A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang - undang Nomor 12 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
b. Undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
c. Undang-undang Nomor 1 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
d. Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
e. Undang – undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah Daerah;
f. Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 tentang Perencanaan dan
Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
masyarakat;
2. Gambaran Umum
Wilayah Kabupaten Morowali berada di daratan Pulau Sulawesi yang membentang dari arah
Tenggara ke Barat dan melebar ke Bagian Timur. Namun wilayah lainnya terdiri dari pulau- pulau
kecil yang tersebar di 2 (dua) kecamatan. Setelah pemekaran Morowali Utara menjadi daerah
otonom baru pada tahun 2013, sesuai UU No 12 tahun 2013 tentang Pembentukan
Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Morowali terdiri dari 9 Kecamatan, 126 Desa dan 7 kelurahan.
Pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Morowali selain mengacu pada RPJMD
Kabupaten Morowali 2013-2018 juga mengacu pada RPJM-N yaitu Pelayanan Akses Masyarakat
terhadap layanan Kesehatan yang berkualitas. Melalui sistem desentralisasi diharapkan dapat
memperhatikan kebutuhan kesehatan dan potensi masyarakat stempat, serta memberikan ruang
yang cukup besar terhadap keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Morowali. Dengan cara ini masyarakat tidak lagi sebagai objek pembangunan tetapi akan berperan
sebagai subjek pembangunan khususnya bidang kesehatan. Upaya ini dilakukan sesuai dengan
paradigma sehat yang ditetapkan sebagai model pembangunan kesehatan di indonesia, yaitu
pembangunan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif.
Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan pengendalian penyakit menular langsung
dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program, kondisi lingkungan strategis, kependudukan,
sumber daya, dan perkembangan baru lainnya. Potensi dan permasalahan pengendalian penyakit
menular langsung menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan dalam bidang Pengendalian Penyakit Menular Langsung.
Di Kabupaten Morowali penyakit HIV / AIDS, TBC dan malaria juga merupakan masalah
kesehatan yang tentunya perlu mendapat perhatian. Dari hasil capaian Skrining HIV / AIDS pada
populasi kunci sampai Tahun 2021 jumlah klien yang dikonseling dan testing sebanyak 3.497 orang
dan jumlah klien yang negatif 3.492 0rang, jumlah Positif 5 kasus, jumlah yang dilayani ARV 5 kasus
sedangkan kasus penyakit IMS sebanyak 10 orang. Pada tahun 2019 jumlah terduga TB yang
mendapatkan pemeriksaan sesuai standar sebanyak 2.716 orang dari target sebanyak 3.388 orang
sedangkan jumlah penemuan kasus positif TB sebanyak 452 kasus dari target sebanyak 503 kasus.
Pada tahun 2020 jumlah terduga TB yang mendapat pemeriksaan sesuai standard 1.840 dari target
2.199 dan penemuan kasus sebanyak 220 dari target 386 kasus. Tahun 2021 Jumlah terduga TB
yang mendapat peneriksaan sebanyak 2.151 dari target sebanyak 2.221 (96,8%) sedangkan kasus
positif yang ditemukan sebanyak 328 kasus dari target 386 kasus (85%).
Pemeriksaan TCM dengan Xpert MTB/RIF merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam melakukan diagnose TB. Di Kabupaten Morowali Jumlah Fasilitas Kesehatan yang memiliki
alat TCM sebanyak 2 unit yakni di RSUD Morowali dan UPT Puskesmas Bahodopi. Untuk menunjang
pelaksanaan pemeriksaan TCM, maka dibutuhkan tersedianya Catridge TCM yang memadai. Oleh
karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dalam hal ini Dinas Kesehatan Pengendalia
Dalam
Upaya Pengendalian vector penyakit malaria Pemerintah Kabupaten Morowali dalam hal ini
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah memandang perlu untuk
menganggarkan kegiatan pengadaan Larvasida Malaria sebagai strategi dalam pemberantasan
penyakit malaria di Kabupaten Morowali.n Penduduk dan Keluarga Berencana memandang perlu
menyeleggarakan kegiatan Pengadaan Catridge TCM sebagai bahan pendukung penanggulangan
TB di Kabupaten Morowali.
5 Pengadaan Reagen strip gula darah Untuk Skrining Deteksi Dini Penyakit Diabetes Militus
Daeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Salah satunya Diabetes Militus Perlu dukungan BMHP
Gula Darah sehingga Kasus Diabetes Militus Dapat ditemukan sedini Mungkin sehingga dapat
mencegah Kesakitan, kecacatan dan kematian. Kurangnya BMHP Gula Darah menyebabkan Deteksi
Dini PTM (Diabetes Militus) kepada masyarakat kurang optimal. Upaya untuk meningkatkan
kecukupan BMHP Gula Darah terus dilakukan setiap tahun , Namun karena keterbatasan anggaran
menyebabkan Cakupan Pelayanan Kesehatan Terhadap penderita Diabetes Militus Kurang
maksimal. Untuk itu kami Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah
Kabupaten Morowali Mengusulkan BHHP Gula Darah yang akan digunakan untuk melakukan Deteksi
Dini Diabetes Militus sehingga dapat menurunkan angka kejadiaan Dibetes Militus kepada
masyarakat Usia > 15 Tahun
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima
No Nama Kegiatan Jumlah
Manfaat
Pengadaan rapid HIV dan reagen Masyarakat
1 sifillis untuk skrining HIV dan 11 Puskesmas
Kab. Morowali
sifilis pada bumil
RSUD Morowali
dan UPT Masyarakat
2 Pengadaan Katrid TCM
Puskesmas Kab. Morowali
Bahodopi
Masyarakat
3 Pengadaan Larvasida Malaria 11 Puskesmas
Kab. Morowali
Masyarakat
4 Pengadaan RDT Malaria 11 Puskesmas
Kab. Morowali
Total 1.119.120.800
ASHAR M. MA’RUF,SE.,M.Si
NIP. 19720112 199403 1 008