Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PUSKESMAS BADE
DAK NON FISIK TA. 2024
KABUPATEN : MAPPI
JENIS DAK NON FISIK : BOK PUSKESMAS
BIDANG DAK NON FISIK : KESEHATAN
INSTANSI : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi
UNIT ORGANISASI PELAKSANA : Puskesmas Bade
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Peningkatan Kemampuan dan Dukungan
Masyarakat Bidang Kesehatan
KEGIATAN : 1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
berbahan pangan lokal
2. Penurunan AKI dan AKB dan Percepatan
Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Upaya Deteksi Dini, Preventif dan
Respons Penyakit
4. Insentif Petugas UKM
5. Manajemen Puskesmas
SASARAN KEGIATAN : Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Bade
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Terlaksananya Program Puskesmas
KELUARAN (OUTPUT) : Tercapainya Indikator Program Puskesmas
INDIKATOR KELUARAN/OUTPUT : 100%

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan


oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Namun, disadari bahwa Pembangunan kesehatan ini masih menghadapi berbagai
tantangan, antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan Masyarakat
antar wilayah, antar status social ekonomi, munculnya berbagai masalah
kesehatan/penyakit baru (new emerging deseases) atau penyakit lama yang
muncul kembali (re-emerging deseases). Pada tahun 2021, pemanfaatan DAK Non
Fisik sebelumnya mekanisme melalui dana BOK TP (Tugas Pembantuan). Akan
tetapi, sejak tahun 2022 berubah menjadi DAK (Dana Alokasi Khusus) Non Fisik
Bidang Kesehatan yang pelaksanaannya melalui mekanisme daerah dan
pertanggungjawaban mengikuti sistem didaerah yang berpedoman kepada surat-
surat edaran seperti dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Kesehatan terkait pemanfaatan dan penggunaan dana DAK tersebut.
Sejak tahun 2023, mekanisme DAK Non Fisik berubah menjadi BOK Salur dimana
mekanisme pemanfaatan dana disalurkan langsung kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama/FKTP sehingga pemanfaatan dana lebih maksimal dalam
menjawab tantangan kesehatan yang berkembang di masyarakat sehingga hasilnya
akan lebih terfokus, maksimal dalam pencapaian Pembangunan kesehatan
khususnya Pasca MDgs menuju SDGs.

B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah


Tenaga Kesehatan Puskesmas Bade yang melaksanakan kegiatan, Lintas Sektor
dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bade.

C. Jenis Kegiatan/Menu

Adapun yang menjadi Rincian Menu Kegiatan DAK Non fisik T.A 2024 untuk
kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas T.A 2024 adalah
sebagai berikut :

NO Rincian Menu/Komponen Uraian


1. PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BERBAHAN
PANGAN LOKAL
Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian
makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu
hamil kek dan balita gizi kurang tingkat kab/kota dan
puskesmas (1 kali)
Pemberian Paket Makan Tambahan Bumil (60 paket
selama 90 hari)
Pemberian Paket Makan Tambahan Balita Gizi Kurang
(85 paket selama 90 hari)
2. PENURUNAN AKI DAN AKB DAN PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi Kronik,
Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir rendah, dan Bayi
Balita dengan masalah Gizi (60 kasus)
Kunjungan Pembinaan Pelayanan ANC, Persalinan,
PNC bagi Posyandu Prima, Praktik Mandiri, dan
Posyandu
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
Pembinaan Kesehatan Sekolah (termasuk skrining
kesehatan) pada anak usia sekolah dan remaja
Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita dengan
masalah gizi dan tumbuh kembang: weight faltering,
gizi kurang, gizi buruk, stunting
Pendampingan pemberian MPASI dan ASI EKslusif (30
Ibu)
Pendampingan rujukan balita stunting/gizi buruk (5
kasus)
Rapat Koordinasi Dengan Opd/Perangkat Desa Dan
Masyarakat Terkait Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4k) Termasuk Pemantauan
Ibu Hamil Risiko Tinggi
Pelacakan Dan Pelaporan Kematian Dan Pelaksanaan
Otopsi Verbal Kematian Ibu dan Bayi/Balita (10 kasus)
Pertemuan Validasi Dan Evaluasi Data GIKIA
Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan KB, praktik
P2GP dan kesehatan reproduksi, pencegahan
kekerasan pada perempuan dan anak dan kesehatan
penyandang disabilitas
Pertemuan validasi dan evaluasi data usia produktif
dan lansia
3. UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN RESPONS
PENYAKIT
Posbindu PTM Terintegrasi
Skrining PTM Institusi (ASN)
Penjaringan kasus pada kelompok risiko kanker
serviks dan kanker payudara
Pelaksanaan Follow Up Layanan Quitline Terintegrasi
dengan Layanan UBM di FKTP
Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Sweeping Vaksinasi Td WUS Masyarakat Umum
Defaulter Tracking Imunisasi
Sweeping Vaksinasi Td Wus Di Sekolah Menengah
Sweeping Imunisasi Dasar
Investigasi Dan Pemantauan Kasus KIPI (2 kali jika ada
kasus)
Pengambilan obat POPM Kecacingan di Dinkes
Kabupaten
POPM KECACINGAN anak usia 2-15 tahun

