Anda di halaman 1dari 7

“ RESUME MDLL “

KESEHATAN PERPINDAHAN PENDUDUK

Dosen Pengampu :

Nur Chabibah, M.,Si

Oleh :

Arfiana Mayang Damayanti

2010016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
Kesehatan Perpindahan Penduduk
Kesehatan perpindahan penduduk merupakan Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap
masyarakat yang melakukan perpindahan ke tempat baru yang bersifat menetap, yang
diselenggarakan pada saat:
1. Sebelum perpindahan dilakukan
2. Selama proses perpindahan mulai dari tempat keberangkatan sampai di pelabuhan
dan/atau bandara udara pemberangkatan; dan
3. Setelah menempati tempat baru sampai dengan adanya pelayanan kesehatan
permanen.
Menurut Karyadi (1994)
Pengumpulan data epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan
dalam bidang penanggulangan panyakit, yaitu :
1. Perencanaan program pemberatasan penyakit,
2. Evaluasi program pemberantsan penyakit,
3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa ( KLB )/ Wabah.
Langkah Kegiatan Surveilans :
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan& penyajian data
3. Analisis& interpretasi data
4. Pembuatan laporan, rekomendasi tindak lanjut & diseminasi informas
5. Tindakan pencegahan & penanggulangan
Kelebihan dan Kekurangan Penyuluhan
Kelebihan :
1. Menjangkau Banyak orang
2. Kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasiapa saja yg akan disampaikan.
Kekurangan :
1. Biasanya dilakukan dengan ceramah Komunikasi satu arah.
2. Sasaran dan pendengar tdk bisa menceritakan pendapat dan pengalamannya.
3. Bosan dan kurang memperhatikan pembicaraan.
Faskes Tingkat Pertama :
1. Puskesmas beserta jejaringnya;
2. Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek,laboratorium, bidan, perawat);
3. Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;
4. Klinik pratama beserta jejaringnya; dan
5. Fasilitas kesehatan milik TNI/POLRI beserta jejaringnya
6. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

Resume 4 Literatur (Kesehatan Perpindahan Penduduk)


