Anda di halaman 1dari 196

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... I


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. Iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..………………..………………………………………..……………….………………........... 1
B. Dasar ......................................................................................................................... 2
C. Visi dan Misi …………………………………………………………………………………………..……........... 3
D. Tujuan …..……..…………………………………………………………………………………………..…........... 4
E. Sistematika Penulisan ................................................................................................. 4
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BERAU .............................................................. 7
A. Kondisi Geografis ...................................................................................................... 7
B. Kondisi Topografi ..................................................................................................... 8
C. Demografi ................................................................................................................. 10
BAB III. SUMBER DAYA KESEHATAN ................................................................................. 13
A. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) 13
.....................................................................................................................................
B. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) ………………………........................................ 22
C. Pembiayaan Kesehatan ..............………………………………………………………………………….... 27
BAB IV. KESEHATAN KELUARGA ..………………………………………………..................................... 31
A. Kesehatan Keluarga ……………………………………………………………………..…......................... 31
1. Kesehatan Ibu ........................................................................................................ 31
2. Kesehatan Anak .......................................................……………………………................. 40
3. Angka Harapan Hidup (AHH) …………………………………………………………………............. 48
B. Gizi .................................................................……………………………………………............... 49
BAB V. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT ...................................................... 55
A. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular ......…………………………..…................ 55
1. Angka Kesakitan Malaria ..………………………………………………………………………........... 55
2. Angka Kesakitan (Incidence Rate) Demam Berdarah Dengue ............................... 56

[ i]
3. Angka Penemuan Pasien Tuberkulosis ................................................................. 57
4. HIV/AIDS ............................................................................................................... 59
B. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ............................................ 60
C. Pelayanan Imunisasi ................................................................................................. 69
BAB VI. KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................................... 71
1. Jumlah TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan .................................................. 73
2. Persentase PIRT yang Memenuhi Syarat Kesehatan ........................................... 77
3. Jumlah TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan ..................................................... 79
4. Jumlah Puskesmas yang Dimonitoring dan Evaluasi Kualitas Kesehatan 82
Lingkungan ............................................................................................................
5. Jumlah Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan ................. 83
6. Persentase Desa yang Melaksanakan STBM .......................................................... 86
7. Kelurahan/kampung yang Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) atau 89
Open Defecation Free (ODF) ...............................................................................
8. Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Klinik Sanitasi ......................................... 91
9. Jumlah Tenaga Kesling yang Terlatih, Klinik Sanitasi, Pengawasan Air, Sanitasi 91
TPM, Ttu, PIRT, AMDAL ..........................................................................................
10. Jumlah Sarana Kesehatan yang Mengelola Limbah Sesuai Standar ..................... 92
11. Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Upaya Kesehatan Olah Raga Sesuai 93
Standar .................................................................................................................
12. Jumlah Tempat Kerja yang Melaksanakan Upaya Kesehatan Kerja Sesuai Standar 97
BAB VII: KESIMPULAN......................................................................................................... 101
BAB VIII : PENUTUP .............................................................................................................. 103
LAMPIRAN

[ ii]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dasar-dasar pembangunan kesehatan
pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk
berfikir, berpijak dan bertindak dalam penyusunan Visi, Misi dan Strategi serta
sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan di daerah Kabupaten
Berau.

Harapan masyarakat Indonesia, juga di Kabupaten Berau dimasa depan


yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah
satu unsure kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Dasar-dasar pembangunan
kesehatan meliputi komitmen sikap dan tindakan agar kebenaran setiap upaya
kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan
dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi, berbudi luhur,
memegang teguh etika profesi, harus mampu membangkitkan dan mendorong peran
serta masyarakat dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan suku,
golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.

Pada Profil Kesehatan Kabupaten Berau tahun 2019 ini disampaikan


gambaran dan situasi kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan
lingkungan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti IPTEK, harus lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pembangunan kesehatan


khususnya di Kabupaten Berau, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Berau
tahun 2019. Buku Profil Kesehatan Kabupaten Berau tahun 2019 ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam
rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Masyarakat Berau Sehat dan
Mandiri”.

[ 1]
B. Dasar.
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok
yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini merupakan landasan dalam
penyusunan visi, misi dan strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
1. Perikemanusiaan.
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan
yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikkan oleh keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberdaayaan dan Kemandirian.
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja sebagai
obyek namun sekaligus pula sebagai subyek program kesehehatan. Segenap
komponen bangsa bertanggungjawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan. Setiap program kesehatan harus mampu membangkitkan
peranserta individu, keluarga dan masyarakat untuk dapat menolong dirinya
sendiri.
3. Adil dan Merata.
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kesempatan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tidak boleh
memandang perbedaan ras, golongan, agama dan status sosial individu,
keluarga dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-based harus terus


diimbangi dengan upaya-upaya kesehatan yang bersifat rujukan, dan yang
bersifat luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan. Dengan demikian
pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-kantong penduduk
beresiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan
kematian.

Kelompok-kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih


membutuhkan pertolongan karena lebih rentan terhadap penyakit sehingga
memerlukan perlakuan khusus dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

[ 2]
4. Pengutamaan dan Manfaat.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus mengutamakan
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan
program kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan
program kesehatan diselenggarakan dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai
dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
mempertimbangkan dengan sunguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik
daerah.

C. VISI dan MISI.


1. VISI.
Sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Berau dalam
mewujudkan gambaran masyarakat Kabupaten Berau di masa depan maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Berau memiliki Visi “Masyarakat Berau Sehat dan
Mandiri”.

2. MISI.
Misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Berau adalah:
a) Melaksanakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
b) Menggerakkan peran serta masyarakatd an kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.
3. Strategi
Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Berau adalah
sebagai berikut:

a. Memfasilitasi peningkatan dan pemerataan jumlah sarana/fasilitas/jaringan


dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk daerah perbatasan dan terpencil
untuk meningkatkan akses pelayanan yang berkualitas.
b. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tidak menular
dan wabah sejak dini dengan penguatan system surveilance dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
c. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui
peningkatan pemahaman, kesadaran, kemauan masyarakat untuk hidup

[ 3]
sehat sebagai upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia
harapan hidup.
d. Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya tenaga
kesehatan serta mengembangkan system pembiayaan dan regulasi yang
mampu meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
e. Meningkatkan manajemen desentralisasi kesehatan yang dinamis dan
akuntabel melalui pengembangan dan pemantapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian program kesehatan dalam
konteks desentralisasi dan system kesehatan daerah.
D. Tujuan.
1. Umum.
BukuProfil Kesehatan Kabupaten Berau ini bertujuan untuk memberikan
gambaran kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Berau dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya
gunadalampembangunanbidangkesehatan.
2. Khusus.
Secara khusus tujuan penyusunan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Berau
adalah sebagai berikut:
a. Diperolehnya data/informasi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Berau,
yang meliputi data lingkungan fisik/biologi, perilaku kesehatan masyarakat,
data demografi, data penduduk, dan data sosial ekonomi.
b. Diperolehnya data/informasi status kesehatan masyarakat di Kabupaten
Berau, yang meliputi angka kematian, angka kesakitan, dan keadaan gizi
masyarakat.
c. Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten Berau,
yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah
Sakit Umum Daearah (RSUD) maupun pelayanan kesehatan lainnya.
E. Sistematika Penulisan.
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya
kesehatan dan sumberdaya kesehatan di Kabupaten Berau pada Tahun 2019, maka
diterbitkanlah Buku Profil Kesehatan Kabupaten Berau yang disusun dengan
sistematika sebagai berikut :

[ 4]
BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BERAU

BAB III SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB IV KESEHATAN KELUARGA

BAB V PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

BAB VI KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB VII KESIMPULAN

BAB VIII SARAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

[ 5]
[ 6]
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BERAU

A. Kondisi Geografis.
Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang
Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur, yang terletak disebelah utara
dari ibu kota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan wilayah daratan
dan pesisir/pantai yang memiliki sumber daya alam, dengan memiliki luas wilayah
34.127,02 km2, serta terdiri dari 52 pulau besar dan kecil.
Bila ditinjau dari luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau
adalah 13,92% dari luas wilayah Kalimantan Timur, dengan persentase luas perairan
28,74%. Kondisi geografi dan demografi merupakan dua factor penting dan mendasar
yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi Geografi akan memberikan
gambaran tentang ketersediaan sumberdaya alam, mulai luas lahan, mineral beserta
flora dan fauna yang ada didalamnya. Sedangkan kondisi demografi merupakan
gambaran tentang sumberdaya manusia baik ditinjau dari aspek kualitas maupun
kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Tabel 2.1 LUAS WILAYAH KABUPATEN BERAUPER KECAMATAN


LUAS
NO. KECAMATAN WILAYAH
(km2)
1 TANJUNG REDEB 24,42
2 GUNUNG TABUR 1963,32
3 SAMBALIUNG 2163,37
4 TELUK BAYUR 316,98
5 PULAU DERAWAN 4423,99
6 MARATUA 5616,26
7 TABALAR 1837,34
8 BIATAN 1192,03
9 TALISAYAN 1621,57
10 BATU PUTIH 3575,30
11 BIDUK-BIDUK 2429,97
12 KELAY 6556,54
13 SEGAH 5241,29
JUMLAH (KAB/KOTA) 36.962,37
Sumber : Badan Pusat StatistikKabupatenBerau.

[ 7]
Batas wilayah Kabupaten Berau adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau dan
Kabupaten Kutai Timur.

Gambar PETA WILAYAH KABUPATEN BERAU

B. Kondisi Topografi.
Wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua
Kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan batu kapur yang
luasnya hampir 100 km2. Sementara di daerah Kecamatan Tabalar terdapat
perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai. Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak
di Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Biatan, Tabalar, Pulau Derawan dan Maratua
yang secara geografis berbatasan langsung dengan lautan.
Kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Maratua terkenal sebagai
daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta
mempunyai beberapa gugusan pulau. Pada Kecamatan Maratua terdapat Pulau
Kakaban yang terkenal dengan Danau Kakaban, Kecamatan Biduk-Biduk dengan
wisata Labuan Cermin dengan Air Dua Rasa.

[ 8]
Secara administratif Kabupaten Berau terbagi menjadi 13 Kecamatan, 10
Kelurahan dan 100 Kampung. Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten
Berau memiliki 3 (tiga) wilayah yaitu:
1. Wilayah Pantai yang meliputi Kecamatan Biduk-Biduk, Kecamatan Talisayan,
Kecamatan Batu Putih, Kecamatan Tabalar, Kecamatan Pulau Derawan, dan
Kecamatan Pulau Maratua.
2. Wilayah Pedalaman yang meliputi Kecamatan Segah, dan Kecamatan Kelay.
3. Wilayah Kota yang meliputi Kecamatan Tanjung Redeb, Kecamatan Gunung Tabur,
Kecamatan Sambaliung, dan Kecamatan Teluk Bayur.

Tabel 2.2 JUMLAH KELURAHAN/DESA PER KECAMATAN KABUPATEN BERAU


JUMLAH
NO. KECAMATAN DESA +
DESA KELURAHAN
KELURAHAN

1 TANJUNG REDEB 0 6 6
2 GUNUNG TABUR 10 1 11
3 SAMBALIUNG 13 1 14
4 TELUK BAYUR 4 2 6
5 PULAU DERAWAN 5 0 5
6 MARATUA 4 0 4
7 TABALAR 6 0 6
8 BIATAN 8 0 8
9 TALISAYAN 10 0 10
10 BATU PUTIH 7 0 7
11 BIDUK-BIDUK 6 0 6
12 KELAY 14 0 14
13 SEGAH 13 0 13
JUMLAH (KAB/KOTA) 100 10 110
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau.

Kabupaten Berau berada di daerah tropis dengan posisi geografis 10 LU–20


33 LS dan 1160 BT–1190 BT. Ketinggian di atas permukaan laut 5–55 m.Topografi dan
Fisiografi, bentangan daratan Kabupaten Berau didominasi topografi dengan selang
ketinggian 101 m – 500 m (37,10%). Kemudian 23,20% merupakan bentang daratan
dengan selang ketinggian 26-100 m, sisanya terbagi sebagai daerah dengan selang
ketinggian 8-25 m (7,30%) dan 0-7 m (12,20%).

[ 9]
C. Demografi.
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran
penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung terdapat pada tempat-tempat
tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan penduduk
yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai
aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai, dan keadaan social
ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada
umumnya terdapat pada daerah-daerah dengan aktivitas ekonomi yang relatif masih
rendah dan keadaan sarana transportasinya masih sulit.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


HK.02.02/MENKES/117/2015 tentang Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan
Kesehatan Tahun 2015-2019, telah ditetapkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2019
untuk Kabupaten Berau, sebagai berikut:

Tabel 2.3 JUMLAH PENDUDUK PER KECAMATAN KABUPATEN BERAU TAHUN 2019

NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

1 TANJUNG REDEB 36782 32860 69642


2 TELUK BAYUR 15866 13641 29507
3 GUNUNG TABUR 12948 10594 23542
4 SAMBALIUNG 19321 16163 35484
5 PULAU DERAWAN 5759 5109 10868
6 MARATUA 1822 1721 3543
7 TABALAR 3616 3128 6744
8 BIATAN 4067 3472 7539
9 TALISAYAN 7382 6283 13665
10 BATU PUTIH 4169 3596 7765
11 BIDUK-BIDUK 3327 3069 6396
12 KELAY 3037 2499 5536
13 SEGAH 6711 5345 12056
JUMLAH 124.807 107.480 232.287

Sumber : Pusdatin Kemenkes RI.

Berdasarkan Tabel di atas jumlah penduduk tahun 2019 adalah sebesar


232.287 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 124.807 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebesar 107.480 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Tanjung Redeb yaitu sebesar 69.642 jiwa, dan

[ 10]
Kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Maratua 3.543
jiwa.

Tabel 2.4 RATA-RATA JIWA/RUMAH TANGGADAN KEPADATAN PENDUDUK PER


KECAMATAN KABUPATEN BERAU TAHUN 2019
JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
NO. KECAMATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
TANGGA TANGGA Per KM2

1 KELAY 1.647 3,85 0,97


2 TALISAYAN 4.032 2,96 7,36
3 SAMBALIUNG 8.374 4,40 17,03
4 SEGAH 3.121 3,63 2,16
5 TANJUNG REDEB 18.044 3,76 1778.21
6 GUNUNG TABUR 4.699 4,84 11,58
7 PULAU DERAWAN 2.621 3,52 2,09
8 BIDUK-BIDUK 1.632 4,13 2,78
9 TELUK BAYUR 8.353 3,72 98,08
10 TABALAR 1.697 4,34 4,01
11 MARATUA 994 4,04 0,71
12 BATU PUTIH 2.311 3,82 2,47
13 BIATAN 1.973 4,07 6,73
JUMLAH (KAB/KOTA) 59.498 3,90 6,28
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau.

Kecamatan yang memiliki rata-rata jiwa/rumah tangga tertinggi adalah


Kecamatan Gunung Tabur dengan rata-rata jiwa/rumah tangga sekitar 4,84 jiwa
dalam setiap rumah tangga, Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Tanjung Redeb (1778,21 jiwa per KM2), sedangkan kecamatan dengan
kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Maratua (0,71 jiwa per KM2). Pola
persebaran penduduk Kabupaten Berau menurut luas wilayah sangat timpang,
sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar
kecamatan yang mencolok, terutama antar kecamatan pedalaman dengan kecamatan
ibu kota kabupaten. Perbedaan kondisi daerah tentu akan menampilkan permasalah
kesehatan yang berbeda pula sehingga memerlukan penanganan yang sesuai dengan
karakter daerah dan masyarakat setempat.

[ 11]
[ 12]
BAB III
SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keberadaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat suatu negara. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya kesehatan (kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, Peningkatan
Kesehatan, Pengobatan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan oleh Pemerintah
atau Masyarakat). Sarana kesehatan Pemerintah di Kabupaten Berau meliputi :
1. Rumah Sakit terdiri atas 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum Daerah kelas C
yang merupakan Lembaga Teknis Pemerintah Daerah dan 1 (satu) unit RS
Pratama Talisayan yang merupakan UPTD Dinas kesehatan.
2. Secara keseluruhan puskesmas berjumlah 21 unit yang tersebar di 13
kecamatan.
3. Laboratorium Kesehatan daerah (Labkesda) Kabupaten Berau.
4. Instalasi Farmasi Kabupaten Berau.

Ketersediaan Puskesmas di setiap Kecamatan menggambarkan upaya


pemerintah dalam pemenuhan akses terhadap pelayanan kesehatan primer.
Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan primer dapat dilihat secara umum
dari rasio Puskesmas terhadap kecamatan. Menurut kementerian kesehatan
rasio ideal Puskesmas terhadap kecamatan, yaitu minimal 1 Puskesmas di 1
kecamatan, tetapi perlu diperhatikan distribusi dari Puskesmas tersebut di
seluruh kecamatan karena aksesibilitas masyarakat sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya kondisi geografis, luas wilayah, ketersediaan
sarana dan prasarana dasar, sosial ekonomi dan kemajuan suatu daerah.

[ 13]
Tabel 3.1 Data Sebaran Puskesmas dan Rumah Sakit Per Kecamatan di Kabupaten
Berau Tahun 2019.

JUMLAH
No Kecamatan Sarana Kesehatan
Puskesmas Rumah Sakit
1 Tanjung Redeb Puskesmas Tanjung Redeb 2 1
Puskesmas Kampung Bugis
RSUD dr. Abdul Rivai
2 Sambaliung Puskesmas Sambaliung 2 0
Puskesmas Suaran
3 Teluk Bayur Puskesmas Teluk Bayur 2 0
Puskesmas Labanan
4 Gunung Tabur Puskesmas Gunung Tabur 2 0
Puskesmas Merancang
5 Segah Puskesmas Tepian Buah 2 0
Puskesmas Long Laai
6 Kelay Puskesmas Kelay 3 0
Puskesmas Merapun
Puskesmas Long Boy
7 Pulau Derawan Puskesmas Tanjung Batu 2 0
Puskesmas Pulau Derawan
8 Maratua Puskesmas Maratua 1 0
9 Tabalar Puskesmas Tubaan 1 0
10 Biatan Puskesmas Biatan Lempake 1 0
11 Talisayan Puskesmas Talisayan 1 1
RS Pratama Talisayan
12 Batu Putih Puskesmas Batu Putih 1 0
13 Biduk-biduk Puskemas Biduk-Biduk 1 0
JUMLAH 21 2
Sumber: Bidang Yankes, Dinas Kesehatan Berau.

[ 14]
Tabel 3.2 Data Jumlah Puskesmas Pembantu Kecamatan di Kabupaten Berau
Tahun 2019.

JUMLAH
JUMLAH
NO. KECAMATAN PUSKESMAS KET
POSKESDES
PEMBANTU
1 TANJUNG REDEB 3 0
2 TELUK BAYUR 7 1
3 GUNUNG TABUR 11 7
4 KELAY 14 8
5 MARATUA 3 2
6 PL.DERAWAN 3 1
7 SAMBALIUNG 25 14
8 SEGAH 11 6
9 TABALAR 8 5
10 BIDUK-BIDUK 5 4
11 BATU PUTIH. 6 6
12 TALISAYAN 9 8
13 BIATAN 7 5
JUMLAH 112 67
Sumber: Bidang Yankes, Dinas Kesehatan Berau.

AKREDITASI PUSKESMAS
Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas menyebut bahwa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus terstandarisasi,
artinya pelayanan yang diterima oleh masyarakat di seluruh negeri sifatnya
sama, antara daerah yang satu dan lain terstandar, hal ini dapat diperoleh salah
satunya melalui upaya akreditasi FKTP. Puskesmas wajib di akreditasi dan re-
akreditasi minimal 3 tahun sekali, hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan juga sebagai syarat kredensialing BPJS. Akreditasi
merupakan pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, setelah
dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang
telah ditetapkan.
Sejak Tahun 2016, Kabupaten Berau telah melaksanakan Kegiatan
Akreditasi Puskesmas dan telah di survey pada tahun yang sama, yaitu
Puskesmas wilayah perkotaan sebanyak 5 puskesmas, antara lain Puskesmas
Tanjung Redeb, Puskesmas Kampung Bugis, Puskesmas Sambaliung, Puskesmas
Gunung Tabur, dan Puskesmas Teluk Bayur dengan predikat Akreditasi Dasar.

[ 15]
Selanjutnya Tahun 2017, Kabupaten Berau mengadakan kembali Kegiatan
Akreditasi pada 5 Puskesmas wilayah Pesisir, yaitu Puskesmas Merancang,
Puskesmas Biatan Lempake, Pukesmas Talisayan, Puskesmas Batu Putih dan
Puskesmas Biduk-Biduk dan telah di survey pada tahun yang sama dengan hasil
survey yaitu, 4 puskesmas mendapatkan predikat terakreditasi Madya
(Puskesmas Merancang, Biatan Lempake, Talisayan dan Batu Putih) sementara
itu satu Puskesmas Terakreditasi Dasar (Puskesmas Biduk-Biduk).

Tahun 2018, telah direncanakan satu (1) Puskesmas untuk mengikuti


pelaksanaan akreditasi yaitu Puskesmas Tepian Buah namun di tahun tersebut
belum dapat mengikuti proses Survey dikarenakan proses pendampingan yang
belum selesai yang disebabkan keterlambatan anggaran dana yang diperlukan.
Sebagai tindak lanjut, maka di usulkan kembali di Tahun 2019 agar Puskesmas
Tepian Buah dapat mengikuti proses survey bersamaan dengan 7 unit
Puskesmas lain yang di rencanakan untuk disurvei yaitu: Puskesmas Labanan,
Suaran, Tubaan, Kelay, Tanjung Batu, Pulau Derawan, dan Puskesmas Maratua.

Tahun 2019, tujuh (7) puskesmas yang di survey awal akreditasi


dinyatakan lulus akreditasi, lima (5) puskesmas lulus dengan predikat Madya
(Puskesmas Labanan, Suaran, Tubaan, Tanjung Batu, Maratua), dan dua (2)
puskesmas lulus dengan predikat Utama (Puskesmas Kelay dan Derawan).
Disamping survey awal, tahun 2019 dilaksanakan pula re-akreditasi terhadap
lima (5) Puskesmas kota, dengan hasil yang memuaskan yakni akreditasi madya
dan utama.

Gambar 3.1
Jumlah Puskesmas Terakreditasi Kabupaten Berau
Tahun 2016 s/d 2019.

25 21 21 21 21
20
17
15 10 10
10 5
5
0
2016 2017 2018 2019

JML PUSKESMAS JML TOTAL PUSKESMAS TERAKREDITASI

Sumber: Bidang Yankes, Dinas Kesehatan Berau.

[ 16]
Masalah Dalam Pencapaian Program
Tahun 2019, dari 21 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten
Berau, 17 Puskesmas telah di akreditasi. Masalah yang dihadapi dalam
memenuhi target yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis
dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
khususnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi antara
lain:
a. Puskesmas Tepian Buah yang telah direncanakan sejak tahun 2018 untuk
di survey awal akreditasi belum dapat dilaksanakan, awalnya karena
proses pendampingan yang belum selesai pelaksanaannya yang
disebabkan anggaran yang terlambat turun. Sedangkan di tahun 2019,
Puskesmas Tepian Buah masih belum dapat di survey karena tidak
mendapatkan jadwal survey dari Komisi Akreditasi FKTP Kementerian
Kesehatan.
b. Sampai dengan triwulan empat 2019, satu (1) Puskesmas belum
teregistrasi, yaitu Puskesmas Long Boy (Long Keluh). Puskesmas Long Boy
belum dapat diakreditasi, karena belum memenuhi persyaratan untuk
dilakukan proses akreditasi, disebabkan: belum teregistrasi, jumlah
tenaga kesehatan, dan peralatan Puskesmas belum sesuai standar
Permenkes 75/2014. Sedangkan, dua (2) Puskesmas yang baru saja
mendapatkan registrasi Puskesmas, yaitu Puskesmas Merapun dan Long
Laai direncanakan mengikuti proses survey pada tahun 2020 bersamaan
pula dengan Puskesmas Tepian Buah.

Solusi Untuk Pemecahan Masalah Program


a. Memonitor atau memantau secara berkala proses registrasi Puskesmas
Long Boy (Long Keluh), agar ditahun 2020 Puskesmas ini sudah dapat
teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI, serta Puskesmas di fasilitasi
sarana, prasarana, alat kesehatan, dan SDM sesuai dengan Standar yang
telah ditetapkan.
b. Memastikan di awal tahun atau triwulan pertama tahun 2020 bahwa
puskesmas-puskesmas yang direncanakan untuk di survei akreditasi dapat
peroleh jadwal, paling tidak jadwal tentative pelaksanaannya.
c. Koordinasikan ke bagian keuangan terkait NPD, rencana pelaksanaan
kegiatan untuk pendampingan pusksmas maupun survey akreditasi,
dilakukan dengan perencanaan pelaksanaan yang matang, sebaiknya
dilakukan di trimester pertama tahun 2020.

[ 17]
2. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 dijelaskan
bahwa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Proses dalam
mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor
internal dan eksternal yang saling berkontribusi dan mempengaruhi secara
sinergis dan dinamis. Salah satu faktor eksternal dalam proses pemberdayaan
masyarakat adalah pendampingan oleh fasilitator pemberdayaan masyarakat.
Peran fasilitator pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara
bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu
menyelenggarakan UKBM secara mandiri dan menerapkan Perilaku Hidup
Sehat dan Bersih (PHBS). Salah satu UKBM yang paling aktif dan dikenal
masyarakat adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), selain itu terdapat
beberapa jenis UKBM diantaranya Posyandu lansia, Pos UKK (Unit Kesehatan
Kerja), Poskesdes (Pos Kesehatan Desa), Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren),
dan Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular).

1. Cakupan Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. Peran posyandu sangat penting
pula dalam pencapaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia).

Posyandu Purnama Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya
lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat.

Pada tahun 2019, jumlah Posyandu di Kabupaten Berau adalah


sebanyak 267 Posyandu. Jumlah Posyandu menurut Strata Pratama
sebanyak 40 unit atau sebesar 15,2%, Madya sebanyak 93 unit atau sebesar
34,8%, Purnama sebanyak 93 unit atau sebesar 34,8%, dan Mandiri

[ 18]
sebanyak 41 unit atau sebesar 15,4%, dari semua posyandu yang ada
sebesar 50,2% diantaranya termasuk dalam posyandu aktif atau sebanyak
134 unit.

Posyandu aktif merupakan Posyandu yang mampu melaksanakan


kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi,
balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan
cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan kegiatan tambahan.

Gambar 3.2
Jumlah Posyandu di kabupaten Berau
Tahun 2019

267

93 93
40 15,2 34,8 34,8 41 15,4

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH


POSYANDU

JUMLAH %
Sumber: Bidang Kesmas.

Selain Posyandu, terdapat beberapa jenis UKBM, yaitu Poskesdes


(Pos Kesehatan Desa), Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren), Posyandu
Lanjut Usia (Lansia), Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular). Dari pencatatan Data Dasar Puskesmas kondisi Desember 2019
diperoleh data yang terlapor yaitu jumlah Poskesdes 67 unit, dan Posyandu
PTM 153 unit.

2. Desa/Kelurahan Siaga
Desa dan keluarahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari
desa siaga yang telah di mulai sejak tahun 2006. Desa atau kelurahan siaga
aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan yang:

1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan


dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut
seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembanu (Pustu), Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.

[ 19]
2) Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu
dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga Aktif yaitu


terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya. Secara khusus, tujuan
pengembangan desa siaga aktif adalah :

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa


tentang pentingnya kesehatan.

1) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.


2) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

Tindak Lanjut
Tindak Lanjut dari solusi 2018 yang telah dilaksanakan antara lain
melaksanakan pembinaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif
dengan meningkatkan peran lintas sektor dan lintas program serta
Organisasi Masyarakat dan Dunia Usaha dalam mendukung kegiatan Desa
Siaga aktif untuk mencapai Strata Purnama Mandiri.

Kondisi yang dicapai :


Realisasi cakupan desa siaga aktif untuk tahun 2019 adalah 16,16 %,
dengan target 60% pada tahun 2019 dengan demikian indikator kinerja
cakupan desa siaga aktif (Purnama-Mandiri) pada tahun 2019 tidak dapat
terealisasi dengan pencapaian target sebesar 16.16% pada tahun 2019.
Capaian 16,16% tersebut rinciannya adalah dari 110 desa/kelurahan di
Kabupaten Berau terdapat 99 desa siaga dan desa siaga aktif berjumlah 16
desa/ kelurahan.

[ 20]
Gambar 3.3
PERSENTASE (%) DESA/KELURAHAN SIAGA PER PUSKESMAS TAHUN 2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
90
83
67
50
44

Sumber : Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Kab. Berau.

Masalah :
Adapun permasalahan yang dihadapi pada tahun 2019 yaitu
kurangnya pemahaman dan dukungan dari aparat desa terhadap
perkembangan Desa Siaga Aktif, Desa Siaga Aktif sudah terbentuk dan ada
disemua kampung dan Kelurahan, akan tetapi perkembangan Strata untuk
menuju Srata Purnama dan Mandiri sangat lambat.
Peran lintas sektor dan Ormas merupakan faktor penting untuk
meningkatkan Strata Desa Siaga Aktif dan adanya Pembiayaan dari
Kampung atau Kelurahan juga merupakan hal utama dalam meningkatkan
Strata Desa Siaga Aktif, Faktor pendukung ini masih sangat rendah
dilakukan oleh aparat Kampung dan Kelurahan sehingga Strata Desa Siaga
Aktif untuk menuju Purnama dan Mandiri berjalan Lambat dan tidak
maksimal
Kerjasama Lintas program dan Lintas Sektor masih belum berjalan
dengan baik, masing – masing program dan sektor berjalan sendiri dalam
menjalankan kegiatannya dan kurang terintegrasi dengan progam dan
sektor lain. Selain itu, kader desa desa siaga yang sering berganti tanpa ada
kaderisasi juga menjadi salah satu lambatnya perkembangan desa siaga
aktif.

Solusi :

1. Advokasi dengan lintas sektor terkait oleh petugas kesehatan


puskesmas di wilayah kerja mereka dengan mendukung desa siaga ini
bisa naik ke strata mandiri sehingga terciptalah desa siaga yang aktif

[ 21]
karena dengan peran serta dari lintas sektor terkait akan sangat
mendukung desa siaga ini bisa naik ke strata mandiri sehingga
terciptalah desa siaga yang aktif.
2. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam keterlibatannya dalam
kegiatan yang mendukung desa siaga berjalan lancer
3. Pelatihan bagi kader desa siaga yang baru
4. Melakukan sosialisasi serta pembinaan pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif kepada pimpinan dan perangkat desa kelurahan
dan pemerintah kelurahan serta kader
5. Peningkatan peran serta Ormas dan Dunia Usaha dalam mendukung
kegiatan Desa Siaga aktif untuk mencapai Strata Purnama Mandiri
6. Peningkatan kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program perlu terus
ditingkatkan
7. Perlunya disusun strategi khusus untuk mengembangkan program
Desa Siaga Aktif karena mengacu pada Nawacita membangun dari
daerah pinggiran

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya hidup


sehat dengan memberdayakan masyarakat untuk ikut serta bertanggung
jawab tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

B. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).


Salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Komponen ini memainkan peranan penting
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan
pelayanan kesehatan. SDMK juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional yang menyebutkan bahwa sumber daya
manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis)
dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta
mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan asisten tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang Diploma III.

[ 22]
Undang-Undang tersebut membagi tenaga kesehatan menjadi beberapa
rumpun dan subrumpun yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga
keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional,
dan tenaga kesehatan lain.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa untuk mendukung fungsi dan tujuan
Puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga kesehatan
maupun tenaga penunjang kesehatan.Pada Permenkes tersebut diatur bahwa
minimal tenaga kesehatan di Puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan
primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian. Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat mendukung
kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lainnya.

Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan


tugas dan fungsinya dan estimasi jumlah penduduk, dapat disusun rasio tenaga
kesehatan di Indonesia.Jumlah tenaga kesehatan yang digunakan adalah jumlah
tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan fungsinya.Rasio tenaga kesehatan
terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator untuk mengukur
ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan
tertentu.

Secara umum kondisi SDM Kesehatan baik secara Kuantitas maupun


Kualitas termasuk Kategori Kurang. Hal tersebut dapat dilihat pada Jumlah SDM
Kesehatan sampai dengan akhir tahun 2019 adalah 1.190 (Seribu Seratus Sembilan
Puluh) orang yaitu PNS ada 558 (Lima Ratus Lima Puluh Delapan) orang dan
Pegawai Non PNS/Tenaga Kontrak kegiatan 632 (Enam Ratus Tiga Puluh Dua) orang.
Dari 558 PNS yang ada, 465 orang bekerja di 21 Puskesmas dan 2 Orang di RS
Talisayan. Untuk Pegawai Non PNS / Tenaga Kontrak dari 632 orang, 497 orang
bekerja di 21 Puskesmas dan 106 di RS Talisayan.

[ 23]
Gambar 3.4
PERSENTASE SDM DINAS KESEHATAN DAN UPTD BERDASARKAN
STATUS PNS DAN NON PNS
DI KABUPATEN BERAU PADA TAHUN 2019

NON
PNS PNS
53 %
47 %

Sumber : Subbag Umpeg Dinkes , 2019

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sumber daya manusia puskesmas terdiri
atas tenaga kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga kesehatan). Pemenuhan
SDM Kesehatan di Puskesmas perlu mendapatkan perhatian lebih karena
puskesmas merupakan ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarkat.
Salah satu dasar untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas
yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 berdasarkan Standar
minimal yaitu Kondisi minimal yang diharapkan terpenuhi agar puskesmas dapat
terselenggarakan dengan baik sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.3 Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Berdasarkan


Standar Minimal Tenaga Per Sarana/Kampung Kabupaten Berau Tahun
2019

Standar
Jumlah
No Uraian Minimal tenaga Kebutuhan
Sarana/Kampung
per sarana
1 Puskesmas Perawatan wil. perkotaan 35 2 70
Puskesmas Non Perawatan
2 25 3 75
Wil.Perkotaan
Puskesmas Perawatan Wil
3 31 8 248
Terpencil/ST
Puskesmas Non Perawatan Wil
4 22 8 176
Terpencil/ST
5 Kampung Pustu dan Poskesdes 2 110 220
Total Kebutuhan Tenaga 789
Total Tenaga PNS di Puskesmas 421
Total Kekurangan Tenaga ( Minimal ) 368
Sumber : Subbag Umpeg, Dinkes 2019

[ 24]
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa jumlah SDM Kesehatan
Puskesmas yang PNS adalah 421 orang sementara tenaga yang dibutuhkan minimal
789 orang, kekurangan SDM tersebut diatasi melalui Tenaga Kontrak yang dibiayai
oleh APBD melalui pengadaan tenaga kontrak kegiatan.
Gambaran jumlah tenaga kesehatan total (PNS dan Non PNS) yang ada di
wilayah Kabupaten Berau Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Medis.
Rasio dokter per jumlah penduduk merupakan gambaran dalam
melihat tingkat pelayanan yang dapat diberikan secara langsung oleh dokter
dibandingkan jumlah penduduk.
Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Berau tahun 2019 sebanyak 112
orang, dengan rincian dokter Spesialis sebanyak 19 orang dengan rasio 8,2 per
100.000 penduduk, dokter umum sebanyak 74 orang dengan rasio 31,9 per
100.000 penduduk, dokter gigi sebanyak 16 orang dengan rasio 6,9 per
100.000 penduduk dan dokter gigi spesialis sebanyak 3 orang atau dengan
rasio sebesar 1,3 per 100.000 penduduk.

Gambar 3.5
Jumlah dan Rasio Tenaga Medis Per 100.000 Penduduk
Kabupaten Berau Tahun 2019

80 74

60

40 31,9
19 16
20 8,2 6,9 3 1,3
0
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Gigi
Spesialis

Jumlah Rasio

Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Berau.

2. Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan.


Jumlah Tenaga Keperawatan yang ada di Kabupaten Tahun 2019terdiri
dari Bidan sebanyak 310 orang dengan rasio 133,5 per 100.000 penduduk,
Perawat sebanyak 621 orang dengan rasio 267,3 per 100.000 penduduk.

[ 25]
Gambar 3.6
Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan Per 100.000 Penduduk
Kabupaten Berau Tahun 2019

621
Jumlah
310 267,3
Rasio 133,5

Bidan Perawat

Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Berau.

3. Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan Tenaga Gizi


Yang termasuk tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik
dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan.
Tahun 2019 ini jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 49
orang dengan rasio sebesar 21,1 per 100.000 penduduk, sedangkan Tenaga
Kesehatan Lingkungan sebanyak 30 orang dengan rasio sebesar 12,9 per
100.000 penduduk, dan Tenaga Gizi sebanyak 30 orang dengan rasio 12,9 per
100.000 penduduk.

Gambar 3.7
Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan Kabupaten Berau Tahun 2019

49

30 30 Jumlah
21,1
12,9
12,9 Rasio

KESMAS KESLING GIZI

Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Berau.

4. Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan.


Tenaga Kefarmasian di Kabupaten Berau tahun 2019 berjumlah 65
orang dengan rasio 27,98 per 100.000 penduduk, teridiri dari Tenaga Teknis

[ 26]
Kefarmasian sejumlah 28 orang dengan rasio 12,05 per 100.000 penduduk,
Tenaga Apoteker sejumlah 37 dengan rasio 15,93 per 100.000 penduduk.Yang
termasuk dalam tenaga teknis kefarmasian diantaranya: analis farmasi, asisten
apoteker, sarjana farmasi.
Rasio Tenaga Kefarmasian per 100.000 penduduk adalah tenaga
kefarmasian yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain.

