Anda di halaman 1dari 7

b.

Identifikasi sumber daya berkaitan dengan tanggap darurat berdasarkan ketersediaan dan
kebutuhan
PT. Prosympac merupakan perushaan pada bidang konsultasi, manajemen proyek,
EPCI (Engineering, Procurement, Constraction, dan Instalation), dan industri kelapa sawit
dan minyak gas berkelanjutan. Secara umum sumber daya yang berkaitan pada suatu
perusahaan berupa sumber daya alam/sumber daya mesin dan sumber daya manusia. Melihat
dari spesialisasi yang ditawarkan PT. Prosympac bisa diidentifikasi sumber daya alam dan
mesin berupa bahan-bahan kimia, alat, mesin dan kendaraan khusus bahan kimia. Sumber
daya alam dam mesin yang sudah disebutkan merupakan sumber daya yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja.
Sementara sumber daya yang dapat mengatasi dan mencegah kecelakaaan kerja
seperti sarung tangan, kacamata pelindung, sepatu boots,rompi, jas laborarotium, helm, alat
pemadam api ringan (APAR), hidran dan lain - lain. Tak hanya peralatan dan perlengkapan
tersebut, setiap perusahaan memiliki tangga darurat yang bisa digunakan pada keadaan
darurat. Selain perlatan diatas perlu juga ditunjang dengan adanya rambu-rambu peringatan
seperti tanda saran darurat kebakaran, rambu titik berkumpul, dan pemberian label bahan
berbahaya pada kemasan, ruangan, kendaraan, dan pipa yang mengandung bahan kimia.
Peletakan label pada kendaraan kimia memiliki tata car sendiri. Peletakannya pada sisi depan
kendaraan, sis belakang, dan sisi samping kanan kiri. Adapun warna label pada pipa memiliki
arti yang berbeda, berikut ini penjelasannya :
1) Label pipa berwarna biru : Gas bertekanan
2) Label pipa berwarna cokelat : Bahan mudah terbaka
3) Label pipa berwarna hijau : Air yang dapat diminum, air pendingin, umpan
boiler
4) Label pipa berwarna jingga : Bahan beracun dan korosif
5) Label pipa berwarna merah : Media pemadam kebakaran
6) Label pipa berwarna kuning : Bahan mudah menyala
Pada area kerja juga harus dilengkapi dengan papan informasi. Setiap kepentingan
informasi diberi warna yang berbeda :
1) Petunjuk K3 berwarna hijau dengan tulisan huruf berwarna putih
2) Informasi umum atau pengumuman berwarna biru dengan tulisan huruf
berwarna putih
3) Informasi bahaya berwarna kuning dengan tulisan huruf berwarna hitam
4) Pesan umum berwarna hitam dengan tulisan huruf berwarna putih
5) Informasi radioaktif betwarna kuning dengan tulisan huruf berwarna merah
6) Informasi larangan berwarna merah dengan tulisan huruf berwarna putih
Pada area kerja terkadang juga diberi label tertentu, seperti ;
1) Label kuning berarti batas area kerja
2) Label hitam berarti produk jadi, dan sarana umum
3) Label hijau berarti bahan baku, sarana P3K, keselamatan, darurat dan
evakuasi
4) Label biru berarti barang menunggu diproses lebih lanjut (WIP)
5) Label jingga barang cacat, barang inspeksi QC
6) Label merah barang cacat, barang tidak terpakai, dan tanda berhenti
7) Label abu-abu inventari, identitas laci penyimpanan, rak, peralatan, dan lain
lain
8) Label garis hitam putih area terbatas untuk kepentingn operasional
9) Label garis merah putih berarti area terbata untuk kepentingan keselamatan
10) Label garis hitam kuning berarti zona berbahaya
Dalam penggunaan APAR pun tidak sembarangan sebab APAR memiliki banyak
jenis menyesuaikan kebutuhan, seperti berikut ini :
1. Berdasarkan Kelas Kebakaran
a) APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
b) APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
c) APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
d) APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
e) APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
f) APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
2. Berdasarkan Media Pemadam
APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering,
APAR Cairan Kimia, APAR Gas CO2, APAR Halon.
3. Berdasarkan Konstruksi
a) APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang
dipasang di luar tabung untuk mengeluarkan isi tabung APAR).
b) APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi
APAR dijadikan satu dengan tabung APAR).
4. Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
5. Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg
Selanjutnya sumber daya manusia pada PT. Prosympac berupa karyawan internal
dan karyawan eksternal. Karyawan internal dan eksternal memiliki peluang yang sama besar
pada keadaan darurat apabila berada pada proyek PT. Prosympac. Keadaan darurat tersebut
berupa kebakaran, ledakan huru-hara, ancaman bom, kebocoran gas, dan bencana alam.
Namun peran karyawan internal sangat berpengaruh besar pada saat keadaan darurat. Maka
dari itu perusahaan PT. Prosympac ini sudah menyiapkan beberapa pemimpin atau komandan
dan regu khusus sebagai tindak lanjut saat keadaan tanggap darurat. Berikut ini adalah daftar
