam 3 kali
pemberian.

Kebutuhan Cairan Kebutuhan Kalori


Kebutuhan
KgBB
(ml/kgBB/hari)
3-10 105
11-14 85
Lebih dari 15 65
D. Penatalasanaan:
1. Medis
a) Oksigen 2 lpm.
b) IVFD (Intra Vena Fluid Drip)
c) Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan
gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita,
dan kuman penyebab.
2. Keperawatan/ Proses Asuhan Keperawatan (Diagnosis s.d Intervensi Keperawatan)
a) Menjaga kelancaran pernapasan
b) Kebutuhan istiraat pasien. Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien
perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus ditolong ditempat
tidur.
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan. Pasien dengan bronkopneumonia hampir
selalu mengalami masukan makanan yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi
selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan
dehidrasi, untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori di pasang
infuse dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 0,9%.
d) Mengontrol suhu tubuh
e) Pengobatan. Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resisten.
Akan tetapi karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan cloramfenikol dan
diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.
Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian
besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan
hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas
darah arteri.
Nursing Care Plan (NCP)

No Diagnose
NOC/ SLKI NIC/ SIKI
. Keperawatan
1. (D.0001) Bersihan Tujuan: 1. Auskultasi suara nafas
jalan nafas tidak Jalan nafas paten sebelum dan sesudah
efektif berhubungan Kriteria hasil: suctioning
1. Mampu melakukan 2. Keluarkan sekret dengan
dengan spasme jalan
batuk efektif dan suara batuk efektif atau
nafas. Batasan nafas yang bersih, tidak suction.
karakteristik: ada sianosis dan dsypneu 3. Berikan O2 dengan
 Suara nafas (mampu mengeluarkan menggunakan nasal
tambahan sputum, mampu bernafas kanul untuk
 Perubahan dengan mudah, tidak ada memfasilitasi suction
pursed lips). 4. Anjurkan pasien untuk
frekuensi nafas
2. Jalan nafas bersih (klien istirahat dan napas dalam
 Perubahan irama tidak merasa tercekik, 5. Posisikan pasien untuk
nafas irama nafas, frekuensi memaksimalkan ventilasi
 Sianosis pernafasan dalam 6. Auskultasi suara nafas,
 Mengeluh sesak rentang normal, tidak catat adanya suara
nafas ada suara nafas tambahan
abnormal). 7. Monitor respirasi dan
 Batuk tidak efektif 3. Mampu mengidentifikasi status O2
 Sputum dan mencegah faktor 8. Lakukan fisioterapi dada
berlebihan yang dapat menghambat bila perlu
 Gelisah jalan nafas.
2. (D.0003) Gangguan Tujuan: 1. Posisikan pasien untuk
pertukaran gas Pertukaran gas efektif memaksimalkan ventilasi
berhubungan dengan Kriteria hasil: 2. Keluarkan sekret dengan
ketidakseimbangan 1. Mendemonstrasikan batuk efektif atau suction
ventilasi-perfusi, peningkatan ventilasi 3. Atur intake untuk cairan
perubahan membrane dan oksigenasi yang mengoptimalkan
alveolus-kapiler adekuat keseimbangan.