Gambar 3.8
Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan Per 100.000 Penduduk
Kabupaten Berau Tahun 2019

37
28

Jumlah 15,93
12,05

Rasio

Tenaga Teknis Apoteker


Kefarmasian

Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Berau.

C. Pembiayaan Kesehatan.
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa
pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan merupakan besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakarat.
Alokasi Anggaran pembangunan kesehatan yaitu Semua anggaran
Pembiayaan kesehatan (BelanjaLangsung) tidak termasuk Gaji (Belanja Tidak
Langsung) yang dikelola oleh Dinas Kesehatan dansektor/instansi terkait. Hal
tersebut sesuai dengan amanat UU nomor36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal
171 ayat 2 yaitu Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah di luar gaji dan Perda Propinsi Kalimantan Timur No
20 tahun 2008 Tentang Sistem Kesehatan Propinsi Kalimantan Timur.
Dalam mencapai kinerjanya pada tahun anggaran 2019 Dinas Kesehatan
Kabupaten Berau dan RSUD dr. ABDUL RIVAI didukung oleh Sumber Daya Anggaran

[ 27]
yang berasal dari APBD Kab. Berau dan APBN. Total alokasi Anggaran Kesehatan di
Kabupaten Berau bila dilihat dari buku Penjabaran APBD Kabupaten Berau Tahun
Anggaran 2019 (DinkesBerau (buku DPPA TA 2019), RSUD Dr. Abdul Rivai dan Dana
Kesehatan yang berada pada OPD lain) adalah total sebesar Rp. 326.708.923.426,-
atau sebesar 11,93% terhadap Total APBD Kabupaten Berau, sedangkan total
anggaran kesehatan dari belanja langsung tahun 2019 adalah sebesar
Rp.222.892.663.426,- atau sebesar 12,65% dari Total Belanja Langsung dalam APBD
Kabupaten Berau. Hal tersebut telah sesuai dengan amanat undang-undang
tentang pengalokasian minimal untuk anggaran kesehatan.

Tabel 3.4 Anggaran Kesehatan Kabupaten Berau Tahun 2019

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA
1) DINAS KESEHATAN KAB. BERAU 193.211.975.922
a. Belanja Langsung 105.263.289.922
b. Belanja Tidak Langsung 62.854.310.000
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 25.094.376.000

2) RSUD dr. ABDUL RIVAI 133.496.947.504


a. Belanja Langsung 11.633.067.000
b. Belanja Tidak Langsung 40.961.950.000
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 5.870.979.000
d. Dana BLUD 75.030.951.503,88

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 326.708.923.426


TOTAL ANGGARAN KESEHATAN (BL) 222.892.663.426
TOTAL APBD KAB/KOTA 2.738.680.000.000
TOTAL APBD KAB/KOTA (BL) 1.762.075.536.760
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 11,93
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA (BL) 12,65
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1.442.366

Sumber: Kantor BPKAD Kab. Berau, Sekretariat Dinkes Kab. Berau (DPPA TA. 2018), RSUD dr. ABD Rivai.

[ 28]
Khusus pada Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, berdasarkan Laporan
Keuangan Dinas Kesehatan Berau Tahun 2019, alokasi anggaran pembangunan
Kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan melalui Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) adalah sebesar Rp. 193.211.975.922,- dengan Rincian Belanja Tidak
Langsung Rp. 66.999.474.876,- dan Belanja Langsung Rp. 140.333.792.873,- dengan
Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah Rp. 62.203.279.164,- (92,84%) sedangkan
realisasi belanja langsung adalah Rp. 115.854.088.458,- (82,56%).
Alokasi dana yang tidak digunakan pada tahun 2019 untuk belanja tidak
langsung sebesar Rp. 4.796.195.712,- dan untuk belanja langsung sebesar Rp.
24.479.704.415,-. Perkembangan Alokasi dan realisasi Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung dari tahun 2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.9
Alokasi dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas
Kesehatan Kabupaten Berau Tahun 2015-2019

66.052.472.000 66.999.474.876
64.913.326.000
63.284.448.000 62.854.310.000
62.203.279.164
59.050.322.289
56.193.500.115 56.755.967.754 56.459.027.950

2015 2016 2017 2018 2019


ALOKASI REALISASI REALISASI
Sumber : Laporan Keuangan, 2015-2019

Berdasarkan pada gambar di atas terlihat bahwa terjadi kenaikan alokasi


pada Dinas Kesehatan Kabupaten Berau dari tahun 2015 - 2019, terutama pada
tahun 2019 bila dibandingkan dengan tahun 2018.

Gambar 3.10
Alokasi Dan Realisasi Belanja Langsung
Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Tahun 2015-2019
145.657.048.800 145.731.400.892 140.333.792.873
134.807.317.770 130.357.665.922
117.416.949.984 112.858.487.094 117.716.503.321 115.854.088.458
103.005.305.698

2015 2016 2017 2018 2019


ALOKASI REALISASI
Sumber : Laporan Keuangan, 2015-2019

[ 29]
[ 30]
BAB IV
KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI

A. Kesehatan Keluarga

Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga


berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat,
kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat
dari keluarga yang berkualitas. Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga.

Keluarga sebagai komponen dari masyarakat berperan signifikan dalam


mempengaruhi status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan
gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga.

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok
yang rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan
fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya
kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di
Indonesia.

1) Kesehatan Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Untuk
Kabupaten Berau Jumlah kasus kematian ibu mengalami penurunan kematian
dari 9 kasus kematian Ibu pada Tahun 2017 menjadi 8 kasus kematian ibu tahun
2018 dan menurun kembali menjadi 5 kasus pada tahun 2019.

[ 31]
Gambar 4.1
JUMLAH KASUS KEMATIAN IBU TAHUN 2016-2019

10
9
8 8 8
6
5
4

0
2016 2017 2018 2019

Sumber :Bidang Kesehatan Masyarakat.

Penyebab kematian dari 5 kasus kematian ibu di tahun 2019, terdiri dari
penyebab kematian faktor medis (Langsung dan tidak langsung) yaitu:
perdarahan 2 orang, hipertensi 1 orang, dan penyebab lainnya 2 orang.

Gambar 4.2 Perbandingan Penyebab Kematian Ibu Tahun 2018 dan 2019

Penyebab Kematian Ibu Tahun 2018 Penyebab Kematian Ibu Tahun 2019

Perdarahan
Perdarahan
3 3 2 2
Eklampsi Hipertensi

Lain-lain
2 1 Lain-lain

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat.

Kabupaten Berau sejak sepuluh tahun terakhir tidak pernah mencapai


100.000 kelahiran hidup sehingga dalam pembahasan kematian ibu
menggunakan jumlah kasus kematian yang terjadi.

Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin


bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yg berkompeten dan difasilitas kesehatan yang terstandart, serta perawatan
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Disamping itu pentingnya
melakukan intervensi lebih kehulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa
muda dalam upaya percepatan penurunan AKI.

[ 32]
Dalam upaya peningkatan Penurunan kematian Ibu, pada tahun 2019
Kesehatan Keluarga telah melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

1) Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (2 kali rapat pengkajian/pembahasan


kasus kematian ibu oleh Tim Pengkaji Kabupaten, 1 kali pembelajaran)
2) Penguatan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Pemantapan pelaksanaan PWS KIA di pedesaan
4) Pemantapan sistem rujukan dengan mengutamakan rujukan berencana
5) Pemantapan Kemitraan Bidan dan Dukun di Puskesmas.
6) Kunjungan rumah Ibu hamil yang tidak berkunjung ke Puskesmas
7) Kelas Ibu Hamil (jumlah kelas Ibu hamil 165, dengan jumah peserta 1.314
bumil)
8) Kunjungan rumah bumil dan neonatal resti
9) Pelacakan kasus kematian Ibu dan Bayi
10) Monitoring, Evaluasi dan pelaporan Kesehatan ibu dan anak di Puskesmas
11) Pertemuan penguatan jejaring data Kesehatan ibu dan anak melibatkan
lintas program dan lintas sektor yang terkait.
12) Tersedianya anggaran DAK JAMPERSAL yang terdiri diantaranya Rumah
Tunggu Kelahiran, Jaspel, pendampingan dan rujukan

Sebaran jumlah kasus kematian ibu Kabupaten Berau tahun 2019 seperti
pada Gambar 4.3, yang mana terdapat di puskesmas Labanan, Tanjung Batu,
Talisayan, Biatan Lemapake, dan Biduk-biduk, masing-masing sebanyak 1 kasus
kematian ibu.

Gambar 4.3
JUMLAH KASUS KEMATIAN IBU PER PUSKESMAS
TAHUN 2019

1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat.

[ 33]
Faktor-faktor yangmempengaruhi kematian Ibu
1) Faktor pendukung keberhasilan:
a) Meningkatnya komitmen dan dukungan dari pemerintah daerah
setempat dalam mendukung program penurunan kematian Ibu.
b) Adanya Kemitraan Bidan dan Dukun.
c) Meningkatnya peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
melakukan persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
d) Menguatnya motivasi dan komitmen Dokter spesialis Kandungan dan
Bidan dalam menjalankan program.
e) Meningkatnya dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya.
f) Penguatan lintas Program dan lintas sektor.
2) Faktor penghambat keberhasilan:
a) Belum semua bidan desa tinggal di desa.
b) Belum semua dukun bermitra dengan bidan.
c) Belum semua Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar.
d) Masih adanya persalinan yang dilakukan oleh Non nakes, baik oleh
dukun suami, nenek dan keluarga.
e) Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
Pemeriksaan kehamilan secara rutin difasilitas Kesehatan.
f) Kurangnya minat Ibu hamil dan Keluarga untuk kelas ibu hamil,
terutama didaerah perkotaan (Pusk. Tanjung Redeb, Bugis, Gunta,
Sambaliung dan Teluk Bayur)
g) Belum semua Puskesmas dan Poskesdes/Polindes memiliki sarana,
prasarana, dan peralatan yang memadai untuk pertolongan persalinan.
h) Belum maksimalnya pemahaman masyarakat tentang Konsep
Poskesdes, sehingga semua pendanaan di bebankan pada Dinas
Kesehatan.
i) Koordinasi dan integrasi lintas program masih kurang optimal.
j) Belum Kuatnya sistem pendampingan untuk ibu hamil yg mempunyai
faktor resiko tinggi maupun ibu hamil yg dengan komplikasi Kebidanan.
k) Lemahnya Pemahaman tentang Konsep pemantauan wilayah setempat
(PWS) kesehatan ibu oleh Puskesmas, Puskesmas pembantu dan
Poskesdes/Polindes.
l) Sistem pencatatan dan pelaporan belum sesuai yang diharapkan
(masih ada pelaporan tidak berdasarkan Kohort Ibu). Hal ini
disebabkan oleh rendahnya kesadaran pencatatan oleh Bidan/nakes.

[ 34]
m) Rendahnya kesadaran klinik swata, Bidan praktek Mandiri dan dokter
praktek untuk melaporkan hasil kegiatannya ke pemerintah daerah
(Puskesmas).
n) Rendahnya kesadaran Rumah Sakt, klinik swata, Bidan praktek Mandiri
dan dokter dalam melaksanakan standar pelayanan sesuai dengan
standar 10T.
o) Kurangnya pembinaan pihak Puskesmas terhadap klinik swasta, Bidan
praktek Mandiri dan dokter praktek
p) Belum maksimalnya pelaksanaan sistem rujukan.
q) Belum Maksimalnya Peran Bikor dalam PWS KIA
r) Belum maksimalnya pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ke
Puskesmas, Pustu dan Poskesdes/Polindes.
s) Belum maksimalnya Puskesmas Mampu PONED

Usul pemecahan masalah:


1) Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam program kesehatan ibu,
baikdi Puskesmas maupun di desa.
2) Meningkatkan kemampuan Bikor dalam melakukan Pemantauan Wilayah
setempat (PWS) terutama di daerah perkotaan. Wilayah perkotaan pada
umumnya tidak semua Ibu hamil terpetakan dengan baik karena beberapa
hal, yaitu :
 Kepadatan jumlah penduduk
 Banyaknya fasilitas kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta
(Bidan praktek mandiri, dokter Praktek dan klinik-klinik swasta)
 Pendekatan pada Ibu hamil di kota sedikit lebih sulit, hal ini disebabkan
tidak semua Ibu hamil kenal dengan Bidan yang ada di Puskesmas.
3) Meningkatkan pelaksanaan Supervisi Fasilitatif oleh Puskesmas dalam
rangka pembinaan dan pengawasan pada jejaring Puskesmas (Bidan
Praktek Mandidri dan dokter praktek)
4) Meningkatkan partisipasi pemberi pelayanan kesehatan Ibu yang dikelola
pihak swasta untuk dapat memberi data yang diperlukan dalam
peningkatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
5) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Asuhan
persalinan Normal untuk Puskesmas Biasa/Puskesmas Pembantu/
Polindes/Poskesdes dan Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan
dalam pelaksanaan Penanganan gawat Darurat Obstetri dan Neonatal bagi
Puskesmas Mampu Poned dan Puskesmas Rawat Inap.

[ 35]
6) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui P4K (Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dalam Desa Siaga.
7) Memperbaiki dan memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes/Polindes.
8) Meningkatkan Sistem Pemantauan Ibu hamil dengan Faktor resiko Tinggi
dan ibu hamil yang mempunyai komplikasi Kebidanan.
9) Berkoordinasi dengan lintas program untuk Mempersiapkan/Melengkapi
fasilitas kesehatan baik puskesmas, Puskesmas pembantu, dan
Polindes/poskesdes agar mampu melakukan pertolongan persalinan sesuai
standar. Peningkatan pelayanan Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih
dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric pada saat
kehamilan.Banyak di antara ibu yang tidak dikategorikan berisiko, ternyata
mengalami resiko komplikasi dan sebaliknya, di antara ibu yang
dikategorikan berisiko, ternyata persalinannya berlangsung normal. Karena
itu pendekatan yang dianjurkan adalah menganggap semua kehamilan itu
berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke pertolongan
persalinan yang aman dan pelayanan obstetri di Fasilitas Kesehatan.
Diperkirakan 20% kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi obstetric, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun
janinnya bila tidak ditangani dengan memadai.Hal ini dapat terlaksana bila
fasilitas kesehatan dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan sesuai
dengan fungsinya.
10) Peningkatan Kapasitas Tenaga PONED dalam Pelayanan Kasus Gawat
Darurat Obstetri dan Neonatal
11) Memperbaiki Sistem Rujukan Ibu dengan Komplikasi Kebidanan
12) Meningkatkan Rujukan Terencana dari pada Rujukan gawat darurat dengan
memperkuat penerapan penggunaan Skor Puji Rohayati.
13) Meningkatkan kesadaran Masyarakat dan Keluarga untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan Kelas Ibu hamil.
14) Meningkatkan koordinasi dan integrasi Lintas Program/Lintas Sektor (LP/LS)
untuk mendukung kegiatan KIA
15) Memaksimalkan: Puskesmas Mampu PONED
16) Memaksimalkan: peran Bikor dalam PWS KIA dan program lain dalam
lingkup Kesga.
Upaya percepatan penurunan Kasus Kematian Ibu dapat dilakukan
dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan

[ 36]
oleh tenaga kesehatan terlatih, penanganan komplikasi kebidanan, dan
pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan.

Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin


Ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu
yang jenis pelayanannya dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester
pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil
yang diberikan harus memenuhi jenis pelayanan sebagai berikut.
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2. Pengukuran tekanan darah.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
sesuai status imunisasi.
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan).
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya).
10. Tatalaksana kasus sesuai indikasi.
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di
tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-
12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu
sampai menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan
untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit
empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator
tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan

[ 37]
tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga
kesehatan.

Gambar 4.4
PERSENTASE (%) KUNJUNGAN K1 PER PUSKESMAS
TAHUN 2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99 98 93 93 92
89 86 97,6
79

Teluk Bayur
Tanjung Batu
Tanjung Redep
Kampung Bugis

Pulau Derawan

Talisayan
Biatan Lempake
Batu Putih
Merapun

Tubaan

Suaran
Labanan
Merancang Ulu
Biduk-Biduk

KAB. BERAU
Gunung Tabur

Maratua

Sambaliung

Long Boy

Kelay
Long Laai
Segah

Sumber : Bidang Kesmas.

Gambar 4.4 menunjukkan Pada tahun 2019 Persentase Kunjungan K1 di


Kabupaten Berau sekitar 97,6% (5.393 ibu hamil) dari 5.523 jumlah ibu hamil, dan
Gambar 4.5 menunjukkan persentase Kunjungan K4 sebesar 69,4% (3.831 ibu
hamil) dari 5.523 jumlah ibu hamil.

Gambar 4.5
PERSENTASE (%) KUNJUNGAN K4 PER PUSKESMAS
TAHUN 2019

87 86 85
80 80 80 78
74 71 70 69 69 68 68 69,4
65 63 62 62 62 60
53
Labanan
Merapun

Talisayan

Kampung Bugis
Biduk-Biduk

Maratua
Teluk Bayur
Kelay

Sambaliung

Long Boy
Long Laai
Segah

Merancang Ulu

Suaran
Biatan Lempake
Batu Putih
Tanjung Batu

Pulau Derawan
Tubaan

Tanjung Redep

BERAU
Gunung Tabur

Sumber : Bidang Kesmas.

Pada tahun 2019 ini jumlah ibu bersalin sebanyak 5.272 ibu, persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 5.174 persalinan atau sebesar
98,1%. Dari total 21 puskesmas yang ada 19 diantaranya telah mencapai
Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan ≥ 90%, sedangkan

[ 38]
persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kurang dari 90%
adalah Puskesmas Long Boy (69%) dan Puskesmas Long Laai (81%).

Gambar 4.6 :
PERSENTASE (%) PERSALINAN DITOLONG NAKES
PER PUSKESMAS TAHUN 2018

100 100 100 100 100 99 99 99 98 98 98 97 97 96 95 95 98


93 90 90
81
69

Teluk Bayur

Maratua
Tanjung Redep
Kampung Bugis
Labanan

Batu Putih
Suaran

Talisayan
Merancang Ulu
Tanjung Batu
Pulau Derawan

Merapun

Biatan Lempake
Tubaan
Biduk-Biduk

BERAU
Gunung Tabur

Sambaliung

Kelay

Long Boy
Long Laai
Segah

Sumber : Bidang Kesmas.

Penanganan Komplikasi Kebidanan.


Tahun 2019 cakupan penanganan komplikasi kebidanan sebesar 1.093
kasus atau 98,95% dari 1.105 jumlah perkiraan ibu hamil dengan komplikasi
kebidanan. Hampir seluruh puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Berau
telah mencapai ≥ 90% penanganan komplikasi kebidanan, kecuali Puskesmas
Talisayan dengan persentase penanganan komplikasi kebidanan yaitu sebesar
87%.

Gambar 4.7
PERSENTASE (%) PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PER PUSKESMAS TAHUN 2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99,3
98,9 98,5 98,4 98,95
97 96,2
94,6
91,8

87,0
Teluk Bayur

Maratua
Kampung Bugis

Labanan

Tanjung Redep
Suaran

Tanjung Batu

Biatan Lempake
Batu Putih

Tepian Buah
Tubaan
Merapun

Merancang Ulu

Pulau Derawan

Talisayan
Biduk-Biduk

BERAU
Gunung Tabur
Sambaliung

Long Boy

Kelay

Long Laai

Sumber : Bidang Kesmas.

[ 39]
2) Kesehatan Anak
Sejak janin dalam kandungan sampai berusia 18 tahun upaya
Kesehatan anak telah dilakukan. Upaya ini bertujuan untuk mempersiapkan
generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak.
Upaya Kesehatan anak di Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik
terlihat dari angka kematian anak dari tahun ketahun yang menunjukkan
penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita
telah mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030 yaitu
sebesar 25/1.000 kelahiran hidup dan diharapkan AKN juga dapatmencapai target
yaitu 12/1.000 kelahiran hidup.

Angka Kematiain Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia di


bawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu atau dapat
juga dikatakan probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun
(dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). Usia bayi merupakan kondisi
yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Selain itu angka
kematian bayi atau infant mortality rate (IMR) merupakan indikator yang lazim
digunakan untuk menentukan derajat Kesehatan masyarakat.
Kematian Bayi di kabupaten Berau selama 3 tahun terakhir ini
mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebanyak 87 kasus atau sebesar 17,76
per 1000 KLH, dan pada tahun 2018 sebanyak 95 kasus atau sebesar 18,4 KLH,
dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 100 kasus atau sebesar 19,3 KLH.

Gambar 4.8
ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KLH
TAHUN 2017 - 2019

25
20
15 17,76 19,3
18,4
10
5
0
2017 2018 2019

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat.

[ 40]
Kematian bayi terbanyak terjadi pada usia neonatal (0-28 Hari)
sebanyak 75 Kasus. Kematian bayi tahun 2019 sebagian besar disebabkan oleh
BBLR yaitu 39 kasus dan Premature 5 kasus (masuk dalam penyebab kematian
lain-lain). Hal ini ada kaitan dengan masih tingginya bumil KEK sebesar 611 dan
Bumil Anemia 995, sedangkan Bumil KEK yang mendapat PMT Bumil hanya
sekitar 271 bumil saja dengan persentase 63%, sehingga Bumil KEK yang tidak
mendapatkan PMT ini tetap mengalami KEK. Dan juga sekitar 26,4% Bumil tidak
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) hal ini bisa menyebabkan bumil
menderita Anemia ZatBesi (FE). Sehingga dengan tingginya Bumil KEK dan Anemia
akan berdampak pada tingginya kelahiran premature dan BBLR yang berpotensi
mengakibatkan kematian bayi. Selain itu juga masih kurangnya tingkat
pengetahuan petugas dalam penanganan Bayi Baru Lahir serta masih ada
persalinan ditolong oleh non nakes.

Tahun 2019 jumlah kasus kematian bayi teringgi terdapat di Puskesmas


Tanjung Redeb (12 kasus), Puskesmas Sambaliung (11 kasus), dan Puskesmas
Teluk Bayur (11 kasus). Gambar4.9 menggambarkan jumlah kasus kematian bayi
per puskesmas tahun 2019.

Gambar 4.9
JUMLAH KASUS KEMATIAN BAYI PER PUSKESMAS
TAHUN 2019
100

12 11 11 10 10 7 7
5 5 4 4 3 3 2 2 2 1 1 0 0 0
TELUK BAYUR

MERANCANG ULU
BIDUK-BIDUK
TANJUNG REDEB
SAMBALIUNG

KAMPUNG BUGIS

MARATUA

LONG LAAI
GUNUNG TABUR
TALISAYAN

TUBAAN

SUARAN

LABANAN
PULAU DERAWAN
MERAPUN
TANJUNG BATU
BIATAN LEMPAKE

KELAY

LONG BOY

KAB. BERAU
BATU PUTIH

TEPIAN BUAH

Sumber :Bidang Kesehatan Masyarakat.

Penyebab kematian neonatal terbanyak tahun 2019 seperti pada


Gambar 4.10 berikut ini.

[ 41]
Gambar4.10 PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) TERBANYAK TAHUN
2019

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL


TAHUN 2019

8 1
9
39

10

17

BBLR ASFIKSIA PNEUMONIA DIARE KELAINAN KONGENITAL SEPSIS

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat.

Dalam upaya peningkatan Penurunan kematian Anak tersebut, pada


tahun 2019 Kesehatan Keluarga telah melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu:
1) Pemantapan Pelaksanaan PWS KIA di Puskesmas
2) Melaksanakan pemantapan system rujukan dengan mengutamakan rujukan
berencana
3) Bimbingan teknis kepada Bikor dan Bidan di desa dalam rangka peningkatan
Kinerja Bidan dalam pelaksanaan pelayanan Kesehatan Pada Ibu dan Anak.
4) Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (1 kali Pengkajian dan 1 kali
Pembelajaran).
5) Pemantapan Kemitraan Bidan dan Dukun di Puskesmas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian Bayi


1. Faktor pendukung keberhasilan:
a) Adanya Kemitraan Bidan dan Dukun.
b) Peningkatan SDM petugas kesehatan dalam penanganan Bayi Baru Lahir
penanganan neonatal komplikasi
c) Meningkatnya peran serta dan kesadaran masyarakat untuk melakukan
persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
d) Meningkatnya kesadaran Bidan dalam memperbaiki Sistem pencatatan
dan pelaporan
e) Menguatnya motivasi dan komitmen Dokter spesialis Anak, Kandungan
dan Bidan dalam menjalankan program.
f) Meningkatnya dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya.

[ 42]
2. Faktor penghambat keberhasilan:
a) Masih ada Bidan Desa yang belum terlatih Resusitasi dan Penanganan Bayi
Dengan BBLR
b) Rendahnya pemberian cakupan pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir
sesuai standar
c) Tingginya kasus Bumil KEK dan Anemia
d) Penanganan yang belum komperhenship pada Bumil KEK dan Anemi
e) Masih ada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun Bayi dan
keluarga.
f) Belum maksimalnya Sistem Rujukan Neonatal dengan komplikasi
g) Belum maksimalnya pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun
h) Belum maksimalnya sistem pencatatan pada kohort Bayi
i) Masih kurangnya pemberdayaan keluarga/ masyarakat terhadap
penggunaan buku KIA.
j) Pentingnya monev pasca pelatihan
k) Belum maksimalnya Ketersediaan Alat pasca pelatihan
l) Belum dilaksanakannya kelas ibu balita

Usul pemecahan masalah:


a) Sosialisasi dan mewujudkan kemandirian Keluarga dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) melalui pendekatan keluarga, lintas program & lintas
sektor.
b) Mengoptimalkan dan meningkatan pelayanan kelas ibu hamil, cakupan K1 &
K4.
c) Meningkatkan pelayanan kunjungan neonatal (KN1-KN3)
d) Peningkatan SDM petugas dalam hal penanganan bayi baru lahir dan
penanganan neonatal komplikasi
e) Peningkatan sarana prasarana di fasilitas kesehatan
f) Memantau pemanfaatan BOK dan sumber dana lainnya terkait kunjungan
neonatal dan lainnya.
g) Meningkatkan jumlah tenaga yang terlatih Resusitasi dan penanganan Bayi
dengan BBLR, serta memaksimalkan kemampuan pelaksanaan di lapangan
h) Melakukan monitoring dan evaluasi tenaga yang sudah dilatih.
i) Meningkatkan Sistem Rujukan Neonatal dengan komplikasi
j) Memaksimalkan pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun
k) Meningkatkan sistem pencatatan pada kohort Bayi melalui Bimbingan tehnis
l) Bekerjasama dengan Rumah Sakit PONEK dalam peningkatan kapasitas
Puskesmas PONED.

[ 43]
m) Pentingnya menyediakan alat setelah tenaga dilatih, sehingga ilmu yang
didapat dapat diterapkan di tempat tugas.
n) Mengawal pelaksanaan kelas ibu balita

Angka Kematian Anak Balita


Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah banyaknya kematian Anak
Balita berusia di atas satu tahun hingga lima tahun, per 1000 kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu atau dapat juga dikatakan probabilitas anak balita
meninggal pada rentang usia di atas satu tahun hingga 5 tahun (dinyatakan
dengan per seribu kelahiran hidup). Kematian Anak Balita di Kabupaten Berau
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 terus mengalami peningkatan yaitu
pada tahun 2016 sebanyak 7 kasus atau sebesar 1,49 per 1000 KLH dan
meningkat menjadi 15 kasus atau 3,06 per 1000 KLH sepanjang tahun 2017, dan
pada tahun 2018 kembali mengalami peningkatan yaitu 19 kasus atau sebesar
3,67 per 1000 KLH dan di tahun 2019 turun menjadi 9 kasus (1,74/1000 KLH).
Adapun distribusi data kematian Anak Balita di Kabupaten Berau pada tahun
2016 – 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

TABEL 4.1 JUMLAH KASUS KEMATIAN ANAK BALITA DI KABUPATEN BERAU


TAHUN 2016 s/d 2019.

Kematian
Tahun Jumlah Lahir
Hidup Jumlah Per Seribu (0/000)

2016 4.701 7 1,49

2017 4.900 15 3,06

2018 5.174 19 3,67

2019 5.172 9 1,74

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, 2019.

Penyebab kematian anak balita tertinggi tahun 2019 adalah Pneumonia


3 kasus, Diare 2 kasus, dan penyebab lainnya 4 kasus, beberapa faktor lain yang
berpengaruh terhadap kesehatan Anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
infeksi serta perlunya penerapan pola pendekatan MTBS bagi puskesmas yang
belum melaksanakan.

[ 44]
Dalam upaya peningkatan Penurunan kematian Anak Balita tersebut,
pada tahun 2019 seksi Kesehatan Keluarga telah melaksanakan berbagai
kegiatan, yaitu:
1) Bimbingan teknis, supervisi dan monitoring kepada Bikor dan Bidan di desa
dalam rangka peningkatan Kinerja Bidan dalam pelaksanaan pelayanan
Kesehatan Pada Ibu dan Anak.
2) Pertemuan/ Lokakarya dalam rangka pembelajaran AMP 2 kali
3) Pertemuan Audit Maternal Perinatal 2 kali
4) Pertemuan penguatan Jejaring Data Kesehatan ibu dan Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian Anak Balita


1. Faktor pendukung keberhasilan:
a) Meningkatnya kualitas pelayanan KIA di tingkat puskesmas.
b) Meningkatnya kesadaran Bidan dalam memperbaiki Sistem pencatatan
dan pelaporan.
c) Menguatnya motivasi dan komitmen Dokter spesialis Anakdan Bidan
dalam menjalankan program.
d) Menguatnya sistem rujukan yang efisien dan efektif
e) Meningkatnya dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya.
2. Faktor penghambat keberhasilan:
a) Masih ada perawat dan Bidan Desa yang belum terlatih tatalaksana Balita
sakit dengan pendekatan MTBS.
b) Masih ada Bidan Desa yang belum terlatih Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak.
c) Masih adanya tenaga yang sudah dilatih tetapi belum mampu
melaksanakan hasil pelatihan.
d) Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan pada Anak Balita sesuai
standar.
e) Belum maksimalnya sistem pencatatan pada kohort Anak Balita
f) Pentingnya monev pasca pelatihan
g) Belum maksimalnya Ketersediaan sarana dan prasarana pasca pelatihan.
h) Ada beberapa Puskesmas yang belum melaksanakan kelas ibu balita
i) Faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi serta perlunya penerapan pola pendekatan MTBS
bagi puskesmas yang belum melaksanakan.

[ 45]
Usul pemecahan masalah:
a) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih tatalaksana Balita sakit
dengan pendekatan MTBS dan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak, serta memaksimalkan kemampuan dan ketrampilan
pelaksanaan di lapangan.
b) Peningkatan sarana prasarana di Puskesmas Perawatan
c) Peningkatan SDM petugas dalam hal penemuan kasus sedini mungkin,
penanganan & penatalaksanaan kasus serta rujukan.
d) Integrasi lintas program melalui pendekatan MTBS di tingkatkan
e) Melakukan monitoring dan evaluasi tenaga yang sudah dilatih.
f) Meningkatkan sistem pencatatan pada kohort Anak Balita melalui Bimbingan
teknis.
g) Pentingnya menyediakan sarana dan prasarana setelah tenaga dilatih,
sehingga ilmu yang didapat dapat diterapkan di tempat tugas.
h) Mengawal pelaksanaan kelas ibu balita
i) Penyediaan obat lebih di optimalkan
j) Meningkatkan dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya dalam peningkatan kualitas pelayanan KIA.

Pelayanan Kesehatan Neonatal (Bayi Baru Lahir)


Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang
satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi dan berbagai masalah Kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa
penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya Kesehatan
dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini di antaranya dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
Kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan Kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir.
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator
yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara
lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian
vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan.
Hasil capaian nasional per provinsi masih terdapat disparitas Cakupan
KN1. Disparitas terbesar terjadi di 4 provinsi dengan cakupan KN1 terkecil yaitu

[ 46]
Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Beberapa provinsi mendapatkan
cakupan lebih dari 100% dikarenakan data sasaran BPS lebih rendah
dibandingkan dengan data sasaran riil yang didapatkan.

Capaian Cakupan KN1 Per Puskesmas di wilayah Kabupaten Berau pada


tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11
Persentase (%) Cakupan KN1 Per Puskesmas
Kabupaten Berau Tahun 2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98 94 94 99,6
91 89
81 77 77 77
70 65

Sumber: Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Berau.

Hambatan/Kendala dalam pelayanan kesehatan bayi baru lahir:


a) Masih ada Persalinan yang di lakukan di Non Faskes dan di tolong oleh Non
Nakes, sehingga pelayanan bayi baru lahir ada yang tidak tertangkap
b) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini masih rendah
c) Pengaruh sosial budaya di masyarakat masih kuat
d) Tingkat Pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih rendah

Rencana Solusi yang akan dilakukan:


a) Meningkatkan upaya advokasi kepada kepada tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat
b) Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor diwilayah
kerja masing-masing
c) Memaksimalkan kemitraan dengan dukun
d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media penyuluhan.
e) Mengoptimalkan pelaksanaan kelas ibu hamil
f) Penguatan komitmen tenaga kesehatan mengenai sistem pencatatan dan
pelaporan serta pengisian kohort Bayi

[ 47]
3) Angka Harapan Hidup (AHH).
Meningkatnya status kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh
meningkatnya AHH.Pengertian Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur “x”, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan
Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan
kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan,
kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
AHH Kabupaten Berau dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, pada tahun 2015 yaitu 71,31 tahun, tahun 2016 yaitu 71,37 tahun,
tahun 2017 yaitu 71,44 tahun, tahun 2018 sebesar 71,68 tahun, dan pada tahun
2019 mengalami peningkatan kembali menjadi 71,94 Tahun.

Grafik 4.12
ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) KABUPATEN BERAU TAHUN
2015-2019

74,5
74 74,22
73,5 73,96
73 73,65 73,68 73,7
72,5
72
71,5 71,68 71,94
71 71,31 71,37 71,44
70,5
70
69,5
2015 2016 2017 2018 2019

AHH BERAU AHH KALTIM

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim.

Pada Grafik 3.10 di atas diketahui bahwa AHH Kabupaten Berau pada
Tahun 2019 sebesar 71,94 tahun berada di bawah nilai AHH Provinsi Kalimantan
Timur (74,22 tahun), namun AHH Kabupaten Berau tahun 2019 ini telah
mencapai target AHH Kabupaten Berau yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 yaitu sebesar 71,94 tahun.

[ 48]
4) G i z i
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan <2.500 gram yang
menjadi salah satu indicator status Kesehatan anak. Sehingga sangat penting
untuk memantau status Kesehatan anak sejak dilahirkan, baik atau tidak
karena merupakan penyebab tingginya angka kematian bayi.
Data 2019 menunjukkan realisasi sebesar 5,3 % dari target 3,6 %. Ini
menunjukkan masih adanya Bayi yang BBLR. Hal ini berkaitan dengan masih
tingginya ibu hamil yang menderita KEK.
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih menjadi pusat perhatian,
dimana masalah tersebut antara lain: anemia dan bumil KEK. Hal ini
mempengaruhi status kesehatan di Indonesia yang ditanda dengan angka
kematian ibu, bayi dan anak serta kualitas bayi yang dilahirkan.
Periode prakehamilan dankehamilan harus disiapkan dengan baik.
Hal ini tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat
perbaikan gizi masyarakat dengan focus utama pada 1000 harikehidupan.
Ibu hamil yang KEK beresiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan yang biasanya mengakibatkan terjadinya partus
lama dan pendarahan pasca salin bahkan kematian ibu.
Resiko pada bayi yang ibunya KEK terjadi kematian janin atau
keguguran, premature, lahir cacat dan BBLR.
Banyak factor pendukung terjadinya bumil KEK seperti factor social
ekonomi, pendidikan, biologis, jarak kehamilan dan paritas. Adapun gejala
KEK pada ibu hamil yaitu Lila <23,5 cm, letih, lesu, jika hamil cenderung
melahirkan anak premature dan BBLR.
Dari data realisasi persentase Bumil KEK 2019 diperoleh hasil
persentase yaitu 11 % dan bumil Anemia sekitar 18,7 %. Hal ini menandakan
masih terdapat bumil yang menderita Kurang Energi Kronik (KEK) yang bias
menambah resiko kematian ibu dan anak. Untuk hal ini selain penyuluhan gizi
untuk ibu hamil juga di berikan tablet tambah darah dan pemberian makanan
tambahan (PMT). Yang lebih jadi perhatian sekarang pencegahan Anemia
dimulai dari Remaja Putri yaitu pemberian tablet tambah darah sebanyak 52
tablet dalam satutahun/remaja putri.
b. Kurang Gizi Pada Anak Balita
Dalam Standar Pelayanan Minimal bahwa balita ditimbang berturut-
turut 2 kali tidak naik maka harus dirujuk, ini tentunya bertujuan untuk
mengantisipasi jangan sampai balita berat badannya ditimbang tidak naik
sampai 2 kali menjadi masalah, misalnya balita status gizi baik menjadi

[ 49]
kurang dan lain sebagainya, sedangkan tujuan anak ditimbang adalah
memantau dan menjaga anak sehat tetap sehat, anak sehat bertambah umur
bertambah berat badan dan bertambah pintar.