pembagian komandan dan regu tanggap darurat :
1) Komandan Ditempat Kejadian (KDK) [One Scene Commander (OSC)]:
a. Memberikan arahan-arahan dalam menghadapi keadaan darurat yang terjadi.
b. Mengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi demi keselamatan
karyawan dan benda-benda milik Perusahaan (property).
c. Mengkoordinir penanganan keadaan darurat sesuai dengan jenisnya.
2) Komandan Pemadam Kebakaran [Fire Commander]:
a. Memimpin Kapten dan anggota Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade)
untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan perintah
Komandan Ditempat Kejadian.
b. Memastikan peralatan dan sarana sistim pencegahan kebakaran dalam kondisi
siap pakai.
c. Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi jika
memerlukan bantuan Pemadam Kebakaran (PMK).
d. Memberi petunjuk/gambaran kepada bantuan PMK dari luar (jika ada) tentang
situasi kebakaran yang terjadi.
e. Memberikan informasi dan melaporkan jalannya operasi penanggulangan
kebakaran kepada KDK (OSC).
3) Komandan Evakuasi (Evacuation Commander) :
a. Memberi arahan kepada anggota regu evakuasi untuk mengevakuasi korban
manusia.
b. Memberikan arahan untuk mengevakuasi asset perusahaan jika masih
memungkinkan.
c. Memimpin regu evakuasi (evacuation team) untuk mengamankan korban yang
selamat ditempat berkumpul (assembly point).
d. Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban
yang masih terjebak.
4) Komandan Penyelamat (Rescue Commander):
a. Memberikan pertolongan kepada korban dan melakukan koordinasi dengan
regu medik (tim medis).
b. Memimpin penyelamatan karyawan saat terjadi keadaan darurat.
c. Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi untuk
pemanggilan ambulance.
5) Komandan Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document
Commander):
a. Memimpin regu penyelamat benda milik dan dokumen (asset and document
team) untuk melakukan koordinasi pengamanan milik perusahaan (asset).
b. Mengamankan semua dokumen perusahaan terutama dari factor luar.
6) Komandan Komunikasi dan Kemanan (Communication and Security Commander):
a. Melaksanakan koordinasi komunikasi dengan pihak luar (eksternal). o
Melakukan komunikasi dengan media, jika diperlukan.
b. Menjelaskan situasi yang terjadi kepada pemerintah, polisi dan media, dan
masyarakat sekitar.
c. Memeriksa setiap tamu yang masuk ke area P.T. Prosympac.
d. Menjaga stabilitas keamanan.
e. Menghubungi rumah sakit terdekat (R.S. Pelni).
f. Menghubungi Pemadam Kebakaran Jakarta Barat atas instruksi Komandan
Ditempat Kejadian (KDK).
7) Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade):
a. Melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan petunjuk Komandan
Pemadam Kebakaran (Fire Commander) jika kebakaran cukup hebat.
b. Segera melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.
8) Regu Evakuasi (Evacuation Team):
a. Melakukan evakuasi korban manusia.
b. Melakukan evakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan.
c. Mengamankan korban yang selamat di tempat berkumpul (assembly point).
d. Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban
yang masih terjebak.
9) Regu Penyelamat (Rescue Team):
a. Mengungsikan (Membawa) petugas/karyawan yang mendapat kecelakaan ke
tempat yang aman, kemudian diserahkan kepada petugas medis.
b. Memberikan pertolongan pertama kepada korban bila terjadi kecelakaan.
c. Mencatat semua korban dan rumah sakit yang menjadi rujukan.
10) Regu Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Team):
a. Menjaga semua benda milik (asset) dan dokumen perusahaan terutama
terhadap pihak luar.
b. Mencatat semua benda milik (asset) yang dipindahkan/diamankan pada saat
terjadi situasi darurat.
11) Regu Komunikasi dan Keamanan (Communication and Security Team):
a. Menciptakan situasi dan kondisi yang aman selama pelaksanaan
penanggulangan keadaan darurat.
b. Melakukan pengamanan pada saat dilakukan wawancara (konferensi) pers.
c. Mengadakan kerja sama dengan petugas komunikasi untuk bidang keamanan
(Kodim, Polresta, dll).
d. Memblokir pintu keluar-masuk dan memperketat penjagaan di tempat
terhadap gangguan masyarakat umum yang tidak berkepentingan.
e. Membantu pelaksanaan evakuasi.
f. Mengecek kebenaran/keabsahan kartu pengenal dan mencatat setiap orang
atau satuan yang akan membantu.
g. Membantu mengamankan barang-barang yang telah diamankan/diselamatkan
oleh Regu Penyelamat dan Evakuasi (Rescue and Evacuation Team).
12) Dokumentasi (Documentation):
a. Membuat dokumentasi dan mencatat kronologi kejadian darurat dan
penanggulangannya dari awal hingga akhir.
b. Mendata dan melakukan inventarisasi jumlah korban dan peralatan atau
bangunan yang rusak setelah terjadi keadaan darurat.
c. Membuat laporan kronologis daripada keadaan darurat dan
penanggulangannya.