Batasan karakteristik: 2. Memelihara kebersihan 4. Monitor respirasi dan
 Irama pernafasan paru-paru dan bebas dari status O2
tidak teratur tanda-tanda distress 5. Catat pergerakan dada,
 pH darah arteri pernafasan amati kesimetrisan,
abnormal 3. Mendemonstrasikan penggunaan otot
 pernafasan cuping batuk efektif dan suara tambahan, retraksi otot
hidung nafas yang bersih, tidak supraclavicular dan
 gelisah ada sianosis dan dyspnea intercostal
 takikardi (mampu mengeluarkan 6. Monitor suara nafas,
 hiperkapnea sputum, mampu bernafas seperti dengkur Monitor
dengan mudah, tidak ada pola nafas : bradipena,
 hipoksia
pursed lips) takipenia, kussmaul,
 samnollen
4. Tanda-tanda vital dalam hiperventilasi, cheyne
 gangguan rentang normal - N :75- stokes, biot
penglihatan 160x/menit - RR :21- 7. Auskultasi suara nafas,
 sianosis (pada
neonates saja) 30x/menit - T : 36-37oC catat areapenurunan /
tidak adanya ventilasi
dansuara tambahan
8. Observasi sianosis
khususnya membrane
mukosa
9. Auskultasi bunyi
jantung, jumlah,
iramadan denyut jantung
3. (D.0019) Defisit Tujuan: 1. Kaji adanya alergi
nutrisi berhubungan Kebutuhan nutrisi terpenuhi makanan
dengan kurangnya Kriteria hasil: 2. Kolaborasi dengan ahli
asupan makanan, 1. Adanya peningkatan gizi untuk menentukan
ketidakmampuan berat badan sesuai jumlah kalori dan nutrisi
mencerna makanan, dengan tujuan yang dibutuhkan pasien
faktor psikologis (mis. 2. Mampu mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien untuk
Stress, keengganan kebutuhan nutrisi menigkatkan Fe
untuk makan). Batasan 3. Tidak ada tanda-tanda 4. Anjurkan pasien untuk
karakteristik: mal nutrisi meningkatkan protein
 Diare 4. Menujukkan peningktan dan vitamin C
 Kram abdomen fungsi pengecapan dari 5. Berikan substansi gula
 Berat badan 20% menelan dan tidak terjadi 6. Yakinkan diet yang
atau lebih penurunan berat badan dimakan mengandung
dibawah ideal yang berarti tinggi serat untuk
 Kehilangan mencegah konstipasi
rambut berlebih 7. Monitor adanya
 Kurang makan penurunan BB dan gula
 Bising usus darah
hiperaktif 8. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
 Membrane
dikonsultasikan dengan
mukosa pucat
ahli gizi)
 Ketidakmampuan
9. Monitor intake nuntrisi
menghabiskan
10. Informasikan pada klien
makanan
dan keluargatentang
 Kekuatan otot manfaat nutrisi
menurun 11. Anjurkan banyak minum
12. Monitor turgor kulit
13. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
14. Monitor mual dan
muntah
15. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
16. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
dan kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
4. (D.0056) Intoleransi Tujuan: 1. Bantu pasien
aktifitas berhubungan Mampu melakukan aktivitas mengidentifikasi
dengan tanpa disertai peningkatan aktivitas yang mamou
ketidakseimbangan tanda-tanda vital dilakukan
antara suplai dengan Kriteria hasil: 2. Monitor respon fisik,
kebutuhan oksigen, 1. Mampu melakukan emosi, social, dan
kelemahan. Batasan aktivitas fisik tanpa di spiritual
karakteristik: sertai peningkatan 3. Sediakan penguatan
 Respon tekanan tekanan darah yang positif
darah abnormal 2. Mampu melakukan 4. Bantu pasien/` keluarga
terhadap aktivitas kativitas sehari-hari untuk mengidentifikasi
 Respon frekuensi (ADLs) secara mandiri kekuragan saat
jantung abnormal 3. Tanda-tanda vital normal beraktivitas
terhadap aktivitas 4. Mampu berpindah 5. Bantu pasie untuk
 Sesak setelah dengan atau tanpa membuat jadwal latihan
beraktivitas bantuan alat diwaktu luang
 Menyatakan 5. Sirkulasi status baik 6. Bantu untuk
merasa letih 6. Status respirasi mengidentifikasi
 Menyatakan pertukaran gas dan aktivitas yang disukai
merasa lemah ventilasi adekuat
 Ketidaknyamanan
setelah
beraktivitas
5. Cemas berhubungan Tujuan: 1. Pertahankan sikap yang
dengan perpisahan Rasa cemas anak dapat tenang dan meyakinkan
dengan orang tua, berkurang atau hilang 2. Jelaskan prosedur dan
lingkungan yang asing, Kriteria Hasil: aktivitas lain sebelum
ketidaknyamanan 1. Anak istirahat dengan memulai
Batasan karakteristik: tenang 3. Jawab pertanyaan dan
 Gelisah 2. Anak mendiskusikan jelaskan tujuan aktivitas
 Kontak mata prosedur dan aktivitas 4. Anjurkan orang terdekat
buruk tanpa bukti kecemasan bagi anak untuk tetap
 Kesedihan yang bersama anak sebanyak
mendalam mungkin
 Ketakutan 5. Melakukan terapi
 Wajah tegang bermain
 Menangis
 Peningkatan
denyut nadi
 Marah bila
disentuh
6. (D.0106) Gangguan Tujuan: 1. Kaji faktor penyebab
tumbuh kembang Pertumbuhan dan gangguan perkembangan
berhubungan dengan perkembangan anak sesuai anak.