Disamping balita gizi buruk pasca perawatan mendapat pemberian


makanan tambahan Pemulihan (PMTP), balita gizi kurang/kurus juga harus
mendapat makanan tambahan (PMT). Pada balita gizi buruk pelaksanaan
PMTP sampai enam (6) bulan. PMT balita gizi kurang/kurus pemberiannya
selama 90 (Sembilan puluh) hari. Balita gizi kurang/kurus mendapat PMT,
agar berat badannya naik dan menjadi gizi baik, tidak sebaliknya malah
menjadi gizi buruk. Indikator program gizi tahun 2016-2020 yang dikeluarkan
oleh kementerian kesehatan, diantaranya balita kurus mendapat PMT.
Pemberian makanan tambahan pada balita kurus di Kabupaten Berau tahun
2019 ditargetkan sebesar 90%.

Dari hasil prevalensi kurang gizi pada anak balita diperoleh hasil
3,53% lebih rendah dari target 6,0%. Walaupun hasil di bawah target, tetapi
masih perlu adanya perhatian terhadap balita yang kekurangan gizi. Untuk
intervensi hal tersebut selain penyuluhan gizi, diberikan juga obat gizi dan
paket PMT.

Untuk mengintervensi masalah – masalah gizi tersebut diatas perlu


dilakukan dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita di
Posyandu.

Pemantauan Pertumbuhan anak dilakukan melalui penimbangan


berat badan secara teratur dan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pemantauan pertumbuhan mempunyai 2 (dua) fungsi utama, yang pertama
adalah sebagai strategi dasar Pendidikan gizi dan Kesehatan masyarakat, dan
yang kedua adalah sebagai sarana deteksi dini dan intervensi gangguan
pertumbuhan serta entry point berbagai pelayanan Kesehatan anak (misalnya
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, pencegahan diare, dll) untuk
meningkatkan Kesehatan anak.

Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) di Kabupaten Berau


tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut :

[ 50]
Gambar 4.13 Cakupan Balita Yang Ditimbang Tahun 2015 - 2019

55,4 57,1
60 54 52,98 52,77
46 47,02 47,23
50 44,6 42,9
40
30
20
10
0
2015 2016 2017 2018 2019

Ditimbang Tdk ditimbang

Sumber :Laporan Kasie Gizi, 2019

Masalah yang dihadapi : 1). Masih ada komitmen yang kurang para
pemangku kepentingan/lintas sector terhadap pengembangan Posyandu 2).
Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap Posyandu, 3). Kurangnya
kapasitas kader, 4). Kurangnya prasarana serta kualitas pelayanan di
posyandu, terutama sistem 5 meja belum berjalan optimal
Usul Pemecahan Masalah : 1). Mengaktifkan Kerjasama lintas sector
terkait Posyandu baik di tingkat kabupaten maupun kampung , 2).
Meningkatkan peran aktif organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh
masyarakat, LSM dan sukarelawan, 3). Memotivasi keluarga melalui berbagai
media promosi Kesehatan serta kunjungan rumah 4). Pembinaan dan
peningkatan kapasitas kader, 5) Pemberian penghargaan/reward kepada
kader, 6). Mengintegrasikan posyandu dengan BKB dan PAUD, 7). Melengkapi
sarana dan prasarana di posyandu, dan PMT.
Berdasarkan sasaran program, maka pada tahun 2019, telah
dilaksanakan kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat di Kabupaten Berau sebagai
berikut :
1. Penanggulangan KEP pada Balita Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) pada anak umur 6 – 24 bulan.
2. Pengadaan F.75 dan F.100 untuk balita gizi buruk serta susu pasca gizi
buruk umur 6-24 bulan gizi kurang.
3. Pelaksanaan Bulan Timbang / Operasi timbang
4. Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
5. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A dan GAKY
Sweeping dan distribusi Vitamin A dosis tinggi pada bayi 6 – 11 bulan
dan pada anak balita 1 – 5 tahun, menggunakan dana BOK.

[ 51]
Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU pada ibu nifas.
Monitoring Garam Beryodium di tingkat RumahTangga, menggunakan
dana BOK.
6. Penanggulangan Anemia Gizi Besi / KEK
Pemberian Tablet Tambah darah (tablet Fe) untuk ibu hamil dan
Remaja Putri
Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil KEK berupa biskuit
sandwich selama 90 hari.
7. Pengadaan Obat Gizi (DAK Penugasan Penurunan Stunting)

MASALAH DAN HAMBATAN :


a. Kurangnya komitmen petugas Puskesmas terhadap pentingnya Posyandu.
b. Masih adanya Posyandu yang tidak aktif sehingga cakupan kegiatan Posyandu
banyak yang tidak berjalan sesuai program terutama balita ditimbang (D/S)
hasilnya rendah yaitu 42,9 %, jauh dari target yang ditetapkan yaitu 80%,
juga hasil kegiatan yang lain yang tidak mencapai target.
c. Masih ada Puskesmas yang belum ada petugas gizi dengan latar belakang
ilmu gizi, sedangkan Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas besar seyogyanya
petugas gizinya ditambah.
d. Peran aktif masyarakat yang rendah khususnya kesadaran untuk menimbang
balita di Posyandu.
e. Seringnya terjadi pergantian Kader Posyandu tanpa ada kaderisasi .
f. Masih kurangnya sosialisasi manfaat ASI sehingga pemahaman manfaat ASI
masih kurang di masyarakat bahkan di kalangan petugas kesehatan.
g. Belum adanya reward/ insentif yang layak bagi kader Posyandu.
h. Kurangnya sarana timbangan berat badan (dacin) dan alat ukur
tinggi/panjang badan serta sarana kelengkapan Posyandu lainnya.

UPAYA TINDAK LANJUT


a. Perlunya integrasi program terutama bidang kesmas (Gizi, KIA, Promkes,
Kesling)
b. Perlu ditingkatkan koordinasi dan Pelatihan Penyegaran Kapasitas Petugas
Puskesmas serta Petugas Posyandu.
c. Perlu diadakan insentif bagi Kader Posyandu.
d. Pelatihan kader untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan.
e. Perlunya sosialisasi secara berkala bagi stakeholder terkait serta masyarakat.
f. Perlu diadakannya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
posyandu.

[ 52]
g. Perlu penerimaan Tenaga Gizi untuk ditempatkan di Puskesmas yang belum
ada tenaga gizi dan juga penambahan tenaga petugas gizi untuk Puskesmas
agar surveilans dan kegiatan di dalam gedung terutama konseling gizi serta
pemantauan pertumbuhan di luar gedung/Posyandu bisa berjalan optimal.
h. Belum maksimalnya pojok gizi/konsultasi gizi di puskesmas.
i. Peningkatan kapasitas petugas konselor ibu menyusui
j. Sosialisasi ASI Eksklusif ditingkatkan dan pendekatan keluarga
k. Perlunya dibentuk Kelompok Pendukung Asi Eksklusif (KP-ASI)

[ 53]
[ 54]
BAB V

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalens, morbiditas


atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal. Angka
kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan
suatu masyarakat. Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu
pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular meliputi penyakit
menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit yang
ditularkan melalui binatang. Sedangkan penyakit tidak menular meliputi upaya pencegahan
dan deteksi dini penyakit tidak menular tertentu.
A. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1. Angka Kesakitan Malaria.

Definisi Operasional Malaria Klinis adalah kasus dengan gejala malaria klinis
(demam, menggigil dan berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare dan nyeri otot atau pegal–pegal). Malaria positif adalah kasus malaria yang di
diagnosis (pemeriksaan specimen/sediaan darahnya) secara mikroskopis atau rapid
diagnosis test hasil positif mengandung plasmodium.
Penduduk berisiko adalah penduduk yang tinggal di daerah berisiko terjadi
penularan malaria atau endemis malaria pada satuan wilayah terkecil seperti
desa/dusun dalam kurun waktu satu tahun. Sejak tahun 2012 dipergunakan Annual
Parasite Incidence atau API (o/oo) adalah jumlah penderita positif malaria per
seribu penduduk.
Pertimbangan menggunakan API adalah :
a. Pengobatan yang diberikan berdasarkan dengan diagnose penyakit dan
pemeriksaan Laboratorium.
b. Menghindari terjadinya resistensi terhadap pengobatan malaria dan
pemborosan obat malaria.
c. Semua Puskesmas induk dikabupaten Berau telah memiliki peralatan untuk
melakukan Deteksi Malaria (RDT).
d. Pada Tahun 2019 API Malaria 0,09 ‰ dari 232.287 jumlah penduduk,
mengalami penurunan dari tahun 2018 yaitu 0.46 ‰. Kabupaten Berau
merupakan kategori Daerah endemis rendah API < 1 ‰. Namun jika dilihat lebih
detail per puskesmas maka terdapat 1 Puskesmas masuk kategori Endemis

[ 55]
Tinggi/Merah (nilai API 1-4 ‰) yaitu Puskesmas Merapun (2,91 ‰) dan 2
Puskesmas dengan Endemis Rendah (Nilai API <1) yaitu Puskesmas Teluk Bayur
(0,10 ‰), Puskesmas Batu Putih (0,64 ‰). Pada Puskesmas dengan kategori
sedang tersebut harus dilakukan Intervensi Penanganan Malaria sesuai dengan
kategori wilayahnya.

Gambar 5.1
Jumlah Kasus Malaria (+) di Kabupaten Berau Tahun 2019

9
6
5
2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RSUD Abdul Rivai

Biatan Lempake
Kampung Bugis
Merapun
Batu Putih

Labanan

Suaran

Tanjung Batu
Pulau Derawan

Talisayan
RSP Talisayan

Tubaan
Teluk Bayur

Gunung Tabur
Merancang

Biduk - Biduk

Tepian Buah
Kelay
Long Boy

Long La'ai
Maratua
Tanjung Redeb

Sambaliung

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Berau.

2. Angka Kesakitan (Incidence Rate) Demam Berdarah Dengue.

Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan


oleh Virus Dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan
nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dapat menyerang seluruh
kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat.
Tahun 2019 jumlah penderita DBD sebanyak 494 kasus, tertinggi di wilayah
Puskesmas Kampung Bugis sebesar 145 kasus. Gambar 5.2 menunjukkan bahwa
sebaran kasus penyakit DBD masih didominasi di daerah perkotaan, hal ini dapat
menjadi pertimbangan bagi kebijakan pencegahan dan penanganan penderita DBD
selanjutnya.

[ 56]
Gambar 5.2
Jumlah Kasus DBD Per Puskesmas
di Kabupaten Berau Tahun 2019

145
110
86
66
32 19
13 7 5 4 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

Jumlah kasus DBD menunjukan adanya peningkatan dibanding tahun lalu


yaitu sebesar 167 kasus, hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang tidak menentu.
Ditambah dengan angka bebas jentik yang rendah, hal ini menunjukan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam hal PHBS dan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sehingga tetap perlu dilakukan upaya-upaya seperti:
1. Meningkatkan upaya Promosi Kesehatan.
2. Meningkatkan kerjasama Lintas Sektor dalam menciptakan Lingkungan Sehat.
3. Meningkatkan Peran serta Masyarakat Untuk ber-PHBS dan 3M Plus.
4. Meningkatkan survei jentik dan pembagian abate pada masyarakat.
5. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan.
6. Memenuhi sarana dan prasarana P2 DBD.

3. Angka Penemuan Pasien Tuberkulosis BTA Positif Baru.

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh


bakteri mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai Baksil Tahan Asam (BTA). Indikator ini
memberikan informasi tentang perkembangan pasien tuberkulosis dan penanganan
pengobatannya yang tuntas atau tidak. Penyakit tuberkulosis berjangkit melalui
udara. Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi
akan membatasi risiko penyebarannya.
Pada Tahun 2019 jumlah semua kasus tuberkulosis sebesar 503 kasus,
tertinggi terdapat di Puskesmas Kampung Bugis (99 kasus) dan Puskesmas Tanjung
Redeb (71 kasus).

[ 57]
Gambar 5.3
Jumlah Semua Kasus Tuberkulosis per Puskesmas
Kabupaten Berau Tahun 2019

99
71
54
37 31 30 29 24
15 15 15 13 13 12 11 9 8 7 5 4
1
Tanjung…

Biatan…
Kamp. Bugis

Tepian Buah

Labanan

Batu Putih

Biduk - Biduk
Tubaan
Suaran

Merapun
Gunung Tabur

Teluk Bayur

Long La'ai

Kelay
Maratua
Talisayan
Tanjung Batu

Pl. Derawan
Merancang
Long Boy
Sambaliung

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

Untuk mengukur angka kesembuhan penderita Tuberkulosis tahun 2019,


data yang digunakan adalah data pada tahun 2018, hal ini terkait dengan proses
pengobatan Tuberkulosis yang memakan waktu terlama sampai dengan 6 (enam)
bulan pengobatan. Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+ sebanyak 213 kasus
atau sekitar 94,2% dari 226 kasus Tuberkulosis paru terkonfirmasi. Sebagian besar
puskesmas telah menunjukkan Persentase angka kesembuhan TB Paru BTA+ 100%,
sedangkan persentase angka kesembuhan terendah adalah di Puskesmas Biatan
Lempake dan Puskesmas Kelay sebesar 75%.
Gambar 5.4 menampilkan persentase angka kesembuhan Tuberkulosis Paru
per puskesmas di wilayah Kabupaten Berau Tahun 2018.

Gambar 5.4
Persentase (%) Angka Kesembuhan Tuberkulosis Paru
Kabupaten Berau Tahun 2018

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 97 94 91 94
87 85
75 75

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

Case Detection Rate (CDR) atau Angka Penemuan Kasus tahun 2019, pasien
yang ditemukan dan diobati yaitu sebesar 50,3% dari total 1000 kasus perkiraan
Tuberkulosis di Kabupaten Berau, dan Case Norifikasi Rate (CNR) atau Angka

[ 58]
Notifikasi semua kasus tuberkulosis tahun 2019 sebesar 216,54 per 100.000
penduduk.

Permasalahan:
a. Ada sebagian pasien mangkir untuk berobat
b. Belum maksimalnya deteksi dini kasus TBC
c. Sulitnya akses bagi pasien untuk ke fasilitas kesehatan begitupula sebaliknya,
sulitnya petugas ketempat pasien.
d. Kurangnya anggaran untuk pelacakan dan deteksi dini TBC.
e. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri yang terkait
dengan penyakit TBC (Pasif Case Finding).
f. Penyisiran kasus belum maksimal

Pemecahan masalah :
a. Meningkatkan pelacakan kasus pasien mangkir.
b. Merencanakan dan melaksanakan deteksi dini kasus TBC ditempat-tempat
khusus serta survey kontak.
c. Mengajukan dan mengusulkan anggaran untuk program TBC.
d. Meningkatkan kinerja lintas program dan lintas sektor.

4. HIV/AIDS.

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki
fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif
yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis
dan Perilaku (STBP).
Penderita HIV tahun 2019 di Kabupaten berau sejumlah 36 orang, dengan
proporsi jumlah laki-laki sebanyak 32 orang (88,9%), dan proporsi jumlah
perempuan sebanyak 4 orang (11,1%). Berdasarkan data proporsi penderiita HIV
menurut golongan umur paling tinggi kejadian HIV terjadi pada usia 25-49 tahun
sebanyak 31 kasus atau sebesar 86,1%. Semua penderita yang ditemukan ditangani
100% dan diserahkan ke Tim VCT di RSUD dr. Abdul Rivai Kabupaten Berau. Hal ini
dapat terlaksana dengan baik berkat kerja sama lintas sektor.

[ 59]
Gambar 5.5
Jumlah Kasus HIV per Kelompok Umur
Kabupaten Berau Tahun 2019

31 32

4 4 Laki-laki
1
Perempuan

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

Untuk penderita AIDS di Kabupaten Berau Tahun 2019 adalah sebesar 13


kasus, dengan proporsi kelompok umur tertinggi penderita AIDS adalah usia 40 – 49
tahu yaitu sebesar 9 kasus. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 12 kasus, dan
jumlah kematian tertinggi terjadi pada golongan umur 40-49 tahun yaitu sebesar 7
kasus.
Permasalahan.
a. Logistik untuk pemeriksaan tidak mencukupi untuk sasaran HIV
b. Kurang anggaran untuk deteksi dini dan survei HIV
c. Deteksi dini HIV dan Survei kontak belum maksimal
d. Sebagian penderita HIV pendatang (PSK) Sistem kontrak. Sebagian besar
penderita yang ditemukan adalah para pekerja seks yang datang dari luar
Kabupaten Berau. Umumnya kerja sama dengan pemilik sarana tempat
mereka bekerja belum terlaksana dengan optimal, pemilik sarana tidak
secepatnya memberi informasi jika ada pendatang baru guna diperiksa
sebelum bekerja/menularkan penyakit.

Pemecahan masalah :
a. Mengajukan dan mengusulkan anggaran untuk program HIV.
b. Meningkatkan kinerja lintas program yang terkait.
c. Melaksanakan Deteksi Dini ditempat khusus (Lapas dan tempat Hiburan)

B. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di
dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada
Tahun 2012 (WHO, 2014) salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang

[ 60]
sangat serius saat ini yakni hipertensi, menururt WHO (2013) hypertensi bertanggung
jawab setidaknya 45% dari kematian.
Berdasarkan data WHO (world health organisation, 2013 dari 50% penderita
hypertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapatkan pengobatan, dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik. Tiap Tahunnya 7 Juta orang di Dunia meninggal
akibat Hypertensi. Masalah kesehatan global terkait masalah hipertensi
menyebebkan biaya kesehatan yang tinggi. Dua pertiga hypertensi hidup di negara
miskin dan berkembang.
Penyakit tidak menular dikenal sebagai penyakit kronis dan penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup. Salah satu faktor resiko yanag dapat menyebebkan
80% kematian akibat PTM adalah prilaku merokok. Faktor resiko terbesar yang
menyebabkan PTM adalah rendahnya pola asupan makan sayur dan buah (93,6%),
kurang aktifitas fisik (48,2%) dan tingginya pola konsumsi rokok (34,7%).
Berdasarkan hasil rekapitulasi data PTM dari hasil kunjungan masyarakat ke
Posbindu dan Puskesmas, didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 5.6 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) Terbanyak di Kabupeten
Berau Tahun 2019.

Sumber : Bidang P2P.

Dari Gambar di atas dapat disimpulkan bahwa PTM tertinggi adalah


Hipertensi yaitu sebanyak 18.628 kasus, Obesitas 3.750 kasus, Diabetes Mellitus
3.750 kasus, Asma Bronchiale 1.208 kasus, Cidera akibat kecelakaan 1.186 kasus.

[ 61]
Dari Tahun 2018 sampai dengan 2019 PTM yang menduduki tingkat pertama
adalah Hipertensi sama halnya di dunia. Penyebab kematian tertinggi PTM adalah
Stroke, hipertensi, dan gagal jantung, hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Gambar 5.7 Jumlah Kematian Akibat PTM di Kabupaten Berau Tahun 2019.

Sumber : Bidang P2P.

Gambar 5.8 Faktor Resiko PTM di Kabupaten Berau Tahun 2019.

Sumber : Bidang P2P.

Dari grafik di atas Faktor Resiko PTM terbanyak adalah Obesitas sentral
sebanyak 7119 dan kemudian Hipertensi 6638, dan kemudian kurang konsumsi buah

[ 62]
dan sayur sebanyak 5602. Dari hasil di atas kebanyakan masyarakat di Kabupaten
Berau sangat kurang untuk berprilaku hidup sehat dengan kegiatan yang ada di
GERMAS. Penyakit Tidak menular merupakan penyakit yang jangka Panjang dan
dapat disembuhkan dengan berprilaku hidup sehat.
Adapun kegiatan di Program PTM yang paling dominan adalah posbindu. Dari
jumlah 110 Kampung yang ada di Kabupaten Berau, terdapat jumlah Posbindu
sebanyak 153. Dari data tersebut diketahui bahwa seluruh kampung yang ada di
wilayah kerja puskesmas telah memiliki Posbindu, hal ini menunjukkan bahwa upaya
dalam menjangkau masyarakat telah dilakukan dengan baik, namun hal tersebut
belum dibarengi dengan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di posbindu, hal tersebut perlu mendapat perhatian, sehingga
diperlukan upaya lintas program dan lintas sektor untuk dapat meningkatkan
cakupan pelayanan di posbindu.
Sedangkan Penyakit kanker juga termasuk salah satu penyakit Tidak menular
yang sangat banyak di derita oleh kaum wanita yaitu kanker leher Rahim Oleh karena
itu kami dari program PTM dinkes menganjurkan kepada Puskesmas untuk selalu
melaksanakan pemeriksaan IVA tes dan membuat jadwal disetiap minggunya.
Dari 21 Bidan seluruh Puskesmas sudah dilatih IVA Test pada tahun 2018
akan tetapi hasil pemeriksaan jauh dari target yaitu 1,1% dari target 80% dari 33.008
sasaran dan pemeriksaan hanya 362 orang dengan permasalahan sebagi berikut:
a) Kesadaran masyarakat yang kurang dalam hal pemeriksaan IVA test
b) Puskesmas kurang sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya IVA test
c) Masyarakat masih merasa kalau pemeriksaan IVA test sangat malu dan takut
untuk diketahui adanya penyakit yang diderita.

Dokumentasi kegiatan P2PTM:

[ 63]
Sumber : Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kab. Berau.

Pemecahan masalah:
a) Sudah menganjurkan Puskesmas untuk selalu mensosialisasikan tentang Kanker
serviks dan bahayanya dengan meningkatkan penyuluhan di masyarakat
b) Melaksanakan di kegiatan-kegiatan penting yang ada di masing-masing
Puskesmas
c) Menganjurkan untuk memasang spanduk-spanduk tentang IVA test

Persentase Desa Yang Melaksanakan Posbindu


Data Posbindu di seluruh Puskesmas Kabupaten Berau Tahun 2019 antara
lain:
 Posbindu Khusus : 27
 Posbindu Umum : 126
 Total Posbindu yang ada : 153
 Jumlah sasaran desa : 110

Secara keseluruhan seluruh kelurahan/desa yang ada telah memiliki


Posbindu, namu capaian kunjungannya masih rendah di karenakan masyarakat masih
kurang antusias dalam kunjungan ke Posbindu, dan yang berkunjung ke Posbindu
kebanyakn usia 45 thun keatas. Untuk mengatasi capaian kunjungan yang rendah
sudah menganjurkan kepada seluruh Puskesmas untuk meningkatkan penyuluhan
tentang Penyakit Tidak Menular dan Posbindu ke masyarakat, serta membentuk
Posbindu di sekolah SMP dan SLTA dimana sasaran usia Program PTM ada disana dan
mejalankan PANDU PTM di Puskesmas guna untuk meningkatkan capaian dan SPM.

[ 64]
Tabel 5.1 Data Sebaran Posbindu di Kabupaten Berau, Tahun 2019.

Jenis posbindu
Total
No Puskesmas Umum Khusus
1 Tg.redeb 8 6 14
2 Kamp.bugis 8 2 10
3 Sambaliung 9 9
4 Teluk bayur 3 1 4
5 Gn.tabur 5 5
6 Labanan 3 1 3
7 Merancang 4 2 5
8 Tg.batu 3 3 6
9 Pl.derawan 1 2 3
10 Maratua 4 4
11 Suaran 3 1 4
12 Tubaan 15 1 16
13 Lempake 10 2 12
14 Talisayan 10 2 12
15 Bt.pth 9 9
16 Biduk-biduk 6 6
17 Kelay 4 4
18 Merapun 1 1
19 Tepian buah 9 3 12
20 Longlaai 5 5
21 longboy 1 1
JUMLAH 126 27 153
Sumber : Bidang P2P, Dinas Kesehatan Berau.

Permasalahan yang ada adalah Kunjungan ke Posbindu sedikit/antusias


masyarakat untuk berkunjung sedikit dikarenakan :
 Di posbindu tidak ada pengobatan
 Kebanyakan PKM melaksanakan Posbindu bersamaan pada kegiatan Posyandu
lansia, sehingganya sasaran usia yang berkunjung ke posbindu 45 Thn keatas.
 Puskesmas Kurang melakukan sosialisasi tentang Posbinu PTM dan bahaya dari
Penyakit tidak Menular.
 Kurangnya pembentukan Posbindu di sekolah SMP dan SLTA dimana sasaran
usia 15 sd 18 thn kebanyakan di sekolah

[ 65]
Pemecahan Masalah :
 Sudah menganjurkan puskesmas untuk selalu mensosialisasikan tentang
Kegiatan Posbindu dan pentingnya pencegahan dari pada pengobatan
 Sudah menganjurkan puskesmas untuk membentuk Posbindu di sekolah dan
sebagian puskesmas sudah melaksanakan
 Sudah menganjurkan puskesmas untuk melakukan sosialisasi tentang PTM dan
Posbindu dan puskesmas sudah melaksanakan.
 Sebagian puskesmas sudah membentuk Posbindu di sekolah

Dokumentasi Kegiatan Posbindu PTM di sekolah:

[ 66]
Kesehatan Jiwa
Untuk kesehatan jiwa secara keseluruhan saat ini sangat mengalami
peningkatan dari Tahun 2017 berjumlah 175 orang dan Tahun 2018 menjadi 285
orang dan tahun ini 2019 berjumlah 408 orang. Semakin giat dalam hal skrening
kesehatan jiwa maka semakin banyak ditemukan kasusnya, dikarenakan sudah
terlatihnya para petugas keswa di Puskesmas yang telah dilaksnakan pelatihan
tersebut pada tahun 2018.
Pelayanan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat merupakan salah
satu indikator SPM bidang kesehatan. Pada tahun 2019 cakupan pelayanan ODGJ
berat di wilayah Kabupaten Berau sebesar 82,7%, belum mencapai 100% dikarenakan
adanya perbedaan jumlah estimasi penderita ODGJ Berat dengan jumlah riil
penderita ODGJ Berat, namun dari semua penderita ODGJ yang ditemukan telah
dilayani sesuai dengan standar.

[ 67]
Tabel 5.2 Jumlah Kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat di wilayah
Kabupaten Berau Tahun 2019.

Jumlah
No Puskesmas Penderita ODGJ Berat
Mendapat Pelayanan Kesehatan
1. Tanjung Redeb 14
2. Kampung Bugis 33
3. Teluk Bayur 33
4. Sambaliung 23
5. Gunung Tabur 12
6. Derawan 8
7. Maratua 10
8. Talisayan 17
9. Lempake 3
10. Tubaan 11
11 Biduk-Biduk 6
12. Labanan 5
13. Kelay 1
14. Tepian Buah 11
15. Suaran 7
16. Merancang 10
17. Tanjung Batu 5
18. Batu Putih 1
19. Merapun 0
20. Long Boy 0
21. Long Laay 1
TOTAL 211
Sumber : Bidang P2P, Dinas Kesehatan Berau.

Permasalahan
a. Keluarga yang banyak tidak membantu dalam hal proses penyembuhan pasien
ODGJ
b. Obat yang sangat terbatas
c. Dana yang sangat kurang untuk kegiatan kunjungan ke pasien
d. Kurangnya sosialisasi Puskesmas ke keluarga pasien dan masyarakat tentang
Kesehatan jiwa.

[ 68]
Pemecahan
a. Sudah dilakukan sosialisasi ke keluarga dari tim dinkes dan Puskesmas
b. Sudah melakukan pengajuan permohonan pengadaan obat ke Provinsi dan
Kebagian SDK dinkes Berau.
c. Sudah mengusulkan akan tetapi belum mencukupi
d. Menganjurkan Puskesmas untuk selalu melaksanakan sosialisasi dengan
menggunakan dana BOK Puskesmas.

C. Pelayanan Imunisasi.
Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan
untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan
pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Penyelenggaraan imunisasi tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42
Tahun 2013.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis,
Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi
imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat
menimbulkan kecacatan atau kematian. Imunisasi merupakan salah satu intervensi
kesehatan yang terbukti paling cost-effective (murah), karena dapat mencegah dan
mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat PD3I yang
diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya.

a) Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi


Penentuan jenis imunisasi didasarkan atas kajian ahli dan analisis
epidemiologi atas penyakit-penyakit yang timbul. Di Indonesia, program
imunisasu mewajibkan setiap bayi (usia usia 0-11 bulan) mendapatkan imunisasi
dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-
Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak. Cakupan imunisasi dasar lengkap di
Kabupaten Berau pada Tahun 2019 adalah sebesar 99,6%. Sebaran cakupan
imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Berau Tahun 2019 disajikan pada gambar
berikut.

[ 69]
Gambar 5.9
Persentase (%) Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Kabupaten Berau Tahun 2019.

100 100 100 100 100 100 100 100 98 98 95


94 88
76 70
68
60 58 56
42

Sumber: Bidang P2P, Dinas Kesehatan Berau.

b) Cakupan Desa/Kelurahan Uci

Cakupan Desa/Kelurahan UCI adalah Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari


jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap
dalam waktu satu tahun. Keberhasilan pelayanan kesehatan imunisasi terhadap
bayi dan ibu hamil dapat dilihat pada cakupan pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) yaitu merupakan gambaran terhadap cakupan sasaran bayi
yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Tahun 2019 Desa/Kelurahan
UCI Kabupaten Berau sebanyak 98 Desa/Kelurahan atau sebesar 89,1%.

Gambar 5.10
PERSENTASE (%) CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI PER PUSKESMAS
TAHUN 2019

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
75

50

25

Sumber : Bidang P2P.

[ 70]
BAB VI
KESEHATAN LINGKUNGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan


menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO,
kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh
manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan
kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa
upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-
unsur yang menimbulkan gangguan, di antaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah
yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan
makanan yang terkontaminasi.
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal di samping faktor kualitas pelayanan kesehatan, dan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan dalam menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan
kesehatan. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi: air, udara, tanah, pangan, sarana dan
bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit.
Pada Tahun 2019 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
memiliki 12 indikator kinerja sasaran yang meliputi :

1 Jumlah TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan ( Laik Sehat )


2 Persentase Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) memenuhi syarat kesehatan
3 Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan
4 Jumlah puskesmas yang dimonitoring dan evaluasi Kualitas Kesehatan Lingkungan
5 Jumlah Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan
6 Persentase Desa yang melaksanakan STBM
7 Persentase Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan
8 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Klinik Sanitasi

[ 71]
Jumlah Tenaga Kesling yang terlatih, Klinik Sanitasi, Pengawasan AIR, Higeine
Sanitasi TPM, TTU, PIRT, AMDAL
9 Jumlah Sarana kesehatan yang mengelolah limbah sesuai Standar
10 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Klinik Sanitasi
11 Jumlah puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan olah raga sesuai standar
12 Jumlah Tempat kerja yang melaksanakan upaya kesehatan kerja sesuai standar

Adapun Realisasi pencapaian target ke 12 indicator kinerja sasaran tersebut adalah:

Tabel 6.1 Realisasi Capaian Indikator Kinerja Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja
dan Olahraga Tahun 2019.

Akhir 2019
Realisasi Realisasi
Indikator Kinerja Sat Renstra Capaian
2017 2018 Target Realisasi
2021 Kinerja
Jumlah TPM yang Memenuhi
1 unit 186 547 400 350 597 171%
Syarat Kesehatan (Laik Sehat)
Jumlah Industri Rumah Tangga
2 Pangan (IRTP) memenuhi syarat % 84% 80% 420 350 159 45,43%
kesehatan (revisi Renstra)
Jumlah TTU yang memenuhi syarat
3 unit 226 387 346 315 376 119,4%
kesehatan
Jumlah puskesmas yang
4 dimonitoring dan evaluasi Kualitas unit 20 21 21 21 21 100%
Kesehatan Lingkungan
Jumlah Penyelenggara Air Minum
5 unit 50 142 90 70 126 180%
yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Persentase Desa yang
6 % 46,36 100 70 59 100 169%
melaksanakan STBM
Persentase Desa Stop Buang Air
7 % 2,73 12,73 50 35 25,45 72,7%
Besar Sembarangan
Jumlah Puskesmas yang
8 PKM 11 16 21 21 15 71%
melaksanakan Klinik Sanitasi
Jumlah Tenaga Kesling yang terlatih,
Klinik Sanitasi, Pengawasan AIR,
9 PKM 22 26 21 21 26 123,8%
Higeine Sanitasi TPM, TTU, PIRT,
AMDAL
Jumlah Sarana kesehatan yang
10 PKM 0 3 19 5 3 60%
mengelolah limbah sesuai Standar
Jumlah puskesmas yang
11 melaksanakan upaya kesehatan % 5 12 21 15 21 140%
olah raga sesuai standar
Jumlah Tempat kerja yang
12 melaksanakan upaya kesehatan Unit 10 17 35 25 15 60%
kerja sesuai standar
Sumber : Laporan Kesling Kesjaor, 2019.

[ 72]
Capaian Kinerja Organisasi Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan kerja dan
Olahraga disusun berdasarkan data pengukuran pencapaian sasaran program selama
satu tahun anggaran. Capaian kinerja diperoleh melalui penghitungan persentase
angka realisasi terhadap angka target.
Pembahasan secara rinci ke 12 indikator Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah sebagai berikut :

1) Jumlah TPM yang memenuhi Syarat Kesehatan


a) Penjelasan Indikator
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) memiliki potensi yang cukup besar
untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan keracunan
akibat dari makanan yang dihasilkannya. TPM yang memenuhi syarat
kesehatan adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang
dibuktikan dengan sertifikat layak higiene sanitasi

b) Definisi Operasional
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan
yang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air
minum, kantin, dan makanan jajanan.Sertifikat Laik Higiene Sanitasi adalah
bukti tertulis yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau
Kantor Kesehatan Pelabuhan yang menerangkan bahwa TPM telah
memenuhi standar baku mutu atau persyaratan kualitas makanan, air minum
dan persyaratan Higiene Sanitasi.

c) Cara Perhitungan
Berdasarkan Jumlah TPM yang memenuhi Syarat Kesehatan dan memiliki
Laik Sehat dan dilaporkan dalam E Monev Higiene Sanitasi Pangan (HSP)
Kementerian Kesehatan RI oleh Petugas Kesehatan lingkungan Puskesmas.

d) Capaian Indikator
Indikator Jumlah TPM yang memenuhi Syarat Kesehatan (Laik Sehat)
berdasarkan target Renstra Dinas Kesehatan Kab. Berau pada tahun 2019
adalah 350 unit, realisasi 597 unit, capaian tersebut sudah melebihi target
Renstra 350 unit (35%) dari Total TPM yang ada yaitu 997 unit. Adapun trend
capaian renstra mulai tahun 2017 – 2019 adalah:

[ 73]
Gambar 6.1 Jumlah Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi Syarat
Kesehatan di Kabupaten Berau Tahun 2017- 2019

997
1000
805
800 597

600 429
311
400
186
200 350
200 325

0
2017 2018 2019

jumlah TPM Target MS MS

Sumber : Laporan E Monev HSP, 2020

Adapun capaian TPM secara nasional dan Provinsi sebagai berikut :

Gambar 6.2 Data Update Capaian TPM Provinsi Per Tanggal 31 Desember
Tahun 2019.

Sumber : Laporan E Monev HSP, Kemkes RI, 2020.

[ 74]
Secara nasional capaian TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah
36.70% dan Provinsi Kalimantan Timur 47.25% jika dibandinkang dengan
capaian kabupaten Berau yaitu 597 dari 997 total TPM (59.88%) melebihi
capaian Nasional dan Provinsi Kaltim. Rincian lengkap capaian per
puskesmas sebagai berikut :

Gambar 6.3 Persentase TPM yang memenuhi Syarat Kesehatan


di Kabupaten Berau Tahun 2017- 2019

96,00
100,00
87,3485,29
90,00 80,0080,00
80,00 74,0771,0570,97
70,0068,7567,65
66,6763,89
70,00 59,88 58,56
60,00 51,28
50,00 38,7835,83
40,00 32,65
30,00 20,00
20,00
10,00 0,00 0,00
0,00

Sumber : E Monev HSP, Tahun 2020

e) Analisis penyebab/ program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan


 Peningkatan kapasitas petugas untuk pelaksanaan kegiatan penyehatan
pangan melalui kegiatan Bimbingan teknis dan pertemuan di Kabupaten.
 Pemberdayaan Organisasi/Asosiasi PHRI (Persatuan Hotel Republik
Indonesia) Kabupaten Berau, Asosiasi Depot Air Minum (DAMIU) Kab.
Berau dalam rangka memotivasi dan memfasilitasi pelaksanaan Kursus
Higiene Sanitasi.
 Pemberian dukungan sarana dan prasarana bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten (Hibah Kesling Kit APBN 2018) dan Puskesmas (Hibah
Sanitarian Kit 9 ut)
 Penyedian tenaga Kesehatan Lingkungan melalui dana APBD Kabupaten
Berau, BOK (Faskab dan Kesling Puskesmas)
 Implementasi sistem monitoring yang berkualitas dan akuntabel melalui
emonev HSP.