Pembagian di atas akan melaksanakan tanggung jawabnya pada saat terjadi suatu
bencana. Berikut ini adalah diagram alir untuk kebakaran, ledakan, dan kebocoran gas :
Gambar Diagram Alir pada Saat Kebakaran, Ledakan, dan Kebocoran Gas
Adapaun penjelasan dari prosedur di atas:

1) Apabila terjadi keadaan darurat seperti di atas; di dalam atau di luar


lingkungan PT. PROSYMPAC, maka orang yang pertama kali melihatnya
harus segera menghubungi HSE Manager.
2) Ketika menerima informasi keadaan darurat, Bagian HSE segera
menghubungi semua anggota Organisasi Keadaan Darurat dan membunyikan
”Alarm Tanda Bahaya”. Kecuali kebakaran, ledakan, kebocoran tersebut
sudah dapat ditanggulangi oleh orang terdekat atau anggota pemadam yang
terdekat dengan sumber bahaya .
3) ”Alarm Tanda Bahaya” ditandai dengan suara sirene 3 kali (pendek).
4) ”Alarm Evakuasi” ditandai dengan bunyi sirene lebih dari 3 kali .
5) ”Alarm Keadaan Aman” ditandai dengan bunyi sirene 1 kali panjang.
6) Komandan Ditempat Kejadian (On Scene Commander) memutuskan perlu
dilakukan evakuasi atau tidak.
7) Setiap karyawan harus segera bersiap sesuai aba-aba floor warden (pengarah
lantai) menunggu alarm selanjutnya.
8) Jika “Alarm Tanda Bahaya” dibunyikan, maka semua karyawan yang tidak
terlibat dalam penanggulangan harus bersiap menuju Muster Point setelah
mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting
sesuai arahan floor warden jika harus evakuasi. Setiap pengarah lantai wajib
mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan
yang harus selalu diperbaharaui).
9) Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan,
memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya
dokumentasi kejadian, menghubungi nomor penting serta mengumumkan
kepada perwakilan penduduk setempat; menolong korban (jika ada).
Pertimbangkan bahwa resiko semua karyawan lebih besar dari pada resiko
individu atau harta benda.
10) KDK (OSC) dan OKD akan melakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan
petunjuk dan jenis keadaan darurat bersamaan dengan jalannya evakuasi.
11) Apabila keadaan darurat sudah dapat ditanggulangi, maka “Alarm Keadaan
Aman” akan dibunyikan.
12) Pemulihan akan segera dilakukan agar keadaan kembali ke kondisi normal.

Diagram alir yang kedua adalah tindak lanjut untuk kejadian huru-hara, gempa bumi, dan
bencana alam :

Diagram Alir Kejadian Huru-Hara, Gempa Bumi, dan Bencana Alam

Berikut ini penjabaran secara detail :

1) Jika “Alarm Evakuasi” dibunyikan, maka semua karyawan segera menuju


Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang
yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden. Setiap pengarah lantai
wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama
karyawan yang harus selalu diperbaharaui).
2) Kepala komunikasi segera menelpon nomor nomor penting untuk
penanggulangan lanjut. Mengarahkan team kemananan untuk mengamankan
segera karyawan dan asset.
3) Team Pemadam, penyelamat dan P3K segera bergabung dengan team
keamanan jika yang terjadi adalah huru hara.
4) Tim penyelamat asset segera melakukan penyelamatan asset penting.
5) Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan,
memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya
dokumentasi kejadian

Anda mungkin juga menyukai