Menurut Martanto, indikasi untuk pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut:
a. Gigi Penyangga
Kondisi dan posisi dari gigi asli yang masih ada dijadikan pertimbangan untuk dijadikan gigi
penyangga. Gigi penyangga tidak boleh goyang dan mempunyai kedudukan sejajar dengan gigi
lainnya. 7
b. Jumlah Gigi Yang Diganti
Luas permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi penyangga hendaknya sama atau lebih besar
dari luas permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi yang akan diganti. Jika gigi yang diganti
lebih banyak dari gigi penyangga, maka akan merusak gigi penyangga itu sendiri dan jaringan-
jaringan disekitarnya. Keadaan yang baik adalah jika ada dua gigi penyangga ditiap ujung yang
memenuhi syarat untuk menggantikan satu gigi.
c. Umur Penderita
Gigi tiruan jembatan sebaiknya tidak dibuat pada usia dibawah 17 tahun karena ruang pulpa
masih besar, gigi belum tumbuh sempurna, dan tulang rahang belum cukup padat atau keras.
d. Kesehatan gusi, selaput akar dan tulang
Pada sekitar gigi penyangga keadaan gusi harus sehat, warna dan konsistensi gusi dapat dijadikan
pedoman untuk gusi yang normal. Oklusi traumatis dapat menyebabkan selaput periodontal
meradang dan tulang alveolar mengalami resorbsi, sehingga dapat menjadikan gigi goyang dan
tidak mampu untuk dijadikan penyangga yang kuat (Martanto, 1981 : 15-18).
Kontra Indikasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan mulut
Pada penderita yang kebersihan mulutnya (oral hygiene) tidak terpelihara atau tidak dapat
memeliharanya karena cacat, pemakaian gigi tiruan jembatan tidak disarankan dan sebaiknya
dibuatkan protesa lepasan. 8
b. Indeks karies
Indeks karies yang tinggi tidak disarankan untuk memakai retainer yang tidak menutupi seluruh
permukaan mahkota gigi karena mudah terserang karies.
c. Oklusi
Tekanan kunyah pada oklusi yang abnormal seperti gigitan silang dapat menekan retainer pada
gigi penyangga.
d. Keadaan atau posisi gigi antagonis
Gigi hilang yang tidak segera diganti akan mengakibatkan migrasi dan ekstrusi. Migrasi dan
ekstrusi yang parah merupakan kontra indikasi untuk dibuatkan gigi tiruan jembatan (Martanto,
1981 : 18-19).