[ 75]
 Koordinasi dengan Lintas Program dan lintas sektor terkait rangka
meningkatkan Higiene Sanitasi pangan antara lain melalui Tim
Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan Siap Saji dan
PIRT.
f) Analisis penyebab/ program/ kegiatan yang dapat menyebabkan kegagalan
meliputi :
 Petugas Kesling Puskesmas sebagaian besar 66.67% adalah tenaga
kontak dan sering terjadi pergantian petugas sehingga kesinambungan
program tidak jalan.
 Terdapat 3 Puskesmas yang tidak memiliki tenaga Kesling .
 Sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyehatan pangan puskesmas masing kurang, 9 Pusk. dari 21
(42.86%)
 Untuk sistem pelaporan emonev HSP yang sudah berbasis elektronik
(internet) masih belum optimal terkait dukungan jaringan internet yang
belum stabil di seluruh puskesmas.
 Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara
cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan
kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat untuk
menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari
secara berkesinambungan.
 Puskesmas yang capaiannya 0% yaitu Puskesmas Long Boy (tidak ada
Tenaga Kesling) dan Longlaai, kemudian puskesmas yang capainnya
kurang dari 50% ada 6 puskesmas yaitu Pl. Derawan, Merapun,
Sambaliung, Tubaan, Batu Putih, Biatan Lempake).
 Masyarakat belum banyak memahami pentingnya penyehatan pangan
g) Alternatif solusi yang dilakukan meliputi
 Meningkatkan kuantitas (Pengadaan Tenaga Kontrak Kesling melalui
dana BOK 2019) dan kualitas petugas kesehatan lingkungan di
Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terkait
penyehatan pangan melalauiPembinaan/orientasi terpadu terkait
kegiatan kesling untuk mensosialisasikan pedoman pelaksanaan
kegiatan kesling dan meningkatkan kapasitas petugas kesling.
 Pembentukan tenaga inspektur HSP sampai dengan tahun 2020.
 Pemberian dukungan sarana dan prasarana pada Puskesmas (melalui
HIbah Kemenkes dan APBD)

[ 76]
 Sosialisasi dan implementasi sistem emonev HSP dengan lebih optimal
sekaligus didukung oleh puskesmas/Pemerintah Kecamatan dalam hal
dukungan terhadap jaringan internet yang lebih stabil.
 Peningkatan Pembiayaan BOK lagi untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan penyehatan pangan.
 Peningkatan koordinasi antara lintas program terkait dalam hal
pelayanan dan penggerakkan masyarakat.

2) Persentase PIRT yang memenuhi Syarat Kesehatan


a) Penjelasan Indikator
Pemenuhan pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi
setiap manusia, tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah
Tangga Pangan (IRTP). Dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 dinyatakan bahwa
pemerintah daerah Kabupaten/Kota melaksanakan: (1) Penerbitan izin
produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga, dan (2).
Pengawasan post-market produk makanan-minuman industri rumah tangga.
Dalam rangka produksi dan peredaran pangan oleh IRTP, Pasal 43
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh
industri rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Kepala
Badan POM menetapkan pedoman pemberian SPP-IRT.
Industri Rumah Tangga Pangan yang selanjutnya disingkat IRTP
adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal
dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat
SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota
terhadap Pangan Produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi
persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi
IRTP.
b) Definisi Operasional
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah pangan olahan hasil
produksi IRTP yang diedarkan dalam kemasan eceran. Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat SPP-IRT adalah
jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota terhadap

[ 77]
PanganProduksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan
pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.
c) Cara Perhitungan
Cara Perhitungan adalah Jumlah Pangan Industri Rumah Tangga
(PIRT) yang memenuhi syarat Kesehatan (Memiliki SPP IRT) dibagi Jumlah
Seluruh PIRT yang ada di wilayah dalam kurung waktu satu tahun.

∑ PIRT yang memenuhi Syarat Kesehatan ( SPP- IRT)


% PIRT = x 100
∑ Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)

d) Capaian Indikator
Pada tahun 2019 jumlah P-IRT yang ada adalah sebanyak 294 buah,
dan yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 206 buah dan yang memenhi
syarat adalah sebanyak 159 buah (77,2%). Adapun capaian per Puskesmas
sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 6.4
Persentase (%) PIRT Memenuhi Syarat Kesehatan
Per Puskesmas Kabupaten Berau Tahun 2019

120 100 100 100 100 100


100 89
80 78 78 75 77
72 72 67
80 60
60
31
40
20 0 0 0 0 0 0
0
Teluk Bayur
Merancang

Long La'ai
Tanjung Batu
Tubaan
Talisayan

Labanan

Kampung Bugis
Biatan Lempake

Batu Putih
Pulau Derawan

Merapun

Tepian Buah
Biduk - Biduk

KAB. BERAU
Maratua

Gunung Tabur

Kelay

Long Boy
Tanjung Redeb

Suaran
Sambaliung

Sumber : laporan Program Kesling Puskesmas, 2019.

e) Analisis penyebab/ program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan


 Peningkatan kapasitas petugas untuk pelaksanaan kegiatan penyehatan
pangan melalui kegiatan Pelatihan District Food Inspector (DFI)
kerjasama dngan BBPOM Samarinda.
 Pemberdayaan Organisasi/Asosiasi KUBE (Koperasi Usaha Bersama)
dalam rangka memotivasi dan memfasilitasi pelaksanaan Penyuluhan
Keamanan Pangan (PKP) yang merupakan persyaratan untuk penerbitan
SPP IRTP.

[ 78]
 Implementasi sistem monitoring yang berkualitas dan akuntabel melalui
emonev HSP.
 Koordinasi dengan Lintas Program dan lintas sektor terkait dalam
rangka meningkatkan SPP IRT (Integrasi Program dengan Program Desa
Prima), pemanfaatan Alokasi Dana Kampung (ADK) kab. Berau dalam
rangka pelaksanaan SPP IRTP.
f) Analisis penyebab/program/kegiatan yang dapat menyebabkan kegagalan
meliputi :
 Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan lingkungan di
Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terkait
penyehatan pangan serta pergantian petugas yang terjadi di puskesmas.
 Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara
cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan
kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat untuk
menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari
secara berkesinambungan.
 Masyarakat belum banyak memahami pentingnya penyehatan pangan
g) Alternatif solusi yang dilakukan meliputi
 Meningkatkan kuantitas (Pengadaan Tenaga Kontrak Kesling melalui
dana BOK 2020) dan kualitas petugas kesehatan lingkungan di
Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terkait
penyehatan pangan melalaui Pembinaan/orientasi terpadu terkait
kegiatan kesling untuk mensosialisasikan pedoman pelaksanaan
kegiatan kesling dan meningkatkan kapasitas petugas kesling.
 Pembentukan tenaga inspektur DFI
 Pemberian dukungan sarana dan prasarana pada Puskesmas (melalui
HIbah Kemenkes dan APBD)
 Pemberian Dukungan Dana BOK untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan penyehatan pangan.
 Peningkatan koordinasi antara lintas program terkait dalam hal
pelayanan dan penggerakkan masyarakat.

3) Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan


a) Penjelasan Indikator
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum
yang digunakan untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau perorangan, antara lain pasar rakyat, sekolah,

[ 79]
fasyankes, terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat
umum lainnya.
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan fasilitas
umum minimal sarana pendidikan,Sarana Kesehatan, Tempat Ibadah dan
pasar rakyat yang memenuhi syarat kesehatan. TTU dinyatakan sehat apabila
memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta
memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah kesehatan.
Pemerintah Daerah minimal wajib mengelola 4 tempat-tempat
umum, yaitu:

1. Sarana pendidikan yang dimaksud adalah Sekolah Dasar (SD/MI),


Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), SMA/MA dan yang sederajat
milik pemerintah dan swasta yang terintegrasi.
2. Sarana Kesehatan yang dimadsuk adalah Puskesmas dan Rumah Sakit
milik pemerintah dan swasta .
3. Tempat Ibadah yang dimadsuk adalah Tempat ibadah dari Agama resmi
di Indonesia milik pemerintah dan swasta .
4. Pasar rakyat yang dimaksud adalah pasar yang berlokasi permanen, ada
pengelola, sebagian besar barang yang diperjual belikan yaitu kebutuhan
dasar sehari-hari dengan fasilitas infrastruktur sederhana, dan dikelola
oleh Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah

b) Definisi Operasional

Tempat-tempat Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang
umum digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit,
(TTU) puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar.
TTU Sehat TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

c) Cara Perhitungan

Jumlah tempat - tempat umum sehat


Persentase TTU
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100
Sehat Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama

[ 80]
d) Capaian Indikator
Persentase TTU Sehat pada tahun 2019 adalah 376 dari 607 unit
TTU (61,9%) mengalami penurunan dari tahun 2018 yaitu 387 unit dari 607
(63.76%), namun jika dibandingkan dengan target renstra tahun 2019 adalah
315 unit capaian indicator telah melebihi target.

Gambar 6.5 Jumlah TTU Memenuhi Syarat Kesehatan di Kabupaten Berau


Pada Tahun 2017- 2019.

500 432
387
400 270 300 315
226
300
200
100
0
2017 2018 2019
Target Resnstra Realisasai

Sumber : laporan Program Kesling Puskesmas, 2020

Realisasi berdasarkan Puskesmas adalah sebagai berikut :

Gambar 6.6 Persentase TTU yang Memenuhi syarat Kesehatan menurut


Puskesmas di Kabupaten Berau Tahun 2019.

100,0 90,9
88,6 86
90,0
79 77 76
80,0 75 75 73
70 68
67 66
70,0 63 62
60
60,0 55
47 45
50,0
40,0 34 33
30,0
16
20,0
10,0
0,0

Sumber : laporan Program Kesling Puskesmas, 2020

[ 81]
Gambar 6.6 menunjukkan capaian TTU Capaian persentase TTU
yang telah memenuhi syarat kesehatan Kabupaten Berau pada tahun 2019
adalah 61,9% melebihi target renstra kementerian kesehatan RI yaitu 58%.
Sedangkan capaian TTU secara nasional tahun 2018 adalah 61.30%, pada
tahun 2017 adalah 54,01%. Puskesmas Kabupaten Berau masih ada yang
rendah dibawah target 58% yaitu Puskesmas Tanjung Batu, Talisayan,
Sambaliung, Long Laai dan Tubaan.

Kendala yang dihadapi adalah:


1. Tindak lanjut untuk perbaikan sarana TTU sesuai dengan hasil IKL
memerlukan waktu yang lama
2. Ketidak sesuain yang sering ditemukan antara lain di Kantin Sekolah,
kondisi WC sekolah sedangkan di pasar terkait Zonasi pasar dan
pengelolaan limbah.

4) Jumlah puskesmas yang dimonitoring dan evaluasi Kualitas Kesehatan


Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015 tentang
Kesehatan Lingkungan bahwa kesehatan lingkungan yang adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Indikator kualitas kesehatan lingkungan merupakan
komposit dari 6 indikator pelaksana kesehatan lingkungan lainnya.

Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pada kabupaten/kota


tercapai dengan terpenuhinya minimal 4 dari 6 kriteria yang meliputi:

1. Memiliki desa/kelurahan melaksanakan STBM minimal 20%


2. Menyelenggarakan tatanan kabupaten/kota sehat
3. Melakukan pengawasan kualitas air minum minimal 30%
4. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) memenuhi syarat kesehatan minimal 8
%
5. Tempat Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat kesehatan minimal 30%
6. Rumah Sakit melaksanakan pengelolaan limbah medis minimal 10%

[ 82]
Tabel 6.2 Realisasi Capaian Kriteria Kualitas Lingkungan Kabupaten Berau
Tahun 2019

Capaian
No Kriteria Realisasi Ket
Minimal
Memiliki desa/kelurahan
1 20% 100% 110 Kel/Kampung
melaksanakan STBM
Padapa = 2 tatanan wajib
Menyelenggarakan tatanan
2 2 tatanan 3 Tatanan + tatanan Pariwisata
kabupaten/kota sehat
Sehat
Melakukan pengawasan kualitas air Jumlah Sarana 840 yang
3 30% 50,64%
minum di IKL 425 Sarana
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Jumlah Sarana 997 yang
4 8% 59.9%
memenuhi syarat kesehatan MS 597 Sarana
Tempat Tempat Umum (TTU) Jumlah Sarana 607yang
5 30% 61,9%
memenuhi syarat kesehatan MS 376 Sarana
RSUD ABD. Rivai dan
Rumah Sakit melaksanakan
6 10% 100% RSUDTalisayan ( Pihak ke
pengelolaan limbah medis
3 dan IPAL)

Tabel 6.2 menunjukkan bahwa Kabupaten Berau memenuhi semua


kriteria kualitas lingkungan sehingga Kabupaten Berau termasuk Kategori
Kabupaten yang memenuhi Kualitas Lingkungan.

5) Jumlah Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan


Penyelenggara adalah badan usaha, usaha perorangan, kelompok
masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan Air
Minum. Pengawasan kualitas air minum adalah penyelenggara air minum yang
diawasi kualitas hasil produksinya secara eksternal oleh Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan KKP yang dibuktikan dengan jumlah sampel
pengujian kualitas air.

Penyelenggara air minum adalah :

1. PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di Persatuan Perusahaan Air Minum


Seluruh Indonesia (Perpamsi)
2. Sarana air minum perpipaan non PDAM
3. Sarana air minum bukan jaringan perpipaan komunal

[ 83]
Definisi Operasional

Sarana air minum yang Pengawasan pada penyelenggara air minum melalui inspeksi kesehatan
dilakukan: pengawasan lingkungan dan pemeriksaan (pengujian) kualitas air berdasarkan
parameter fisik, kimia, mikrobiologi
Inspeksi kesehatan Pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap fisik sarana dan
lingkungan: kualitas air minum mengacu pada Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Pemeriksaan Pemeriksaan (pengujian) dengan menggunakan alat/ pemeriksaan
(pengujian) Kualitas Air (pengujian) di laboratorium berdasarkan parameter fisik, kimia,
mikrobiologi
Sarana air minum Penyelenggara air minum yang meliputi :
1.PDAM /BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum
seluruh indonesia (PERPAMSI)
2. Sarana air minum perpipaan non PDAM
3. Sarana air minum bukan jaringan perpipaan komunal (Sumur gali,
sumur bor dengan pompa, penampungan air hujan, mata air terlindung,
terminal air/ tangki air, depot air minum)
Sarana air minum di IKL Sarana air minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana
dan kualitas air minumnya mengacu pada lampiran Permenkes No 736
Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Sarana air minum Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
dengan resiko : rendah pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya <
25%
Sarana air minum Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
dengan resiko: sedang pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya
25%-50%
Sarana air minum Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
dengan resiko: tinggi pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya >
75%
Sarana air minum Sarana air minum yang diambil sampel airnya mengacu pada Permenkes
diambil sampel : No 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Sarana air minum yang 1. Sarana air minum yang masuk dalam kategori tinggi dan amat tinggi
memenuhi : syarat berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah dilakukan
tindakan perbaikan
2. Sarana air minum yang masuk dalam kategori rendah dan sedang
berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah diambil dan
diperiksakan (diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik,
kimia, mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya (pengujiannya)
memenuhi standar persyaratan kualitas air minum berdasarkan
Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air
minum

[ 84]
Persentase sarana air Jumlah sarana diambil sampel
x 100%
minum yang dilakukan Jumlah sarana dengan resiko rendah dan sedang
pengawasan

Pengawasan kualitas Air minum yang dilaksanakan dan dilaporkan oleh


oleh petugas kesling puskesmas melalui e monev pengawasan kualitas air minum
(e-Monev PKAM) pada tahun 2019 sebagaimana rincian pada Gambar 6.6 di
bawah ini :

Gambar 6.6 Persentase (%) pengawasan Kualitas Air Minum Menurut


Puskesmas Kabupaten Berau Tahun 2019.

120
100 100
100 88
84
80 74
69
64 63
60
60 51 50
38
40 30
25
15
20
7 4
0 0 0 0 0
0
Merancang
Biatan Lempake

Teluk Bayur
Batu Putih

Labanan

Pl. Derawan

Tanjung Redeb
Kamp. Bugis

Suaran
Biduk - Biduk
Long Boy

Gunung Tabur

Kelay

Long La'ai
Kabupaten

Talisayan

Tepian Buah

Tubaan

Maratua

Tanjung Batu

Merapun
Sambaliung

Sumber : E Monev PKAM 2019

Berdasarkan Gambar 6.6 dari 840 sarana air minum yang terdaftar yang
dilaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) 425 buah (50,6%). Hasil IKL
dengan resiko rendah dan sedang atau memenuhi syarat untuk dilakukan
pengambilan sampel air ada 358 sarana (84,2%) namun dari sarana tersebut
hanya 170 sarana yang dilakukan pengambilan sampel (20,2%) dan yang
memenuhi syarat kesehatan 126 sarana (74,1%).

Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak


dari 232.287 Jiwa penduduk Kabupaten Berau terdapat 83,6% yang telah
mengakses air minum secara berkelanjutan.

[ 85]
Gambar 6.7 Persentase (%) Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap
air minum yang layak di Kabupaten Berau Tahun 2019.

120
100 100 100 99 99 98
100 91
82 82 81 78 83,6
80 75 75
66 63
59 56
60 54
48
43 43
40

20

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau.

6) Persentase Desa yang melaksanakan STBM


a) Penjelasan Indikator
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang dimaksud dengan
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Penyelenggaraan
STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Dalam pelaksanaan STBM berpedoman pada lima pilar sebagai
berikut :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS).
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT).
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT).
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT).
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat adalah jumlah kumulatif desa/kelurahan yang terverifikasi
melaksanakan STBM. Akumulasi jumlah desa/kelurahan yang terverifikasi
sebagai desa/kelurahan melaksanakan STBM adalah desa/kelurahan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut.

[ 86]
1. Telah dilakukan pemicuan STBM (upaya untuk menuju perubahan
perilaku masyarakat yang higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode partisipatori berprinsip pada pendekatan
CLTS (Community-Led Total Sanitation).
2. Telah memiliki natural leader (anggota masyarakat baik individu maupun
kelompok masyarakat yang memotori gerakan STBM di masyarakat
tersebut).
3. Telah memiliki Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
Masyarakat yang didukung oleh pemerintah dan berbagai pihak
seperti LSM, swasta, perguruan tinggi, media, dan organisasi sosial lainnya
merupakan pelaku utama STBM. Dukungan yang diberikan meliputi
pengembangan kapasitas, pengembangan pilihan teknologi, memfasilitasi
pengembangan mekanisme jejaring pemasaran, pengembangan media,
fasilitasi pemicuan, dan pertemuan-pertemuan pembelajaran antar pihak.
Berbagai dukungan tersebut telah terbukti mampu meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam membangun sarana sanitasi sesuai
kemampuan.

b) Cara Perhitungan
Persentase desa melaksanakan STBM

Jumlah Desa melaksanakan STBM di suatu wilayah


pada periode tertentu X 100
Jumlah Desa di wilayah dan Periode pada tahun yang sama

STBM digunakan sebagai sarana pemerintah dalam pencapaian


akses sanitasi. Kemajuan akses Sanitasi dapat dipantau secara online dan
real time melalui sistem monev STBM berbasis web (www.stbm-
indonesia.org/monev/) dan sms gateway. Kemajuan STBM yang dapat
dipantau adalah Desa/Kelurahan yang sudah melaksanakan STBM, data
Desa/kelurahan yang sudah mencapai status SBS dan data capaian akses
jamban sehat. Capaian untuk Kelurahan/Kampung yang melaksanakan STBM
di Kabupaten Berau Pada Tahun 2017 adalah 51 kelurahan/kampung
(46,36%) Pada Tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 semua
kelurahan/kampung (100%) telah Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Kelurahan/Kampung STBM yaitu
DesaKelurahan/Kampung yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM.

[ 87]
Kemajuan STBM Kabupaten Berau Tahun 2018 – 2019 pada STBM
Smart sebagai berikut :

Gambar 6.8 Akses Sanitasi Kabupaten Berau Tahun 2018 – 2019.

c) Kelurahan/kampung Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM)


Kelurahan/Kampung yang telah mencapai 100 % penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM ditetapkan sebagai Kampung STBM. Sampai
dengan tahun 2019 belum ada yang mencapai kelurahan/kampung di
Kabupaten Berau.
Analisis Permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan STBM meliputi :
a) Pelaksanaan kegiatan STBM melibatkan multi sektor sehingga perlu
memperkuat jejaring kemitraan, dan kapasitas SDM.
b) Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara
cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan kecukupan
pendampingan petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku
yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan.
c) Masyarakat belum banyak memahami pentingnya sanitasi.

[ 88]
Alternatif solusi yang dilakukan meliputi :

Untuk mengatasi permasalahn dan kendala yang dihadapi dalam


pelaksanaan STBM di kabupaten Berau maka dapat dilaksanakan :
a) Mengoptimalkan advokasi kepada pejabat daerah agar diperoleh
dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan STBM untuk mencapai
universal akses air dan sanitasi.
b) Melanjutkan Implementasi 5 pilar STBM Mengoptimalkan advokasi
kepada pejabat daerah agar diperoleh dukungan terhadap pelaksanaan
kegiatan STBM untuk mencapai universal akses air dan sanitasi Th 2019
c) Sinergitas Program untuk Implementasi dengan program OPD terkait
Program Sejuta jamban, Basnas dan Program Sanitasi DPUPR serta
Program Pamsimas.
d) Melanjutkan dan meningkatkan dukungan dari masyarakat, NGO, dan
organisasi masyarakat lainnya.
e) Mengadvokasi Penggunaan dana kampung untuk mempercepat
pelaksanaan STBM di Kabupaten Berau

7) Kelurahan/kampung yang Stop Buang air besar sembarangan (Stop BABS) atau
Open Defication Free (ODF)
Suatu Kelurahan/Kampung dinyatakan telah mencapai Stop Buang air
besar sembarangan (Stop BABS) atau Open Defication Free (ODF) jika
penduduknya 100% telah mengakses Jamban Sehat dan telah diverifikasi.
Persentase Kelurahan/kampong/Desa yang Stop Buang air besar
sembarangan (Stop BAB) atau Open Defication Free (ODF) dihitung dengan
formula berikut :

Desa Jumlah desa stop BABS (SBS) di suatu wila yah pada periode tertentu
Stop
 x 100%
Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
BABS

Kelurahan/kampung/Desa yang Stop Buang air besar sembarangan


(Stop BABS ) atau Open Defication Free (ODF) di Kabupaten Berau pada Tahun
2019 adalah 28 Kel/Kampung dari 110 (25,5%), mengalami peningkatan dari tahun
2018 yaitu 14 Kel/Kampung (12.7%), dan Tahun 2017 yaitu 3 Kel/Kampung (2.7%)
sebagai mana Gambar dibawah ini.

[ 89]
Gambar 6.9 Persentase Kampung Stop Buang Air Besar Sembaran Tempat di
Kabupaten Berau Tahun 2017 - 2019
35
35 30
25,45
30 25
25
12,73
20
15
10 2,73

5
0
2017 2018 2019

Target Realisasi

Sumber : Laporan STBM , 2019

Kampung yang mencapai ODF melaksanakan deklarasi sebagai suatu


komitmen bahwa masyarakat dikampung tersebut telah mencapai kampung ODF
dan siap untuk mempertahankan dan menjaga keberlanjutan ODF Kampung
menuju Kampung Sehat. Adapun nama 22 kampung yang telah mencapai
kampung ODF Sampai pada tahun 2019 yaitu :

Gambar 6.10 Nama Kampung yang telah mencapai ODF di Kabupaten Berau
sampai dengan tahun 2019

sumber : E Monev STBM Smart, 2019

[ 90]
Berdasarkan gambar 2.2 diketahui bahwa sampai dengan akhir tahun
2019 terdapat 28 kampung yang telah dinyatakan 100% masyarakatnya telah
menggunakan jamban sehat dan telah diverifikasi sehingga mencapai Kampung
ODF dan ada 8 kampung yang sudah menyatakan diri 100% masyarakatnya sudah
Stof BABS namun belum mencapai kampung ODF karena belum diverifikasi, atau
telah di verifikasi namun masih ada temuan dan belum ditindak lanjuti sehingga
ke 8 kampung tersebut belum bisa dinyatakan sebagai kampung ODF.

8) Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Klinik Sanitasi


Sanitasi yang buruk dapat menjadi media transmisi dan perkembangan
berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya berakar pada masalah
kesehatan lingkungan adalah penyakit berbasis lingkungan. Penyakit berbasis
lingkungan ini di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare, malaria,
Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis (TB), kecacingan, dan penyakit kulit
(Achmadi, 2011).
Berdasarkan Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan lingkungan di Puskesmas
bahwa Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan. Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan paripurna yang diberikan kepada Pasien. Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk: a. Konseling; b. Inspeksi
Kesehatan Lingkungan; dan/atau c. Intervensi Kesehatan Lingkungan. Konseling
adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan pasien
yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan
yang dihadapi. Konseling di Puskesmas yang selama ini dikenal sebagai Klinik
Sanitasi.
Tahun 2019 jumlah puskesmas yang melaksanakan Klinik Sanitasi di
Kabupaten Berau berjumlah 15 unit atau sebesar 71% dari total 21 puskesmas
yang ada.

9) Jumlah Tenaga Kesling yang terlatih, Klinik Sanitasi, Pengawasan AIR, Sanitasi
TPM, TTU, PIRT, AMDAL
Pelatihan Tenaga Kesehatan lingkungan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pelaksanaan
Tupoksinya.
Pelatihan yang dilaksanakan pada tahun 2019 adalah pelatihan
Penyehatan Pangan dikuti oleh 21 puskesmas (26 orang) kerjasama dengan Dinas

[ 91]
Kesehatan Provinsi Kaltim, Pelatihan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
termasuk tentang Parsifatori Health Assesment (PHAST).

10) Jumlah Sarana kesehatan yang mengelolah limbah sesuai Standar


Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun bahwa Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib
melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya. Sarana Kesehatan yaitu
Pusat Kesehatan Masyarakat; Klinik Pelayanan Kesehatan atau sejenis; dan
Rumah Sakit termasuk kategori penghasil limbah B3 sehingga harus melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, definisi limbah medis adalah
semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis dalam bentuk padat, cair, dan
gas.
a) Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat tinggi.
b) Limbah cair adalah semua buangan air termasuk tinja yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radiaktif yang
berbahaya bagi kesehatan.
c) Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator,
anestesi, dan pembuatan obat sitotoksik.
d) Pengelolaan Limbah B3 yang timbul dari fasilitas pelayanan kesehatan diatur
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan bahwa meliputi tahapan:
1) Pengurangan dan pemilahan Limbah B3;
2) Penyimpanan Limbah B3;
3) Pengangkutan Limbah B3;
4) Pengolahan Limbah B3;
5) penguburan Limbah B3; dan/atau
6) Penimbunan Limbah B3.
Sarana kesehatan yang mengelolah limbah sesuai Standar di kabupaten
Berau Pada Tahun 2019 khususnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

[ 92]
baru ada 3 dari jumlah fasyankes 23 (21 Puskesmas + 2 RSUD) 13.04%. Target
pada tahun 2019 adalah 5 yang memenuhi standar 3 (60%) yaitu Rumah Sakit
Abdul Rivai, Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan dan Pusk. Derawan.
Pengolahan Limbah yang telah dilaksanakan oleh Fasilitas Kesehatan di
Kabupaten Berau yaitu :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) bahwa semua puskesmas telah
yang melaksanakan pengelolaan Limbah B3 (21 Puskesmas) yaitu
Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3, Penyimpanan Limbah B3 di Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) sedang proses melengkapi persyaratan
Perizinan TPS dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Berau
sedangkan pengolahan Limbah B3 dilakukan kerjasama dengan Pihak ketiga
yang telah berizin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Pengangkutan Limbah B3; Pengolahan Limbah B3; penguburan Limbah B3;
dan/atau Penimbunan Limbah B3). Pengelolahan Limbah Cair Puskesmas
sesuai standar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) namun sampai
tahun 2019 dari 21 puskesmas baru 1 puskesmas yang memiliki IPAL yaitu
Puskesmas Pl. Derawan, sementara puskesmas yang lain limbah medis cair
masi digabung dengan Septik tank.
2. Rumah Sakit yaitu RSUD Abdul Rivai dan RSUD Talisayan dalam pengolahan
limbah B3 padat juga kerjasama dengan pihak ketiga sedangkan pengolahan
limbah cair dilakukan melalui Instalasi Pengolahan Air Linbah (IPAL).
3. Pengolahan Limbah B3 oleh Pihak Ketiga disebabkan karena Incenerator yang
dimiliki oleh Rumah Sakit, dan Puskesmas belum mendapatkan izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

11) Jumlah puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan olah raga sesuai
standar
Upaya kesehatan olahraga diselenggarakan untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Kesehatan olahraga merupakan
upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi
olahraga melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga seperti tercantum dalam
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009. Upaya kesehatan olahraga dapat
dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas maupun pelayanan
kesehatan rujukan. Upaya kesehatan olahraga yang diselenggarakan di Puskesmas
meliputi pendataan, pembinaan, dan pelayanan kesehatan olahraga :
1. Pendataan kelompok olahraga berupa pendataan terhadap kelompok/kelas
ibu hamil, kelompok sekolah melalui UKS, kelompok jemaah haji, kelompok
pekerja, kelompok lanjut usia, dan kelompok olahraga lainnya.

[ 93]
2. Pembinaan kesehatan olahraga berupa pemeriksaan kesehatan dan
penyuluhan kesehatan olahraga. Pembinaan tersebut ditujukan pada
kelompok olahraga di sekolah, klub jantung sehat, Posyandu lanjut usia,
kelompok senam ibu hamil, kelompok senam diabetes, kelompok senam
pencegahan osteoporosis, pembinaan kebugaran jasmani jemaah calon haji,
fitness center, dan kelompok olahraga/latihan fisik lain.
3. Pelayanan kesehatan olahraga berupa konsultasi/konseling kesehatan
olahraga, pengukuran kebugaran jasmani, penanganan cedera olahraga akut,
dan pelayanan kesehatan pada kegiatan olahraga

Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga adalah


Puskemas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui pembinaan
kelompok olahraga dan atau pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya.
Pada Tahun 2019 kegiatan kesehatan olah raga yang dilaksanakan adalah
pengukuran kebugaran haji dengan hasil sebagai berikut :

Gambar 6.11 Jumlah Jamaah Haji yang Mengikuti Kebugaran Jasmani


Kabupaten Berau Tahun 2017- 2019

155
150 150 150 150
150

145

140

135
130
130 127
125

120

115
2017 2018 2019
target Realisasi

Sumber: Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Berau.

Sedangkan hasil pengukuran kebugaran jasmani tahap II jamaah Haji


tahun 2019 sebagaimana berikut:

[ 94]
Gambar 6.12 Persentase Hasil Pengukuran Kebugaran Jasmani Tahap II Jamah
Haji 1440/2019 Kabupaten Berau 2019

Baik Sekali
Kurang 0%
Gagal
Sekali 2%
Kurang 6%
11%
Baik
18%

Cukup
63%

Sumber: Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Berau.

Hasil Pengukuran kebugaran Persentase Hasil Pengukuran Kebugaran


Jasmani Tahap II Jamah Haji 1440/2019 Kabupaten Berau 2019 yang memenuhi
kriteria baik dan cukup 71% sedangkan yang masih dibawa kurang dan kurang
sekali masih ada 29% .

Gambar 6.13 Persentase Hasil Pengukuran Kebugaran Jasmani Tahap I Jamah


Haji 1441/2020 Kabupaten Berau 2019

70,0

60,0

50,0

40,0

30,0 64,9

20,0

10,0 20,2
14,9
0,0
Baik Cukup Kurang

Sumber: Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Berau.

Terdapat 20.2 % yang perlu mendapatkan pembinaan untuk


menaikkan tingkan kebugaarannya menjadi minimal cukup agar mampu

[ 95]
melaksanakan ibada haji dengan lancar. Pemmbinaan kebugaran jamaah haji
diintegrasikan dengan kegiatan pos pembinaan terpadu PTM di masing-masing
puskesmas.
Pengukuran kebugaran pada Aparatur Sipil Negara (ASN) Eselon II, III
dan IV di lingkungan perkantoran bupati yang diikuti oleh 141 ASN dengan hasil
sebagai berikut :

Gambar 6.14 Persentase hasil Pengukuran Kebugaran Jasmani pada ASN


Tahun 2019
80,00 73,05
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00 12,77
8,51
10,00 4,96
0,71
-
Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali

Sumber: Bidang Kesmas, Dinas Kesehatan Berau.

Berdasarkan Hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan adanya factor


resiko penyakit tidak menular pada ASN antara lain : ASN gemuk dengan IMT >25
yaitu 61.43%, Tekanan dara pre Hipertensi 10.6%4, Hipertensi Tahap I 29.8%,
Hipertensi Tahap II 10 %, 9.6 %, kolestrol total tinggi 61,4% .

Analisis Permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan Kesehatan Olah raga


meliputi :
a) Tidak ada tenaga Fungsional tertentu di puskesmas untuk melaksanakan
kesehatan olah raga, sehingga petugas kesjaor dipuskesmas merupakan
tugas tambahan bagi tenaga yang di tunjuk oleh kepala puskesmas (dokter,
perawat, bidan, SKM). Pergantian petugas sangat sering dan ini berakibat
kurangnya kesinambungan program.
b) Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang dan pentingnya aktifitas
fisik serta menjaga kebugaran jasmani yang dilakukan sesuai dengan kaidah
kesehatan: baik benar, terukur dan teratur bagi populasi rentan yaitu:
lanjut usia, anak sekolah ibu hamil di tempat kerja dan selama menunaikan
ibadah haji.

[ 96]
c) Masih kurangnya koordinasi LP/LS dengan instansi lain yang terkait seperti,
Kemenag Kab. Berau, dinas pemuda dan olahraga, dinas pendidikan dan
untuk terkait kesehatan olahraga.
d) Kurangnya sosialisasi antara petugas yang sudah dilatih dengan petugas
yang lainnya di Puskesmas, sehingga apabila terjadi mutasi atau penugasan
lain untuk petugas tersebut tidak ada yang bisa melaksanakan kegiatan
kesehatan kerja dan olahraga
Tindak Lanjut tersebut dalam bentuk :
a) Perlunya melakukan advokasi terhadap Kepala Puskesmas mengenai
Pentingnya kesinambungan program sehingga petugas kesehatan olah raga
di puskesmas tidak sering berganti.
b) Perlunya mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kesehatan kerja dan olahraga
ke dalam kegiatan pokok Puskesmas.
c) Perlunya melakukan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan berkaitan
dengan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga, karena faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan suatu program yaitu SDM yang tersedia
d) Perlunya meningkatkan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor, sehingga dapat bekerja bersama bersinergi untuk mencapai
indikator kegiatan lebih baik lagi.
e) Perlunya mengoptimalkan fungsi bimbingan teknis bidang Olahraga kepada
Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan UPTD.
f) Perlunya mensinergikan kegiatan kesehatan olahraga pada kegiatan utama
seperti gizi, kesehatan ibu dan kesehatan anak seperti gizi pada pekerja,
kesehatan pada ibu pekerja, latihan fisik bagi ibu hamil dan nifas,
kebugaran anak sekolah dll.

12) Jumlah Tempat kerja yang melaksanakan upaya kesehatan kerja sesuai standar
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab XII
Kesehatan Kerja, Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Selain itu,
pemerintah harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat
dan setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya
kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan baik pada sektor formal
(usaha besar dan menengah) maupun sektor informal (usaha mandiri/individu,
rumah tangga, mikro dan kecil).
Puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan kerja kedua
sektor tersebut, utamanya pada sektor informal. Upaya kesehatan kerja di

[ 97]
Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan keadaan dan permasalahan yang ada
di wilayah Puskesmas atau lokal spesifik.
Program pelaksanaan Kesehatan kesehatan kerja pada tahun 2019 yaitu:
1) Pembentukan Pos Upaya kesehatan kerja bagi Pekerja Informal seperti
Nelayan, Petani, Motoris daerah wisata, Usaha Mikro Kecil menegah
(pengrajin Batu bata, atap Nipa dll).
2) Pelatihan program kesehatan kerja bagi petugas puskesmas kerjasama
dengan kementerian kesehatan dan Dinas Kesehatan rovinsi Kalimantan
Timur
3) Pelaksanaan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) pada
perusahan dengan tenaga kerja perempuan lebih dari 100 orang. Terdapat
11 (sebelas) Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki pekerja
perempuan lebih dari 100 dan yang telah melaksanakan program GP2SP
ada 7 Perusahaan (63.64%) yaitu :
1. Perusahaan Hutan Hijau Mas
2. Perusahaan Jabontara Eka Krsa
3. Perusahaan Yuda Wahana Abadi
4. Perusahaan Tanjung Buyu Perkasa
5. Perusahaan Dwi Jaya Lestari
6. Perusahaan Gunta Samba
7. Perusahaan SKJ
Analisis Permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan Kesehatan Kerja
meliputi :
a) Tidak ada tenaga Fungsional tertentu di puskesmas untuk melaksanakan
kesehatan Kerja, sehingga petugas kesjaor dipuskesmas merupakan tugas
tambahan bagi tenaga yang di tunjuk oleh kepala puskesmas (dokter,
perawat, bidan, SKM). Pergantian petugas sangat sering dan ini berakibat
kurangnya kesinambungan program.
b) Belum ada Pelatihan Khusus untuk dokter puskesmas untuk penegakkan
diagnosis Penyakit Akibat Kerja.
c) Masih kurangnya koordinasi LP/LS dengan instansi lain yang terkait seperti,
dinas tenaga kerja dan transmigrasi, klinik perusahaan dan bagian K3
perusahaan untuk kesehatan kerja untuk terkait kesehatan kerja
d) Kurangnya sosialisasi antara petugas yang sudah dilatih dengan petugas yang
lainnya di Puskesmas, sehingga apabila terjadi mutasi atau penugasan lain
untuk petugas tersebut tidak ada yang bisa melaksanakan kegiatan
kesehatan kerja dan olahraga.