Pemantauan minum oralit dan zinc pada diare balita di


Masyarakat (30 kasus)
Pemantauan minum obat kusta/KDT Kusta (20
kasus/3 kali)
Pemantauan minum obat HIV/AIDS (10 kasus/3 kali)

Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela, dan PD3I


lainnya)
Deteksi Dini HIV dan IMS

Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada populasi


kunci
Tracing Loss to Follow up (LTFU) dan pendampingan
minum obat bagi ODHIV (10 kasus/3 kali)
Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg reaktif) pada bayi
usia 9-12 bulan di masyarakat dan pemantauan ibu
hamil reaktif HbsAg (20 bayi)
Intensifikasi penemuan kasus Kusta Frambusia serta
tatalaksana kontak kasus Kusta Frambusia
Kunjungan rumah pemberian terapi pencegahan TB
(340 kasus)
Pendampingan minum obat TBC (90 kasus)

Penemuan aktif kasus TBC

Investigasi kontak kasus TBC (BTA POS) (425 kontak)

Pelacakan Kasus Mangkir TBC (21 kasus)


Skrining TBC di sekolah menengah

Survei Vektor Malaria, DBD dan Reservoar


Leptospirosis
Pengendalian vektor (pengasapan/fogging,
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN
Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan Fasilitas
Umum, Sarana Tempat Pengelolaan Pangan, Sarana
Air Minum, Fasyankes
Surveilans kualitas air minum di tingkat rumah tangga
(SKAMRT)

Verifikasi sinyal dan respon cepat SKDR (7 kasus)

Penyelidikan epidemiologi kasus potensial KLB (1


kasus)
Pemberdayaan kader masyarakat dalam pencegahan
penyakit menular
Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam
pelaksanaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak
menular
Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam
pelaksanaan imunisasi dan surveilans PD3I
Pemberdayaan kader masyarakat melalui pemicuan
untuk implementasi seluruh pilar STBM

4. INSENTIF PETUGAS UKM

Pemberian Insentif UKM bagi ASN Puskesmas

5. MANAJEMEN PUSKESMAS
Rapat sosialisasi ILP
Pendampingan ILP di posyandu
Kunjungan rumah kader posyandu

Pembelian paket WIFI dukungan SIMPUS


Pembelian paket WIFI dukungan dashboard ILP dan
ASIK
Rapat lokakarya mini bulanan

Rapat lokakarya mini tribulanan

D. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola, yaitu
dengan cara memetakan kebutuhan program kegiatan dengan penyusunan
Planning of Action/RPK, melalui lokakaryamini, penyusunan rencana
penarikan dan mengikuti petunjuk teknis yang diterbitkan serta regulasi-
regulasi yang terkait.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan untuk Puskesmas Bade
dialokasikan dalam kurun waktu 12 bulan pada tahun 2024. Puskesmas Bade
mengajukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun berdasarkan
rencana kebutuhan program pelayanan kesehatan yang telah dibahas melalui
lokakarya mini puskesmas. Menu kegiatan serta perencanaan pelaksanaan
kegiatan di Puskesmas, seluruhnya mengacu pada Juknis Penyusunan DAK
Non Fisik BOK Kemenkes RI .
Adapun rencana waktu pelaksanaan kegiatan yaitu :

2024
No Kegiatan 2023 2025
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Penetapan
Rencana
v
Kegiatan
2024
2. Persiapan
v
3. Pelaksanaan
v v v v v v V V v v v V
Evaluasi
4. dan v v v V
Pelaporan

E. Kurun Waktu Pencapaiaan Keluaran

Terlaksananya pelayanan kesehatan promotive dan preventif di Puskesmas


Bade dan jaringannya (Posbindu, posyandu) dengan tersedianya Bantuan
Operasional Kesehatan di Puskesmas Bade Kabupaten Mappi dalam jangka waktu
satu tahun.

F. Indikasi Kebutuhan Dana dan Lokasi Kegiatan

Lokasi Pelaksanaan Kegiatan adalah wilayah kerja Puskesmas Bade dengan


biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran sebesar Rp 1.265.892.000 (
Satu Milyar Dua Ratus Enam Puluh Lima Juta Delapan Ratus Sembinan Puluh
Dua Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut :
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
1. 349.850.000
berbahan pangan lokal
Penurunan AKI dan AKB dan Percepatan
2. 276.500.000
Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respons
3. 397.650.000
Penyakit
4. Insentif Petugas UKM 163.467.000

5. Manajemen Puskesmas 78.425.000

TOTAL 1.265.892.000

G. Penutup
Demikianlah kerangka acuan kegiatan/term of reference pelaksanaan
Bantuan Operasional Kesehatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik
bidang Kesehatan di Puskesmas Bade Tahun Anggaran 2024 dibuat sebagai
bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini.

Kepala Puskesmas Bade

Berlinda Kamonongyap, S.Kep


Penata Muda
NIP. 19730428 200502 2 002

Anda mungkin juga menyukai