A. LATAR BELAKANG
Mengingat Infeksi Menular Seksual (IMS) pada perempuan seringkali terjadi tanpa gejala,
setiap perempuan harus meningkatkan kewaspadaan terhadap organ reproduksinya. Meski IMS
menakutkan, nyatanya angka penyebaran IMS setiap tahunnya tak kunjung berkurang, bahkan
cenderung meningkat. Pada ibu hamil, semester berapapun infeksi dapat terjadi, begitu pula infeksi
yang ditularkan melalui kontak seksual, misalnya HIV dan Sifilis.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang membunuh sel darah putih (CD4) di
dalam tubuh. Sel darah putih tersebut berfungsi membantu melawan infeksi dan penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi
oleh virus HIV yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
Sebagian besar virus HIV berada dalam darah, cairan vagina, sperma dan dalam jumlah kecil
terdapat dalam ASI, air liur, air mata, dan air kencing. Secara klinis, HIV terbukti dapat menular
melalui darah, cairan vagina, sperma dan ASI.
Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) atau biasa disebut raja singa
sebagai nama lainnya. Tanpa penanganan, maka sifilis bisa memberikan komplikasi yang serius.
Jika penanganan terhadap sifilis tepat, maka mengobati sifilis untuk sembuh total akan mudah.
Sifilis sendiri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menular.
Umumnya, penyebaran akan penyakit sifilis melalui hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi. Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui cairan tubuh pengidapnya, yaitu
darah selain dari hubungan intim.
Dalam rangka mengatasi penyebaran penyakit HIV / AIDS maupun penyakit Sifilis perlu
dilakukan langkah-langkah strategis guna menjaga kelangsungan penanggulangan dan pencegahan
serta menghindari dampak yang lebih besar terhadap kesehatan masyarakat. Skrining IMS pada
Ibu hamil penting dilakukan, terutama bila kehamilan terjadi tanpa direncanakan dan dilakukan
dengan tidak aman seperti Perempuan yang sudah aktif secara seksual sebelum menikah,
Kehamilan yang dialami remaja di luar pernikahan, Perempuan yang melakukan monogami serial,
yaitu ada ikatan pernikahan dengan satu pasangan pada satu waktu tertentu namun sudah
berganti pasangan sah beberapa kali dan Perempuan berganti-ganti pasangan seksual.
Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS (SRAN) 2010-2014 yang
dikukuhkan dalam Permenkokesra Nomor 8 tahun 2010, menyebutkan makin memperkuat upaya
penanggulangan AIDS di Indonesia yang tebih terarah dan terkoordinasi. Berbagai kebijakan untuk
mendukung SRAN juga terus dikembangkan, misalnya pada kelompok remaja, program LSL (Lelaki
berhubungan Seks dengan Lelaki), dan juga bidang pendidikan dan pelatihan (KPAN, 2010).
Di Kabupaten Morowali penyakit HIV / AIDS juga merupakan masalah kesehatan yang
tentunya perlu mendapat perhatian. Pada Tahun 2022 Jumlah Ibu hamil yang menjadi Sasaran
Skrining HIV sebanyak 2728 orang. Capaian Skrining sebanyak 3.284 orang (120%). Pada Tahun
2023 jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran skrining HIV sebanyak 3690 orang, dan capaian
Skrining sampai dengan bulan Juli sebanyak 2.137 (57,9%). Target Sasaran Pemeriksaan ibu hamil
tahun 2024 sebanyak 4200 orang.
Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa penyakit HIV/AIDS dan Sifilis di Kabupaten
Morowali perlu ditanggulangi dan diberantas dengan strategi yang tepat dan benar atau sesuai
dengan program pemerintah yaitu TOP (Temukan yang positif obati yang positif sampai
pertahankan yang diobati). Dalam upaya peningkatan program tersebut Pemerintah Kabupaten
Morowali yang dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana memandang perlu menganggarkan kegiatan Pengadaan Rapid HIV dan Sifilis sebagai
langkah strategi dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut.
