oleh
Ula Hovi Roseifa, S.Kep
NIM 202311101139
Kasus 2
Seorang pasien perempuan 58 tahun dirawat di rumah sakit dengan gangrene pedis sinistra. Pasien mengatakan nyeri
pada luka gangrene di kaki kanan, nyeri dirasakan sejak 3 bulan yang lalu seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri
berkurang bila pasien rebahan. Setiap malam pasien mengatakan susah tidur dan sering terbangun. Pasien tampak
sering mengerutkan kening, merintih, TD 139/90 mmHg, HR 101 x/menit, RR 21 x/menit, Suhu 37,20C, GDA terakhir
210 mg/dL, pasien tampak susah untuk bergerak karena nyeri. Pasien mendapatkan terapi infus NaCl 1000cc/hari,
injeksi metamizole natrium 3x1 gr, metronidazole 2x500 mg,ondancentron 3 x 4 mg, actrapid 3x4 IU, diet DM.
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
No Kasus
Keperawatan (SDKI)
2 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
Seorang pasien
selama 1x24 jam, nyeri akut pada pasien 1. Identifikasi lokasi,
perempuan 58 tahun
dapat teratasi. karakteristik, durasi, frekuensi,
dirawat di rumah
Indikator Awal Ditingkatkan ke kualitas, intensitas nyeri
sakit dengan
1 2 3 4 5 2. Identifikasi skala nyeri
gangrene pedis
Kemamp 2 4 3. Identifikasi respon nyeri non
sinistra. Pasien
uan verbal
mengatakan nyeri
meningk 4. Berikan teknik
pada luka gangrene
atkan nonfarmakologis untuk
di kaki kanan, nyeri
aktivitas mengurangi rasa nyeri ( TENS,
dirasakan sejak 3
Keterangan : hipnosis, akupresur, terapi
bulan yang lalu
1 : Menurun musik, biofeedback, terapi pijat,
seperti ditusuk-tusuk,
2 : Cukup menurun aromaterapi, teknik imajinasi
skala nyeri 6, nyeri
3 : Sedang terbimbing, kompres hangat/
berkurang bila pasien
4 : Cukup meningkat dingin, terapi bermain)
rebahan. Setiap
5 : Meningkat Pemberian Analgesik
malam pasien
Indikator Awal Ditingkatkan ke 1. Identifikasi riwayat alergi obat
mengatakan susah
1 2 3 4 5 2. Monitor ttv sebelum dan
tidur dan sering
terbangun. Pasien Keluhan 2 4 sesudah pemberian analgesik
tampak sering nyeri 3. Jelaskan efek terapi dan efek
mengerutkan kening, Meringis 2 4 samping obat
merintih, TD 139/90 Gelisah 2 4 4. Kolaborasi pemberian dosis dan
mmHg, HR 101 Kesulita 2 4 jenis analgesik jika perlu
x/menit, RR 21 n tidur
x/menit, Suhu Keterangan :
37,20C, GDA 1 : Meningkat
terakhir 210 mg/dL, 2 : Cukup meningkat
pasien tampak susah 3 : Sedang
untuk bergerak 4 : Cukup menurun
karena nyeri. Pasien 5 : Menurun
mendapatkan terapi Indikator Awal Ditingkatkan ke
infus NaCl 1 2 3 4 5
1000cc/hari, injeksi Frekuens 2 4
metamizole natrium i nadi
3x1 gr, Pola 2 4
metronidazole 2x500 napas
mg, ondancentron 3 x Tekanan 2 4
4 mg, actrapid 3x4 darah
IU, diet DM. Perilaku 2 4
Pola 2 4
tidur
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
sulit akupresur)
terjaga
Keluhan 4 2
tidak
puas
tidur
Keluhan 4 2
pola
tidur
berubah
Keluhan 4 2
istirahat
tidak
cukup
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
Indikator Awal Ditingkatkan ke
1 2 3 4 5
Kemamp 4 2
uan
beraktivi
tas
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
Penatalaksanaan nyeri pada abdominal pain dilaksanakan dengan dua cara yaitu
secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis
dilakukan secara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian analgetik.
Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu salah satunya adalah dengan memberikan terapi
relaksasi. Manajemen nyeri untuk mengendalikan nyeri pada pasien dengan abdominal pain
yang dilakukan secara multidisiplin sangat perlu dilakukan mengingat manajemen nyeri
termasuk indikator mutu pelayanan institusi rumah sakit.
Menurut Syamsiah dan Muslihat, Pengendalian rasa nyeri pada pasien dengan
abdominal pain sangat penting dalam tatanan pelayanan keperawatan. Perawat berperan
penting dalam menurunkan skala nyeri pasien dengan abdominal pain, Teori self-care dari
Orem’s self-care deficit theory of nursing menjelaskan bagaimana tindakan self-care
membantu individu untuk menghilangkan nyeri; 1) totally compensatory, perawat
menggantikan klien dalam perawatan diri (membantu sepenuhnya), 2) partly compensatory,
adalah perawat dan klien bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan klien, dan 3) supportive-
educative; klien sebagai agens self-care tetapi memerlukan bantuan dalam mengambil
keputusan, modifikasi perilaku dan meningkatkan pengetahuan dan keahlian, Perawat
bertindak sebagai pendukung dan pemberi pendidikan ketika menggunakan relaksasi untuk
menghilangkan nyeri pada Abdominal Pain. Tehnik relaksasi untuk mengatasi nyeri ini dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana, biaya yang relative murah dan dapat dilakukan secara
mandiri oleh pasien.