1. Literatur 1
Judul Literatur Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Sirkuler Pasien
Kanker Payudara di Yogyakarta
Penerbit Insignia Journal of International Relations
Tahun Terbit November, 2016
DOI https://doi.org/10.20884/1.ins.2016.3.02.471
Penulis Literatur Ratna Dewi
Sumber Link http://jurnalonline.unsoed.ac.id/index.php/insignia/article/view/471
Resume Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan
keputusan untuk melakukan mobiitas pada pasien kanker yang
melakukan pengobatan di yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterbatasan pelayanan kesehatan di daerah
asal menyebabkan pasien melakukan pengobatan keluar
daerahnya. Ada banyak pertimbangan bagi pasien kanker untuk
mengambil keputusan melakukan migrasi, pertimbangan dapat
berupa pengaruh dari dalam maupun luar diri pasien. Proses
pengambilan keputusan bukanlah hal yang mudah karena berkaitan
dengan keluarga ataupun pekerjaan yang harus ditinggalkan.
Pilihan daerah tujuan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
jarak antara tempat tinggal dengan kota tujuan, informasi yang
diterima mengenai daerah tujuan, dan penilaian pasien kanker
terhadap daeah tujuan. Pendahuluan Migrasi atau perpindahan
penduduk terjadi karena adanya perbedaan nilai kefaedahan suatu
tempat, dimana tempat atau daerah tertentu mempunyai nilai yang
lebih dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Sebagaimana
Mantra (1999) menyebutkan bahwa penduduk akan berpindah dari
daerah yang mempunyai nilai kefaedahan (place utility) yang
rendah menuju daerah yang nilai kefaedahannya tinggi. Hal yang
mendorong orang melakukan migrasi adalah faktor pemenuhan
kebutuhan. Pada umumnya alasan orang melakukan migrasi adalah
karena kebutuhan ekonomi. Kesehatan merupakan salah satu
alasan atau motif yang mempengaruhi orang untuk melakukan
migrasi (Taylor dalam Jackson, 1969). Tindakan ini merupakan
cara seseorang untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya atau
untuk penyembuhan penyakit. Dalam mencapai tujuan tersebut,
pilihan daerah juga dipengaruhi oleh nilai kefaedahan suatu
daerah, yang memberi manfaat terpenuhinya kebutuhan kesehatan.
Fasilitas kesehatan antar daerah yang tidak sama akan mendorong
orang melakukan perpindahan atau migrasi. Dalam kasus ini
kanker merupakan penyakit yang bisa mematikan terutama jika
terlambat penanganan atau tidak tuntas dalam pengobatan. Kanker
itu sendiri merupakan hasil dari pembelahan sel yang mengalami
pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkontrol, dan
peningkatan jumlah sel abnormal ini pada umumnya membentuk
benjolan yang disebut tumor atau kanker (Soebandri, 1996). Di
Indonesia penyakit kanker menduduki peringkat ketiga penyebab
kematian, dan 64% penderitanya adalah perempuan, yang
menderita kanker leher rahim dan kanker payudara (Anita, 2000).
Kanker payudara merupakan penyakit dengan kasus terbanyak
kedua setelah kanker leher rahim atau kanker serviks. Selain hal
tersebut, di daerah ini ada bentuk migrasi yang dipengaruhi oleh
faktor kesehatan. Instalasi Kanker Terpadu Tulip merupakan salah
satu rumah sakit yang melakukan program perawatan paliatif
selain RS. Perawatan paliatif merupakan perawatan kesehatan
terpadu yang aktif dan menyeluruh, bertujuan untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan
kualitas hidupnya dan juga memberikan dukungan kepada
keluarganya. Penderita kanker, terutama yang berasal dari luar
Yogyakarta, melakukan migrasi untuk memperoleh perawatan.
Namun demikian, migrasi yang dilakukan individu tidak hanya
terjadi satu kali, tapi dapat berulang kali, karena individu tersebut
harus melakukan terapi ataupun pemerikasaan secara berkala.
Kajian Teoritis Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk
dari suatu daerah menuju daerah lain dengan tujuan melewati batas
wilayah administrasi tertentu (Mantra, 1985 ). Mantra
membedakan migrasi menjadi migrasi permanen atau lebih sering
disebut sebagai migrasi, dan migrasi non permanen yaitu
perpindahan yang dilakukan tanpa adanya niat untuk menetap,
yang lebih sering disebut dengan migrasi sirkuler. Menurut Badan
Pusat Statistik yang masuk dalam kategori migrasi adalah
seseorang yang melakukan perpindahan dari satu wilayah ke
wilayah lain dengan batas propinsi dan batas waktu minimal enam
bulan. Padahal sebenarnya masyarakat cenderung melakukan
perpindahan, hanya saja tidak melewati batas propinsi dan kurang
dari enam bulan, misalnya hanya melewati batas kabupaten atau
desa. Perpindahan yang demikian merupakan perpindahan yang
semi permanen atau sirkuler.

Daftar Pustaka Dewi, Ratna. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Sirkuler


Pasien Kanker Payudara di Yogyakarta." Insignia: Journal of
International Relations 3.02 (2016): 38-47.
Dewi, R. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Sirkuler Pasien Kanker Payudara di Yogyakarta. Insignia: Journal
of International Relations, 3(02), 38-47.
DEWI, Ratna. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Sirkuler
Pasien Kanker Payudara di Yogyakarta. Insignia: Journal of
International Relations, 2016, 3.02: 38-47.

2. Literatur 2
Judul Literatur Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya Hidup Seksual
Terhadap Penularan HIV/AIDS
Penerbit KEMAS Universitas Negeri Semarang
Tahun Terbit 2014
DOI https://doi.org/10.15294/kemas.v9i2.2847
Penulis Literatur Dewi Rokhmah
Sumber Link https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2847
Resume Dikarenakan jauh dari keluarga dan masyarakat dimana norma-
norma seksual dan sosial diterapkan dan dipatuhi pada tingkat
yang berbeda, kini mereka harus beradaptasi dengan lingkungan
baru. Pada hasil penelitian komprehensif mengenai perpindahan
penduduk dengan HIV/AIDS di Kenya dengan menguji hipotesa
yang menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan mereka yang
bukan pendatang, para pendatang laki laki dan perempuan di
daerah perkotaan dan dalam kegiatan-kegiatan seksual yang
dapat meningkatkan risiko mereka terjangkit HIV dan akhirnya
pada AIDS (Theodore, orang pengidap HIV yang belum
menunjukkan penularan. Jumlah kasus HIV/AIDS di dunia pada
akhir tahun 2011 sebanyak 98.390, jumlah AIDS jumlah HIV di
provinsi Jawa Timur sampai dengan Desember 2012 sebanyak
12.862, dan jumlah AIDS sebanyak 6.900 jiwa. Data statistik dan
hasil pemodelan penularan HIV di Indonesia dewasa ini sebesar
81,8 persen. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah
Kecamatan Kaliwates yaitu sebesar 4.029 jiwa per km2 dengan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi kedua dengan kepadatan
3.002 jiwa per km2 dan Kecamatan Patrang dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi ketiga sebesar 2.345. Penting
untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas dan
distribusi penduduk yang tidak merata, dan adanya faktor
pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan
migrasi. Mobilisasi penduduk tidak hanya secara vertikal, tetapi
juga secara horizontal. Yang termasuk dalam perpindahan
horizontal adalah perpindahan penduduk secara teritorial, spasial
atau geografis, sedangkan perpindahan vertikal sesuai dengan
perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi.
Mobilisasi tidak hanya dilakukan oleh penduduk laki-laki tetapi
juga oleh penduduk perempuan. Dengan bekal tingkat
pendidikan yang tidak mencukupi, maka alternatif pekerjaan
sebagai buruh migran seperti buruh pabrik, kuli uang lebih
mudah dari pada jadi petani sebagai buruh migran yang bekerja
di sektor industri, konstruksi atau transportasi dibandingkan
dengan mereka yang bertahan bangunan atau sopir, karena gajing
lebih. Gaji yang mereka dapatkan setiap minggu sebagian
mereka digunakan untuk biaya hidup jauh dari keluarga, yang
berarti pula tidak ada lagi dengan kemudahan akses tehnologi
informasi (internet dan handphone) serta transportasi yang ada di
kota mereka cenderung untuk menggunakan uang gaji mereka
untuk melakukan transaksi seks dengan perempuan PSK (Pekerja
Seks Komersial). Selain pihak laki-laki yang meiliki perilaku dan
pendidikan yang rendah serta pengalaman yang kurang ketika
hidup di kota, maka mereka hanya dapat bekerja sebagai buruh
pabrik. Di sisi lain kehidupan di kota menyebabkan mereka
dipaksa untuk dapat bertahan hidup di kota dengan menjajakan
diri sebagai Wanita Pekerja Seks dengan proses pemberdayaan
perempuan namun kenyataannya migrasi dapat melanggengkan
ketidakberdayaan perempuan atau bahkan perpindahan membuat
mereka semakin tidak menutup Tempat Layanan Sosial Transisi
untuk Pekerja Seks Komersial yang menyebabkan maraknya
penderita HIV/AIDS.

Daftar Pustaka Rokhmah, Dewi. "Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya


Hidup Seksual terhadap Penularan HIV/AIDS." KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat 9.2 (2014): 183-190.
Rokhmah, D. (2014). Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya
Hidup Seksual terhadap Penularan HIV/AIDS. KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(2), 183-190.
ROKHMAH, Dewi. Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya
Hidup Seksual terhadap Penularan HIV/AIDS. KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2014, 9.2: 183-190.

Anda mungkin juga menyukai