B. TUJUAN
• Output :
Terlaksananya pengadaan bahan medis habis pakai penanggulangan HIV dan Sifilis di
Kabupaten Morowali
• Outcome :
1. Meningkatkan pelayanan terhadap orang beresiko terinfeksi HIV dan Sifilis sesuai standar di
11 Puskesmas Kab. Morowali
2. Meningkatkan Cakupan Pelayanan terhadap Orang Dengan HIV/AIDS sesuai standar di 11
Puskesmas Kab. Morowali
D. PENERIMA MANFAAT
Rincian Menu
No. Penerima Manfaat Target Output Target Outcome
Kegiatan
100 %
Masyarakat di Wilayah
Penyediaan Rapid 2.800 Test
1. Kerja 11 Puskesmas
HIV dan Sifilis
Kabupaten Morowali
F. INDIKASI KEBUTUHAN DANA DAN LOKASI KEGIATAN
Rincian Usulan
Usulan Satuan
No. Menu Volume Kebutuhan Lokus
Output Biaya
Kegiatan Dana (Rp.)
Total
Rp. 50.400.000
Kebutuhan
H. METODE PELAKSANAAN
1. Metode Pelaksanaan
E-Catalog.
2. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
Kegiatan Penyediaan Bahan Medis Habis Pakai Penanggulangan HIV dan Sifilis di Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten Morowali
Tahun 2024 dilaksdanakan melalui mekanisme Pengadaan Barang/Jasa melalui LPSE
dengan pembelanjaan melalui E-Catalog LKPP Kabupaten Morowali sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
1) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan/ Term Of Reference (KAK/TOR)
2) Penyusunan Rencana Kerja Anggaran/ Rencana Anggaran Belanja
3) Pengajuan dan Asistensi (desk) RKA/RBA
4) Persetujuan Anggaran
5) Penerbitan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
6) Pembuatan SIRUP/RUP
7) Penyusunan Surat Kepala Dinas Kesehatan Mengenai Pengelolaan Kegiatan
8) Penyusunan Tim Penerima Hasil Kegiatan oleh Kepala Dinas
b. Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Bahan Medis Habis Pakai Penanggulangan HIV dan Sifilis di Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten Morowali
Tahun 2024 dilaksdanakan melalui mekanisme Pengadaan Barang/Jasa melalui LPSE
dengan pembelanjaan melalui E-Catalog LKPP Kabupaten Morowali sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
I. KETERANGAN LAINNYA
Spesifikasi, Harga dan Gambar Alat Kesehatan yang ada di E.Catalog
NO NAMA BAHAN JIMLAH SATUAN HARGA SATUAN HARGA BARANG HARGA TOTAL
INDEC HIV 1/2 & Syphilis Combo 2,800 Tes 18,000 50,400,000 50,400,000
1.
TOTAL 50,400,000
SURAT PERNYATAAN
Nomor :
menyatakan bahwa :
Kegiatan DAK Bidang Kesehatan 2024 Pelayanan Kefarmasian dan Bahan Habis Pakai akan digunakan untuk :
Rapid HIV -
Rapid HIV dan
a. Syphilis 2800 Test Rp 18,000 Rp 50,400,000 Rp 50,400,000
Reagen Syphilis
Combo
TOTAL Rp 50,400,000
6. Total penyediaan adalah = Rp.50,400.000 yang akan dibiayai dari DAK Kesehatan 2024 dan
pendampingnya.
7. Pemda Kabupaten Morowali akan menjamin biaya operasional sarana dan prasarana yang disediakan dari
APBD.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat sebagai komitmen untuk mendukung pelaksanaan DAK Kesehatan TA
2024.
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 440/ / DKPP-KBD/ 2023
Dengan ini menyatakan terkait target sasaran pemeriksaan HIV pada 8 (delapan)
populasi kunci (Ibu hamil, Penderita TB, Penderita IMS, WPS, LSL, Trans gender/Waria,
Penasun dan WBP) perkiraan sasaran tahun 2024 adalah sebagai berikut :
Jumlah Sasaran
NO POPULASI KUNCI
Tahun 2024
1 Ibu Hamil 4244
2 Pasien TB 268
3 Pasien IMS 10
4 WPS 29
5 LSL 19
6 Waria 9
7 Pensun 0
8 WBP 0
Demikian pernyataan dari Kami, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan
atas perhatian serta kerjasamanya diucapkan terima kasih.
