Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA SAAT PERUBAHAN KEPEMILIKAN

DAN DISOLUSI PERSEKUTUAN

OLEH :

KELOMPOK 2

MAULIDA (1802622010145/14)

NI KADEK ARI HENDRAWATI (1802622010146/15)

NI PUTU RIKA ARIANI (1802622010155/24)

NI PUTU WIDYA MAHARANI (1802622010158/27)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN AJARAN 2020


PEMBAHASAN

1. Perubahan Kepemilikan Persekutuan


Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi baik dengan masuknya
sekutu baru atau dengan berhenti atau meninggalnya sekutu lama, suatu perjanjian
persekutuan baru perlu dibuat untuk kelanjutan usaha persekutuan. Pertanyaan
muncul apakah aktiva dari usaha persekutuan yang sedang berlangsung harus dinilai
ulang. Ada pendapat yang mengatakan, karena disolusi resmi menghentikan
persekutuan lama, seluruh aktiva yang ditransfer ke persekutuan baru harus dinilai
ulang dengan cara yang sama seperti jika aktiva dijual ke perusahaan lain. Pendapat
lain mengatakan perubahan dalam kepemilikan persekutuan tidak sama dengan
perubahan pemegang saham dalam suatu perusahaan, dan bahwa penjualan pribadi
kepemilikan pribadi tidak memerlukan penilaian ulang kesatuan usaha.
a. Penyerahan Kepemilikan ke Pihak Ketiga
Penyerahan kepemilikan ke pihak ketiga ini hanya memberi hak kepada si penerima
untuk menerima laba dan aktiva milik sekutu yang menyerahkan pada saat
persekutuan dilikuidasi. Si penerima tidak menjadi sekutu, dan tidak mendapatkan
hak dalam manajemen persekutuan. Apabila si penerima tidak menjadi sekutu,
perubahan satu-satunya yang dibutuhkan pada buku persekutuan adalah transfer
modal sekutu yang memberi ke si penerima.
Penyerahan kepemilikan makro sebesar 25% ke Koni pada persekutuan Koni Makro
dicatat sebagai berikut :
Modal Makro xxx
Modal Koni xxx
Jumlah modal yang ditransfer sama dengan jumlah yang dicatat untuk modal makro
saat diserahkan, dan itu juga tidak berhubungan dengan perhitungan yang diterima
makro atas 25% kepemilikannya. Apabila jumlah yang dicatat untuk modal makro
adalah Rp 50.000.000, maka jumlah yang dijurnal untuk transfer adalah Rp
50.000.000 tanpa memandang apakah Koni membayar makro dalam jumlah yang
sama Rp 50.000.000.
b. Masuknya Sekutu Baru
Masuknya sekutu baru bisa diterima dengan kesepakatan bersama antar sekutu lama.
Persekutuan lama didisolusi dan perjanjian yang baru diperlukan untuk operasi
persekutuan selanjutnya. Jika tidak ada perjanjian yang baru, maka seluruh laba dan
rugi dalam persekutuan yang baru dibagi secara merata.
Situasi ini sama halnya dengan jika persekutuan lama didisolusi secara hukum, dan
modal serta pendapatan bunga akan diadasarkan pada perjanjian persekutuan yang
baru. Situasi ini berbeda jika persekutuan tidak menerima sumber daya saat pihak
ketiga membeli kepemilikan langsung dari sekutu lama, tapi ia menerima sumber
daya baru saat pihak ketiga menjadi sekutu melalui investasi langsung dalam
persekutuan. Karena sekutu dalam perjanjian baru dapat menyepakati pembagian
modal dan kepemilikan dalam persekutuan seperti pilihan mereka masing-masing
maka perlakuan akuntansi sebagian besar adalah memberikan alternatif pada sekutu
mengenai hal alokasi modal dan pendapatan bunga secara merata dalam perjanjian
yang baru.

2. Pembelian Kepemilikan dari Sekutu Lama


Dengan persetujuan dari seluruh sekutu yang ada, sekutu baru dapat diterima
masuk ke dalam persekutuan dengan membeli kepemilikan langsung dari sekutu
lama. Persekutuan lama di disolusi, buku persekutuan ditutup, dan perjanjian yang
baru digunakan untuk kegiatan operasi persekutuan selanjutnya. Apabila perkiraan
modal disamakan dengan rasio pembagian laba rugi sebelum dan sesudah masuknya
sekutu baru, aktiva bersih dari persekutuan lama mungkin dinilai secara benar.
Misalnya Alfa dan Baleno adalah sekutu dengan saldo modal masing-masing
Rp50.000.000 dan mereka membagi laba rugi secara merata. Cakra membeli setengah
kepemilikan Alfa sebesar Rp 25.000.000. persekutuan yang baru Alfa, Baleno, dan
Cakra terdiri dari Alfa dan Cakra masing-masing memiliki 25% kepemilikan dalam
modal dan laba persekutuan baru. Ayat jurnal yang harus dibuat untuk mencatat
transaksi kepemilikan Alfa ke Cakra adalah:
Modal Alfa Rp 25.000.000
Modal Cakra Rp 25.000.000
(Mencatat masuknya Cakra ke dalam persekutuan dengan membeli setengah
kepemilikan Alfa).
Pada kasus ini, modal dan kepemilikan disamakan sebelum dan sesudah
masuknya Cakra, dan bukti-bukti mengindikasikan bahwa aktiva bersih dari
persekutuan lama dinilai secara benar. Yaitu, pembayaran Cakra Rp 25.000.000 untuk
25% kepemilikan dalam modal dan pendapatan persekutuan yang akan datang
mengimplikasikan nilai total persekutuan Rp 100.000.000 (Rp 25.000.000/0,25).
Karena aktiva bersih persekutuan lama dicatat sebesar Rp 100.000.000, maka
penilaian ulang tidak diperlukan.

3. Investasi dalam Persekutuan yang Telah Ada


Sekutu baru diterima dalam persekutuan baik melalui investasi kas atau aktiva
lain,membawa klien atau bakat individu untuk keuntungan persekutuan di masa
mendatang. Persekutuan lama secara resmi didisolusi dan investasi sekutu baru dicatat
berdasarkan isi perjanjian persekutuan yang baru. Apabila jumlah yang di
investasikan oleh sekutu baru mengimplikasikan bahwa persekutuan lama memiliki
nilai aktiva yang tidak tercatat, penilaian total atas usaha baru yang berdasarkan
investasi sekutu baru cukup beralasan. Apabila kepemilikan yang diberikan kepada
sekutu baru lebih besar dari jumlah yang di investasikannya dan aktiva berwujud
persekutuan lama dicatat pada nilai wajarnya, maka ada implikasi bahwa sekutu baru
membawa goodwill ke dalam persekutuan.

4. Disolusi Persekutuan karena Meninggal atau Pengunduran Diri


Pegunduran diri atau meninggalnya sekutu dari sebuah persekutuan yang
sedang berjalan mendisolusi persekutuan lama dan diperlukan pengaturan dengan
sekutu yang mengundurkan diri atau dengan wakil dari sekutu yang meninggal.
Sekutu yang mengundurkan diri atau wakil sekutu yang meninggal akan mendapatkan
hak kepemilikannya pada saat disolusi dilakukan dan sama seperti kreditur biasa akan
menerima jumlah yang sama dengan nilai kepemilikannya ditambah bunga dari
persekutuan. Pembukuan persekutuan juga harus ditutup pada saat pengunduran diri
atau meninggalnya sekutu. Dalam mencatat penyelesaian akhir, jika sekutu yang
mengundurkan diri atau yang meninggal menerima sesuai dengan jumlah saldo modal
akhirnya, ayat jurnal yang diperlukan ialah mengurangkan perkiraan modalnya dan
mengkredit kas. Tapi kalau menerima lebih besar atau lebih kecil daripada saldo
modal akhirnya, cara penilaian ulang, goodwill dan cara tanpa penilaian ulang/bonus
memberikan alternatif akuntansi untuk penyelesaian.
KESIMPULAN

Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi baik dengan masuknya


sekutu baru atau dengan berhenti atau meninggalnya sekutu lama, suatu perjanjian
persekutuan baru perlu dibuat untuk kelanjutan usaha persekutuan. Dengan
persetujuan dari seluruh sekutu yang ada, sekutu baru dapat diterima masuk ke dalam
persekutuan dengan membeli kepemilikan langsung dari sekutu lama. Persekutuan
lama di disolusi, buku persekutuan ditutup, dan perjanjian yang baru digunakan untuk
kegiatan operasi persekutuan selanjutnya. Sekutu baru diterima dalam persekutuan
baik melalui investasi kas atau aktiva lain,membawa klien atau bakat individu untuk
keuntungan persekutuan di masa mendatang. Pegunduran diri atau meninggalnya
sekutu dari sebuah persekutuan yang sedang berjalan mendisolusi persekutuan lama
dan diperlukan pengaturan dengan sekutu yang mengundurkan diri atau dengan wakil
dari sekutu yang meninggal.
Jadi prosedur akuntansi persekutuan mirip dengan prosedur akuntansi bentuk
usaha lain kecuali cara yang berhubungan dengan penentuan kepemilikan
persekutuan. Pengukuran akuntansi yang berkaitan dengan modal dan kemepmilikan
sekutu didasarkan pada perjanjian persekutuan. Perjanjian persekutuan harus dalam
bentuk tertulis dan harus mencakup seluruh masalah yang berhubungan dengan
jumlah dan penilaian modal yang dikontribusi, tambahan investasi dan penarikan,
pinjaman kepada sekutu, pengaturan pembagian laba, perubahana kepemilikan
persekutuan dan macam-macam masalah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Buku Satu.


Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai