Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)


menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Pelatihan
Dasar CPNS adalah   pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Kompetensi yang
dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan Kompetensi pembentukan
karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Kompetensi sebagaimana dimaksud
diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara;
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas.
Dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS, terdapat evaluasi yang harus
dilaksanakan oleh semua peserta, diantaranya adalah evaluasi sikap perilaku; evaluasi
akademik; evaluasi aktualisasi dan evaluasi penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas.
Evaluasi aktualisasi yang sebagaimana dimaksud terdiri dari dua bagian, yaitu evaluasi
rancangan aktualisasi dan evaluasi pelaksanaan aktualisasi. Dalam hal evaluasi aktualisasi,
peserta diwajibkan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan
tugas jabatannya serta mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini unit kerja aktualisasi adalah Dinas
Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Daerah (DKPPKBD)
Kabupaten Morowali.

BAB I - PENDAHULUAN 1
Peraturan Bupati Morowali Nomor 13 tahun 2017 Tentang Tugas, Fungsi Dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Daerah, Dinas
Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten
Morowali merupakan unsur Perangkat Daerah yang menyelenggarakan tugas pokok
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan dan Bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas Kesehatan, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah khususnya Bidang Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan, Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT mempunyai tugas penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasoinal, bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian, alat kesehatan dan
PKRT. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud salah satu tugas Seksi
Kefarmasian adalah Melaksanakan penyiapan bahan perencanaan dan pengadaan obat,
reagen dan bahan habis pakai guna pelayanan kesehatan dasar.
Berdasarkan Permenkes Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Tanggung jawab Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan adalah menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan yang diserahkan oleh Dinas Kesehatan Daerah
Kab/Kota. Instalasi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan merupakan bagian dari Puskesmas.
Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
bertanggung jawab atas kebutuhan obat dan perbekalan farmasi di Instalasi farmasi
Puskesmas. Permasalahan yang terjadi selama ini adalah ketersediaan obat dan perbekalan
farmasi pertahunannya tidak sesuai kebutuhan di Puskesmas sehingga disatu sisi
mengakibatkan kekosongan obat dan disisi lain banyaknya obat kadaluarsa. Obat
kadaluarsa menjadi salah satu masalah tersendiri yang dapat mencerminkan ketidaktepatan
dan kurang baiknya manajemen pengelolaan obat. Berdasarkan hasil berita acara
pengecekan dan penelitian barang kadaluarsa atas barang milik pemerintah daerah
Kabupaten Morowali khususnya pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan
Keluarga Berencana Daerah, berupa sejumlah obat dan BMHP dalam kondisi kadaluarsa
dan tidak dapat digunakan lagi untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Obat dan BMHP
kadaluarsa di tahun anggaran 2018-2020 mengalami banyak kerugian yang dimusnahkan
di bulan Januari 2021.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi penulis mencoba menyelesaikan masalah tersebut


melalui kegiatan “Optimalisasi peran Apoteker dalam perencanaan dan Pengadaan obat di
instalasi farmasi Kab/Kota Morowali” dengan mengubah metode perencanaan dan

BAB I - PENDAHULUAN 2
pengadaan obat. Dengan harapan setelah melakukan aktualisasi ini penggunaan obat di
Puskesmas lebih efektif dan efisien.

B. Gambaran Umum
1. Visi dan Misi Daerah
 Visi
“Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Morowali yang Sejahtera Bersama”

