Anda di halaman 1dari 3

Rencana Asuhan Keperawatan.

 Analisis Diagnosa Keperawatan yang timbul dihubungkan dengan konsep dan teori

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan
kesehatan/ proses kehidupan, aau kerentanan respons dari seorang induvidu , keluaraga,
kelompok, dan komunitas. Setiap diagnosa memiliki label dan defenisi yang jelas. Hal ini
penting untuk menyatakan bahwa jika hanya memiliki label atau daftar label tidak akan
mencukupi. Selain itu perlu untuk mengetahui indikator diagnostik data yang digunakan
untuk mendiagnosis dan untuk membedakan satu diagnosis dari yang lain. Indikator
diagnostik meliputi batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan atau faktor resiko.

Sebuah diagnosa tidak harus berisi semua indikator diagnostik. Diagnosa keperawatan
berfokus masalah mengandung batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan.
Diagnosa keperawatan promosi pada umumnya hanya batasan karakteristik, meskipun
faktor yang berhubungan dapat digunakan jika dapat meningkatkan pemahaman
diagnosis. Sebuah format umum yang digunakan ketika membuat diagnosi keperawatan
adalah ----------diagnosa keperawatan-----yang berhubungan dengan (faktor
penyebab/gejala yang berhubungan)-----yang dibuktikan dengan--------.

Dari pengkajian yang dilakukan kepada pasien a.n Tuan WK ditemukan 2 diagnosa
keperawatan yang terdiri dari 3 diagnosa keperawatan aktual dan 1 diagnosa keperawatan
resiko. Dasar dari penetapan diagnosa ini adalah
 Gangguan Pertukaran gas
Diagnosa ini ditegakan karena kalau dianalisa dari batasan karakteristiknya bahwa
pasien mengalami sesak dan batuk, ada usaha mengeluarkandahak tapi pasien tidak
mampu. Gangguan pertukaran gas ini juga terjadi karena adanya gangguan
metabolisme tubuh pada pasien
 Kerusakan integritas kulit
Kerusakan integritas kulit ini terjadi karena hipoperfusi dan rendahnya oksigenasi ke
jaringan perifer. Sehingga terjadi komplikasi mikrovaskuler pada pasien yaitu
terjadinya kematian jaringan.
Analisa penetapan prioritas masalah keperawatan
Penetapan prioritas diagnosa akan mengarahkan intervensi kepada klien yang kita
rawat. Penetapan ini bisa dilakukan dengan dengan melihat masalah yang lebih
penting dan mengganggu terhadap kesehatan klien yang membutuhkan tindakan
segera dengan prioritas tertinggi.
Diagnosa keperawatan prioritas pada diagnosa keperawatan ini adalah:
1. Ganggaun pertukaran gas
Diagnosa ini menjadi prioritas masalah keperawatan karena jika jalan nafas sudah
baik, maka ventilasi akan spontan dan pernafasan akan baik sehingga kebutuhan
pasien akan oksigenasi akan baik
2. Kerusakan integritas kulit
Masalah berikutnya yang dialami pasien adalah kerusakan integritas kulit.
Maslaah ini menjadi prioritas kedua karena jika masalah jalan nafas dan
metabolisme sudah baik maka masalah di perifer juga akan teratasi,

2. Rasionalisasi aspek intervensi yang direncanakan sesuai dengan evidence/EBN


Intervensi yang digunakan pada kasus ini sesuai dengan intervensi yang ditetapkan
pada nursing intervention clasification (NIC). Hal ini juga mengacu pada NOC (
Nursing Outcomes Clasification) yang sesuai dengan tujuan dari perawatan yang akan
dilakukan pada klien yang di rawat.
Intervensi yang terdapat pada nursing intervention clasification sudah sesuai dengan
yang diharapkan pada hasil yang diharapkan pada nursing otcomes clasification. Ddan
rencana tindakan juga sudah mencakup semua tindakan yang sesuai dengan teri dan
konsep keperawatan.
.
Analisis hal hal yang beresiko membuat pasien tinggal di rumah sakit lebih lama,
merugikan dan mebahayakan pasien serta rekomendasinya

1. Ketidaktepatan rencana perawatan yang ditetapkan di rumah sakit, dimana intervensi yang
direncanakan dalam memberikan asuhan keperawatan lebih berfokus kepada instruksi
dokter. Ada baiknya perawat di ruangan tersebut memahami masalah keperawatan yang
timbul serta rencana perawatan yang ditetapkan bersama perawat primer. Selain itu
perawat jarang melakukan intervensi ke pasien, dan lebih banyak mencatat di ruang nurse
station. Hal ini juga memperlambat asuhan karena pendampingan mahasiswa yang mampu
memberikan tindakan juga akan terkendala karena tidak bisa melakukan intervensi tanpa
pendampingan perawat yang dinas.
2. Banyak tindakan yang kurang tepat pada saat memberikan perawatan pasien, pada pasien
dengan pa o2 yang tinggi tetapi masih anemia, harusnya anemia nya dulu yang diatasi.
Bukan hanya memasang oksigen secara terus menerus. Karena HB penting sebagai
transportasi oksigen dalam tubuh.
3. Pada pasien yang imobilitas, tidak dilakukan positioning. Sehingga di temukan dekubitus
pada daerah sakrum dan skapula. Rekomendasinya selalu memperhatikan kebutuhan klien
untuk positioning
4. Pada pasien yang dirawat, perawat lebih fokus pada order dokter. Jadi setiap ada masalah
pada pasien, perawat lapor pada pasien DPJP tanpa adanya intervensi keperawatan yang
lebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai