Anda di halaman 1dari 8

Analisa Masalah Keperawatan Komunitas

No DATA MASALAH KEPERAWATAN


KOMUNITAS
1. DS : Penurunan derajat kesehatan lansia di Br.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli, Kab.
masyarakat, kelian dinas, ketua ST Bangli.
dan petugas puskesmas pembantu di
Banjar Kawan, Desa Bangli, Kec.
Bangli Kab. Bangli dikatakan tidak
ada wadah khusus untuk lansia
melakukan aktivitas untuk menunjang
kesehatan lansia.
- Dari 73 lansia, 63 lansia mengatakan
perlu diadakannya kegiatan Posyandu
Lansia untuk menunjang kesehatan
lansia sedangkan 10 lansia lainnya
mengatakan perlu diadakan sekaa
kidung/kekawin.

DO :
- Terdapat 73 lansia di Banjar Kawan
- Dari 73 lansia terdapat 37 lansia yang
menderita penyakit rheumatik, 8
lansia menderita ISPA, 11 lansia
menderita hipertensi, 2 lansia
menderita stroke, 1 lansia menderita
DM, 2 lansia menderita katarak, 6
orang menderita penyakit lain-lain (3
lansia menderita gatal dan 3 lansia
menderita pusing), dan 6 lansia tidak
mengalami keluhan kesehatan
- Dari 73 lansia, 67 lansia dibawa ke
pelayanan kesehatan saat sakit dan 6
lansia dirawat dirumah
- Aktivitas yang biasa dilakukan lansia
pada waktu luang, yaitu 28 lansia
mengasuh cucu, 19 lansia pergi ke
sawah, 9 lansia diam saja di
rumah/tidur-tiduran, 9 lansia merawat
rumah
2. DS: Sanitasi Lingkungan Kurang Efektif di Br.
- Berdasarkan wawancara dengan Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli, Kab.
masyarakat di Banjar Kawan Desa Bangli.
Bangli, mengatakan bahwa masih ada
masyarakat mengolah sampah dengan
cara dibakar, dibuang ke sungai,
dikubur tanpa pemilahan, dan
dibiarkan saja.
DO:
- Dari 195 KK, mayoritas penduduk
Banjar Kawan Desa Bangli, mengolah
sampah dengan cara dibakar yaitu
sebanyak 157 KK, 26 KK mengolah
sampah dengan dikubur, 6 KK
mengolah sampah dengan dibiarkan
saja, 3 KK mengolah sampah dengan
dibuang ke sungai, dan 3 KK
sampahnya diangkut oleh petugas.
- Dari 195 KK terdapat 133 KK
memiliki tempat sampah terbuka
sedangkan hanya 62 KK yang
memiliki tempat sampah tertutup.
- Dari 195 KK mayoritas keluarga
dalam mencuci tangan menggunakan
air mengalir dan sabun, yaitu
sebanyak 126 KK sedangkan 45 KK
mencuci tangan dengan air bersih dan
34 KK mencuci tangan dengan air
mengalir, namun setelah beberapa
warga diminta untuk memperagakan
didapatkan data bahwa mereka belum
bisa mencuci tangan dengan efektif.

3. DS: Risiko penurunan derajat kesehatan pada


1. Dari hasil wawancara dengan Ketua remaja di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec.
ST Santhi Werdhi Yowana, diketahui Bangli, Kab. Bangli.
belum terdapat program penyuluhan
kesehatan pada remaja dan
masyarakat mengenai kesehatan
remaja di Br. Kawan, Ds. Bangli,
Kec. Bangli, Kab. Bangli, disamping
itu Ketua ST meminta untuk diadakan
penyuluhan kesehatan tentang HIV.

DO:
- Dari 113 remaja yang ada di Banjar
Kawan, yang pernah mendapat
penyuluhan kesehatan berjumlah 75
orang remaja dan penyuluhan itu
hanya didapatkan di sekolah,
sedangkan remaja yang belum pernah
mendapatkan penyuluhan kesehatan
sebanyak 38 orang.
- Dari 113 remaja, sebanyak 39 remaja
mengalami disminore, 15 remaja
mengalami gangguan kulit, dan 26
remaja mengalami gangguan
kesehatan lain (pusing, demam,
ISPA).
4. DS: Resiko Peningkatan Balita dengan Gizi
- Berdasarkan wawancara dengan Kurang di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec.
masyarakat, kelian dinas, ketua ST, Bangli, Kab. Bangli.
dan petugas kesehatan di Puskesmas
Pembantu Desa Bangli terdapat
kegiatan Posyandu Balita setiap 1
bulan sekali dan rutin dilaksanakan.
DO:
- Berdasarkan laporan dari Puskesmas
Bangli I terdapat Posyandu Balita di
Banjar Kawan Desa Bangli yang
diadakan rutin setiap 1 bulan sekali.
- Dari 45 balita, didapatkan hasil bahwa
sebagian besar keluarga menimbang
berat badan balita di posyandu
sebulan sekali yaitu sebanyak 44
orang dan 2 bulan sekali sebanyak 1
orang.
- Dari 51 bayi dan balita, didapatkan
hasil bahwa semua bayi dan balita
sudah mendapatkan imunisasi sesuai
dengan umurnya.
- Dari 51 bayi dan balita, didapatkan
data bahwa 46 orang dengan status
gizi baik, 4 orang dengan status gizi
kurang, dan 1 orang dengan status gizi
buruk.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa, dirumuskan masalah atau didiagnosa


keperawatan kemudian diprioritas berdasarkan skoring masyarakat pada saat MMD, dengn
prioritas sebagi berikut :