[ 98]
e) Petugas Kesehatan Kerja belum berani untuk masuk perusahaan/ sektor
formal khususnya PMA mengingat perusahaan tersebut sudah menerapkan
K3 dengan kualifikasi tinggi sesuai dengan buyer.
f) SDM Puskesmas belum memahani kewenangannya sebagai penanggung
jawab kesehatan berdasarkan konsep kewilayahan termasuk bertanggung
jawab pada kesehatan pekerja di dalam perusahaan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
g) Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan olah raga dan kesehatan
kerja di puskesmas minim.
Tindak Lanjut tersebut dalam bentuk:
a) Perlunya melakukan advokasi terhadap Kepala Puskesmas mengenai
Pentingnya kesinambungan program sehingga petugas kesehatan olah raga
di puskesmas tidak sering berganti.
b) Perlunya mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kesehatan kerja dan olahraga
ke dalam kegiatan pokok Puskesmas.
c) Perlunya melakukan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan berkaitan
dengan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga, karena faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan suatu program yaitu SDM yang tersedia.
d) Perlunya meningkatkan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor,
sehingga dapat bekerja bersama bersinergi untuk mencapai indikator
kegiatan lebih baik lagi.
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalens,
morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima
secara lokal. Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam
menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.Pengendalian penyakit yang akan
dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit menular dan tidak menular.
Penyakit menular meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat
dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit yang ditularkan melalui binatang.
Sedangkan penyakit tidak menular meliputi upaya pencegahan dan deteksi dini
penyakit tidak menular tertentu.

[ 99]
[ 100]
BAB VII
KESIMPULAN

Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan ditandai dengan


pencapaian derajat kesehatan masyarakat dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini dapat ditunjukkan dengan angka-
angka penurunan kasus-kasus kematian bayi maupun ibu serta meningkatnya umur
harapan hidup dibandingkan tahun sebelumnya yang mana hal tersebut tidak terlepas dari
berbagai upaya pembangunan kesehatan yang telah dilakukan pemerintah daerah dengan
dukungan seluruh lapisan masyarakat.

Sedangkan untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilakukan


oleh jajaran kesehatan lebih banyak tercermin dari beberapa indikator sensitif tiap-tiap
program dan kegiatan. Dalam pencapaiannya tidak ditentukan oleh urusan kesehatan
semata, misalnya proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan yang juga dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi dan budaya, menyangkut perilaku dan pemberdayaan. Beberapa
hal yang perlu disampaikan bahwa dalam mengatasi masalah kesehatan tidak hanya
ditentukan olehsektor kesehatan semata. Berdasarkan teori H.LBloom, derajat kesehatan
tidak hanya dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan, namun juga faktor perilaku,
lingkungan, dan faktor keturunan/kependudukan. Beberapa determinan itu sendiri juga
dipengaruhi oleh banyak faktor. Upaya pemanfaatan fasilitas kesehatan juga sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan perilaku. Perilaku juga dipengaruhi oleh keadaan
sosial, lingkungan fisik, ekonomi sosial dan budaya setempat.

Dengan adanya Buku Profil Kesehatan tahun 2019 ini diharapkan menjadi dasar
dalam membuat perencanaan program untuk tahun selanjutnya.

[ 101]
[ 102]
BAB VIII
PENUTUP

Profil Kesehatan Kabupaten Berau tahun 2019 ini diharapkan dapat


memberikan informasi bagi yang membutuhkan, khususnya informasi kesehatan di
Kabupaten Berau sebagai bahan evaluasi dan bahan pantauan yang pada akhirnya
memberikan suatu hasil kebijakan yang mengarah pada upaya peningkatan pembangunan
khususnya pada pencapaian “Masyarakat Berau Sehat dan Mandiri”.

Penyusunan dan penyajian profil kesehatan ini tentunya masih terdapat


banyak kekurangan dan kelemahan, terutama pada kelengkapan dan akurasi data,
ketepatan waktu maupun analisis deskripsif, analisis komparatif, analisis kecendrungan,
analisis hubungan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai langkah menuju kesempurnaan penyusunan Profil Kesehatan di masa
yang akan datang.

Dengan telah disusunnya buku profil ini semoga dapat memberikan manfaat dan
gambaran secara luas tentang pencapaian pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten
Berau, dan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan untuk tahun selanjutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pengumpulan data
untuk bahan penyusunan buku ini.

[ 103]
[ 104]
LAMPIRAN
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 36.962 Km 2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 110 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 124.807 107.480 232.287 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km 2 6,3 Jiwa/Km 2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 19,52 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 30,12 % Tabel 3
c. Diploma I/Diploma II 0,74 % Tabel 3
d. Akademi/Diploma III 1,65 % Tabel 3
e. Universitas/Diploma IV 5,54 % Tabel 3
f. S2/S3 (Master/Doktor) 0,25 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 10 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 11 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 33 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 112 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 62 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 70,5 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 7,4 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 28,2 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 16,5 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 71,2 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 63,14 Kali Tabel 8
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
24 Turn of Interval (TOI) di RS 1,66 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,88 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaa obat vaksin & essensial 100,00% % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 267 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 50,19 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 1,11 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 153 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 10 9 19 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 28 46 74 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 40 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 4 15 19 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 8,2 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 310 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 133,5 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 259 362 621 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 267,3 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 15 34 49 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 12 18 30 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 9 21 30 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 16 49 65 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 74,40 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,00 % Tabel 18
46 Total Anggaran Kesehatan 476.753.528.444 Rp Tabel 19
47 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 13,25 % Tabel 19
48 Anggaran Kesehatan Perkapita 2.052.433 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 2.651 2.521 5.172 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12,6 11,4 12,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 5 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 96,7 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97,65 % Tabel 23
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 69,37 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 36,7 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 73,6 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 98,1 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 95,0 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 75,4 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 68,7 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 99,0 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 73,0 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 37,0 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 41 34 75 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 15,5 13,5 14,5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 56 44 100 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 21,1 17,5 19,3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 59 50 109 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 22,3 19,8 21,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 99,0 97,3 98,2 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 98,83 98,76 98,80 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,56 6,06 5,28 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,81 99,40 99,61 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 91,74 88,50 90,16 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 51,27 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 75,21 76,21 75,70 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 89,09 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 100,38 101,73 101,04 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 99,36 99,78 99,57 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 77,30 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 81,45 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 52,35 53,38 52,86 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 42,85 43,04 42,94 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 7,88 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 16,69 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 3,53 % Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 18,56 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 34,00 % Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 91,20 % Tabel 45
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut
90 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 44,20 58,35 50,75 % Tabel 48
91 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 45,70 62,69 53,43 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung

93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan sesuai standar 51,16 % Tabel 51

94 CNR seluruh kasus TBC 216,54 per 100.000 penduduk Tabel 51


95 Case detection rate TBC 50,30 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 54,17 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 94,48 93,83 94,25 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 42,69 46,91 44,34 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus TBC 96,84 93,83 95,66 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan 3,9 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 39,5 % Tabel 53
102
74,1 %
Balita Batuk atau kesukaran bernafas yang diberikan tatalaksana standar Tabel 53
103 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia min 60%
42,9 % Tabel 53

104 Jumlah Kasus HIV 32 4 36 Kasus Tabel 54


105 Jumlah Kasus Baru AIDS 11 2 13 Kasus Tabel 55
106 Jumlah Kematian karena AIDS 9 3 12 Jiwa Tabel 55
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 66,3 % Tabel 56
108 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 109,5 % Tabel 56
109 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 13 7 20 Kasus Tabel 57
110 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 10,4 6,5 8,6 per 100.000 penduduk Tabel 57
111 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 5,0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 90,0 % Tabel 58
113 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 5,0 % Tabel 58
114 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 4,3 per 100.000 penduduk Tabel 58
115 Angka Prevalensi Kusta 0,9 per 10.000 Penduduk Tabel 59
116 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 100,0 100,0 % Tabel 60
117 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi


118 AFP Rate (non polio) < 15 th 5,8 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
119 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
120 Case Fatality Rate Difteri 0,0 % Tabel 62
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
121 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
123 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0,0 % Tabel 62
124 Jumlah Kasus Hepatitis B 2 104 106 Kasus Tabel 62
125 Jumlah Kasus Suspek Campak 21 21 42 Kasus Tabel 62
126 Insiden rate Campak 9,0 9,0 18,1 per 100.000 penduduk Tabel 62
127 KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


128 Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD 230,8 191,7 212,7 per 100.000 penduduk Tabel 65
129 Angka kematian (Case Fatality Rate) DBD 0,3 0,0 0,2 % Tabel 65
130 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,2 0,0 0,09 per 1.000 penduduk Tabel 66
131 Konfirmasi laboratorium pada suspek Malaria 28,9 % Tabel 66
132 Pengobatan standar kasus Malaria positif 22,7 % Tabel 66
133 Case Fatality Rate Malaria 0,0 0,0 0,0 % Tabel 66
134 Penderita Kronis Filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 72,5 75,7 74,0 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 98,5 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 1,1 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,6 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,0 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 82,7 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN

142 83,6 % Tabel 72


Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak)
143 Sarana air minum dengan risiko R+S 84,2 % Tabel 73
144 Sarana air minum memenuhi syarat 74,1 % Tabel 73

145 90,3 % Tabel 74


Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat)
146 Desa melaksanakan STBM 100,0 % Tabel 75
147 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 61,9 % Tabel 76
148 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 59,9 % Tabel 77
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK 2
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 KELAY 6.556,54 14 14 6.340 1.647 3,85 0,97


2 TALISAYAN 1.621,57 10 10 11.939 4.032 2,96 7,36
3 SAMBALIUNG 2.163,37 13 1 14 36.839 8.374 4,40 17,03
4 SEGAH 5.241,29 13 13 11.330 3.121 3,63 2,16
5 TANJUNG REDEB 24,42 6 6 67.816 18.044 3,76 1778.21
6 GUNUNG TABUR 1.963,32 10 1 11 22.732 4.699 4,84 11,58
7 PULAU DERAWAN 4.423,99 5 5 9.229 2.621 3,52 2,09
8 BIDUK-BIDUK 2.429,97 6 6 6.744 1.632 4,13 2,78
9 TELUK BAYUR 316,98 4 2 6 31.088 8.353 3,72 98,08
10 TABALAR 1.837,34 6 6 7.362 1.697 4,34 4,01
11 MARATUA 5.616,26 4 4 4.011 994 4,04 0,71
12 BATU PUTIH 3.575,30 7 7 8.834 2.311 3,82 2,47
13 BIATAN 1.192,03 8 8 8.023 1.973 4,07 6,73
JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 36.962,4 100 10 110 232.287 59.498 3,90 6,28

Sumber: - BPS Kabupaten Berau.


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0-4 12.194 11.792 23.986 103,41


2 5-9 12.697 10.835 23.532 117,19
3 10 - 14 10.741 9.152 19.893 117,36
4 15 - 19 9.726 8.277 18.003 117,51
5 20 - 24 9.979 8.478 18.457 117,70
6 25 - 29 10.869 9.262 20.131 117,35
7 30 - 34 11.480 9.788 21.268 117,29
8 35 - 39 11.125 9.482 20.607 117,33
9 40 - 44 9.847 8.381 18.228 117,49
10 45 - 49 7.871 6.679 14.550 117,85
11 50 - 54 6.140 5.189 11.329 118,33
12 55 - 59 4.657 3.911 8.568 119,07
13 60 - 64 3.214 2.687 5.901 119,61
14 65 - 69 1.957 1.636 3.593 119,62
15 70 - 74 1.144 956 2.100 119,67
16 75+ 1.166 975 2.141 119,59

JUMLAH (2019) 124.807 107.480 232.287 116,12


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) (2019) 48

Sumber: - Proporsi Data Estimasi Pusdatin Kemenkes RI.


PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 164.876
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG
2 0 0,00
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 57.523 34,89
b. SD/MI 46.954 28,48
c. SMP/ MTs 32.188 19,52
d. SMA/ MA/ SMK 49.658 30,12
e. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.213 0,74
f. AKADEMI/DIPLOMA III 2.721 1,65
g. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 9.127 5,54
h. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 418 0,25

Sumber: http://dkp3a.kaltimprov.go.id/e-infoduk/
TABEL 4

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 10 10
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 55 55
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 11 11
3 PUSKESMAS KELILING 33 33
4 PUSKESMAS PEMBANTU 112 112
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 KLINIK PRATAMA 20 20
3 KLINIK UTAMA -
4 BALAI PENGOBATAN -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 64 64
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 12 12
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN -
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 4 4
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 1 3 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 3 59 62
7 APOTEK PRB -
8 TOKO OBAT 6 6
9 TOKO ALKES 1 1

Sumber: Bidang Yankes dan Bidang SDK Dinkes Kab. Berau


TABEL 5

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH KUNJUNGAN (2019) 163.822 7.203 9.909 17.112 323 185 508
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA (2019) 124.807 107.480 232.287 124.807 107.480 232.287
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) (2019) 70,5 7,4
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
1 Kampung Bugis 5.873 0 0 0 47 34 81
2 Tanjung Redeb 5.763 0 0 0 25 14 39
3 Gunung Tabur 6.836 6 9 15 13 8 21
4 Sambaliung 9.517 0 0 0 29 19 48
5 Teluk Bayur 6.590 26 22 48 34 16 50
6 Labanan 8.767 97 168 265 5 0 5
7 Kelay 1.249 0 0 0 1 1 2
8 Merapun 350 0 0 0 4 1 5
9 Tepian Buah 1.121 139 99 238 12 5 17
10 Long Laai 238 0 0 0 2 0 2
11 Long Boy 448 0 0 0 0 0 0
12 Merancang 731 0 0 0 7 7 14
13 Tanjung Batu 2.576 105 280 385 8 5 13
14 Pulau Derawan 815 0 0 0 11 4 15
15 Maratua 755 91 118 209 10 1 11
16 Suaran 2.779 0 0 0 5 9 14
17 Tubaan 1.749 66 77 143 6 6 12
18 Biatan Lempake 3.546 0 0 0 6 3 9
19 Talisayan 4.362 0 0 0 10 12 22
20 Batu Putih 2.731 156 191 347 7 5 12
21 Biduk-biduk 2.283 86 96 182 8 8 16

SUB JUMLAH I 0 0 69.079 772 1.060 1.832 250 158 408


B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
2 RS Umum
1 RSUD dr. ABDUL RIVAI 43.746 41.776 85.522 6.050 8.526 14.576 73 27 100
2 RS PRATAMA TALISAYAN 4.027 5.194 9.221 381 323 704 0 0 0
SUB JUMLAH II 47.773 46.970 94.743 6.431 8.849 15.280 73 27 100

Sumber: Laporan Puskesmas, RSUD dr. Abdul Rivai, RSUD Pratama Talisayan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6

PERSENTASE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO JUMLAH FASYANKES
(FASYANKES)
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2 2 100,0

Sumber: Bidang Yankes, Dinkes Kab. Berau


TABEL 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKIT a (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RSUD dr. ABDUL RIVAI 221 6.050 8.526 14.576 241 184 425 135 106 241 16,53 12,62 29,15 9,26 7,27 16,53

2 RS PRATAMA TALISAYAN 21 381 323 704 3 3 6 0 0 0 8 9 8,5 0 0 0,0

KABUPATEN/KOTA (2019) 242 6.431 8.849 15.280 244 187 431 135 106 241 28,2 16,5

Sumber: RSU DR. ABD RIVAI, RS PRATAMA TALISAYAN


TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RSUD dr. ABDUL RIVAI 221 14.576 60.414 57.452 75,00 65,95 1,39 3,94

2 RS PRATAMA TALISAYAN 21 704 2.490 1.788 30,00 2.3 7.6 2.5

KABUPATEN/KOTA (2019) 242 15.280 62.904 59.240 71,21 63,14 1,66 3,88

Sumber: RSU DR. ABD RIVAI, KLINIK BERSALIN, RS PRATAMA TALISAYAN


TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb V
Kamp. Bugis V
2 Teluk Bayur Teluk Bayur V
Labanan V
3 Sambaliung Sambaliung V
Suaran V
4 Gunung Tabur Gunung Tabur V
Merancang V
5 Pulau Derawan Tanjung Batu V
Pl. Derawan V
6 Maratua Maratua V
7 Talisayan Talisayan V
8 Biatan Lempake Biatan Lempake V
9 Tabalar Tubaan V
10 Batu Putih Batu Putih V
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk V
12 Kelay Kelay V
Merapun V
Long Boy V
13 Segah Tepian Buah V
Long La'ai V
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL (2019) 21
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR (2019) 21
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL (2019) 100,00%

Sumber: Bidang SDK Dinkes Kab. Berau


Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI (PURI)* POSBINDU
JUMLAH
PTM**
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Tanjung Redeb TANJUNG REDEB 2 8,7 4 17,4 8 34,8 9 39,1 23 17 73,9 16
KAMPUNG BUGIS 0 0,0 4 15,4 18 69,2 4 15,4 26 22 84,6 12
2 Gunung Tabur GUNUNG TABUR 8 33,3 10 41,7 6 25,0 0 0,0 24 6 25,0 5
MERANCANG ULU 0 0,0 3 37,5 2 25,0 3 37,5 8 5 62,5 5
3 Sambaliung SAMBALIUNG 6 20,7 9 31,0 9 31,0 5 17,2 29 14 48,3 9
SUARAN 0 0,0 4 66,7 2 33,3 0 0,0 6 2 33,3 4
4 Teluk Bayur TELUK BAYUR 0 0,0 12 70,6 5 29,4 0 0,0 17 5 29,4 5
LABANAN 0 0,0 8 57,1 6 42,9 0 0,0 14 6 42,9 4
5 Segah TEPIAN BUAH 0 0,0 7 70,0 3 30,0 0 0,0 10 3 30,0 12
LONG LAAI 3 75,0 1 25,0 0 0,0 0 0,0 4 0 0,0 5
6 Kelay KELAY 1 12,5 1 12,5 0 0,0 6 75,0 8 6 75,0 4
MERAPUN 7 53,8 0 0,0 0 0,0 6 46,2 13 6 46,2 1
LONG BOY 6 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 6 0 0,0 1
7 Tabalar TUBAAN 3 20,0 7 46,7 3 20,0 2 13,3 15 5 33,3 16
8 Biatan Lempake BIATAN LEMPAKE 0 0,0 2 18,2 8 72,7 1 9,1 11 9 81,8 12
9 Talisayan TALISAYAN 0 0,0 6 46,2 6 46,2 1 7,7 13 7 53,8 12
10 Batu Putih BATU PUTIH 0 0,0 5 50,0 5 50,0 0 0,0 10 5 50,0 9
11 Biduk-biduk BIDUK-BIDUK 0 0,0 0 0,0 11 84,6 2 15,4 13 13 100,0 6
12 Pulau Derawan TANJUNG BATU 4 40,0 6 60,0 0 0,0 0 0,0 10 0 0,0 8
PULAU DERAWAN 0 0,0 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 0 0,0 3
13 Maratua MARATUA 0 0,0 2 40,0 1 20,0 2 40,0 5 3 60,0 4

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 40 15,0 93 34,8 93 34,8 41 15,4 267 134 50,2 153
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,1

Keterangan : Data Diambil Per Maret 2020.


Sumber: Bidang Kesmas dan Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau
*PURI: Purnama Mandiri
**PTM: Penyakit Tidak Menular
TABEL

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

DESA/KELURAHAN SIAGA
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/ AKTIF
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KELURAHAN
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH % JUMLAH %
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 3 2 0 - 0 2 66,67 0 0
2 KAMPUNG BUGIS 3 - - 3 - 3 100,00 3 100
3 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 6 - 5 - - 5 83,33 0 0
4 MERANCANG ULU 5 3 2 - - 5 100,00 0 0
5 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 11 - 7 1 3 11 100,00 4 36,36
6 SUARAN 3 - 2 - 1 3 100,00 1 33,33
7 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 2 2 - - - 2 100,00 0 0
8 LABANAN 4 - 2 2 - 4 100,00 2 50
9 SEGAH TEPIAN BUAH 9 4 - - - 4 44,44 0 0
10 LONG LAAI 4 3 1 - - 4 100,00 0 0
11 KELAY KELAY 4 2 - - 2 4 100,00 2 50
12 MERAPUN 5 4 1 - - 5 100,00 0 0
13 LONG BOY 5 4 - 1 - 5 100,00 1 20
14 TABALAR TUBAAN 6 3 1 - 2 6 100,00 2 33,33
15 BIATAN BIATAN LEMPAKE 8 3 1 - - 4 50,00 0 0
16 TALISAYAN TALISAYAN 10 - 9 1 - 10 100,00 1 10
17 BATU PUTIH BATU PUTIH 7 - 7 - - 7 100,00 0 0
18 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 6 5 1 - - 6 100,00 0 0
19 PULAU DERAWAN TANJUNG BATU 4 4 - - - 4 100,00 0 0
20 PULAU DERAWAN 1 - 1 - - 1 100,00 0 0
21 MARATUA MARATUA 4 - 4 - - 4 100,00 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 110 39 44 8 8 99 90,00 16 16,16

Sumber: Bidang Kesmas.


JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 0 0 0 0 6 6 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PUSKESMAS BUGIS 0 0 0 0 6 6 0 6 6 0 2 2 0 0 0 0 2 2
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 PUSKESMAS SUARAN 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 PUSKESMAS LABANAN 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 PUSKESMAS MARATUA 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 PUSKESMAS TUBAAN 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 PUSKESMAS TALISAYAN 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
17 PUSKESMAS KELAY 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 PUSKESMAS MERAPUN 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 PUSKESMAS LONG LAAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 PUSKESMAS LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD dr. ABD RIVAI 10 9 19 7 15 22 17 24 41 1 2 3 1 2 3 2 4 6


2 RS PRATAMA TALISAYAN 0 0 0 4 2 6 4 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 IFK KAB. BERAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JAMKESDA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 LABORATORIUM KESDA BERAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 10 9 19 28 46 74 38 55 93 3 13 16 1 2 3 4 15 19
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 8,2 31,9 40,0 6,9 1,3 8,2

Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
b) Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS
Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau
TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 9 10 19 10
2 PUSKESMAS BUGIS 7 8 15 8
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 11 6 17 20
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 11 10 21 17
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 19 15 34 21
6 PUSKESMAS SUARAN 4 5 9 7
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 10 11 21 14
8 PUSKESMAS LABANAN 9 10 19 8
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 4 4 8 2
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 6 7 13 13
11 PUSKESMAS MARATUA 9 10 19 12
12 PUSKESMAS TUBAAN 6 7 13 10
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 6 7 13 13
14 PUSKESMAS TALISAYAN 15 16 31 14
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 9 10 19 10
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 10 11 21 12
17 PUSKESMAS KELAY 7 6 13 9
18 PUSKESMAS MERAPUN 3 4 7 6
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 10 11 21 12
20 PUSKESMAS LONG LAAI 6 5 11 8
21 PUSKESMAS LONG BOY 4 5 9 6

1 RSUD dr. ABD RIVAI 78 166 244 63


2 RS PRATAMA TALISAYAN 6 18 24 15
3 IFK KAB. BERAU 0 0 0 0
4 LABORATORIUM KESDA BERAU 0 0 0 0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0


KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 259 362 621 310
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 267,3 133,5

Keterangan: Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS


Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau
TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 0 3 3 1 2 3 1 0 1
2 PUSKESMAS BUGIS 2 3 5 0 1 1 1 0 1
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 1 1 2 0 2 2 0 1 1
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 1 1 2 1 1 2 1 0 1
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 0 2 2 1 1 2 0 1 1
6 PUSKESMAS SUARAN 1 1 2 1 1 2 0 1 1
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 1 1 2 0 1 1 1 0 1
8 PUSKESMAS LABANAN 2 1 3 0 1 1 0 1 1
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 0 1 1 0 1 1 0 1 1
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 0 1 1 1 0 1 0 1 1
11 PUSKESMAS MARATUA 1 0 1 1 0 1 1 0 1
12 PUSKESMAS TUBAAN 0 1 1 1 0 1 0 1 1
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 1 1 2 1 0 1 0 1 1
14 PUSKESMAS TALISAYAN 0 2 2 1 1 2 0 1 1
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 1 0 1 1 0 1 0 1 1
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 1 1 2 0 2 2 0 1 1
17 PUSKESMAS KELAY 0 2 2 1 0 1 0 1 1
18 PUSKESMAS MERAPUN 0 1 1 0 1 1 0 1 1
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 0 2 2 0 1 1 0 1 1
20 PUSKESMAS LONG LAAI 0 1 1 0 1 1 1 0 1
21 PUSKESMAS LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD dr. ABD RIVAI 1 6 7 1 1 2 2 5 7


2 RS PRATAMA TALISAYAN 2 1 3 0 0 0 1 2 3
3 IFK KAB. BERAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LABORATORIUM KESDA BERAU 0 1 1 0 0 0 0 0 0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0


KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 34 49 12 18 30 9 21 30
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 21,1 12,9 12,9

Keterangan: Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS


Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau
TABEL 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

AHLI LABORATORIUM MEDIK TENAGA TEKNIK TENAGA TENAGA


NO UNIT KERJA (ANALIS KESEHATAN) BIOMEDIKA LAINNYA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PUSKESMAS BUGIS 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 PUSKESMAS SUARAN 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PUSKESMAS LABANAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 PUSKESMAS MARATUA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 PUSKESMAS TUBAAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 PUSKESMAS TALISAYAN 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 PUSKESMAS KELAY 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 PUSKESMAS MERAPUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
20 PUSKESMAS LONG LAAI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 PUSKESMAS LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD dr. ABD RIVAI 4 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0


2 RS PRATAMA TALISAYAN 1 4 5 1 1 2 0 0 0 1 5 6
3 IFK KAB. BERAU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LABORATORIUM KESDA BERAU 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 12 39 51 1 1 2 0 0 0 1 8 9
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 21,96 0,86 0,00 3,87

Keterangan: Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS


Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau.
TABEL 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 1 2 3 1 1 2 2 3 5


2 PUSKESMAS BUGIS 0 1 1 0 2 2 0 3 3
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 0 1 1 0 1 1 0 2 2
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 0 0 0 0 1 1 0 1 1
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 0 1 1 0 1 1 0 2 2
6 PUSKESMAS SUARAN 0 1 1 1 0 1 1 1 2
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 0 1 1 0 1 1 0 2 2
8 PUSKESMAS LABANAN 0 1 1 0 1 1 0 2 2
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 0 1 1 0 1 1 0 2 2
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 0 1 1 0 1 1 0 2 2
11 PUSKESMAS MARATUA 0 1 1 0 1 1 0 2 2
12 PUSKESMAS TUBAAN 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 0 1 1 0 1 1 0 2 2
14 PUSKESMAS TALISAYAN 0 0 0 0 1 1 0 1 1
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 1 0 1 1 0 1 2 0 2
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 1 0 1 1 0 1 2 0 2
17 PUSKESMAS KELAY 1 0 1 1 0 1 2 0 2
18 PUSKESMAS MERAPUN 0 1 1 0 0 0 0 1 1
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 0 1 1 0 1 1 0 2 2
20 PUSKESMAS LONG LAAI 0 1 1 0 1 1 0 2 2
21 PUSKESMAS LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD dr. ABD RIVAI 3 3 6 3 11 14 6 14 20


2 RS PRATAMA TALISAYAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 IFK KAB. BERAU 1 0 1 0 3 3 1 3 4
4 LABORATORIUM KESDA BERAU 0 1 1 0 0 0 0 1 1

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0


KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 8 20 28 8 29 37 16 49 65
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK b 12,05 15,93 27,98

Keterangan: Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS


Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau
TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA DUKUNGAN TOTAL


NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PUSKESMAS TANJUNG REDEB 2 0 2 0 0 0 3 2 5 5 2 7
2 PUSKESMAS BUGIS 0 1 1 0 0 0 0 5 5 0 6 6
3 PUSKESMAS GUNUNG TABUR 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
4 PUSKESMAS MERANCANG ULU 1 0 1 0 0 0 0 2 2 1 2 3
5 PUSKESMAS SAMBALIUNG 0 2 2 0 0 0 2 0 2 2 2 4
6 PUSKESMAS SUARAN 2 0 2 0 0 0 4 1 5 6 1 7
7 PUSKESMAS TELUK BAYUR 1 1 2 0 0 0 5 3 8 6 4 10
8 PUSKESMAS LABANAN 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 4 4
9 PUSKESMAS PULAU DERAWAN 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 PUSKESMAS TANJUNG BATU 1 1 2 0 0 0 4 3 7 5 4 9
11 PUSKESMAS MARATUA 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 3 3
12 PUSKESMAS TUBAAN 1 0 1 0 0 0 4 2 6 5 2 7
13 PUSKESMAS BIATAN LEMPAKE 2 0 2 0 0 0 2 2 4 4 2 6
14 PUSKESMAS TALISAYAN 1 0 1 0 0 0 4 1 5 5 1 6
15 PUSKESMAS BATU PUTIH 0 1 1 0 0 0 5 1 6 5 2 7
16 PUSKESMAS BIDUK-BIDUK 2 0 2 0 0 0 3 0 3 5 0 5
17 PUSKESMAS KELAY 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
18 PUSKESMAS MERAPUN 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2
19 PUSKESMAS TEPIAN BUAH 2 0 2 0 0 0 4 2 6 6 2 8
20 PUSKESMAS LONG LAAI 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2
21 PUSKESMAS LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 RSUD dr. ABD RIVAI 13 1 14 0 0 0 106 92 198 119 93 212


2 RS PRATAMA TALISAYAN 1 1 2 0 0 0 23 12 35 24 13 37
3 IFK KAB. BERAU 2 0 2 0 0 0 6 0 6 8 0 8
4 LABORATORIUM KESDA BERAU 1 1 2 0 0 0 2 0 2 3 1 4

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0


INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 11 10 21 0 72 11 10 21
JUMLAH (KAB/KOTA)a 66 0 388 0 0 382

Keterangan: Data tenaga merupakan penjumlahan tenaga PNS dan Non-PNS


Sumber: Bidang SDK, Dinkes Kab. Berau
TABEL 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH %
1 2 3 4

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 42.202 18,2

2 PBI APBD 4.790 2,1

SUB JUMLAH PBI 46.992 20,2

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 98.992 42,6

2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 23.865 10,3

3 Bukan Pekerja (BP) 2.076 0,9

SUB JUMLAH NON PBI 124.933 53,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 171.925 74,4

Sumber: Bidang Yankes, Dinkes Kab. Berau


TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

DESA

NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA


JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN

1 2 3 4 5 6
1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB - - 0,0
KAMPUNG BUGIS - - 0,0
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 5 5 100,0
MERANCANG ULU 5 5 100,0
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 10 10 100,0
SUARAN 3 3 100,0
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR - - 0,0
LABANAN 4 4 100,0
5 SEGAH TEPIAN BUAH 9 9 100,0
LONG LAAI 4 4 100,0
6 KELAY KELAY 4 4 100,0
MERAPUN 5 5 100,0
LONG BOY 5 5 100,0
7 TABALAR TUBAAN 6 6 100,0
8 BIATAN BIATAN LEMPAKE 8 8 100,0
9 TALISAYAN TALISAYAN 10 10 100,0
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 7 7 100,0
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 6 6 100,0
12 PULAU DERAWAN TANJUNG BATU 4 4 100,0
PULAU DERAWAN 1 1 100,0
13 MARATUA MARATUA 4 4 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 100 100 100,0

Sumber : Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau.


TABEL 19

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA

1) DINAS KESEHATAN KAB. BERAU 207.333.267.749

b. Belanja Tidak Langsung 66.999.474.876

a. Belanja Langsung 102.330.033.668

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 38.003.759.205

- DAK fisik

1. Reguler

a. Kefarmasian 4.049.838.000

b. Pelayanan Dasar 4.702.499.000

c. Rujukan 1.997.554.205

2. Penugasan 2.261.579.000

3. Afirmasi

- DAK non fisik

1. BOK 19.482.629.000

2. Akreditasi 3.515.660.000

3. Jampersal 1.994.000.000

2) RSUD dr. ABDUL RIVAI 166.494.751.878

b. Belanja Tidak Langsung 46.059.141.440

a. Belanja Langsung 19.371.727.108

c. Dana DAK 2.891.130.166

d. Dana Bankeu (APBD PROVINSI KALTIM) 14.000.000.000,00

e. Dana BLUD 84.172.753.163,85

2 APBD PROVINSI -

3 APBN : -

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 102.925.508.817

1 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan 63.931.959.817

2 Dinas Sosial 1.585.047.000

3 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman 37.408.502.000

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 476.753.528.444

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN (BL) 363.694.912.128

TOTAL APBD KAB/KOTA 3.599.454.000.000

TOTAL APBD KAB/KOTA (BL) 2.548.210.266.946

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 13,25

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA (BL) 14,27

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 2.052.433

*Sumber: Kantor BPKAD Kab. Berau, Sekretariat Dinkes Kab. Berau, RSUD dr. ABD Rivai.
TABEL 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 445 4 449 384 2 386 829 6 835
KAMPUNG BUGIS 382 4 386 368 2 370 750 6 756
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 187 3 190 184 3 187 371 6 377
MERANCANG ULU 61 0 61 55 2 57 116 2 118
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 291 2 293 318 2 320 609 4 613
SUARAN 74 1 75 68 0 68 142 1 143
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 231 3 234 194 1 195 425 4 429
LABANAN 104 1 105 101 3 104 205 4 209
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 19 0 19 16 0 16 35 0 35
TANJUNG BATU 102 3 105 113 3 116 215 6 221
6 MARATUA MARATUA 32 2 34 41 0 41 73 2 75
7 TABALAR TUBAAN 72 1 73 68 3 71 140 4 144
8 BIATAN BIATAN LEMPAKE 77 0 77 84 0 84 161 0 161
9 TALISAYAN TALISAYAN 170 2 172 148 1 149 318 3 321
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 90 1 91 87 3 90 177 4 181
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 80 1 81 73 3 76 153 4 157
12 KELAY KELAY 29 1 30 26 0 26 55 1 56
MERAPUN 31 3 34 30 0 30 61 3 64
LONG BOY 13 0 13 9 1 10 22 1 23
13 SEGAH TEPIAN BUAH 154 2 156 140 1 141 294 3 297
LONG LAAI 7 0 7 14 1 15 21 1 22

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.651 34 2.685 2.521 31 2.552 5.172 65 5.237


ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 12,6 11,4 12,0

Sumber: Bidang Kesmas. Dinkes Kab. Berau


TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 829 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


Kampung Bugis 750 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 425 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Labanan 205 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 Sambaliung Sambaliung 609 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Suaran 142 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 371 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merancang Ulu 116 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 215 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Pulau Derawan 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 318 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 161 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
9 Tabalar Tubaan 140 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Batu Putih Batu Putih 177 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 153 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
12 Kelay Kelay 55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Long Boy 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merapun 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Segah Segah 294 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Long Laai 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.172 0 0 2 2 0 2 0 2 0 1 0 1 0 3 2 5


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) (2019) 97
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 5.174 0 2 0 2 0 0 0 0 0 5 1 6 0 7 1 8
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) (2018) 155

Sumber: Bidang Kesmas Dinkes Kab. Berau.


TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KECAMATAN PUSKESMAS SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 0 0 0 0 0 0
Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0 0 0 0 0
Labanan 1 0 0 0 0 0
3 Sambaliung Sambaliung 0 0 0 0 0 0
Suaran 0 0 0 0 0 0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0 0 0 0
Merancang Ulu 0 0 0 0 0 0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1 0 0 0 0 0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 0 0 0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0 0 0 1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 1 0 0 0 0
9 Tabalar Tubaan 0 0 0 0 0 0
10 Batu Putih Batu Putih 0 0 0 0 0 0
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 0 0 0 0 0 1
12 Kelay Kelay 0 0 0 0 0 0
Long Boy 0 0 0 0 0 0
Merapun 0 0 0 0 0 0
13 Segah Segah 0 0 0 0 0 0
Long Laai 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2 1 0 0 0 2

Sumber: Bidang Kesmas Dinkes Kab. Berau.


* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS

PERSALINAN PERSALINAN DI IBU NIFAS MENDAPAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS K1 K4 KF1 KF2 KF3
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES FASYANKES VIT A

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 863 867 100,4 534 61,8 831 833 100,2 831 100,0 833 100,2 575 69,2 523 62,9 615 74,0
Kampung Bugis 795 795 100,0 478 60,1 755 757 100,2 757 100,2 757 100,2 416 55,1 281 37,2 646 85,5
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 469 405 86,4 291 62,0 445 425 95,5 416 93,5 425 95,5 358 80,4 378 84,9 314 70,5
Labanan 220 203 92,5 192 87,5 209 209 100,2 207 99,3 209 100,2 204 97,8 197 94,5 173 83,2
3 Sambaliung Sambaliung 643 633 98,5 438 68,2 611 606 99,2 590 96,6 606 99,2 422 69,1 413 67,6 334 54,6
Suaran 150 139 92,7 106 70,7 142 141 99,3 139 97,9 141 99,3 122 85,9 115 81,0 96 67,9
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 395 395 100,0 316 80,0 375 375 100,0 360 96,0 375 100,0 376 100,3 375 100,0 65 17,3
Merancang Ulu 124 110 88,7 99 79,8 118 116 98,3 114 96,6 116 98,3 118 100,0 113 95,8 81 68,6
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 230 231 100,4 158 68,7 220 216 98,2 162 73,6 216 98,2 216 98,2 174 79,1 153 69,8
Pulau Derawan 37 37 100,0 25 67,6 35 34 97,1 34 97,1 34 97,1 35 100,0 35 100,0 35 100,0
6 Maratua Maratua 80 80 100,0 50 62,5 80 74 92,5 71 88,8 74 92,5 74 92,5 68 85,0 64 80,0
7 Talisayan Talisayan 322 322 100,0 250 77,6 318 313 98,4 291 91,5 313 98,4 310 97,5 310 97,5 239 75,1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 180 180 100,0 126 70,0 171 154 90,1 149 87,1 154 90,1 145 84,8 137 80,1 115 67,5
9 Tabalar Tubaan 177 173 97,7 115 65,0 157 141 89,8 131 83,4 141 89,8 140 89,2 131 83,4 91 58,3
10 Batu Putih Batu Putih 190 190 100,0 132 69,5 180 179 99,4 170 94,4 179 99,4 181 100,6 184 102,2 150 83,6
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 163 163 99,8 131 80,2 155 150 96,7 143 92,2 150 96,7 156 100,5 155 99,9 125 80,9
12 Kelay Kelay 61 48 78,7 45 73,8 58 55 94,9 55 94,9 55 94,9 43 74,2 45 77,7 41 70,8
Long Boy 30 28 93,3 16 53,3 29 20 69,0 14 48,3 20 69,0 20 69,0 20 69,0 20 69,0
Merapun 66 66 100,0 57 86,4 63 60 95,2 58 92,1 60 95,2 63 100,0 56 88,9 63 100,0
13 Segah Segah 302 302 100,0 256 84,8 295 296 100,3 295 100,0 296 100,3 252 85,4 241 81,7 176 59,6
Long Laai 26 26 100,0 16 61,5 25 20 81,0 20 81,0 20 81,0 24 97,2 22 89,1 22 89,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.523 5.393 97,6 3.831 69,4 5.272 5.174 98,1 5.007 95,0 5.174 98,1 4.250 80,6 3.973 75,4 3.620 68,7

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 842 38 4,5 71 8,4 74 8,8 56 6,7 26 3,1 227 27,0
Kampung Bugis 765 16 2,1 28 3,7 27 3,5 34 4,4 23 3,0 112 14,7
2 Sambaliung Sambaliung 647 11 1,7 22 3,4 92 14,2 55 8,5 46 7,1 215 33,2
Suaran 176 5 2,8 17 9,7 24 13,6 23 13,1 3 1,7 67 38,1
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 328 75 22,9 100 30,5 81 24,7 38 11,6 44 13,4 263 80,2
Merancang Ulu 160 0 0,0 1 0,6 10 6,3 23 14,4 15 9,4 49 30,7
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 399 43 10,8 65 16,3 51 12,8 25 6,3 11 2,8 152 38,1
Labanan 224 47 20,9 37 16,5 31 13,8 26 11,6 21 9,4 115 51,2
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 198 41 20,7 33 16,7 17 8,6 5 2,5 14 7,1 69 34,8
Pulau Derawan 37 2 5,3 4 10,7 5 13,4 4 10,7 2 5,3 15 40,1
6 Maratua Maratua 88 6 6,8 7 8,0 12 13,6 10 11,4 6 6,8 35 39,8
7 Tabalar Tubaan 164 11 6,7 12 7,3 16 9,8 9 5,5 16 9,8 53 32,3
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 187 17 9,1 6 3,2 8 4,3 5 2,7 3 1,6 22 11,8
9 Talisayan Talisayan 295 16 5,4 55 18,7 84 28,5 72 24,4 35 11,9 246 83,4
10 Batu Putih Batu Putih 196 15 7,7 29 14,8 37 18,9 18 9,2 2 1,0 86 43,9
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 161 5 3,1 3 1,9 0 0,0 0 0,0 1 0,6 4 2,5
12 Kelay Kelay 75 3 4,0 2 2,7 1 1,3 4 5,3 1 1,3 8 10,7
Merapun 103 23 22,2 20 19,3 20 19,3 12 11,6 9 8,7 61 59,0
Long Keluh 29 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 418 45 10,8 62 14,8 65 15,6 32 7,7 66 15,8 225 53,8
Long Laai 33 1 3,0 0 0,0 2 6,1 2 6,1 0 0,0 4 12,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.523 420 7,6 574 10,4 657 11,9 453 8,2 344 6,2 2.028 36,72
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 5.501 540 9,82 665 12,09 701 12,74 393 7,14 308 5,60 2.067 37,57

Sumber : Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


JUMLAH WUS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
NO KECAMATAN PUSKESMAS TIDAK HAMIL
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 6.988 84 1,2 64 0,9 8 0,1 1 0,0 0 0,0
Kampung Bugis 6.343 24 0,4 24 0,4 24 0,4 39 0,6 27 0,4
2 Sambaliung Sambaliung 4.576 4 0,1 9 0,2 18 0,4 6 0,1 1 0,0
Suaran 1.381 5 0,4 9 0,7 3 0,2 12 0,9 0 0,0
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 3.282 19 0,6 45 1,4 121 3,7 10 0,3 5 0,2
Merancang Ulu 828 4 0,5 3 0,4 13 1,6 2 0,2 0 0,0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 3.146 69 2,2 22 0,7 10 0,3 7 0,2 1 0,0
Labanan 1.487 33 2,2 10 0,7 7 0,5 5 0,3 3 0,2
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1.419 10 0,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Pulau Derawan 301 1 0,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Maratua Maratua 584 1 0,2 2 0,3 3 0,5 3 0,5 2 0,3
7 Tabalar Tubaan 1.103 16 1,5 6 0,5 2 0,2 0 0,0 0 0,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1.418 0 0,0 3 0,2 3 0,2 1 0,1 0 0,0
9 Talisayan Talisayan 2.235 1 0,0 24 1,1 6 0,3 2 0,1 2 0,1
10 Batu Putih Batu Putih 1.149 5 0,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 1.004 1 0,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kelay Kelay 591 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Merapun 538 2 0,4 3 0,6 0 0,0 3 0,6 2 0,4
Long Keluh 176 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 1.347 6 0,4 6 0,4 7 0,5 4 0,3 4 0,3
Long Laai 187 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 40.082 285 0,7 230 0,6 225 0,6 95 0,2 47 0,12
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 39.406 301 0,76 120 0,30 118 0,30 76 0,19 72 0,18

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA WUS


Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 7.829 122 1,6 133 1,7 82 1,0 57 0,7 26 0,3
Kampung Bugis 7.107 40 0,6 50 0,7 51 0,7 73 1,0 50 0,7
2 Sambaliung Sambaliung 5.223 15 0,3 29 0,6 110 2,1 61 1,2 47 0,9
Suaran 1.557 10 0,6 26 1,7 27 1,7 35 2,2 3 0,2
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 3.610 94 2,6 145 4,0 202 5,6 48 1,3 49 1,4
Merancang Ulu 987 4 0,4 4 0,4 23 2,3 25 2,5 15 1,5
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 3.545 112 3,2 87 2,5 61 1,7 32 0,9 12 0,3
Labanan 1.711 80 4,7 47 2,7 38 2,2 31 1,8 24 1,4
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1.617 51 3,2 33 2,0 17 1,1 5 0,3 14 0,9
Pulau Derawan 338 3 0,9 4 1,2 5 1,5 4 1,2 2 0,6
6 Maratua Maratua 672 7 1,0 9 1,3 15 2,2 13 1,9 8 1,2
7 Tabalar Tubaan 1.267 27 2,1 18 1,4 18 1,4 9 0,7 16 1,3
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1.605 17 1,1 9 0,6 11 0,7 6 0,4 3 0,2
9 Talisayan Talisayan 2.530 17 0,7 79 3,1 90 3,6 74 2,9 37 1,5
10 Batu Putih Batu Putih 1.345 20 1,5 29 2,2 37 2,8 18 1,3 2 0,1
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 1.165 6 0,5 3 0,3 0 0,0 0 0,0 1 0,1
12 Kelay Kelay 666 3 0,5 2 0,3 1 0,2 4 0,6 1 0,2
Merapun 641 25 3,9 23 3,6 20 3,1 15 2,3 11 1,7
Long Keluh 205 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 1.765 51 2,9 68 3,9 72 4,1 36 2,0 70 4,0
Long Laai 220 1 0,5 6 2,7 2 0,9 2 0,9 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 45.605 705 1,5 804 1,8 882 1,9 548 1,2 391 0,86
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 44.907 841 1,87 785 1,75 819 1,82 469 1,04 380 0,85

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau.


TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD)


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

TTD (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 863 674 78,1
Kampung Bugis 795 494 62,1
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 469 335 71,4
Labanan 220 191 86,8
3 Sambaliung Sambaliung 643 440 68,4
Suaran 150 106 70,7
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 395 233 59,0
Merancang Ulu 124 110 88,7
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 230 148 64,3
Pulau Derawan 37 33 89,2
6 Maratua Maratua 80 53 66,3
7 Talisayan Talisayan 322 271 84,2
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 180 135 75,0
9 Tabalar Tubaan 177 115 65,0
10 Batu Putih Batu Putih 190 156 82,1
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 163 145 89,0
12 Kelay Kelay 61 47 77,0
Long Boy 30 21 70,0
Merapun 66 64 97,0
13 Segah Tepian Buah 302 275 91,1
Long Laai 26 20 76,9

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.523 4.066 73,6


JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 5.501 3.198 58,13

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Tanjung Redeb Tg. Redep 6.658 171 3,3 3.970 75,7 793 15,1 167 3,2 3 0,1 39 0,7 101 1,9 5.244 78,8
Kampung Bugis 6.031 107 2,4 2.585 57,7 1.423 31,8 242 5,4 0 0,0 53 1,2 69 1,5 4.479 74,3
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 3.391 193 8,2 1.031 43,7 670 28,4 153 6,5 2 0,1 79 3,4 229 9,7 2.357 69,5
Labanan 1.742 33 2,5 688 52,9 394 30,3 57 4,4 3 0,2 9 0,7 117 9,0 1.301 74,7
3 Sambaliung Sambaliung 5.030 38 1,0 2.489 65,1 815 21,3 158 4,1 3 0,1 113 3,0 209 5,5 3.825 76
Suaran 1.134 27 3,7 294 40,1 239 32,6 43 5,9 0 0,0 35 4,8 95 13,0 733 64,6
4 Gunung Tabur Gn.tabur 3.100 137 6,6 919 44,2 534 25,7 268 12,9 0 0,0 13 0,6 208 10,0 2.079 67,1
Merancang Ulu 1.016 7 1,0 420 62,7 158 23,6 28 4,2 1 0,1 21 3,1 35 5,2 670 65,9
5 Pulau Derawan Tg.Batu 1.674 36 2,7 893 68,0 245 18,7 43 3,3 0 0,0 33 2,5 63 4,8 1.313 78,4
P.Derawan 285 7 2,8 119 48,0 61 24,6 33 13,3 0 0,0 8 3,2 20 8,1 248 87,0
6 Maratua Maratua 680 7 1,4 206 40,3 118 23,1 40 7,8 0 0,0 8 1,6 132 25,8 511 75,1
7 Talisayan Talisayan 2.486 12 0,9 811 60,0 251 18,6 55 4,1 2 0,1 37 2,7 183 13,5 1.351 54
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1.352 21 1,9 596 54,1 326 29,6 58 5,3 0 0,0 24 2,2 76 6,9 1.101 81,4
9 Tabalar Tubaan 1.244 7 0,8 645 69,1 192 20,6 26 2,8 2 0,2 21 2,3 40 4,3 933 75,0
10 Batu Putih Batu Putih 1.486 12 1,3 423 44,7 182 19,2 90 9,5 0 0,0 41 4,3 199 21,0 947 63,7
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 1.217 1 0,1 504 56,9 234 26,4 48 5,4 1 0,1 27 3,0 71 8,0 886 72,8
12 Kelay Kelay 269 5 3,0 66 39,3 54 32,1 9 5,4 0 0,0 13 7,7 21 12,5 168 62
Long Boy 173 1 0,9 89 81,7 8 7,3 7 6,4 0 0,0 0 0,0 4 3,7 109 63
Merapun 565 2 0,4 348 73,3 64 13,5 22 4,6 0 0,0 0 0,0 39 8,2 475 84,1
13 Segah Tepian Buah 1.901 48 3,1 944 61,0 294 19,0 63 4,1 0 0,0 43 2,8 156 10,1 1.548 81,4
Long Laai 177 1 0,9 78 67,8 29 25,2 2 1,7 0 0,0 0 0,0 5 4,3 115 65,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 41.611 873 2,9 18.118 59,6 7.084 23,3 1.612 5,3 17 0,1 617 2,0 2.072 6,8 30.393 73,0

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PESERTA KB PASCA PERSALINAN


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Tanjung Redeb Tg. Redep 831 54 9,9 341 62,3 84 15,4 27 4,9 0 0,0 10 1,8 31 5,7 547 65,8

Kampung Bugis 756 0 0,0 30 68,2 2 4,5 6 13,6 0 0,0 6 13,6 0 0,0 44 5,8

2 Teluk Bayur Teluk Bayur 445 23 12,0 73 38,0 77 40,1 9 4,7 0 0,0 2 1,0 8 4,2 192 43,1

Labanan 210 0 0,0 12 70,6 4 23,5 1 5,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 17 8,1

3 Sambaliung Sambaliung 611 0 0,0 21 56,8 12 32,4 1 2,7 0 0,0 3 8,1 0 0,0 37 6,1

Suaran 142 3 3,3 45 48,9 24 26,1 2 2,2 0 0,0 4 4,3 14 15,2 92 64,8

4 Gunung Tabur Gn.tabur 375 10 28,6 12 34,3 6 17,1 2 5,7 0 0,0 0 0,0 5 14,3 35 9,3

Merancang Ulu 118 1 1,6 41 66,1 1 1,6 8 12,9 0 0,0 3 4,8 8 12,9 62 52,5

5 Pulau Derawan Tg.Batu 220 6 2,6 143 62,4 43 18,8 13 5,7 0 0,0 9 3,9 15 6,6 229 104,1

P.Derawan 32 1 4,3 17 73,9 1 4,3 4 17,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 23 71,9

6 Maratua Maratua 80 1 9,1 2 18,2 1 9,1 5 45,5 0 0,0 0 0,0 2 18,2 11 13,8

7 Talisayan Talisayan 318 1 0,8 84 69,4 7 5,8 5 4,1 0 0,0 3 2,5 21 17,4 121 38,1

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 171 1 1,8 35 61,4 7 12,3 1 1,8 0 0,0 1 1,8 12 21,1 57 33,3

9 Tabalar Tubaan 157 2 3,0 53 80,3 5 7,6 3 4,5 0 0,0 1 1,5 2 3,0 66 42,0

10 Batu Putih Batu Putih 180 5 7,0 25 35,2 21 29,6 2 2,8 0 0,0 13 18,3 5 7,0 71 39,4

11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 156 3 9,4 19 59,4 1 3,1 3 9,4 0 0,0 3 9,4 3 9,4 32 20,5

12 Kelay Kelay 58 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Long Boy 29 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Merapun 63 1 0,0 62 0,0 11 0,0 10 0,0 0 0,0 0 0,0 23 0,0 107 169,8

13 Segah Tepian Buah 295 0 0,0 146 76,8 24 12,6 1 0,5 0 0,0 6 3,2 13 6,8 190 64,4

Long Laai 25 2 11,8 13 76,5 1 5,9 0 0,0 0 0,0 1 5,9 0 0,0 17 68,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.272 114 5,8 1.174 60,2 332 17,0 103 5,3 0 0,0 65 3,3 162 8,3 1.950 37,0

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


PERKIRAAN BUMIL PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH DENGAN KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 863 173 173 100 445 384 829 59 54 113 60 101,7 55 101,9 115 101,8
Kampung Bugis 795 159 160 101 382 368 750 55 48 103 56 102 44 91,7 100 97
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 469 94 94 100 231 194 425 30 25 55 29 97,6 25 100,0 54 98,7
Labanan 220 44 44 100 104 101 205 16 14 31 16 97,9 14 98,2 30 98,0
3 Sambaliung Sambaliung 643 129 129 100 291 318 609 48 41 89 48 100,0 41 100,0 89 100,0
Suaran 150 30 30 100 74 68 142 12 12 24 12 96,4 11 95,2 23 95,8
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 395 79 79 100 187 184 371 25 19 44 25 100,0 20 105,3 45 102,3
Merancang Ulu 124 25 24 96,77 61 55 116 12 10 22 12 100 9 89,6 21 95
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 230 46 46 100,00 102 113 215 14 13 27 13 95,2 12 89,9 25 93
Pulau Derawan 37 7 7 94,59 19 16 35 3 3 6 3 100,0 2 78,4 5 90,1
6 Maratua Maratua 80 16 16 100 32 41 73 6 6 12 5 83,3 6 100,0 11 91,7
7 Talisayan Talisayan 322 64 56 87 170 148 318 21 19 40 21 97,9 19 100,0 40 98,9
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 180 36 36 100,00 77 84 161 14 11 26 13 91,2 11 97,8 24 94,1
9 Tabalar Tubaan 177 35 35 98,87 72 68 140 12 11 23 12 100,0 9 85,7 21 93,3
10 Batu Putih Batu Putih 190 38 38 100 90 87 177 15 12 27 15 100,0 10 84,4 25 93,1
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 163 33 30 91,83 80 73 153 11 11 22 11 100 11 100,0 22 100,0
12 Kelay Kelay 61 12 12 98,36 29 26 55 6 5 11 6 100,0 5 100,0 11 100,0
Long Boy 30 6 6 100 13 9 22 2 2 4 2 100,0 1 50,0 3 75,0
Merapun 66 13 13 98,48 31 30 61 8 7 15 8 100,0 7 100,0 15 100,0
13 Segah Tepian Buah 302 60 60 99,34 154 140 294 32 24 56 31 96,9 25 104,2 56 100,0
Long Laai 26 5 5 96,15 7 14 21 3 2 5 3 100,0 2 100,0 5 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.523 1.105 1.093 98,95 2.651 2.521 5.172 405 348 753 401 99,0 339 97,3 740 98,2
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 5501 1100 1079 98,07 2655 2519 5174 398 342 741 369 92,66 325 94,93 694 93,71

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA

NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH


BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 4 5 0 5 7 7 0 7 11 12 0 12
KAMPUNG BUGIS 6 9 0 9 1 1 0 1 7 10 0 10
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 6 7 0 7 2 3 1 4 8 10 1 11
MERANCANG ULU 1 3 0 3 2 2 0 2 3 5 0 5
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 5 5 0 5 6 6 0 6 11 11 0 11
SUARAN 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 1 3
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 1 3 0 3 3 8 1 9 4 11 1 12
LABANAN 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
TANJUNG BATU 2 3 0 3 1 1 0 1 3 4 0 4
6 MARATUA MARATUA 1 1 1 2 0 1 1 2 1 2 2 4
7 TABALAR TUBAAN 2 3 0 3 0 0 1 1 2 3 1 4
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 2 2 0 2 1 2 0 2 3 4 0 4
9 TALISAYAN TALISAYAN 2 2 0 2 3 5 0 5 5 7 0 7
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 4 5 1 6 2 2 0 2 6 7 1 8
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 1 2 0 2 3 3 1 4 4 5 1 6
12 KELAY KELAY 1 2 0 2 0 0 0 0 1 2 0 2
MERAPUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LONG BOY 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
13 SEGAH TEPIAN BUAH 1 2 0 2 1 1 0 1 2 3 0 3
LONG LAAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 41 56 3 59 34 44 6 50 75 100 9 109


ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) (2019) 15,5 21,1 1,1 22,3 13,5 17,5 2,4 19,8 14,5 19,3 1,7 21,1
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 42 54 12 66 32 41 7 48 74 95 19 114
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) (2018) 15,8 20,3 4,5 24,9 12,7 16,3 2,8 19,1 14,3 18,4 3,7 22,0

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)

KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS TETANUS KELAINAN LAIN- KELAINAN LAIN-
BBLR ASFIKSIA SEPSIS PNEUMONIA DIARE MALARIA TETANUS SALURAN PNEUMONIA DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
NEONATORUM BAWAAN LAIN SARAF LAIN
CERNA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 6 2 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


KAMPUNG BUGIS 4 2 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 3 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
MERANCANG ULU 2 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 7 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 4 0 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
LABANAN 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TANJUNG BATU 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
6 MARATUA MARATUA 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
7 TABALAR TUBAAN 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TALISAYAN TALISAYAN 3 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 1 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
12 KELAY KELAY 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MERAPUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LONG BOY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
13 SEGAH TEPIAN BUAH 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LONG LAAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 39 17 0 1 8 10 8 9 0 0 0 1 7 3 2 0 0 0 0 4


JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 24 27 0 2 5 16 5 5 0 0 0 1 10 5 6 0 0 0 0 8

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
L P L+P L P L+P
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 441 394 835 440 99,77324 393 99,7 833 99,8 26 5,9 25 6,4 51 6,1
Kampung Bugis 390 367 757 390 100,0 367 100,0 757 100,0 24 6,2 24 6,5 48 6,3
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 230 199 429 226 98,3 199 100,0 425 99,1 11 4,9 7 3,5 18 4,2
Labanan 108 101 209 108 100,0 101 100,0 209 100,0 7 6,5 8 7,9 15 7,2
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 201 176 377 201 100,0 174 98,9 375 99,5 6 3,0 10 5,7 16 4,3
Merancang 66 52 118 66 100,0 50 96,2 116 98,3 4 6,1 2 4,0 6 5,2
4 Pulau Derawan Tanjung Batu 119 102 221 116 97,5 100 98,0 216 97,7 3 2,6 5 5,0 8 3,7
Pulau Derawan 21 14 35 21 100,0 13 92,9 34 97,1 1 4,8 1 7,7 2 5,9
5 Maratua Maratua 31 43 74 31 100,0 43 100,0 74 100,0 1 3,2 5 11,6 6 8,1
6 Sambaliung Sambaliung 318 295 613 314 98,7 292 99,0 606 98,9 10 3,2 15 5,1 25 4,1
Suaran 73 70 143 72 98,6 69 98,6 141 98,6 1 1,4 4 5,8 5 3,5
7 Tabalar Tubaan 72 73 145 70 97,2 71 97,3 141 97,2 1 1,4 3 4,2 4 2,8
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 75 86 161 73 97,3 81 94,2 154 95,7 3 4,1 7 8,6 10 6,5
9 Talisayan Talisayan 172 149 321 168 97,7 145 97,3 313 97,5 7 4,2 9 6,2 16 5,1
10 Batu Putih Batu Putih 98 83 181 97 99,0 82 98,8 179 98,9 1 1,0 4 4,9 5 2,8
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 78 79 157 74 94,9 76 96,2 150 95,5 8 10,8 4 5,3 12 8,0
12 Kelay Kelay 28 28 56 27 96,4 28 100,0 55 98,2 1 3,7 1 3,6 2 3,6
Merapun 35 28 63 34 97,1 26 92,9 60 95,2 4 11,8 7 26,9 11 18,3
Long Keluh 14 9 23 12 85,7 8 88,9 20 87,0 1 8,3 0 0,0 1 5,0
13 Segah Tepian Buah 151 146 297 150 99,3 146 100,0 296 99,7 3 2,0 8 5,5 11 3,7
Long Laai 9 13 22 8 88,9 12 92,3 20 90,9 0 0,0 1 8,3 1 5,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.730 2.507 5.237 2.698 98,8 2.476 98,8 5.174 98,8 123 4,6 150 6,1 273 5,3

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 445 384 829 445 100,0 384 100,0 829 100,0 383 86,1 328 85,4 711 85,8
KAMPUNG BUGIS 382 368 750 381 99,7 368 100,0 749 99,9 343 89,8 322 87,5 665 88,7
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 187 184 371 186 99,5 184 100,0 370 99,7 184 98,4 172 93,5 356 96,0
MERANCANG ULU 61 55 116 61 100,0 51 92,7 112 96,6 63 103,3 46 83,6 109 94,0
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 291 318 609 289 99,3 316 99,4 605 99,3 203 69,8 209 65,7 412 67,7
SUARAN 74 68 142 74 100,0 68 100,0 142 100,0 66 89,2 62 91,2 128 90,1
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 231 194 425 231 100,0 194 100,0 425 100,0 221 95,7 160 82,5 381 89,6
LABANAN 104 101 205 104 100,0 101 100,0 205 100,0 102 98,1 99 98,0 201 98,0
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 19 16 35 19 100,0 16 100,0 35 100,0 21 110,5 16 100,0 37 105,7
TANJUNG BATU 102 113 215 103 101,0 113 100,0 216 100,5 99 97,1 103 91,2 202 94,0
6 MARATUA MARATUA 32 41 73 32 100,0 41 100,0 73 100,0 31 96,9 43 104,9 74 101,4
7 TABALAR TUBAAN 72 68 140 72 100,0 68 100,0 140 100,0 70 97,2 60 88,2 130 92,9
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 77 84 161 77 100,0 83 98,8 160 99,4 65 84,4 81 96,4 146 90,7
9 TALISAYAN TALISAYAN 170 148 318 170 100,0 146 98,6 316 99,4 194 114,1 169 114,2 363 114,2
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 90 87 177 88 97,8 87 100,0 175 98,9 96 106,7 81 93,1 177 100,0
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 80 73 153 80 100,0 70 95,9 150 98,0 78 97,5 73 100,0 151 98,7
12 KELAY KELAY 29 26 55 29 100,0 26 100,0 55 100,0 22 75,9 20 76,9 42 76,4
MERAPUN 31 30 61 31 100,0 30 100,0 61 100,0 48 154,8 38 126,7 86 141,0
LONG BOY 13 9 22 13 100,0 7 77,8 20 90,9 8 61,5 11 122,2 19 86,4
13 SEGAH TEPIAN BUAH 154 140 294 154 100,0 139 99,3 293 99,7 128 83,1 121 86,4 249 84,7
LONG LAAI 7 14 21 7 100,0 14 100,0 21 100,0 7 100,0 17 121,4 24 114,3

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.651 2.521 5.172 2.646 99,8 2.506 99,4 5.152 99,6 2.432 91,7 2.231 88,5 4.663 90,2
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 2.655 2.519 5.174 2.634 99,21 2.493 98,97 5.127 99,09 2.200 82,86 2.132 84,64 4.332 83,73

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 835 543 65,0 462 246 53,2
Kampung Bugis 757 436 57,6 394 227 57,6
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 429 354 82,5 647 303 46,8
Labanan 209 153 73,2 619 238 38,4
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 377 119 31,6 233 35 15,0
Merancang 118 82 69,5 129 65 50,4
4 Pulau Derawan Tanjung Batu 221 48 21,7 157 49 31,2
Pulau Derawan 35 26 74,3 6 3 50,0
5 Maratua Maratua 74 31 41,9 5 3 60,0
6 Sambaliung Sambaliung 613 154 25,1 171 89 52,0
Suaran 143 59 41,3 66 43 65,2
7 Tabalar Tubaan 145 60 41,4 63 63 100,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 161 55 34,2 144 107 74,3
9 Talisayan Talisayan 321 39 12,1 265 166 62,6
10 Batu Putih Batu Putih 181 122 67,4 359 199 55,4
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 157 127 80,9 88 81 92,0
12 Kelay Kelay 56 33 58,9 35 30 85,7
Merapun 63 45 71,4 23 18 78,3
Long Keluh 23 0 0,0 0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 297 276 92,9 234 134 57,3
Long Laai 22 8 36,4 6 6 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.237 2.770 52,9 4.106 2.105 51,3

Keterangan: Pengumpulan Data per tanggal 31 Maret 2020.


Sumber: Laporan Sigizi Puskemas tahun 2019
Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusu Dini
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 360 360 720 349 96,9 300 83,3 649 90,1
KAMPUNG BUGIS 338 329 667 73 21,6 62 18,8 135 20,2
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 150 133 283 140 93,3 140 105,3 280 98,9
MERANCANG ULU 70 68 138 37 52,9 52 76,5 89 64,5
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 282 271 553 246 87,2 228 84,1 474 85,7
SUARAN 77 76 153 69 89,6 63 82,9 132 86,3
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 163 163 326 96 58,9 86 52,8 182 55,8
LABANAN 85 82 167 110 129,4 144 175,6 254 152,1
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 16 15 31 11 68,8 12 80,0 23 74,2
TANJUNG BATU 87 71 158 75 86,2 68 95,8 143 90,5
6 MARATUA MARATUA 37 34 71 20 54,1 27 79,4 47 66,2
7 TABALAR TUBAAN 69 67 136 63 91,3 66 98,5 129 94,9
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 80 74 154 66 82,5 56 75,7 122 79,2
9 TALISAYAN TALISAYAN 125 123 248 110 88,0 111 90,2 221 89,1
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 78 75 153 81 103,8 83 110,7 164 107,2
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 63 55 118 42 66,7 56 101,8 98 83,1
12 KELAY KELAY 31 31 62 26 83,9 32 103,2 58 93,5
MERAPUN 44 39 83 26 59,1 24 61,5 50 60,2
LONG BOY 12 11 23 3 25,0 3 27,3 6 26,1
13 SEGAH TEPIAN BUAH 165 164 329 113 68,5 98 59,8 211 64,1
LONG LAAI 16 12 28 10 62,5 6 50,0 16 57,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.348 2.253 4.601 1.766 75,2 1.717 76 3.483 75,7

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 3 3 100,0
Kampung Bugis 3 3 100,0
2 Sambaliung Sambaliung 11 11 100,0
Suaran 3 1 33,3
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 6 6 100,0
Merancang Ulu 5 5 100,0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 2 2 100,0
Labanan 4 4 100,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 4 3 75,0
Pulau Derawan 1 1 100,0
6 Maratua Maratua 4 3 75,0
7 Tabalar Tubaan 6 6 100,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 8 5 62,5
9 Talisayan Talisayan 10 10 100,0
10 Batu Putih Batu Putih 7 7 100,0
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 6 6 100,0
12 Kelay Kelay 4 4 100,0
Merapun 5 4 80,0
Long Keluh 5 3 60,0
13 Segah Tepian Buah 9 9 100,0
Long Laai 4 2 50,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 110 98 89,1

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 445 384 829 405 91,0 337 87,8 742 89,5 412 92,6 351 91,4 763 0,9 380 85,4 372 96,9 752 90,7

Kampung Bugis 382 368 750 256 67,0 237 64,4 493 65,7 317 83,0 288 78,3 605 0,8 328 85,9 309 84,0 637 84,9

2 Sambaliung Sambaliung 291 318 609 278 95,5 254 79,9 532 87,4 365 125,4 335 105,3 700 1,1 329 113,1 283 89,0 612 100,5

Suaran 74 68 142 63 85,1 41 60,3 104 73,2 63 85,1 41 60,3 104 0,7 54 73,0 59 86,8 113 79,6

3 Gunung Tabur Gunung Tabur 187 184 371 27 14,4 27 14,7 54 14,6 60 32,1 55 29,9 115 0,3 175 93,6 182 98,9 357 96,2

Merancang Ulu 61 55 116 41 67,2 37 67,3 78 67,2 43 70,5 39 70,9 82 0,7 46 75,4 38 69,1 84 72,4

4 Teluk Bayur Teluk Bayur 231 194 425 157 68,0 153 78,9 310 72,9 184 79,7 185 95,4 369 0,9 185 80,1 195 100,5 380 89,4

Labanan 104 101 205 44 42,3 38 37,6 82 40,0 93 89,4 91 90,1 184 0,9 102 98,1 94 93,1 196 95,6

5 Pulau Derawan Tanjung Batu 102 113 215 88 86,3 64 56,6 152 70,7 89 87,3 65 57,5 154 0,7 95 93,1 87 77,0 182 84,7

Pulau Derawan 19 16 35 2 10,5 2 12,5 4 11,4 4 21,1 4 25,0 8 0,2 12 63,2 12 75,0 24 68,6

6 Maratua Maratua 32 41 73 26 81,3 37 90,2 63 86,3 26 81,3 37 90,2 63 0,9 24 75,0 37 90,2 61 83,6

7 Tabalar Tubaan 72 68 140 38 52,8 30 44,1 68 48,6 39 54,2 30 44,1 69 0,5 53 73,6 60 88,2 113 80,7

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 77 84 161 57 74,0 63 75,0 120 74,5 61 79,2 74 88,1 135 0,8 88 114,3 75 89,3 163 101,2

9 Talisayan Talisayan 170 148 318 108 63,5 106 71,6 214 67,3 128 75,3 121 81,8 249 0,8 188 110,6 167 112,8 355 111,6

10 Batu Putih Batu Putih 90 87 177 47 52,2 38 43,7 85 48,0 54 60,0 40 46,0 94 0,5 119 132,2 117 134,5 236 133,3

11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 80 73 153 57 71,3 62 84,9 119 77,8 63 78,8 69 94,5 132 0,9 65 81,3 50 68,5 115 75,2

12 Kelay Kelay 29 26 55 2 6,9 2 7,7 4 7,3 4 13,8 4 15,4 8 0,1 23 79,3 22 84,6 45 81,8

Merapun 31 30 61 40 129,0 25 83,3 65 106,6 41 132,3 28 93,3 69 1,1 80 258,1 66 220,0 146 239,3

Long Keluh 13 9 22 1 7,7 3 33,3 4 18,2 1 7,7 4 44,4 5 0,2 7 53,8 5 55,6 12 54,5

13 Segah Tepian Buah 154 140 294 46 29,9 45 32,1 91 31,0 121 78,6 121 86,4 242 0,8 190 123,4 183 130,7 373 126,9

Long Laai 7 14 21 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 7,1 1 0,0 13 185,7 10 71,4 23 109,5

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.651 2.521 5.172 1.783 67,3 1.601 63,5 3.384 65,4 2.168 81,8 1.983 58,6 4.151 80,3 2.556 96,4 2.423 96,1 4.979 96,3
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 2687 2314 5001 1440 53,59 1330 57,48 2770 55,39 414 15,41 412 14,87 826 16,52 2399 89,28 2147 92,8 4546 90,90

Keterangan: Pengumpulan Data per tanggal 31 Maret 2020.


Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau
TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
(SURVIVING INFANT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 360 360 720 406 112,8 360 100,0 766 106,4 378 105,0 357 99,2 735 102,1 387 107,5 359 99,7 746 103,6 386 107,2 359 99,7 745 103,5

Kampung Bugis 338 329 667 286 84,6 278 84,5 564 84,6 286 84,6 278 84,5 564 84,6 287 84,9 299 90,9 586 87,9 287 84,9 299 90,9 586 87,9

2 Sambaliung Sambaliung 282 271 553 324 114,9 283 104,4 607 109,8 305 108,2 264 97,4 569 102,9 311 110,3 276 101,8 587 106,1 289 102,5 253 93,4 542 98,0

Suaran 77 76 153 55 71,4 47 61,8 102 66,7 55 71,4 47 61,8 102 66,7 44 57,1 42 55,3 86 56,2 45 58,4 44 57,9 89 58,2

3 Gunung Tabur Gunung Tabur 150 133 283 181 120,7 153 115,0 334 118,0 173 115,3 151 113,5 324 114,5 167 111,3 160 120,3 327 115,5 160 106,7 154 115,8 314 111,0

Merancang Ulu 70 68 138 50 71,4 42 61,8 92 66,7 48 68,6 38 55,9 86 62,3 47 67,1 49 72,1 96 69,6 47 67,1 49 72,1 96 69,6

4 Teluk Bayur Teluk Bayur 163 163 326 201 123,3 185 113,5 386 118,4 190 116,6 178 109,2 368 112,9 143 87,7 147 90,2 290 89,0 165 101,2 156 95,7 321 98,5

Labanan 85 82 167 118 138,8 106 129,3 224 134,1 120 141,2 104 126,8 224 134,1 111 130,6 108 131,7 219 131,1 109 128,2 105 128,0 214 128,1

5 Pulau Derawan Tanjung Batu 87 71 158 71 81,6 45 63,4 116 73,4 70 80,5 42 59,2 112 70,9 48 55,2 50 70,4 98 62,0 47 54,0 48 67,6 95 60,1

Pulau Derawan 16 15 31 12 75,0 10 66,7 22 71,0 12 75,0 10 66,7 22 71,0 11 68,8 9 60,0 20 64,5 8 50,0 5 33,3 13 41,9

6 Maratua Maratua 37 34 71 24 64,9 34 100,0 58 81,7 23 62,2 33 97,1 56 78,9 28 75,7 30 88,2 58 81,7 26 70,3 28 82,4 54 76,1

7 Tabalar Tubaan 69 67 136 69 100,0 54 80,6 123 90,4 57 82,6 48 71,6 105 77,2 83 120,3 93 138,8 176 129,4 79 114,5 95 141,8 174 127,9

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 80 74 154 78 97,5 76 102,7 154 100,0 78 97,5 76 102,7 154 100,0 74 92,5 72 97,3 146 94,8 74 92,5 72 97,3 146 94,8

9 Talisayan Talisayan 125 123 248 175 140,0 140 113,8 315 127,0 188 150,4 161 130,9 349 140,7 126 100,8 137 111,4 263 106,0 127 101,6 138 112,2 265 106,9

10 Batu Putih Batu Putih 78 75 153 145 185,9 127 169,3 272 177,8 144 184,6 127 169,3 271 177,1 98 125,6 87 116,0 185 120,9 98 125,6 87 116,0 185 120,9

11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 63 55 118 32 50,8 36 65,5 68 57,6 30 47,6 37 67,3 67 56,8 38 60,3 42 76,4 80 67,8 33 52,4 33 60,0 66 55,9

12 Kelay Kelay 31 31 62 15 48,4 21 67,7 36 58,1 17 54,8 18 58,1 35 56,5 23 74,2 30 96,8 53 85,5 29 93,5 29 93,5 58 93,5

Merapun 44 39 83 99 225,0 101 259,0 200 241,0 98 222,7 101 259,0 199 239,8 82 186,4 69 176,9 151 181,9 80 181,8 68 174,4 148 178,3

Long Keluh 12 11 23 8 66,7 5 45,5 13 56,5 7 58,3 4 36,4 11 47,8 12 100,0 7 63,6 19 82,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0

13 Segah Tepian Buah 165 164 329 213 129,1 207 126,2 420 127,7 213 129,1 207 126,2 420 127,7 223 135,2 216 131,7 439 133,4 232 140,6 219 133,5 451 137,1

Long Laai 16 12 28 15 93,8 10 83,3 25 89,3 13 81,3 11 91,7 24 85,7 14 87,5 10 83,3 24 85,7 12 75,0 7 58,3 19 67,9

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.348 2.253 4.601 2.577 109,8 2.320 103,0 4.897 106,4 2.505 106,7 2.292 101,7 4.797 104,3 2.357 100,4 2.292 101,7 4.649 101,0 2.333 99,4 2.248 99,8 4.581 99,6

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 405 382 787 192 47,4 166 43,5 358 45,5 100 24,7 106 27,7 206 26,2
Kampung Bugis 380 365 745 165 43,4 182 49,9 347 46,6 134 35,3 134 36,7 268 36,0
2 Sambaliung Sambaliung 270 231 501 154 57,0 138 59,7 292 58,3 119 44,1 89 38,5 208 41,5
Suaran 60 50 110 35 58,3 35 70,0 70 63,6 19 31,7 22 44,0 41 37,3
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 115 120 235 120 104,3 105 87,5 225 95,7 70 60,9 59 49,2 129 54,9
Merancang Ulu 58 52 110 26 44,8 33 63,5 59 53,6 26 44,8 29 55,8 55 50,0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 170 162 332 116 68,2 108 66,7 224 67,5 73 42,9 71 43,8 144 43,4
Labanan 86 82 168 79 91,9 91 111,0 170 101,2 49 57,0 53 64,6 102 60,7
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 62 61 123 40 64,5 37 60,7 77 62,6 34 54,8 38 62,3 72 58,5
Pulau Derawan 17 12 29 8 47,1 9 75,0 17 58,6 10 58,8 6 50,0 16 55,2
6 Maratua Maratua 31 23 54 20 64,5 18 78,3 38 70,4 14 45,2 19 82,6 33 61,1
7 Tabalar Tubaan 56 62 118 41 73,2 60 96,8 101 85,6 36 64,3 42 67,7 78 66,1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 80 65 145 47 58,8 37 56,9 84 57,9 43 53,8 32 49,2 75 51,7
9 Talisayan Talisayan 112 110 222 103 92,0 121 110,0 224 100,9 72 64,3 82 74,5 154 69,4
10 Batu Putih Batu Putih 71 60 131 92 129,6 68 113,3 160 122,1 73 102,8 74 123,3 147 112,2
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 52 45 97 21 40,4 23 51,1 44 45,4 25 48,1 26 57,8 51 52,6
12 Kelay Kelay 25 26 51 17 68,0 16 61,5 33 64,7 13 52,0 15 57,7 28 54,9
Merapun 58 69 127 63 108,6 56 81,2 119 93,7 33 56,9 36 52,2 69 54,3
Long Keluh 15 22 37 11 73,3 8 36,4 19 51,4 2 13,3 8 36,4 10 27,0
13 Segah Tepian Buah 200 235 435 106 53,0 112 47,7 218 50,1 93 46,5 81 34,5 174 40,0
Long Laai 16 12 28 18 112,5 4 33,3 22 78,6 8 50,0 5 41,7 13 46,4

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 2.339 2.246 4.585 1.474 63,0 1.427 63,5 2.901 63,3 1.046 44,7 1.027 45,7 2.073 45,2

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 880 621 70,6 5.272 4.775 90,6 6.152 5.396 87,7
Kampung Bugis 857 686 80,0 5.283 4.839 91,6 6.140 5.525 90,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 492 310 63,0 2.489 1.999 80,3 2.981 2.309 77,5
Labanan 277 245 88,4 1.601 1.435 89,6 1.878 1.680 89,5
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 394 276 70,1 2.348 1.933 82,3 2.742 2.209 80,6
Merancang 98 114 116,3 783 618 78,9 881 732 83,1
4 Pulau Derawan Tanjung Batu 103 81 78,6 617 581 94,2 720 662 91,9
Pulau Derawan 25 25 100,0 260 231 88,8 285 256 89,8
5 Maratua Maratua 81 70 86,4 570 528 92,6 651 598 91,9
6 Sambaliung Sambaliung 700 385 55,0 4.199 2.416 57,5 4.899 2.801 57,2
Suaran 100 94 94,0 951 754 79,3 1.051 848 80,7
7 Tabalar Tubaan 209 209 100,0 1.032 1.073 104,0 1.241 1.282 103,3
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 188 163 86,7 1.166 939 80,5 1.354 1.102 81,4
9 Talisayan Talisayan 178 137 77,0 1.164 633 54,4 1.342 770 57,4
10 Batu Putih Batu Putih 212 189 89,2 1.264 883 69,9 1.476 1.072 72,6
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 140 106 75,7 1.072 716 66,8 1.212 822 67,8
12 Kelay Kelay 54 54 100,0 303 303 100,0 357 357 100,0
Merapun 31 28 90,3 330 298 90,3 361 326 90,3
Long Keluh 26 24 92,3 192 187 97,4 218 211 96,8
13 Segah Tepian Buah 286 299 104,5 1.472 1.182 80,3 1.758 1.481 84,2
Long Laai 22 22 100,0 170 178 104,7 192 200 104,2

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5.353 4.138 77,3 32.538 26.501 81,4 37.891 30.639 80,9

Keterangan: Pengumpulan Data per tanggal 31 Maret 2020.


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau
TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN BALITA


JUMLAH BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 1.960 1.895 3.855 622 31,7 554 29,2 1.176 30,5
KAMPUNG BUGIS 1.698 1.641 3.339 509 30,0 520 31,7 1.029 30,8
2 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 1.034 999 2.033 343 33,2 356 35,6 699 34,4
LABANAN 516 499 1.015 314 60,9 347 69,5 661 65,1
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 1.504 1.454 2.958 1.273 84,6 1.214 83,5 2.487 84,1
SUARAN 354 342 696 274 77,4 288 84,2 562 80,7
4 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 940 908 1.848 641 68,2 654 72,0 1.295 70,1
MERANCANG ULU 297 287 584 197 66,3 191 66,6 388 66,4
5 PULAU DERAWAN TANJUNG BATU 489 473 962 265 54,2 256 54,1 521 54,2
PULAU DERAWAN 82 79 161 65 79,3 58 73,4 123 76,4
6 MARATUA MARATUA 186 180 366 107 57,5 116 64,4 223 60,9
7 TALISAYAN TALISAYAN 718 694 1.412 259 36,1 272 39,2 531 37,6
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 396 383 779 229 57,8 211 55,1 440 56,5
9 TABALAR TUBAAN 354 343 697 258 72,9 268 78,1 526 75,5
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 408 394 802 196 48,0 200 50,8 396 49,4
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 336 325 661 240 71,4 255 78,5 495 74,9
12 KELAY KELAY 138 134 272 115 83,3 119 88,8 234 86,0
MERAPUN 108 105 213 83 76,9 88 83,8 171 80,3
LONG KELUH 44 43 87 8 18,2 10 23,3 18 20,7
13 SEGAH TEPIAN BUAH 581 564 1.145 333 57,3 282 50,0 615 53,7
LONG LAAI 51 50 101 53 103,9 35 70,0 88 87,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 12.194 11.792 23.986 6.384 52,4 6.294 53 12.678 52,9

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S) GIZI BURUK
JUMLAH (D) % (D/S)

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 1.960 1.895 3.855 675 607 1.282 34,4 32,0 33,3 6 0,16
Kampung Bugis 1.698 1.641 3.339 735 679 1.414 43,3 41,4 42,3 0 0,00
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 1.034 999 2.033 380 368 748 36,8 36,8 36,8 0 0,00
Labanan 516 499 1.015 205 212 417 39,7 42,5 41,1 0 0,00
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 940 908 1.848 396 375 771 42,1 41,3 41,7 0 0,00
Merancang 297 287 584 151 143 294 50,8 49,8 50,3 0 0,00
4 Pulau Derawan Tanjung Batu 489 473 962 155 144 299 31,7 30,4 31,1 0 0,00
Pulau Derawan 82 79 161 50 50 100 61,0 63,3 62,1 0 0,00
5 Maratua Maratua 186 180 366 114 130 244 61,3 72,2 66,7 0 0,00
6 Sambaliung Sambaliung 1.504 1.454 2.958 587 613 1.200 39,0 42,2 40,6 0 0,00
Suaran 354 342 696 134 135 269 37,9 39,5 38,6 2 0,29
7 Tabalar Tubaan 354 343 697 200 224 424 56,5 65,3 60,8 0 0,00
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 396 383 779 207 199 406 52,3 52,0 52,1 0 0,00
9 Talisayan Talisayan 718 694 1.412 285 297 582 39,7 42,8 41,2 0 0,00
10 Batu Putih Batu Putih 408 394 802 275 259 534 67,4 65,7 66,6 0 0,00
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 336 325 661 188 177 365 56,0 54,5 55,2 0 0,00
12 Kelay Kelay 138 134 272 73 77 150 52,9 57,5 55,1 0 0,00
Merapun 108 105 213 58 56 114 53,7 53,3 53,5 0 0,00
Long Keluh 44 43 87 31 44 75 70,5 102,3 86,2 0 0,00
13 Segah Tepian Buah 580 564 1.144 291 258 549 50,2 45,7 48,0 0 0,00
Long Laai 52 50 102 35 28 63 67,3 56,0 61,8 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 12.194 11.792 23.986 5.225 5.075 10.300 42,8 43,0 42,9 8 0,03

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

BALITA GIZI KURANG (BB/U) BALITA PENDEK (TB/U) BALITA KURUS (BB/TB)
JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA JUMLAH
0-59 BULAN 0-59 BULAN BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG TINGGI BADAN YANG DIUKUR
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 1.596 12 0,8 1.596 156 9,8 1.596 32 2,0
Kampung Bugis 1.179 22 1,9 1.179 320 27,1 1.179 9 0,8
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 937 19 2,0 937 10 1,1 937 8 0,9
Labanan 319 28 8,8 319 39 12,2 319 23 7,2
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 973 103 10,6 973 121 12,4 973 29 3,0
Merancang 302 42 13,9 302 75 24,8 302 5 1,7
4 Pulau Derawan Tanjung Batu 259 42 16,2 259 67 25,9 259 18 6,9
Pulau Derawan 267 26 9,7 267 45 16,9 267 16 6,0
5 Maratua Maratua 263 30 11,4 263 55 20,9 263 18 6,8
6 Sambaliung Sambaliung 986 104 10,5 986 176 17,8 986 36 3,7
Suaran 342 13 3,8 342 36 10,5 342 14 4,1
7 Tabalar Tubaan 333 47 14,1 333 74 22,2 333 21 6,3
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 261 34 13,0 261 32 12,3 261 25 9,6
9 Talisayan Talisayan 579 60 10,4 579 111 19,2 579 5 0,9
10 Batu Putih Batu Putih 558 96 17,2 558 148 26,5 558 24 4,3
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk 394 62 15,7 394 148 37,6 394 15 3,8
12 Kelay Kelay 0 0 0,0 0 0 0,0 0 0 0,0
Merapun 181 20 11,0 181 36 19,9 181 7 3,9
Long Keluh 123 0,0 123 0,0 123 0,0
13 Segah Tepian Buah 828 79 9,5 828 129 15,6 828 69 8,3
Long Laai 99 10 10,1 99 21 21,2 99 6 6,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 10.779 849 7,9 10.779 1.799 16,7 10.779 380 3,5

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau
TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH


USIA PENDIDIKAN DASAR*
KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN %
DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 4.857 775 16,0 2.372 606 25,5 1.351 1.153 85,3 7.229 1.386 19,2 15 15 100,0 7 7 100,0 11 11 100,0

KAMPUNG BUGIS 5.340 924 17,3 2.192 740 33,8 310 310 100,0 7.532 1.669 22,2 16 16 100,0 7 7 100,0 3 3 100,0

2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 2.309 417 18,1 567 195 34,4 234 231 98,7 2.876 617 21,5 10 10 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0

MERANCANG ULU 782 156 19,9 385 120 31,2 83 83 100,0 1.167 281 24,1 6 6 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0

3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 3.129 560 17,9 1.219 400 32,8 392 356 90,8 4.348 965 22,2 27 27 100,0 6 6 100,0 3 3 100,0

SUARAN 864 126 14,6 353 122 34,6 70 65 92,9 1.217 253 20,8 5 5 100,0 3 3 100,0 1 1 100,0

4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 2.434 400 16,4 734 264 36,0 278 268 96,4 3.168 668 21,1 7 7 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

LABANAN 1.126 259 23,0 658 227 34,5 223 220 98,7 1.784 490 27,5 6 6 100,0 4 4 100,0 2 2 100,0

5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 204 32 15,7 116 43 37,1 0 0 #DIV/0! 320 79 24,7 1 1 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0

TANJUNG BATU 1.398 277 19,8 442 130 29,4 180 154 85,6 1.840 411 22,3 5 5 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

6 MARATUA MARATUA 520 222 42,7 244 215 88,1 71 63 88,7 764 441 57,7 4 4 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0

7 TABALAR TUBAAN 990 168 17,0 260 91 35,0 25 23 92,0 1.250 263 21,0 9 9 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 1.135 207 18,2 418 101 24,2 122 117 95,9 1.553 312 20,1 7 7 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

9 TALISAYAN TALISAYAN 2.110 374 17,7 870 357 41,0 259 249 96,1 2.980 735 24,7 12 12 100,0 4 4 100,0 4 4 100,0

10 BATU PUTIH BATU PUTIH 1.321 147 11,1 352 148 42,0 68 51 75,0 1.673 299 17,9 7 7 100,0 3 3 100,0 1 1 100,0

11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 953 132 13,9 401 116 28,9 104 95 91,3 1.354 252 18,6 10 10 100,0 3 3 100,0 1 1 100,0

12 KELAY KELAY 311 282 90,7 168 140 83,3 28 28 100,0 479 426 88,9 4 4 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

MERAPUN 919 178 19,4 172 36 20,9 0 0 0,0 1.091 218 20,0 6 6 100,0 3 3 100,0 0 0 0,0

LONG KELUH 172 108 62,8 33 16 48,5 0 0 0,0 205 128 62,4 6 6 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0

13 SEGAH TEPIAN BUAH 1.892 251 13,3 672 203 30,2 110 98 89,1 2.564 458 17,9 9 9 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

LONG LAAI 129 111 86,0 35 35 100,0 0 0 0,0 164 150 91,5 4 4 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 32.895 6.106 18,6 12.663 4.305 34,0 3.908 3.564 91,2 45.558 10.501 23,0 176 176 100,0 58 58 100,0 35 35 100,0

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau.
TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ JUMLAH KASUS
JUMLAH KASUS GIGI % KASUS DIRUJUK
TETAP TETAP PENCABUTAN DIRUJUK

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 87 120 0,7 127 45 0,4


KAMPUNG BUGIS 0 675 0,0 1.531 30 0,0
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 48 27 1,8 366 8 0,0
MERANCANG ULU 45 39 1,2 84 0 0,0
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 0 40 0,0 927 0 0,0
SUARAN 261 576 0,5 837 0 0,0
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 36 324 0,1 936 23 0,0
LABANAN 211 278 0,0 1.152 26 0,0
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 18 65 0,0 211 0 0,0
TANJUNG BATU 0 0 0,0 0 0 0,0
6 MARATUA MARATUA 0 47 0,0 194 1 0,0
7 TABALAR TUBAAN 0 0 0,0 0 0 0,0
8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 0 51 0,0 392 0 0,0
9 TALISAYAN TALISAYAN 0 75 0,0 291 1 0,0
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 0 0 0,0 0 0 0,0
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 2 185 0,0 0 0 0,0
12 KELAY KELAY 5 34 0,1 239 6 0,0
MERAPUN 0 0 0,0 0 0 0,0
LONG KELUH 0 0 0,0 0 0 0,0
13 SEGAH TEPIAN BUAH 33 95 0,3 4 2 0,5
LONG LAAI 0 0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) (2019) 746 2.631 0,3 7.291 142 0,0

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Laporan Puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 15 0 0,0 15 100,0 2.493 2.364 4.857 405 16,2 375 15,9 780 16,1 758 0,0 0,0 3 0,4

KAMPUNG BUGIS 16 2 12,5 16 100,0 2.775 2.565 5.340 486 17,5 443 17,3 929 17,4 790 0,0 0,0 252 31,9

2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 10 10 100,0 10 100,0 1.166 1.143 2.309 215 18,4 207 18,1 422 18,3 62 0,0 0,0 0 0,0

MERANCANG ULU 6 6 100,0 6 100,0 425 357 782 86 20,2 75 21,0 161 20,6 150 0,0 0,0 0 0,0

3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 27 5 18,5 27 100,0 1.592 1.537 3.129 308 19,3 257 16,7 565 18,1 411 0,0 0,0 0 0,0

SUARAN 5 5 100,0 5 100,0 439 425 864 413 94,1 407 95,8 820 94,9 669 0,0 0,0 380 56,8

4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 7 7 100,0 7 100,0 1.254 1.180 2.434 206 16,4 198 16,8 404 16,6 297 0,0 0,0 58 19,5

LABANAN 6 6 100,0 6 100,0 586 540 1.126 147 25,1 116 21,5 263 23,4 150 0,0 0,0 150 100,0
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 1 1 100,0 1 100,0 116 88 204 26 22,4 10 11,4 36 17,6 36 0,0 0,0 8 22,2

TANJUNG BATU 5 0 0,0 5 100,0 718 680 1.398 136 18,9 145 21,3 281 20,1 36 0,0 0,0 0 0,0

6 MARATUA MARATUA 4 4 100,0 4 100,0 265 255 520 107 40,4 119 46,7 226 43,5 52 0,0 0,0 0 0,0

7 TABALAR TUBAAN 9 0 0,0 9 100,0 526 464 990 89 16,9 83 17,9 172 17,4 143 0,0 0,0 0 0,0

8 BIATAN LEMPAKE BIATAN LEMPAKE 7 0 0,0 7 100,0 579 556 1.135 119 20,6 92 16,5 211 18,6 88 0,0 0,0 0 0,0
9 TALISAYAN TALISAYAN 12 0 0,0 12 100,0 1.091 1.019 2.110 193 17,7 185 18,2 378 17,9 52 0,0 0,0 0 0,0

10 BATU PUTIH BATU PUTIH 7 0 0,0 7 100,0 687 634 1.321 73 10,6 78 12,3 151 11,4 127 0,0 0,0 0 0,0

11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 10 0 0,0 10 100,0 478 475 953 71 14,9 65 13,7 136 14,3 118 0,0 0,0 0 0,0

12 KELAY KELAY 5 5 100,0 5 100,0 166 145 311 151 91,0 135 93,1 286 92,0 21 0,0 0,0 11 52,4

MERAPUN 6 0 0,0 6 100,0 503 416 919 107 21,3 75 18,0 182 19,8 128 0,0 0,0 0 0,0
LONG KELUH 6 0 0,0 6 100,0 72 100 172 52 72,2 60 60,0 112 65,1 103 0,0 0,0 0 0,0

13 SEGAH TEPIAN BUAH 9 9 100,0 9 100,0 955 937 1.892 133 13,9 122 13,0 255 13,5 255 0,0 0,0 255 100,0
LONG LAAI 4 4 100,0 4 100,0 77 52 129 68 88,3 47 90,4 115 89,1 83 0,0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) (2019) 177 64 36,2 177 100,0 16.963 15.932 32.895 3.591 21,2 3.294 20,7 6.885 20,9 0 0 4.529 0 0,0 0 0,0 1.117 24,7

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau
TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
JUMLAH LAKI-LAKI +
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 12.210 10.515 22.725 2.538 20,8 2.944 28,0 5.482 24,1 1.849 72,9 1.856 63,0 3.705 67,6
Kampung Bugis 11.059 9.524 20.583 2.610 23,6 3.027 31,8 5.637 27,4 1.124 43,1 1.425 47,1 2.549 45,2
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 6.243 5.376 11.619 3.716 59,5 4.320 80,4 8.036 69,2 834 22,4 1.954 45,2 2.788 34,7
Labanan 3.198 2.754 5.952 652 20,4 756 27,5 1.408 23,7 644 98,8 655 86,6 1.299 92,3
3 Sambaliung Sambaliung 9.226 7.945 17.171 1.681 18,2 1.949 24,5 3.630 21,1 1.329 79,1 2.102 107,9 3.431 94,5
Suaran 2.447 2.107 4.554 1.410 57,6 1.635 77,6 3.045 66,9 470 33,3 606 37,1 1.076 35,3
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 5.685 4.894 10.579 708 12,5 822 16,8 1.530 14,5 613 86,6 793 96,5 1.406 91,9
Merancang 1.864 1.605 3.469 693 37,2 859 53,5 1.552 44,7 206 29,7 712 82,9 918 59,1
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 3.075 2.648 5.723 969 31,5 1.124 42,4 2.093 36,6 350 36,1 612 54,4 962 46,0
Pulau Derawan 522 449 971 1.095 209,8 1.271 283,1 2.366 243,7 525 47,9 734 57,7 1.259 53,2
6 Maratua Maratua 1.235 1.063 2.298 3.077 249,1 3.352 315,3 6.429 279,8 1.317 42,8 1.402 41,8 2.719 42,3
7 Talisayan Talisayan 4.563 3.930 8.493 1.513 33,2 1.754 44,6 3.267 38,5 699 46,2 766 43,7 1.465 44,8
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 2.477 2.133 4.610 2.551 103,0 2.959 138,7 5.510 119,5 340 13,3 2.000 67,6 2.340 42,5
9 Tabalar Tubaan 2.285 1.968 4.253 2.113 92,5 2.451 124,5 4.564 107,3 146 6,9 1.961 80,0 2.107 46,2
10 Batu Putih Batu putih 2.723 2.345 5.068 2.967 109,0 3.442 146,8 6.409 126,5 931 31,4 1.529 44,4 2.460 38,4
11 Biduk-biduk Biduk-biduk 2.232 1.922 4.154 2.408 107,9 2.409 125,3 4.817 116,0 541 22,5 543 22,5 1.084 22,5
12 Kelay Kelay 1.043 898 1.941 307 29,4 355 39,5 662 34,1 129 42,0 131 36,9 260 39,3
Merapun 483 416 899 1.836 380,1 1.860 447,1 3.696 411,1 169 9,2 170 9,1 339 9,2
Longboy 314 271 585 380 121,0 390 143,9 770 131,6 105 27,6 106 27,2 211 27,4
13 Segah Tepian Buah 3.490 3.005 6.495 356 10,2 478 15,9 834 12,8 792 222,5 966 202,1 1.758 210,8
Longlaai 322 278 600 320 99,4 380 136,7 700 116,7 117 36,6 196 51,6 313 44,7

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 76.696 66.046 142.742 33.900 44,2 38.537 58,3 72.437 50,7 13.230 39,0 21.219 55,1 34.449 47,6

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 1.202 1.005 2.207 232 19,3 353 35,1 585 26,51
Kampung Bugis 1.030 873 1.903 162 15,7 178 20,4 340 17,87
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 554 450 1.004 136 24,5 205 45,6 341 33,96
Labanan 338 265 603 163 48,2 250 94,3 413 68,49
3 Sambaliung Sambaliung 983 789 1.772 630 64,1 705 89,4 1.335 75,34
Suaran 170 137 307 117 68,8 81 59,1 198 64,50
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 572 483 1.055 293 51,2 267 55,3 560 53,08
Merancang 200 161 361 72 36,0 185 114,9 257 71,19
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 295 255 550 258 87,5 255 100,0 513 93,27
Pulau Derawan 56 52 108 49 87,5 48 92,3 97 89,81
6 Maratua Maratua 114 95 209 62 54,4 83 87,4 145 69,38
7 Talisayan Talisayan 460 367 827 293 63,7 305 83,1 598 72,31
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 243 203 446 104 42,8 147 72,4 251 56,28
9 Tabalar Tubaan 289 288 577 55 19,0 87 30,2 142 24,61
10 Batu Putih Batu Putih 208 170 378 196 94,2 170 100,0 366 96,83
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 182 175 357 145 79,7 175 100,0 320 89,64
12 Kelay Kelay 86 71 157 55 64,0 48 67,6 103 65,61
Merapun 50 48 98 27 54,0 35 72,9 62 63,27
Long Boy 52 41 93 41 78,8 29 70,7 70 75,27
13 Segah Tepian Buah 357 299 656 305 85,4 285 95,3 590 89,94
Long La'ai 39 28 67 23 59,0 30 107,1 53 79,10
JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 7.480 6.255 13.735 3.418 45,7 3.921 62,7 7.339 53,43
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 8580 7542 16122 1893 22,06 2407 31,91 4300 26,67

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 1, 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tanjung Redeb Tanjung Redep 1 1 1 1 1 1
Kampung Bugis 1 1 1 1 1 1
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 1 1 1 1 1 1
Labanan 1 1 1 1 1 1
3 Sambaliung Sambaliung 1 1 1 1 1 1
Suaran 1 1 1 1 1 1
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 1 1 1 1 1 1
Merancang Ulu 1 1 1 1 1 1
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1 1 1 1 1 1
Pulau Derawan 1 1 1 1 1 0
6 Maratua Maratua 1 1 1 1 1 1
7 Talisayan Talisayan 1 1 1 1 1 1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1 1 1 1 1 1
8 Tabalar Tubaan 1 1 1 1 1 1
10 Batu Putih Batu Putih 1 1 1 1 1 1
9 Biduk-biduk Biduk-Biduk 1 1 1 1 1 1
12 Kelay Kelay 1 1 1 1 1 1
Long Boy 1 1 1 1 1 0
Merapun 1 1 1 1 1 0
13 Segah Tepian Buah 1 1 1 1 1 1
Long Laai 0 1 1 1 1 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 21 20 21 21 21 21 17


PERSENTASE 95,2 100,0 100,0 100,0 100,0 81,0

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH TERDUGA JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS


TUBERKULOSIS YANG
KASUS TUBERKULOSIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + ANAK 0-14 TAHUN
PELAYANAN SESUAI
STANDAR PEREMPUAN
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 266 42 59,2 29 40,8 71 16


Kamp. Bugis 377 64 64,6 35 35,4 99 17
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 100 20 66,7 10 33,3 30 0
Labanan 97 23 79,3 6 20,7 29 3
3 Sambaliung Sambaliung 202 34 63,0 20 37,0 54 8
Suaran 38 9 81,8 2 18,2 11 2
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 163 30 81,1 7 18,9 37 5
Merancang 35 4 100,0 0 0,0 4 0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 37 8 53,3 7 46,7 15 2
Pl. Derawan 15 4 80,0 1 20,0 5 0
6 Maratua Maratua 42 6 46,2 7 53,8 13 2
7 Talisayan Talisayan 54 15 62,5 9 37,5 24 2
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 79 7 46,7 8 53,3 15 0
9 Tabalar Tubaan 41 11 91,7 1 8,3 12 0
10 Batu Putih Batu Putih 39 13 86,7 2 13,3 15 0
11 Biduk - Biduk Biduk - Biduk 57 5 38,5 8 61,5 13 0
12 Kelay Kelay 40 4 57,1 3 42,9 7 0
Merapun 32 5 62,5 3 37,5 8 0
Long Boy 8 0 0,0 1 100,0 1 1
13 Tepian Buah Tepian Buah 97 26 83,9 5 16,1 31 4
Long La'ai 40 3 33,3 6 66,7 9 3

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 1.859 333 66,2 170 33,8 503 65


JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 3.634
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 51,2

CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 216,54


PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2018 1.000

CASE DETECTION RATE (%) 50,3


CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 54,2

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS
TUBERKULOSIS PARU ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS PARU ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
JUMLAH SEMUA KASUS JUMLAH KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS SELAMA
BAKTERIOLOGIS YANG TERDAFTAR DAN PENGOBATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS TERDAFTAR DAN DIOBATI*) LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P TUBERKULOSIS
*)
DIOBATI

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 24 11 35 38 26 64 22 91,7 10 90,9 32 91,4 14 36,8 15 57,7 29 45,3 36 94,7 25 96,2 61 95,3 3 4,7

Kampung Bugis 18 11 29 36 25 61 17 94,4 11 100,0 28 96,6 18 50,0 15 60,0 33 54,1 0 0,0 26 104,0 26 42,6 3 4,9

2 Teluk Bayur Teluk Bayur 14 6 20 23 12 35 11 78,6 6 100,0 17 85,0 9 39,1 3 25,0 12 34,3 20 87,0 9 75,0 29 82,9 2 5,7

Labanan 7 1 8 12 3 15 8 114,3 1 100,0 9 112,5 4 33,3 2 66,7 6 40,0 12 100,0 3 100,0 15 100,0 0 0,0

3 Sambaliung Sambaliung 13 10 23 28 20 48 11 84,6 9 90,0 20 87,0 16 57,1 11 55,0 27 56,3 27 96,4 20 100,0 47 97,9 1 2,1

Suaran 7 1 8 8 2 10 7 100,0 1 0,0 8 100,0 1 12,5 1 50,0 2 20,0 8 100,0 2 100,0 10 100,0 0 0,0

4 Gunung Tabur Gunung Tabur 13 6 19 21 13 34 13 100,0 6 100,0 19 100,0 8 38,1 5 38,5 13 38,2 21 100,0 11 84,6 32 94,1 2 5,9

Merancang 4 3 7 7 6 13 4 100,0 3 0,0 7 100,0 2 28,6 2 33,3 4 30,8 6 85,7 5 83,3 11 84,6 2 15,4

5 Pulau Derawan Tanjung Batu 6 7 13 13 8 21 7 116,7 6 85,7 13 100,0 6 46,2 2 25,0 8 38,1 13 100,0 8 100,0 21 100,0 0 0,0

Pulau Derawan 0 1 1 1 2 3 0 0,0 1 0,0 1 100,0 1 100,0 1 50,0 2 66,7 1 100,0 2 100,0 3 100,0 0 0,0

6 Maratua Maratua 1 7 8 1 9 10 1 100,0 7 100,0 8 100,0 0 0,0 1 11,1 1 10,0 1 100,0 8 88,9 9 90,0 0 0,0

7 Talisayan Talisayan 11 6 17 16 12 28 11 100,0 5 83,3 16 94,1 5 31,3 6 50,0 11 39,3 16 100,0 11 91,7 27 96,4 1 3,6

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 6 2 8 10 2 12 5 83,3 1 50,0 6 75,0 5 50,0 1 50,0 6 50,0 10 100,0 2 100,0 12 100,0 0 0,0

9 Tabalar Tubaan 3 1 4 5 3 8 3 100,0 1 100,0 4 100,0 2 40,0 1 33,3 3 37,5 5 100,0 2 66,7 7 87,5 1 12,5

10 Batu Putih Batu Putih 4 0 4 9 4 13 4 100,0 0 0,0 4 100,0 5 55,6 4 100,0 9 69,2 9 100,0 4 100,0 13 100,0 0 0,0

11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 3 1 4 6 5 11 3 100,0 1 100,0 4 100,0 4 66,7 3 60,0 7 63,6 7 116,7 4 80,0 11 100,0 0 0,0

12 Kelay Kelay 3 1 4 4 2 6 2 66,7 1 0,0 3 75,0 1 25,0 1 50,0 2 33,3 3 75,0 2 100,0 5 83,3 1 16,7

Merapun 1 0 1 2 0 2 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 50,0 0 0,0 1 50,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0

Long Boy 1 0 1 1 1 2 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 50,0 1 100,0 1 100,0 2 100,0 0 0,0

13 Segah Tepian Buah 3 5 8 8 5 13 3 100,0 5 100,0 8 100,0 5 62,5 0 0,0 5 38,5 8 100,0 5 100,0 13 100,0 0 0,0

Long La'ai 3 1 4 4 2 6 3 100,0 1 100,0 4 100,0 1 25,0 1 50,0 2 33,3 4 100,0 2 100,0 6 100,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 145 81 226 253 162 415 137 94,5 76 93,8 213 94,2 108 42,7 76 46,9 184 44,3 245 96,8 152 93,8 397 95,7 16 3,9

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

BATUK BUKAN PNEUMONIA


PERSENTASE PERKIRAAN PNEUMONIA PNEUMONIA BERAT JUMLAH
DIBERIKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA
JUMLAH TATALAKSANA
DIBERIKAN BALITA %
KUNJUNGAN STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT TDDK*) TATALAKSAN
A STANDAR L P L P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 3.855 1.230 1.199 97,5 103 4 2 0 1 4 3 7 6,8 595 509 1.104

Kampung Bugis 3.339 2.573 2.573 100,0 93 53 34 0 0 53 34 87 93,1 703 562 1.265

2 Teluk Bayur Teluk Bayur 2.033 2.019 2.019 100,0 48 9 3 0 0 9 3 12 25,0 1.039 919 1.958

Labanan 1.015 277 0 0,0 16 0 1 0 0 0 1 1 6,4 346 379 725

3 Sambaliung Sambaliung 2.958 828 583 70,4 78 8 2 0 0 8 2 10 12,8 1.281 1.289 2.570

Suaran 696 411 411 100,0 21 32 10 0 0 32 10 42 100,0 215 192 407

4 Gunung Tabur Gunung Tabur 1.848 837 837 100,0 53 12 12 0 1 12 13 25 47,4 420 505 925

Merancang Ulu 584 288 1 0,3 27 0 0 0 0 0 0 0 0,0 834 664 1.498

5 Pulau Derawan Tanjung Batu 962 144 73 50,7 4 0 0 0 0 0 0 0 0,0 75 74 149

Derawan 161 509 341 67,0 26 4 0 0 0 4 0 4 15,4 451 391 842

6 Maratua Maratua 366 94 90 95,7 10 1 0 0 0 1 0 1 9,7 214 214 428

7 Talisayan Talisayan 1.412 245 0 0,0 19 5 4 0 0 5 4 9 46,7 236 298 534

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 779 584 138 23,6 21 2 1 0 0 2 1 3 14,3 251 264 515

9 Tabalar Tubaan 697 412 318 77,2 39 0 0 0 0 0 0 0 0,0 278 271 549

10 Batu Putih Batu Putih 802 415 0 0,0 23 13 20 0 0 13 20 33 100,0 573 573 1.146

11 Biduk-biduk Biduk-biduk 661 222 0 0,0 19 0 0 0 0 0 0 0 0,0 284 253 537

12 Kelay Kelay 272 72 0 0,0 9 0 0 0 0 0 0 0 0,0 213 191 404

Merapun 213 267 0 0,0 4 7 5 1 0 8 5 13 100,0 423 340 763

Long Keluh 87 14 0 0,0 3 0 0 0 0 0 0 0 0,0 18 28 46

13 Segah Tepian Buah 1.144 376 182 48,4 29 6 3 0 0 6 3 9 30,6 366 336 702

Long Laai 102 17 0 0,0 3 0 0 0 0 0 0 0 0,0 64 29 93

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.986 11.834 8.765 74,1 648 156 97 1 2 157 99 256 39,5 8.879 8.281 17.160
Prevalensi pneumonia pada balita (%) (2019) 2,86
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 9
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 42,9%

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


Keterangan:
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR

1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 0 0,0

2 5 - 14 TAHUN 1 1 2,8

3 15 - 19 TAHUN 0 0,0

4 20 - 24 TAHUN 4 4 11,1

5 25 - 49 TAHUN 31 31 86,1

6 ≥ 50 TAHUN 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 32 4 36

PROPORSI JENIS KELAMIN 88,9 11,1

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 12.809

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 7.195

Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 56,2

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KEMATIAN
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS
AKIBAT AIDS
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 < 1 TAHUN 1 1 7,69 1 1 7,69 1 1


2 1 - 4 TAHUN 1 1 7,69 1 1 7,69 2 2
3 5 - 14 TAHUN 1 1 7,69 1 1 7,69 1 1
4 15 - 19 TAHUN 0 0,00 0 0,00 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0,00 0 0,00 0
6 30 - 39 TAHUN 1 1 7,69 1 1 7,69 1 1
7 40 - 49 TAHUN 9 9 69,23 9 9 69,23 7 7
8 50 - 59 TAHUN 0 0,00 0 0,00 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0,00 0 0,00 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0,00 0 0,00 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 11 2 13 11 2 13 9 3 12

PROPORSI JENIS KELAMIN 84,62 15,38 84,62 15,38 75,00 25,00

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

DIARE
JUMLAH TARGET DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 37.318 1.008 650 420 41,7 173 26,6 382 91,0 165 95,4 172 99,4
KAMPUNG BUGIS 32.324 873 563 618 70,8 311 55,2 477 77,2 275 88,4 292 93,9
2 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 19.677 531 343 367 69,1 151 44,0 368 100,3 149 98,7 143 94,7
LABANAN 9.830 265 171 567 214,0 168 98,2 565 99,6 167 99,4 168 100,0
3 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 17.893 483 499 565 117,0 229 45,9 557 98,6 220 96,1 219 95,6
MERANCANG ULU 5.649 153 117 243 158,8 63 53,8 191 78,6 60 95,2 63 100,0
4 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 28.639 773 312 886 114,6 356 114,1 953 107,6 340 95,5 356 100,0
SUARAN 6.845 185 98 205 110,8 84 85,7 18 8,8 37 44,0 82 97,6
5 PULAU DERAWAN PULAU DERAWAN 1.558 42 162 68 161,9 18 11,1 56 82,4 16 88,9 18 100,0
TANJUNG BATU 9.310 251 27 414 164,9 174 644,4 204 49,3 115 66,1 144 82,8
6 MARATUA MARATUA 3.543 96 62 168 175,0 44 71,0 80 47,6 37 84,1 40 90,9
7 TABALAR TUBAAN 6.744 182 238 292 160,4 140 58,8 289 99,0 135 96,4 139 99,3
8 BIATAN BIATAN LEMPAKE 7.539 204 131 452 221,6 165 126,0 449 99,3 163 98,8 165 100,0
9 TALISAYAN TALISAYAN 13.665 369 118 271 73,4 91 77,1 271 100,0 90 98,9 90 98,9
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 7.765 210 135 226 107,6 88 65,2 218 96,5 87 98,9 88 100,0
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 6.396 173 111 188 108,7 62 55,9 126 67,0 50 80,6 58 93,5
12 KELAY KELAY 2.633 71 46 121 170,4 46 100,0 121 100,0 45 97,8 46 100,0
MERAPUN 2.058 56 36 249 444,6 126 350,0 16 6,4 20 15,9 118 93,7
LONG KELUH 845 23 15 28 121,7 12 80,0 27 96,4 11 91,7 12 100,0
13 SEGAH TEPIAN BUAH 11.083 299 193 414 138,5 139 72,0 314 75,8 132 95,0 136 97,8
LONG LAAI 973 26 17 109 419,2 42 247,1 72 66,1 40 95,2 42 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 232.287 6.273 4.044 6.871 109,5 2.682 66,3 5.754 83,7 2.354 87,8 2.591 96,6
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843