terpisah dari orang tua, dengan usianya 2. Identifikasi dan gunakan
keterbatasan Kriteria Hasil: sumber pendidikan untuk
lingkungan Batasan 1. Pertumbuhan dan memfasilitasi
karakteristik: perkembangan anak perkembangan anak
 Gangguan sesuai dengan usianya yang optimal.
pertumbuhan fisik 2. Keluarga dan anak 3. Berikan perawatan yang
 Penurunan waktu mampu menggunakan konsisten.
respon koping terhadap 4. Tingkatkan komunikasi
 Terlambat dalam tantangan karena adanya verbal dan stimulasi
melakukan ketidakmampuan. taktil.
keterampilan 3. Keluarga mampu 5. Berikan instruksi
umum kelompok mendapatkan berulang dan sederhana.
usia sumbersumber sarana 6. Dorong anak melakukan
 Afek datar komunitas. perawatan sendiri.
 Ketidakmampuan 4. Kematangan fisik : 7. Manajemen perilaku
melakukan perubahan fisik normal anak yang sulit.
aktivitas pada wanita yang terjadi 8. Dorong anak melakukan
perawatan diri dengan dengan transisi sosialisasi dengan
yang sesuai dari masa kanak-kanak kelompok.
dengan usia ke dewasa. 9. Ciptakan lingkungan
 Lesu/tidak 5. Kematangan fisik : yang aman.
bersemangat perubahan fisik normal
pada pria yang terjadi
dengan transisi dari masa
kanak-kanak ke dewasa.
6. Status nutrisi seimbang.
7. (D.0037) Resiko Tujuan: 1. Pertahankan catatan
ketidakseimbangan Kebutuhan elektrolit intake dan output yang
elektrolit berhubungan terpenuhi adekuat
dengan Kriteria hasil: 2. Monitor status hidrasi
ketidakseimbangan 1. Input dan output cairan (kelembaban membrane
cairan (mis. Dehidrasi, seimbang mukosa, nadi adekuat,
intoksikasi air), diare. 2. Tidak ada tanda-tanda tekanan darah ortostatik)
Batasan karakteristik: dehidrasi 3. Monit vital sign
 Kekurangan 3. Elastisitas turgor kulit 4. Monitor masukan
volume cairan baik, membrane mukosa makanan/ cairan dan
 Bab > 3x sehari lembab, tidak ada rasa hitung intake kalori
 Kelebihan volume haus yang berlebihan harian
cairan 4. Tanda-tanda vital dalam 5. Kolaborasikan
 Gangguan batas normal N :75- pemberian cairan IV
mekanisme 160x/menit RR :21- 6. Monitor status nutrisi
regulasi 30x/menit T : 36-37oC 7. Dorong masukan oral
 Muntah 8. Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
9. Monitor tingkat hb dan
ht

Anda mungkin juga menyukai