Pada jurnal ini dijelaskan bahwa penggunaan relaksasi untuk menghilangkan nyeri
pada abdominal pain dilakukan dengan cara membimbing pasien secara lisan berdasarkan
prosedur tehnik relaksasi yang sudah disusun. Pasien yang diterapi hanya mendengarkan
perkataan perawat hingga akhirnya pasien fokus pada kata-kata perawat dan mau melakukan
apa yang dicontohkan oleh perawat.
Daftar Pustaka:
Syamsiah, N. dan Muslihat, E. 2015. Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat
Nyeri Akut Pada Pasien Abdominal Pain Di Igd Rsud Karawang 2014. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 3(1):1-7.
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 11
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 12
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
biofeedback (Potter & Perry, 2005; nyeri kronis dan penulis belum
AHCPR, 1992; Lemone & Burke, menemukan penelitian yang dilakukan
2008; dalam Smeltzer et al, 2008). terhadap nyeri akut pada abdominal
Intervensi perilaku kognitif dalam pain. Studi pendahuluan terhadap 12
mengontrol nyeri dimaksudkan untuk responden dengan diagnosa Abdominal
melengkapi atau mendukung Pain di IGD RSUD Karawang
pemberian terapi analgesic (AHCPR, menunjukkan perbedaan penurunan
1992) agar pengendalian nyeri menjadi skala nyeri yang signifikan, dimana
efektif (Smeltzer et al., 2008; Black & hasil pretest terhadap 12 responden,
Hawk, 2005). Managemen nyeri atau skala nyeri beragam antara 7 sampai
pain management adalah salah satu dengan 10, kemudian 6 responden yang
bagian dari disiplin ilmu medis yang pertama diberikan terapi standar dan 6
berkaitan dengan upaya-upaya responden yang kedua diberikan
menghilangkan nyeri atau pain relief. kombinasi terapi standar dan tehnik
Management nyeri ini menggunakan relaksasi. Kelompok pertama ada
pendekatan multidisiplin yang penurunan nyeri setelah setengah jam
didalamnya termasuk pendekatan pemberian obat analgetik dengan skala
farmakologikal (termasuk pain nyeri 6 – 3, sedangkan kelompok yang
modifiers), non farmakologikal dan kedua penurunan skala nyeri rata-rata
psikologikal. managemen nyeri non dibawah 4, tehnik relaksasi yang
farmakologikal merupakan upaya- dilakukan adalah membimbing
upaya mengatasi atau menghilangkan mengatur posisi yang nyaman,
nyeri dengan menggunakan pendekatan relaksasi otot-otot dan mengatur
non farmakologi. Upaya-upaya tersebut bernafas dalam.
antara lain relaksasi, distraksi,
massage, guided imaginary dan lain Manajemen nyeri pada Abdominal Pain
sebagainya. di IGD RSUD Karawang meliputi
terapi farmakologi dan non-
Teknik relaksasi merupakan intervensi farmakologi, terapi farmakologi
keperawatan secara mandiri untuk meliputi pemberian analgetik non-opiat
menurunkan intensitas nyeri, Teknik dan opiat, terapi non-farmakologi yang
relaksasi memberikan individu kontrol dilakukan meliputi relaksasi dan
diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat distraksi, teknik relaksasi secara
digunakan pada saat seseorang sehat spontan dan tidak prosedural sering
ataupun sakit. (Perry & Potter, 2005). diterapkan pada pasien-pasien yang
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat mengeluh nyeri dengan berbagai
menurunkan nyeri dengan merilekskan penyebab dan respon yang dihasilkan
tegangan otot yang menunjang nyeri. pada pasien-pasien dengan Abdominal
Ada banyak bukti yang menunjukkan Pain relatif bervariasi, sebagian
bahwa relaksasi efektif dalam keluhan nyeri pasien dapat teratasi dan
meredakan nyeri (Smeltzer, 2008). dipulangkan serta sebagian lagi klien
Relaksasi secara umum sebagai metode berlanjut kepada tindakan diagnostik
yang paling efektif terutama pada dan medik lebih lanjut.
pasien yang mengalami nyeri (National
Safety Council, 2003), hasil penelitian Berbagai jenis teknik relaksasi untuk
diberbagai tempat membuktikan bahwa mengurangi nyeri telah banyak
terapi tekhnik relaksasi efektif diterapkan dalam tatanan pelayanan
menurunkan respon nyeri, penelitian- keperawatan. Namun, penggunaan
penelitian tersebut dilakukan terhadap teknik relaksasi di Indonesia masih
belum optimal. Tehnik relaksasi yang
ISSN: 2338-7246 13
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 14
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 15
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 16
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
ISSN: 2338-7246 17