 Misi
1) Menciptkan Pemerintah yang baik dan bersih (Good and Clean Governance)
melalui peningkatan kapabilitas, profesionalitas dan kesejahteraan aparatur
pemerintah berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
2) Meningkatkan Sumber Daya Alam guna peningkatan pendapatan asli daerah
dengan melibatkan usaha kecil/menengah local dan koperasi agar lebih bias
menigkatkan ekonomi masyarakat dan menyerap tenaga kerja lokal dengan tetap
menjaga klim investasi yang baik dan kelestarian alam.
3) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pembiayaan
pendidikan gratis, peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar, pemberian
beasiswa dan penambahan sarana pendidikan guna menciptkan sumber Manusia
yang cerdas, kreatif, inovatif dan bertakwa.
4) Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui pembiayaan gratis, peningkatan
kuantitas dan kualitas fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan ketersediaan
obat yang berkualitas, serta mendorong kebersihan, kesehatan dan
keindahaan lingkungan, agar tercipta suasana sehat dan nyaman.
5) Meningkatkan produksi pangan melalui peningkatan dan pengembangan bidang
infrastruktur pertanian, peternakan, perikanan, kehutahan, dan kelautan yang
didukung oleh kemudahan modal usaha dan teknologi tepat guna agar tercipta
kepastian harga dan pasar.
6) Menigkatakn kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan fasilitas air bersih,
listrik, fasilitas olahraga, perumahan, objek wisata, serta seni dan budaya seingga
tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis dan bahagia.
7) Mendorong kehidupan masyarakat yang beriman dan bertakwa melalui pengkatan
pembinaan agama, saran dan prasarana tempat ibadah sehingga tercipta kerukunan
hidup antar umat beragama.

BAB I - PENDAHULUAN 3
2. Gambaran Organisasi

Gambar 1.1 Gedung Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga


Berencana Daerah

Secara gerografis wilayah Kabupaten Morowali terletak dibagian Timur Provinsi


Sulawesi Tengah, dengan potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan untuk
dikembangkan. Kabupaten Morowali dengan luas wilayah 5.472,00 Km², terletak
121°02’24” - . Sedangkan batasan wilayah administrasi Kabupaten Morowali sebagai
berikut :123°15’36” Bujur Timur, dan 01°36’12” - 03°46’48” Lintang Selatan.
Sedangkan batasan wilayah administrasi Kabupaten Morowali adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Morowali Utara.

Sebelah selatan : Berbatasan dengan wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi Selatan

Sebelah timur : Berbatasan dengan perairan Teluk Tolo dan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Sulawesi Tenggara Sulawesi


Selatan

Wilayah Kabupaten Morowali terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu : pada belahan


utara
terdiri dari Kecamatan Wita Ponda, dan Kecamatan Bumi Raya, dibelahan selatan
terdapat Kecamatan Menui Kepulauan, Kecamatan Bungku Selatan, Kecamatan
Bungku Pesisir dan Kecamatan Bahodopi, sedangkan Bungku Barat, Bungku Tengah
dan Bungku Timur berada pada belahan Timur.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah
adalah Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten

BAB I - PENDAHULUAN 4
Morowali. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPT Dinas adalah
unsur pelaksana teknis Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Daerah yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu. Kelompok Jabatan Fungsional adalah himpunan kedudukan
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri
Sipil dalam Satuan Organisasi, yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan keterampilan.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Daerah Kabupaten Morowali
dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa gedung kantor, kendaraan dinas,
inventaris kantor, aset dan fasilitas lainnya. Sarana dan prasarana tersebut sebagian
besar dalam kondisi baik dan beberapa dalam kondisi kurang baik, namun diharapkan
semuanya dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2018 jumlah Puskesmas
sebanyak 9 unit dan Pustu 35 unit. Selain karena wilayah kerja Puskesmas banyak yang
sulit terjangkau, peningkatan Pustu menjadi Puskesmas juga karena adanya tuntutan
masyarakat seiring dengan adanya pemekaran kecamatan dan Desa.

Visi dan Misi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga


Berencana mengikuti visi dan misi Daerah Kabupaten.
 Visi : “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Morowali yang Sejahtera
Bersama”
 Misi 4 : Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui pembiayaan gratis,
peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan
ketersediaan obat yang berkualitas, serta mendorong kebersihan, kesehatan dan
keindahaan lingkungan, agar tercipta suasana sehat dan nyaman.
 Tata Nilai Organisasi
a) Pro Rakyat
- Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat.
- Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,
golongan, agama dan status sosial ekonomi.
b) Inklusif

BAB I - PENDAHULUAN 5
- Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua
pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya
dilaksanakan oleh Kemenkes saja.
- Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi
lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

c) Responsif
- Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi
kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
- Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
d) Efektif
- Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
e) Bersih
- Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

BAB I - PENDAHULUAN 6
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DAERAH