Keterangan: Pengumpulan Data Per Tanggal 31 Maret 2020


Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau
TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0 0 0 0


Kampung Bugis 0 1 1 0 1 1
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 1 1 1 0 1
Labanan 0 1 2 3 1 2 3
3 Sambaliung Sambaliung 0 3 3 3 0 3
Suaran 0 1 1 1 0 1
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0 0 0
Merancang 1 1 1 1 2 1 2 3
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 0 0 0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 0 0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0 0 0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1 1 0 1 0 1
9 Tabalar Tubaan 0 1 1 1 0 1
10 Batu Putih Batu Putih 0 2 2 2 0 2
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 1 2 3 1 2 3
12 Kelay Kelay 0 0 0 0 0
Merapun 0 0 0 0 0
Long Boy 0 0 0 0 0
13 Segah Tepian Buah 0 1 1 1 0 1
Long La'ai 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 1 1 2 12 6 18 13 7 20


PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 66,7 33,3 65,0 35,0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 10,4 6,5 8,6

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN DENGAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KASUS BARU

PENDERITA KUSTA
PENDERITA KUSTA ANAK ANAK<15 TAHUN
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2
<15 TAHUN DENGAN CACAT
KUSTA TINGKAT 2

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0,0 0,0 0,0


Kampung Bugis 1 1 100,0 0,0 0,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 1 0,0 0,0 0,0
Labanan 3 3 100,0 0,0 0,0
3 Sambaliung Sambaliung 3 3 100,0 0,0 0,0
Suaran 1 1 100,0 0,0 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0,0 0,0 0,0
Merancang 3 3 100,0 0,0 0,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0,0 0,0 0,0
Pulau Derawan 0 0,0 0,0 0,0
6 Maratua Maratua 0 0,0 0,0 0,0
7 Talisayan Talisayan 0 0,0 0,0 0,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1 1 100,0 0,0 1 100,0
9 Tabalar Tubaan 1 1 100,0 0,0 0,0
10 Batu Putih Batu Putih 2 2 100,0 0,0 0,0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 3 2 66,7 1 33,3 0,0
12 Kelay Kelay 0 0,0 0,0 0,0
Merapun 0 0,0 0,0 0,0
Long Boy 0 0,0 0,0 0,0
13 Segah Tepian Buah 1 1 100,0 0,0 0,0
Long La'ai 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 20 18 90,0 1 5,0 1 5,0 0


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 4,3

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0 0 0 0
Kampung Bugis 0 1 1 0 1 1
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 1 1 1 0 1
Labanan 0 1 2 3 1 2 3
3 Sambaliung Sambaliung 0 3 3 3 0 3
Suaran 0 1 1 1 0 1
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0 0 0
Merancang 1 1 1 1 2 1 2 3
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 0 0 0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 0 0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0 0 0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1 1 0 1 0 1
9 Tabalar Tubaan 0 1 1 1 0 1
10 Batu Putih Batu Putih 0 2 2 2 0 2
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 1 2 3 1 2 3
12 Kelay Kelay 0 0 0 0 0
Merapun 0 0 0 0 0
Long Boy 0 0 0 0 0
13 Segah Tepian Buah 0 1 1 1 0 1
Long La'ai 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 1 1 2 12 6 18 13 7 20


ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,9

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


TAHUN 2019 (2018) TAHUN 2018 (2017)
NO KECAMATAN PUSKESMAS RFT PB RFT MB
PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0,0 0,0 0 0,0 6 6 6 100,0 0,0 6 100,0
Kampung Bugis 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0
Labanan 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0
3 Sambaliung Sambaliung 0 0,0 0,0 0 0,0 2 2 2 100,0 0,0 2 100,0
Suaran 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
Merancang 1 1 0,0 1 100,0 1 100,0 1 1 1 100,0 0,0 1 100,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 1 100,0 0,0 1 100,0
Pulau Derawan 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
6 Maratua Maratua 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
7 Talisayan Talisayan 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 1 100,0 0,0 1 100,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 1 100,0 0,0 1 100,0
9 Tabalar Tubaan 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
10 Batu Putih Batu Putih 0 0,0 0,0 0 0,0 2 1 3 2 100,0 1 100,0 3 100,0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
12 Kelay Kelay 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
Merapun 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
Long Boy 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 0 0,0 0,0 0 0,0 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0
Long La'ai 0 0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 0 1 1 0 0,0 1 100,0 1 100,0 17 4 21 17 100,0 4 100,0 21 100,0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau

Keterangan :
a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 12.341 0
Kampung Bugis 11.089 0
2 Sambaliung Sambaliung 8.453 0
Suaran 2.226 0
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 1.725 1
Merancang 1.695 0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 5.678 1
Labanan 2.908 0
5 Tabalar Tubaan 2.076 0
6 Biatan Lempake Biatan Lempake 2.257 0
7 Talisayan Talisayan 4.148 1
8 Batu Putih Batu Putih 2.478 1
9 Biduk-biduk Biduk-Biduk 2.031 0
10 Pulau Derawan Tanjung Batu 2.792 0
Pulau Derawan 475 0
11 Maratua Maratua 1.115 0
12 Segah Tepian Buah 3.172 0
Long Laay 297 0
13 Kelay Kelay 943 0
Merapun 441 0
Long Boy 288 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 68.628 4


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 5,8

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0 0 0 0 3 3 1 2 3


Kampung Bugis 0 0 0 0 0 14 14 0 0 0
2 Sambaliung Sambaliung 0 0 0 0 0 7 7 17 16 33
Suaran 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0 0 0 12 12 0 0 0
Merancang 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0 0 0 0 12 12 0 0 0
Labanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tabalar Tubaan 0 0 0 0 0 5 5 1 1 2
6 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0 0 0 13 13 0 1 1
8 Batu Putih Batu Putih 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0
9 Biduk-biduk Biduk-Biduk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Maratua Maratua 0 0 0 0 2 2 4 0 0 0
12 Segah Tepian Buah 0 0 0 0 0 12 12 2 1 3
Long Laay 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
13 Kelay Kelay 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merapun 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
Long Boy 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 104 106 21 21 42


CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 9,0 9,0 18,1

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 1 1 100,0
Kampung Bugis 0 0 100,0
2 Sambaliung Sambaliung 2 2 0,0
Suaran 0 0 0,0
3 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0,0
Merancang 0 0 0,0
4 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0 100,0
Labanan 0 0 0,0
5 Tabalar Tubaan 0 0 0,0
6 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 0 0,0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0,0
8 Batu Putih Batu Putih 0 0 0,0
9 Biduk-biduk Biduk-Biduk 1 1 0,0
10 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 100,0
Pulau Derawan 0 0 100,0
11 Maratua Maratua 0 0 100,0
12 Segah Tepian Buah 0 0 0,0
Long Laay 0 0 0,0
13 Kelay Kelay 1 1 100,0
Merapun 0 0 0,0
Long Boy 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 5 5 100,0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN LUAR TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
BIASA
KEC DESA/KEL 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P HARI HARI BLN THN THN
10-14 THN
THN THN THN THN THN THN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Keracunan Pangan 1 1 16/4/2019 17/4/2019 17/4/2019 4 3 7 0 0 0 1 3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 4 9 44,4 33,3 77,8 0,0 0,0 0,0

2 Keracunan Pangan 1 1 5/9/2019 6/9/2019 6/9/2019 1 3 4 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 25,0 75,0 100,0 0,0 0,0 0,0

3 Keracunan Pangan 1 1 19/9/2019 20/9/2019 21/9/2019 20 0 20 0 0 0 0 0 0 10 7 3 0 0 0 0 0 0 35 0 35 57,1 0,0 57,1 0,0 0,0 0,0

4 Keracunan Pangan 1 1 22/9/2019 23/9/2019 22/9/2019 14 0 14 0 0 0 0 0 0 9 5 0 0 0 0 0 0 0 30 0 30 46,7 0,0 46,7 0,0 0,0 0,0

5 Campak 1 1 21/11/2019 22 /11/2019 12 /12/2019 9 8 17 0 0 3 3 6 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 180 232 412 2,2 1,9 4,1 0,0 0,0 0,0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 77 33 110 0 0,0 0,0 0,0
Kampung Bugis 79 66 145 1 1 1,3 0,0 0,7
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Labanan 1 1 2 0 0,0 0,0 0,0
3 Sambaliung Sambaliung 44 42 86 0 0,0 0,0 0,0
Suaran 1 4 5 0 0,0 0,0 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 33 33 66 0 0,0 0,0 0,0
Merancang 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Maratua Maratua 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Talisayan Talisayan 21 11 32 0 0,0 0,0 0,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 2 0 2 0 0,0 0,0 0,0
9 Tabalar Tubaan 4 0 4 0 0,0 0,0 0,0
10 Batu Putih Batu Putih 13 6 19 0 0,0 0,0 0,0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Kelay Kelay 0 2 2 0 0,0 0,0 0,0
Merapun 0 1 1 0 0,0 0,0 0,0
Long Boy 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
13 Segah Tepian Buah 10 3 13 0 0,0 0,0 0,0
Long La'ai 3 4 7 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 288 206 494 1 0 1 0,3 0,0 0,2


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 230,8 191,7 212,7

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID % KONFIRMASI PENGOBATAN % PENGOBATAN
SUSPEK
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL LABORATORIUM L P L+P STANDAR STANDAR L P L+P L P L+P
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Kampung Bugis 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

RSUD Abdul Rivai 9 9 9 100,0 9 9 0,0 0 0,0 0,0 0,0

2 Teluk Bayur Teluk Bayur 21 2 2 9,5 2 2 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Labanan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

3 Sambaliung Sambaliung 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Suaran 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Merancang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Pulau Derawan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

6 Maratua Maratua 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

7 Talisayan Talisayan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

RSP Talisayan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

8 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

9 Tabalar Tubaan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

10 Batu Putih Batu Putih 27 5 5 18,5 4 1 5 5 100,0 0 0,0 0,0 0,0

11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

12 Kelay Kelay 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Merapun 19 6 6 31,6 5 1 6 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Long Boy 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

13 Segah Tepian Buah 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

Long La'ai 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 76 22 0 22 28,9 20 2 22 5 22,7 0 0 0 0,0 0,0 0,0


ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,2 0,0 0,09

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENDERITA KRONIS FILARIASIS

NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 0 0 0 0 0 0 0
Kampung Bugis 0 0 0 0 0 0 0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 0 0 0 0 0 0 0
Labanan 0 0 0 0 0 0 0
3 Sambaliung Sambaliung 0 0 0 0 0 0 0
Suaran 0 0 0 0 0 0 0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 0 0 0 0 0 0 0
Merancang 0 0 0 0 0 0 0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 0 0 0 0 0 0 0
Pulau Derawan 0 0 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 0 0 0 0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 0 0 0 0 0 0 0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 0 0 0 0 0 0 0
9 Tabalar Tubaan 0 0 0 0 0 0 0
10 Batu Putih Batu Putih 0 0 0 0 0 0 0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 0 0 0 0 0 0 0
12 Kelay Kelay 0 0 0 0 0 0 0
Merapun 0 0 0 0 0 0 0
Long Boy 0 0 0 0 0 0 0
13 Segah Tepian Buah 0 0 0 0 0 0 0
Long La'ai 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI
BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 5.822 5.019 10.841 1.201 20,6 987 19,7 2.188 20,2
Kampung Bugis 5.766 4.971 10.737 741 12,9 634 12,8 1.375 12,8
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 300 257 557 591 197,0 519 201,9 1.110 199,3
Labanan 121 105 226 555 458,7 485 461,9 1.040 460,2
3 Sambaliung Sambaliung 313 270 583 1.108 354,0 958 354,8 2.066 354,4
Suaran 93 81 174 468 503,2 712 879,0 1.180 678,2
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 221 191 412 470 212,7 431 225,7 901 218,7
Merancang 74 63 137 65 87,8 59 93,7 124 90,5
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 22 19 41 304 1381,8 278 1463,2 582 1419,5
Pulau Derawan 114 99 213 384 336,8 337 340,4 721 338,5
6 Maratua Maratua 65 57 122 1.008 1550,8 880 1543,9 1.888 1547,5
7 Talisayan Talisayan 164 141 305 615 375,0 546 387,2 1.161 380,7
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 105 91 196 195 185,7 169 185,7 364 185,7
9 Tabalar Tubaan 97 84 181 101 104,1 89 106,0 190 105,0
10 Batu Putih Batu putih 136 118 254 648 476,5 535 453,4 1.183 465,7
11 Biduk-biduk Biduk-biduk 91 78 169 419 460,4 379 485,9 798 472,2
12 Kelay Kelay 40 35 75 119 297,5 104 297,1 223 297,3
Merapun 27 23 50 168 622,2 151 656,5 319 638,0
Long Boy 17 14 31 108 635,3 98 700,0 206 664,5
13 Segah Tepian Buah 140 121 261 627 447,9 546 451,2 1.173 449,4
Long La'ai 11 9 20 72 654,5 65 722,2 137 685,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 13.739 11.846 25.585 9.967 72,5 8.962 75,7 18.929 74,0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN PELAYANAN


JUMLAH PENDERITA KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 607 753 124,1
Kampung Bugis 601 557 92,7
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 338 320 94,7
Labanan 137 202 147,4
3 Sambaliung Sambaliung 452 472 104,4
Suaran 131 126 96,2
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 270 300 111,1
Merancang 89 72 80,9
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 136 63 46,3
Pulau Derawan 27 142 525,9
6 Maratua Maratua 80 220 275,0
7 Talisayan Talisayan 204 141 69,1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 124 64 51,6
9 Tabalar Tubaan 119 25 21,0
10 Batu Putih Batu putih 145 80 55,2
11 Biduk-biduk Biduk-biduk 115 39 33,9
12 Kelay Kelay 52 36 69,2
Merapun 35 19 54,3
Long Boy 21 7 33,3
13 Segah Tepian Buah 171 158 92,4
Long La'ai 13 12 92,3

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 3.867 3.808 98,5

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PUSKESMAS PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
DAN PAYUDARA
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN KEGIATAN USIA 30-50
DETEKSI DINI IVA & SADANIS* TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb V 5.255 31 0,6 0,0 0,0 0 0,0
Kampung Bugis V 4.760 16 0,3 0,0 0,0 0 0,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur V 2.687 21 0,8 0,0 1 4,8 0 0,0
Labanan 1.376 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
3 Sambaliung Sambaliung V 3.971 77 1,9 1 1,3 0,0 0 0,0
Suaran V 1.053 11 1,0 0,0 0,0 0 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur V 2.446 10 0,4 0,0 0,0 0 0,0
Merancang V 802 11 1,4 1 9,1 0,0 0 0,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1.324 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
Pulau Derawan V 224 15 6,7 0,0 0,0 0 0,0
6 Maratua Maratua 531 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
7 Talisayan Talisayan V 1.964 42 2,1 0,0 0,0 0 0,0
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 1.066 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
9 Tabalar Tubaan V 984 10 1,0 0,0 1 10,0 0 0,0
10 Batu Putih Batu putih V 1.172 26 2,2 0,0 0,0 0 0,0
11 Biduk-biduk Biduk-biduk V 960 6 0,6 0,0 0,0 0 0,0
12 Kelay Kelay V 449 40 8,9 0,0 0,0 0 0,0
Merapun V 208 46 22,1 0,0 0,0 0 0,0
Long Boy 135 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 1.502 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0
Long La'ai 139 0 0,0 0,0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 14 33.008 362 1,1 2 0,6 2 0,6 0 0,0

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 71

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT

NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


SASARAN ODGJ BERAT
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 41 14 34,1
Kampung Bugis 37 33 89,2
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 21 33 157,1
Labanan 11 5 45,5
3 Sambaliung Sambaliung 31 23 74,2
Suaran 8 7 87,5
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 19 12 63,2
Merancang 6 10 166,7
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 10 5 50,0
Pulai Derawan 2 8 400,0
6 Maratua Maratua 4 10 250,0
7 Talisayan Talisayan 15 17 113,3
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 8 3 37,5
9 Tabalar Tubaan 7 11 157,1
10 Batu Putih Batu putih 9 1 11,1
11 Biduk-biduk Biduk-biduk 7 6 85,7
12 Kelay Kelay 3 1 33,3
Merapun 2 0 0,0
Long Boy 1 0 0,0
13 Segah Tepian Buah 12 11 91,7
Long La'ai 1 1 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 255 211 82,7

Sumber: Bidang P2P, Dinkes Kab. Berau


TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
JUMLAH SARANA JUMLAH JUMLAH SARANA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA AIR JUMLAH
AIR MINUM DGN SARANA AIR AIR MINUM
MINUM SARANA AIR % % % %
RESIKO RENDAH+ MINUM DIAMBIL MEMENUHI
MINUM DI IKL SEDANG SYARAT
SAMPEL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 40 13 32,5 13 100,0 2 5,0 2 100,0
Kamp. Bugis 60 15 25,0 14 93,3 1 1,7 1 100,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 40 36 90,0 36 100,0 11 27,5 9 81,8
Labanan 35 35 100,0 34 97,1 23 65,7 14 60,9
3 Sambaliung Sambaliung 74 28 37,8 28 100,0 15 20,3 11 73,3
Suaran 26 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 49 47 95,9 44 93,6 31 63,3 26 83,9
Merancang 10 5 50,0 5 100,0 3 30,0 2 66,7
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 21 12 57,1 12 100,0 0 0,0 0 0,0
Pulau Derawan 83 25 30,1 27 108,0 17 20,5 12 70,6
6 Maratua Maratua 120 50 41,7 51 102,0 2 1,7 1 50,0
7 Talisayan Talisayan 129 84 65,1 34 40,5 30 23,3 26 86,7
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 38 8 21,1 8 100,0 4 10,5 1 25,0
9 Tabalar Tubaan 20 8 40,0 8 100,0 2 10,0 2 100,0
10 Batu Putih Batu Putih 30 10 33,3 10 100,0 10 33,3 9 90,0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 28 26 92,9 13 50,0 8 28,6 4 50,0
12 Kelay Kelay 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Merapun 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Long Boy 6 6 100,0 6 100,0 6 100,0 4 66,7
13 Segah Tepian Buah 17 13 76,5 13 100,0 5 29,4 2 40,0
Long La'ai 6 4 66,7 2 50,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 840 425 50,6 358 84,2 170 20,2 126 74,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 642 422 65,7 411 97,4 177 27,6 151 85,3

Sumber : E Monev PKAM, 2018


TABEL 73

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JAMBAN SEHAT SEMI JAMBAN SEHAT PERMANEN


SHARING/KOMUNAL KK DENGAN AKSES TERHADAP
PERMANEN (JSSP) (JSP)
FASILITAS SANITASI YANG LAYAK
JUMLAH (JAMBAN SEHAT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KK JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
SARANA KK PENGGUNA SARANA KK PENGGUNA SARANA KK PENGGUNA
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 TANJUNG REDEB TANJUNG REDEB 6.253 2 2 55 55 6.069 6.159 6216 99,41
KAMPUNG BUGIS 11.791 834 834 476 478 11.105 10.215 11527 97,76
2 GUNUNG TABUR GUNUNG TABUR 3.548 125 125 25 25 3.097 3.109 3259 91,85
MERANCANG ULU 1.151 16 19 20 53 769 920 992 86,19
3 SAMBALIUNG SAMBALIUNG 6.173 246 394 1.777 1.965 3.106 3.141 5500 89,10
SUARAN 2.201 2 8 29 29 1.067 2.002 2039 92,64
4 TELUK BAYUR TELUK BAYUR 5.611 0 0 0 0 5.386 5.432 5432 96,81
LABANAN 2.742 69 69 104 104 2.375 2.522 2695 98,29
5 PULAU DERAWAN TANJUNG BATU 2.221 186 186 499 499 181 181 866 38,99
PULAU DERAWAN 400 31 32 31 31 248 248 311 77,75
6 MARATUA MARATUA 994 114 114 43 43 740 740 897 90,24
7 TABALAR TUBAAN 1.697 12 33 445 488 594 675 1196 70,48
8 BIATAN BIATAN LEMPAKE 1.973 72 100 95 95 1.270 1.548 1743 88,34
9 TALISAYAN TALISAYAN 4.032 93 98 18 18 2.820 3.582 3698 91,72
10 BATU PUTIH BATU PUTIH 2.311 51 65 88 126 1.393 1.401 1592 68,89
11 BIDUK-BIDUK BIDUK-BIDUK 1.632 30 115 13 13 1.288 1.288 1416 86,76
12 KELAY KELAY 631 3 3 0 0 554 588 591 93,66
MERAPUN 764 15 15 0 0 436 633 648 84,82
LONGBOY 252 4 7 0 0 172 172 179 71,03
13 SEGAH TEPIAN BUAH 2.834 16 16 110 110 1.788 2.617 2743 96,79
LONGLAAI 287 47 47 0 0 168 168 215 74,91

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 59.498 1.968 2.282 3.828 4.132 44.626 47.341 53.755 90,3

Keterangan: Cut Off data Per Tanggal 31 Desember 2019.


Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau
TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN BERAU TAHUN 2019

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


DESA STOP BABS
JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN STBM DESA STBM
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SBS)
KELURAHAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 3 3 100,0 - - - -
Kampung Bugis 3 3 100,0 - - -
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 2 2 100,0 - - -
Labanan 4 4 100,0 2 50 - -
3 Sambaliung Sambaliung 11 11 100,0 3 27,3 - -
Suaran 3 3 100,0 - - -
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 6 6 100,0 2 33,3 - -
Merancang 5 5 100,0 2 40,0 - -
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 4 4 100,0 - - -
Pulau Derawan 1 1 100,0 - - -
6 Maratua Maratua 4 4 100,0 2 50 - -
7 Talisayan Talisayan 10 10 100,0 2 20,0 - -
8 Biatan Biatan Lempake 8 8 100,0 1 13 - -
9 Tabalar Tubaan 6 6 100,0 - - -
10 Batu Putih Batu Putih 7 7 100,0 1 14,3 - -
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 6 6 100,0 1 17 - -
12 Kelay Kelay 4 4 100,0 2 50,0 - -
Merapun 5 5 100,0 1 20,0 - -
Long Boy 5 5 100,0 3 60,0 - -
13 Segah Tepian Buah 9 9 100,0 6 66,7 - -
Long La'ai 4 4 100,0 - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 110 110 100,0 28 25,5 - -


JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 110 110 100,0 14 12,7 - -

Sumber : E Monev STBM Smart, per tanggal 31 Maret 2020.


* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BERAU TAHUN 2019

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH
RUMAH SAKIT TEMPAT IBADAH PASAR JUMLAH TOTAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS KESEHATAN TEMPAT SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS
UMUM
PASAR TTU YANG
IBADAH
RUMAH ADA
SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS SAKIT ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 15 6 12 1 1 23 58 15 100 7 117 12 100 1 100 1 100 14 61 - 50 86,2
0 0
Kampung Bugis 16 6 3 1 9 35 14 88 6 100 3 100 1 100 - 7 78 - 31 88,6
0 0 0 0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 7 2 1 1 10 1 22 5 71 2 100 1 100 1 100 - 7 70 1 100 17 77,3
0 0
Labanan 6 4 2 1 16 1 30 6 100 3 75 2 100 1 100 - 8 50 1 100 21 70,0
0 0
3 Sambaliung Sambaliung 26 4 2 1 30 2 65 5 19,2 0 - 2 100 1 100 - 13 43 50 22 33,8
0 0 1
Suaran 5 3 1 1 9 19 1 20 1 33 0 - 1 100 - 6 67 - 9 47,4
0 0 0 0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 10 2 1 1 16 30 6 60 2 100 1 100 1 100 - 9 56 - 19 63,3
0 0 0 0
Merancang 6 1 1 1 15 25 6 100 1 100 1 100 1 100 - 8 53 - 17 68,0
0 1 0 -
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 5 2 1 1 11 20 3 60 2 100 1 100 1 100 - 4 36 - 11 55,0
0 0 0 0
Pulau Derawan 1 1 1 2 5,0 1 100 0 - - 1 100 - 1 50 - 3 60,0
0 0 0 0 0 0
6 Maratua Maratua 4 1 1 1 4 11 4 100 1 100 1 100 1 100 - 3 75 - 10 90,9
0 0 0 0
7 Talisayan Talisayan 12 4 4 1 1 43 65 1 8,3 4 100 3 75 1 100 100 19 44 - 29 44,6
0 1 0
8 Biatan Biatan Lempake 7 3 1 1 20 32 7 100,0 2 67 1 100 1 100 - 10 50 - 21 65,6
0 0 0 0
9 Tabalar Tubaan 8 2 1 1 20 32 1 12,5 50 - 1 100 - 2 10 - 5 15,6
0 0 1 0 0 0
10 Batu Putih Batu Putih 7 3 1 1 20 32 7 100 3 100 1 100 1 100 - 12 60 - 24 75,0
0 0 0 0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 10 3 1 1 21 36 8 80 2 67 1 100 1 100 - 12 57 - 24 66,7
0 0 0 0
12 Kelay Kelay 5 2 1 1 8 17 5 100 2 100 - 1 100 - 5 63 - 13 76,5
0 0 0 0 0
Merapun 5 2 0 1 7 15 5 100,0 1 50,0 - 1 100 - 4 57,1 - 11 73,3
0 0 0 0 0
Long Boy 6 1 0 1 6 14 6 100,0 1 100,0 - 1 100 - 3 50,0 - 11 78,6
0 0 0 0 0
13 Segah Tepian Buah 9 2 1 1 18 32 9 100 2 100 1 100 1 100 - 10 56 100 24 75,0
0 1 0 1
Long La'ai 6 0 12 1 25 1 100 - 1 100 - 1 17 - - 4 33,3
4 1 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 607 116 67 44 80 89 21 100 100 158 50 4 67 376 61,9
174 55 35 21 2 314 6 31 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 2018 174 55 35 21,0 2,0 314,0 6,0 607,0 128,0 73,6 44,0 80,0 31,0 88,6 21 100,0 1,0 50,0 158,0 50,3 4,0 66,7 387 63,76

JUMLAH (KAB/KOTA) 2017 176 56 38 20,0 2,0 250 3 545 103 58,5 39 69,6 31 81,6 12 60,0 2 100 92 36,8 2 66,7 281 51,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 2016 172 51 28 19 2 102 2 376 105 61,0 37 72,5 24 85,7 5 26,3 2 100 66 64,7 1 50,0 240 63,83

Keterangan: Cut Off Data Per Tanggal 31 desember 2019


Sumber : Laporan Triwulanan Puskesmas, 2019
TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

MAKANAN MAKANAN
JUMLAH TPM
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM JAJANAN/KANTIN/SEN
NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM
JASA BOGA
RESTORAN (DAM) TRA MAKANAN
MEMENUHI SYARAT
JASA BOGA KESEHATAN
MAKAN/RESTORAN MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA JAJANAN
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % TOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 14 28 39 39 120 4 28,6 8 28,6 18 46,2 13 33,3 43 35,8
Kampung Bugis 1 37 50 93 181 1 100,0 23 62,2 45 90,0 37 39,8 106 58,6
2 Sambaliung Sambaliung 6 6 47 39 98 2 33,3 1 16,7 24 51,1 11 28,2 38 38,8
Suaran 4 7 6 32 49 0 0,0 4 57,1 4 66,7 8 25,0 16 32,7
3 Teluk Bayur Teluk Bayur 2 16 40 10 68 2 100,0 13 81,3 35 87,5 8 80,0 58 85,3
Labanan 5 34 17 23 79 3 60,0 30 88,2 15 88,2 21 91,3 69 87,3
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 10 5 34 13 62 6 60,0 5 100,0 22 64,7 11 84,6 44 71,0
Merancang Ulu - 5 8 2 15 - 0,0 2 40,0 8 100,0 2 100,0 12 80,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu - 10 10 14 34 - 0,0 5 50,0 5 50,0 13 92,9 23 67,6
Pulau Derawan 1 25 4 6 36 - 0,0 20 80,0 2 50,0 1 16,7 23 63,9
6 Maratua Maratua - 14 6 7 27 - 0,0 14 100,0 5 83,3 1 14,3 20 74,1
7 Talisayan Tubaan 1 4 7 8 20 0 0,0 2 50,0 2 28,6 0 0,0 4 20,0
8 Biatan Biatan Lempake - 4 7 29 40 - 0,0 4 100,0 5 71,4 23 79,3 32 80,0
9 Talisayan Talisayan 0 12 12 14 38 - 0,0 7 58,3 9 75,0 11 78,6 27 71,1
10 Batu Putih Batu Putih - 17 10 12 39 - 0,0 7 41,2 7 70,0 6 50,0 20 51,3
11 Biduk-biduk Biduk-Biduk - 6 5 14 25 - 0,0 6 100,0 5 100,0 13 92,9 24 96,0
12 Kelay Kelay - 9 5 2 16 - 0,0 7 77,8 2 40,0 2 100,0 11 68,8
Merapun - 3 2 3 8 - 0,0 0 0,0 - 0,0 - 0,0 0 0,0
Long Boy - - - 3 3 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0
13 Segah Tepian Buah 0 12 16 2 30 0 0,0 7 58,3 14 87,5 - 0,0 21 70,0
Long Laai 1 1 3 4 9 1 100,0 - 0,0 1 33,3 4 100,0 6 66,7

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 45 255 328 369 997 19 42,2 165 64,7 228 69,5 185 50,1 597 59,9

JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 51 234 264 256 805 12 23,5 100 42,7 102 38,6 97 37,9 311 38,6

Sumber : E Monev Higiene Sanitasi Pangan (HSP) , 2018


PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BERAU
TAHUN 2019

JUMlLAH PENDUDUK PENGGUNA


PENDUDUK DENGAN AKSES
BERKELANJUTAN TERHADAP
AIR MINUM BERKUALITAS
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN (LAYAK)

SUMUR GALI DENGAN POMPA

SUMUR BOR DENGAN POMPA

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
SUMUR GALI TERLINDUNG

MATA AIR TERLINDUNG

PERPIPAAN NON PDAM


NO. KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK

DEPOT AIR MINUM

JUMLAH TOTAL
TERMINAL AIR
%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 37.318 20 0 0 0 0 0 9.000 27.830 20 36.870 98,8
Kampung Bugis 32.324 0 0 0 0 0 0 5.342 26.142 440 31.924 98,8
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 19.677 0 0 0 0 0 0 1.125 17.427 1.125 19.677 100,0
Labanan 9.830 0 310 1.412 300 1.417 0 2.691 2.400 1.300 9.830 100,0
3 Sambaliung Sambaliung 28.639 10 50 105 277 300 15 6.755 11.768 4.165 23.445 81,9
Suaran 6.845 0 714 0 0 0 865 2.282 1.780 620 6.261 91,5
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 17.893 54 0 0 0 0 989 1.027 4.238 1.345 7.653 42,8
Merancang 5.649 0 64 87 0 0 204 3.721 138 0 4.214 74,6
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 9.310 0 0 407 0 1.282 822 4.796 0 0 7.307 78,5
Pulau Derawan 1.558 0 48 404 0 0 0 715 0 0 1.167 74,9
6 Maratua Maratua 3.543 0 164 2.791 666 3.621 102,2
7 Talisayan Talisayan 13.665 0 3.201 3.196 0 0 0 3.450 1.235 0 11.082 81,1
8 Biatan Lempake Biatan Lempake 7.539 0 1.480 550 0 1.200 0 850 0 0 4.080 54,1
9 Tabalar Tubaan 6.744 0 150 80 0 400 0 633 1.450 1.255 3.968 58,8
10 Batu Putih Batu Putih 7.765 335 0 385 0 57 11 3.562 562 212 5.124 66,0
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 6.396 0 2.803 562 0 0 0 240 0 0 3.605 56,4
12 Kelay Kelay 2.633 1.265 1.265 48,0
Merapun 2.058 226 159 499 884 43,0
Long Boy 845 0 0 0 0 692 0 0 0 0 692 81,9
13 Segah Tepian Buah 11.083 198 688 170 6.074 1.595 2.163 10.888 98,2
Long La'ai 973 0 44 4 0 0 0 479 0 87 614 63,1

JUMLAH (KAB/KOTA) (2019) 232.287 617 9.716 7.362 803 5.507 5.697 54.673 96.565 13.231 194.171 83,6
JUMLAH (KAB/KOTA) (2018) 226.509 - 12.694 6.804 - 5.585 4.154 53.165 93.773 0 176.175 77,8

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau.


JUMLAH P-IRT DI WILAYAH PUSKESMAS YANG DIPERIKSA
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH P-IRT
JUMLAH MS TS %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 22 22 22 0 100,0
Kampung Bugis 32 16 12 4 75,0
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 29 16 16 0 100,0
Labanan 12 9 7 2 77,8
3 Sambaliung Sambaliung 16 4 - 4 0,0
Suaran 4 4 0 4 0,0
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 14 9 7 2 77,8
Merancang 8 6 6 0 100,0
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 25 25 25 0 100,0
Pulau Derawan 11 5 3 2 60,0
6 Maratua Maratua 6 5 4 1 80,0
7 Talisayan Talisayan 29 9 8 1 88,9
8 Biatan Biatan Lempake 18 18 13 5 72,2
9 Tabalar Tubaan 3 1 1 - 100,0
10 Batu Putih Batu Putih 12 12 8 4 66,7
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 32 32 23 9 71,9
12 Kelay Kelay 13 13 4 9 30,8
Merapun - - - - 0,0
Long Boy - - - - 0,0
13 Segah Tepian Buah 8 - - - 0,0
Long La'ai - - - - 0,0
TOTAL (2019) 294 206 159 47 77,2
TOTAL (2018) 240 240 191 49 79,6

Sumber: Bidang Kesmas, Dinkes Kab. Berau


PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT PUSKESMAS
KABUPATEN BERAU
TAHUN 2019

2018 2019

RUMAH MEMENUHI JUMLAH RUMAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI


JUMLAH SELURUH RUMAH DIBINA
NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS SYARAT (RUMAH SEHAT) YANG BELUM SYARAT SYARAT (RUMAH SEHAT)
RUMAH 2019
MEMENUHI
SYARAT
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Tanjung Redeb Tanjung Redeb 16.894 16.576 98,12 318 60 19 40 67 16.616 98,35
Kampung Bugis 10.985 9.591 87,31 1.394 90 6 78 87 9.669 88,02
2 Teluk Bayur Teluk Bayur 2.925 2.623 89,68 302 224 74 196 88 2.819 96,38
Labanan 2.048 1.399 68,31 568 84 15 64 76 1.463 71,44
3 Sambaliung Sambaliung 5.918 3.546 59,92 2.372 837 35 306 37 3.852 65,09
Suaran 1.565 304 19,42 1.621 1.173 72 578 49 882 56,36
4 Gunung Tabur Gunung Tabur 2.995 2.230 74,46 777 50 6 41 82 2.271 75,83
Merancang 1.027 851 82,86 176 31 18 6 19 857 83,45
5 Pulau Derawan Tanjung Batu 1.552 1.049 67,59 503 168 33 59 35 1.108 71,39
Pulau Derawan 316 209 66,14 107 30 28 30 100 239 75,63
6 Maratua Maratua 602 412 68,44 190 190 100 16 8 428 71,10
7 Talisayan Talisayan 3.422 1.235 36,09 2.187 98 4 76 78 1.311 38,31
8 Biatan Biatan Lempake 1.946 1.577 81,04 369 80 22 65 81 1.642 84,38
9 Tabalar Tubaan 1.490 590 39,60 900 80 9 69 86 659 44,23
10 Batu Putih Batu Putih 1.405 685 48,75 720 265 37 118 45 803 57,15
11 Biduk-biduk Biduk - Biduk 1.336 663 49,63 673 120 18 84 70 747 55,91
12 Kelay Kelay 789 572 72,50 217 17 8 10 59 582 73,76
Merapun 441 306 69,39 135 135 100 31 23 337 76,42
Long Boy 298 10 3,36 288 53 18 24 45 34 11,41
13 Segah Tepian Buah 1.524 1.229 80,64 295 34 12 22 65 1.251 82,09
Long La'ai 282 193 68,44 89 25 28 11 44 204 72,34

KABUPATEN BERAU TAHUN 2019 59.760 45.850 77 14.201 3.844 27 1.924 50 47.774 79,94

KABUPATEN BERAU TAHUN 2018 58.660 35.616 61 23.044 13.833 24 9.495 16 45.111 76,90
KABUPATEN BERAU TAHUN 2017 54.429 24.958 46 29.455 22.167 41 17.731 33 42.692 78
KABUPATEN BERAU TAHUN 2016 66.648 25.709 39 40.939 5.034 12 2.807 56 28.516 43
KABUPATEN BERAU TAHUN 2015 66.648 25.360 3.805 41.288 4.126 999 2.578 6.248 27.938 4.192

Sumber: Bidang Kesmas Dinkes Kab. Berau

Anda mungkin juga menyukai