Menurut Prajitno, pada dasarnya ada beberapa macam gigi tiruan jembatan yaitu:
a. Rigid Fixed Bridge
Rigid fixed bridge ialah desain dimana pontik terhubung ke abutment dikedua sisi, memberikan
kekuatan yang diinginkan dan stabilisasi (Madhok, 2014 : 2). Kedua ujungnya direkatkan secara
kaku (rigid) pada gigi abutmentnya (Prajitno, 1991 : 10). 11
Gambar 2.1
Rigid Fixed Bridge
(Sumber: Madhok, 2014)
b. Semi Fixed Bridge
Semi fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan dengan satu ujung kaku (kaku) pada retainer,
sedangkan ujung lainnya berakhir pada satu retainer berkunci yang memungkinkan pergerakan-
pergerakan terbatas (non-rigid) (Martanto, 1981 : 10).
Gambar 2.2
Semi Fixed Bridge
(Sumber: Madhok, 2014)
c. Cantilever Bridge
Cantilever bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang sangat konservatif setelah fixed-fixed
bridge, dimana pada salah satu sisinya bersifat sebagai titik kontak (Madhok, 2014 : 2).
Dukungan dapat diperoleh dari satu atau lebih gigi penyangga pada satu sisi yang sama
(Martanto, 1981 : 10). 12
Gambar 2.3
Cantilever Bridge
(Sumber: Madhok, 2014)
d. Spring Fixed Bridge
Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang menggunakan dukungan gigi dan
jaringan, dimana sebuah pontik didukung dengan konektor panjang yang menghubungkannya
dengan abutment. Jenis gigi tiruan jembatan ini dapat menggunakan lebih dari satu konektor
panjang untuk menambah kekuatannya (Madhok, 2014 : 2).
Gambar 2.4
Spring Fixed Bridge
(Sumber: Madhok, 2014)