Resume MDLL
Resume MDLL
Dosen Pengampu :
Oleh :
2010016
2. Literatur 2
Judul Literatur Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya Hidup Seksual
Terhadap Penularan HIV/AIDS
Penerbit KEMAS Universitas Negeri Semarang
Tahun Terbit 2014
DOI https://doi.org/10.15294/kemas.v9i2.2847
Penulis Literatur Dewi Rokhmah
Sumber Link https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2847
Resume Dikarenakan jauh dari keluarga dan masyarakat dimana norma-
norma seksual dan sosial diterapkan dan dipatuhi pada tingkat
yang berbeda, kini mereka harus beradaptasi dengan lingkungan
baru. Pada hasil penelitian komprehensif mengenai perpindahan
penduduk dengan HIV/AIDS di Kenya dengan menguji hipotesa
yang menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan mereka yang
bukan pendatang, para pendatang laki laki dan perempuan di
daerah perkotaan dan dalam kegiatan-kegiatan seksual yang
dapat meningkatkan risiko mereka terjangkit HIV dan akhirnya
pada AIDS (Theodore, orang pengidap HIV yang belum
menunjukkan penularan. Jumlah kasus HIV/AIDS di dunia pada
akhir tahun 2011 sebanyak 98.390, jumlah AIDS jumlah HIV di
provinsi Jawa Timur sampai dengan Desember 2012 sebanyak
12.862, dan jumlah AIDS sebanyak 6.900 jiwa. Data statistik dan
hasil pemodelan penularan HIV di Indonesia dewasa ini sebesar
81,8 persen. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah
Kecamatan Kaliwates yaitu sebesar 4.029 jiwa per km2 dengan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi kedua dengan kepadatan
3.002 jiwa per km2 dan Kecamatan Patrang dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi ketiga sebesar 2.345. Penting
untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas dan
distribusi penduduk yang tidak merata, dan adanya faktor
pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan
migrasi. Mobilisasi penduduk tidak hanya secara vertikal, tetapi
juga secara horizontal. Yang termasuk dalam perpindahan
horizontal adalah perpindahan penduduk secara teritorial, spasial
atau geografis, sedangkan perpindahan vertikal sesuai dengan
perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi.
Mobilisasi tidak hanya dilakukan oleh penduduk laki-laki tetapi
juga oleh penduduk perempuan. Dengan bekal tingkat
pendidikan yang tidak mencukupi, maka alternatif pekerjaan
sebagai buruh migran seperti buruh pabrik, kuli uang lebih
mudah dari pada jadi petani sebagai buruh migran yang bekerja
di sektor industri, konstruksi atau transportasi dibandingkan
dengan mereka yang bertahan bangunan atau sopir, karena gajing
lebih. Gaji yang mereka dapatkan setiap minggu sebagian
mereka digunakan untuk biaya hidup jauh dari keluarga, yang
berarti pula tidak ada lagi dengan kemudahan akses tehnologi
informasi (internet dan handphone) serta transportasi yang ada di
kota mereka cenderung untuk menggunakan uang gaji mereka
untuk melakukan transaksi seks dengan perempuan PSK (Pekerja
Seks Komersial). Selain pihak laki-laki yang meiliki perilaku dan
pendidikan yang rendah serta pengalaman yang kurang ketika
hidup di kota, maka mereka hanya dapat bekerja sebagai buruh
pabrik. Di sisi lain kehidupan di kota menyebabkan mereka
dipaksa untuk dapat bertahan hidup di kota dengan menjajakan
diri sebagai Wanita Pekerja Seks dengan proses pemberdayaan
perempuan namun kenyataannya migrasi dapat melanggengkan
ketidakberdayaan perempuan atau bahkan perpindahan membuat
mereka semakin tidak menutup Tempat Layanan Sosial Transisi
untuk Pekerja Seks Komersial yang menyebabkan maraknya
penderita HIV/AIDS.