ASHAR M. MA’RUF,SE.,M.Si
NIP. 19720112 199403 1 008
PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
Kompleks Perkantoran Bumi Fonuasingko- Bungku
RENCANA ALOKASI
JUMLAH Rapid HIV dan Syphilis
NO PUSKESMAS Combo KET
SASARAN
( TEST) (DUS)
TELAAHAN KEBUTUHAN
BAHAN HABIS PAKAI HIV DAN SIFILIS TAHUN 2024
Sifat : Penting
Perihal : Kebutuhan dan Perencanaan Bahan Habis Pakai (BHP) HIV dan Sifilis di
Dinas kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Morowali
A. PENDAHULUAN
dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat
menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi
Dari tahun ke tahun laju epidemik HIV makin meningkat,Berbagai upaya telah
dilakukan untuk menekan laju perkembangan HIV salah satunya melalui kebijakan
pengendalian HIV-AIDS yang mengacu pada kebijakan global Getting To Zeros, yaitu :
Kebijakan tersebut diatas akan sulit dicapai jika cakupan penemuan kasus masih
rendah dan akses pemberian pengobatan masih rendah, untuk itu pemerintah
• Obati segera orang yang sudah reaktif HIV dengan pemberian ARV tanpa melihat CD4
statusnya,90% ODHA mendapat terapi ARV,90% ODHA yang minum ARV terjadi supresi
virus ).
Bersama”, pada hakekatnya merupakan gambaran terencana yang diinginkan pada masa
depan, mengandung makna peningkatan kualitas sumber daya manusia, sarana dan
prasarana dan pelayanan kesehatan berkualitas merupakan salah satu langkah yang pada
Atas dasar hal tersebut, Kabupaten Morowali berkomitmen besar dalam memberikan
yang telah dilaksanakan melalui penyediaan dan pengembangan layanan kesehatan yang
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
mampu memberikan pelayanan HIV dan IMS. Angka kumulatif penemuan Kasus baru HIV
pada tahun 2019 yaitu sebanyak 3 orang, pada tahun 2020 yaitu sebanyak 14 orang, pada
tahun 2021 sebanyak 5 orang dan pada tahun 2022 sampai dengan bulan Oktober 2022
Dalam deteksi dini HIV dan penyakit IMS dibutuhkan beberapa alat-alat penunjang
laboratorium serta bahan habis pakai untuk meningkatkan capaian penemuan kasus HIV
dan kasus Sifilis terutama pada ibu hamil . Pemeriksaan Laboratorium tersebut
Bahan Habis Pakai (BHP) HIV dan Sifilis . Mengingat pentingnya ketersediaan BHP
Kabupaten Morowali mengajukan usulan Bahan Habis Pakai (BHP) yang terdiri dari :
B. PERMASALAH
Kebutuhan pemakaian Bahan Habis Pakai (BHP) HIV dan Sifilis yang harus tersedia di
layanan pemeriksaan.
C. DATA DAN FAKTA
Kebutuhan pemakaian Bahan Habis Pakai (BHP) HIV dan Sifilis yang harus tersedia di
layanan pemeriksaan.
Angka kumulatif penemuan kasus HIV dari tahun 2019 s.d Bulan Juli tahun 2023 yaitu
sebanyak 71 kasus dan pada tahun 2023 sampai dengan bulan Jili 2022 terdapat 2.237
orang yang melakukan Test HIV (55,6%) dari target yang harus di capai pada tahun 2023
D. KESIMPULAN
Melihat situasi dan kondisi diatas maka mohon untuk mempertimbangkan pemenuhan
kebutuhan pengadaan BHP HIV dan Sifilis untuk Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk
E. SARAN
Demikian telaahan yang bisa kami sampaikan, atas perhatiannya kami sampaikan terima
kasih.