1. Risiko penurunan derajat kesehatan lansia di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli, Kab.
Bangli berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang
perubahan-perubahan pada lansia serta kurangnya informasi untuk pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan sosial dari usia lanjut ditandai dengan tidak ada wadah khusus
untuk lansia melakukan aktivitas untuk menunjang kesehatan lansia, Terdapat 73 lansia di
Banjar Kawan dan dari 73 lansia tersebut terdapat 37 lansia yang menderita penyakit
rheumatik, 8 lansia menderita ISPA, 11 lansia menderita hipertensi, 2 lansia menderita
stroke, 1 lansia menderita DM, 2 lansia menderita katarak, 6 orang menderita penyakit
lain-lain (3 lansia menderita gatal dan 3 lansia menderita pusing), dan 6 lansia tidak
mengalami keluhan kesehatan. Dari 73 lansia 67 lansia dibawa ke pelayanan kesehatan
saat sakit dan 6 lansia dirawat dirumah, aktivitas yang biasa dilakukan lansia pada waktu
luang, yaitu 28 lansia mengasuh cucu, 19 lansia pergi ke sawah, 9 lansia diam saja di
rumah/tidur-tiduran, 9 lansia merawat rumah. Dari 73 lansia, 63 lansia mengatakan perlu
diadakannya kegiatan Posyandu Lansia untuk menunjang kesehatan lansia sedangkan 10
lansia lainnya mengatakan perlu diadakan sekaa kidung/kekawin.
2. Sanitasi Lingkungan Kurang Efektif di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli, Kab. Bangli
berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat terkait dengan kesehatan
lingkungan ditandai dengan dari 195 KK mayoritas penduduk Banjar Kawan mengolah
sampah dengan cara dibakar yaitu sebanyak 157 KK sedangkan 26 KK mengolah sampah
dengan dikubur, 6 KK mengolah sampah dengan dibiarkan saja, 3 KK mengolah sampah
dengan dibuang ke sungai, dan 3 KK sampahnya diangkut oleh petugas. Dari 195 KK
terdapat 133 KK memiliki tempat sampah terbuka sedangkan hanya 62 KK yang memiliki
tempat sampah tertutup. Dari 195 KK, sebanyak 49 KK sering mengalami penyakit diare
dan dari 195 KK tersebut mayoritas keluarga dalam mencuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun, yaitu sebanyak 126 KK sedangkan 45 KK mencuci tangan dengan air
bersih dan 34 KK mencuci tangan dengan air mengalir, namun setelah beberapa warga
diminta untuk memperagakan didapatkan data bahwa mereka belum bisa mencuci tangan
dengan efektif
3. Risiko penurunan derajat kesehatan pada remaja di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli,
Kab. Bangli berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan di tandai
dengan belum terdapat program penyuluhan kesehatan pada remaja dan masyarakat
mengenai kesehatan remaja di Banjar Kawan dan adanya permintaan dari Ketua ST untuk
diadakan penyuluhan kesehatan tentang HIV. Dari 113 remaja yang ada di Banjar Kawan,
yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan berjumlah 75 orang remaja dan penyuluhan
itu hanya didapatkan di sekolah, sedangkan remaja yang belum pernah mendapatkan
penyuluhan kesehatan sebanyak 38 orang. Dari 113 remaja, sebanyak 39 remaja
mengalami gangguan reproduksi (disminore), 15 remaja mengalami gangguan kulit, dan
26 remaja mengalami gangguan kesehatan yang lain (pusing, demam, ISPA).
4. Resiko Peningkatan Balita dengan Gizi Kurang di Br. Kawan, Ds. Bangli, Kec. Bangli,
Kab. Bangli berhubungan dengan kurangnya kesadaran keluarga tentang pemenuhan gizi
seimbang pada balita ditandai dengan dari 51 bayi dan balita didapatkan data bahwa 46
orang dengan status gizi baik, 4 orang dengan status gizi kurang, dan 1 orang dengan
status gizi buruk.
terdapat kegiatan Posyandu Balita setiap 1 bulan sekali dan rutin dilaksanakan, dari 45
balita yang ada didapatkan bahwa sebagian besar keluarga menimbang berat badan balita
sebulan sekali yaitu sebanyak 44 orang dan 2 bulan sekali sebanyak 1 orang, dan seluruh
balita ditimbang di Posyandu Balita. Dari 51 bayi dan balita semuanya sudah
mendapatkan imunisasi sesuai dengan umurnya dan dari 51 bayi dan balita tersebut
didapatkan data bahwa 46 orang dengan status gizi baik, 4 orang dengan status gizi
kurang, dan 1 orang dengan status gizi buruk
Saat MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dilakukan prioritas masalah yang dilakukan
bersama masyarakat untuk dilakukanimplementasi dengan hasil sebagai berikut :

Masalah Pentingnya Kemungkinan Peningkatan Total


masalah untuk perubahan terhadap
dipecahkan positif jika kualitas hidup
1 : rendah diatasi bila masalah
2 : sedang 0 : tidak ada teratasi
3 : tinggi 1 : rendah 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi
Risiko
penurunan
derajat
kesehatan lansia
di Banjar
Kawan, Desa
Bangli
Sanitasi
Lingkungan
Kurang Efektif
di Banjar
Kawan, Desa
Bangli
Risiko
penurunan
derajat
kesehatan pada
remaja di Banjar
Kawan, Desa
Bangli.
Resiko
Peningkatan
Balita dengan
Gizi Kurang di
Banjar Kawan,
Desa Bangli.
Sehingga sesuai prioritas untuk melakukan kegiatan implementasi adalah sebagi berikut :

Anda mungkin juga menyukai