KABUPATEN MOROWALI
KEPALA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
STRUKTUR ORGANISASI
BERENCANA DAERAH
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA ASHAR M. MA'RUF, SE, M.si
BERENCANADAERAH KABUPATEN MOROWALI NIP. 19720112 199403 1 008

SEKERTARIS

LA TERRANG, SKM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
NIP. 19631231 199001 1 007

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PROGRAM
UMUM

AHMAR, SE IRWAN TANGDIALLA, S.E., M.E. HERMIN, S.Farm


NIP.19710501 199203 1 008 NIP.19760909 201001 1 018 NIP.19800327 200502 2 002

KABID BINA PELAYANAN DAN SUMBER DAYA


KABID PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KABID KESEHATAN MASYARAKAT KABID PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
MANUSIA KESEHATAN

SURYANI RONE, SKM JUMIATI, SKM SITTI MAGFIRAH, SKM ERNI, SE

NIP. 19790508 200312 2 008 NIP.19720502 199303 2 012 NIP.19730816 199303 2 010 NIP. 19681231 199103 2 034

KASIE FARMISI , ALKES & TKRT KASIE. SURVEILANS, IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA KASIE. PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN KASJOR KASIE KELUARGA BERENCANA

DARMAWANTI H, S.Farm.Apt MOH. ANAS MAKMUR, SKM.,M.Kes MARICE, S.Sos.,M.Kes NURHAYANI NUA, SKM
NIP. 19821129 200804 2 002 NIP. 19790813 200312 1 007 NIP. 19690325 198903 2 006 NIP. 19720527 199303 2 006

KASIE. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR & KESEHATAN KASIE. KESEHATAN KELUARGA & GIZI
KASIE. PELAYANAN KESEHATAN KASIE KELUARGA SEJAHTERA
JIWA MASYARAKAT

NASRUN, SKM AMINAH CANDRA S DJALY, SKM ADNI A. RAZAK, SKM, MPH HASNAH MAHBUB, SKM
NIP. 19840615 200904 1 001 NIP. 19830110 201101 2 007 NIP. 19750630 200212 2 004 NIP. 19741112 199702 2 003

KASIE. PROMKES DAN PEMBERDAYAAN


KASIE. SDM KESEHATAN KASIE. PENGENDALIAN PENYAKIT (P2) KASIE PENGENDALIAN PENDUDUK
MASYARAKAT

ISHAK ISKANDAR, SKM SULAIMAN, SKM NOVIANI B. SALAWATY, SKM FATMA AL-IDRUS, S.Kep
UNIT PELAKSANAN
TEHNIS DINAS (UPTD)
NIP. 19810505 200312 1 005 NIP. 19750719 200003 1 003 NIP. 19801113 200312 2 004 NIP. 19810111 200312 2 005
PUSKESMAS

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan , Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah Kab. Morowali
3. Tugas dan Fungsi Peserta
Dalam peraturan bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 1113/Menkes/PB/XII/2008 Nomor 26 tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya, yang dimaksud
dengan Apoteker adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan Kesehatan
yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan
secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Uraian tugas Apoteker juga telah
dipaparkan dalam lampiran peraturan Menteri Kesehatan Nomor
377/MENKES/PER/V/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Apoteker dan
Angka Kreditnya. Unsur dan sub unsur tugas apoteker terdiri dari :
1. Pendidikan
a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah atau gelar
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang kefarmasian dan mendapatkan
Surat Tanda Tamat Pendidikan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat
c. Pendidikan dan pelatihan prajabatan
2. Pekerjaan Kefarmasian
a. Penyiapan rencana kerja kefarmasian
b. Pengelolaan perbekalan farmasi, yang meliputi pemilihan,
perencanaan, pengadaan, sterilisasi sentral, uji mutu bahan baku, uji
mutu sediaan obat jadi, membuat rekomendasi uji mutu, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, penghapusan, penyusunan laporan
kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi, evaluasi kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi.
c. Pelayanan farmasi klinis, yang meliputi dispensing, visite, pelayanan
informasi obat, konseling obat, konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga
Kesehatan lainnya, evaluasi penggunaan obat, pemantauan penggunaan obat,
monitoring efek samping obat, pemantauan kadar obat dalam darah,
menganalisis efektivitas-biaya, penyusunan laporan kegiatan farmasi klinik.
d. Pelayanan farmasi khusus, yaitu meliputi pelayanan kefarmasian jarak jauh,
home care, ambulatory service, swamedikasi, pelayanan paliatif
e. Pengabdian masyarakat, yaitu meliputi kejadian luar biasa/ KLB/ wabah/
bencana alam, Kesehatan dan keselamatan kerja, program khusus Sarana
Pelayana Kesehatan
f. Pelaksanaan tugas ditempat yang mempunyai resiko tinggi dan atau rawan
g. Menjadi saksi dalam penghapusan perbekalan farmasi dan atau dokumennya
h. Memimpin satuan unit kerja
3. Pengembangan Profesi
a. Membuat karya tulis/ ilmiah dibidang kefarmasian/ Kesehatan
b. Penerjemahan/ penyaduran buku dibidang kefarmasian/ Kesehatan
c. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan dibidang pelayanan
kefarmasian.
d. Menemukan atau mengembangkan teknologi tepat guna
dibidang kefarmasian
e. Merumuskan system pelayanan kefarmasian
f. Melakukan penyuluhan dibidang kefarmasian
4. Penunjang Tugas
a. Mengajar/ melatih/ membimbing yang berkaitan dengan bidang
kefarmasian/ Kesehatan
b. Peran serta dalam seminar/ lokakarya dibidang kefarmasian/ Kesehatan
c. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapi (KFT) atau kepanitiaan
lainnya
d. Keanggotaan dalam organisasi profesi apoteker
e. Keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional apoteker
f. Memperoleh gelar kesarjanaan
g. Memperoleh piagam kehormatan/ penghargaan/ tanda jasa
Adapun rincian kegiatan Apoteker Pertama (Golongan III/b) menurut Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 07 /M.PAN/ 4 /2008 tentang
Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut
1. Membuat kerangka acuan dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan
Kefarmasian;
2. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan Perbekalan
Farmasi;
3. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan Perbekalan
Farmasi;
4. Mengolah data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi;
5. Mengawasi kegiatan dalam rangka Sterilisasi Sentral;
6. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan Perbekalan Farmasi;
7. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka Penghapusan
Perbekalan Farmasi;
8. Meracik obat resep individual dalam rangka Dispensing;
9. Visit ke ruang rawat;
10. Pelayanan informasi obat (PIO);
11. Konseling obat;
12. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya;
13. Mendokumentasikan dalam rangka Pemantauan Penggunaan Obat;
14. Pelayanan jarak jauh (Remote Service);
15. Pelayanan di tempat tinggal (Home care);
16. Ambulatory services;
17. Swamedikasi; dan
18. Pelayanan paliatif.

C. Tujuan Aktualisasi
1) Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan aktualisasi ini untuk mengiplementasikan nilai- nilai dasar ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi,
serta pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta menguasai
bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
2) Tujuan Khusus
Untuk mengoptimalisasi pengendalian obat kadaluarsa di Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Daerah Morowali dengan mengubah
metode perencanaan dan pengadaan obat dan perbekalan farmasi sebagai bentuk
kontribusi peserta dalam menyelesaikan isu yang terjadi di unit kerja peserta.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan rancangan aktualisasi ini terdiri dari empat manfaat, yaitu
manfaat untuk penulis, organisasi, pemerintah daerah dan masyarakat. Manfaat-manfaat
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Bagi Penulis
Mengidentifikasi nilai-nilai dasar Profesi ASN pada setiap kegiatan yang dilakukan di
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Daerah Kab.
Morowali sehingga penulis bisa memberikan output yang berkualitas bagi instansi dan
masyarakat.
2) Bagi Organisasi
Organisasi yang berhasil, dapat dinilai dari tercapainya visi dan misi organisasi . dengan
adanya laporan rancangan aktualisasi ini, maka penulis berharap akan terlaksananya tata
kelolah organisasi yang baik yang bersumber dari nilai-nilai dasar ASN
3) Bagi Pemerintah Daerah
Memberikan kontribusi terhadap visi dan misi pemerintah daerah Kab. Morowali.
4) Bagi Masyarakat
Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA dalam setiap kegiatan
atau pekerjaan yang dilakukan, maka diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai