1919 6276 1 PB
1919 6276 1 PB
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian manajemen
(pengendalian hasil, pengendalian tindakan, pengendalian personel, dan pengendalian budaya)
mempengaruhi perilaku etis pengemudi transportasi online. Data dikumpulkan dengan observasi,
wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengemudi transportasi online di DKI Jakarta. Total sampel yang digunakan untuk penelitian ini
adalah 100 pengemudi transportasi online di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif dan analisis verifikasi untuk menguji hipotesis dan pemodelan struktural dengan
Program SmartPLS Versi 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian hasil,
pengendalian tindakan, pengendalian personel, dan pengendalian budaya yang diterapkan oleh
perusahaan tidak memiliki dampak signifikan terhadap perilaku etis pengemudi transportasi
online di DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
proses pengendalian manajemen dalam rangka membangun perilaku etis pengemudi transportasi
online ketika pengemudi melakukan pekerjaan untuk menghasilkan kinerja maksimal untuk
mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan
referensi bagi peneliti masa depan di bidang yang sama.
Abstract
The purpose of this study is to determine how management control systems affect the ethical behavior
of online transportation drivers. Data collected by observation, interview, questionnaire, and
documentation. The respondents used in this study were online transportation drivers in DKI Jakarta.
The total sample used for this study was 100 online transportation drivers in DKI Jakarta. This study
uses descriptive analysis and verification analysis to test hypotheses and structural modeling with the
SmartPLS Version 3 Program. The result of this research showed that result control, action control,
personnel control, and cultural control implemented by the company does not have a significant
impact toward ethical behavior of online transportation drivers at DKI Jakarta. The results of this
research are expected to give contribution in the management control process in order to establish the
ethical behavior of online transportation drivers when the drivers do the job to bring out maximum
performance in order to achieve the company's goal. Moreover, the results of this research are also
expected to be a reference material for future researchers in the same field.
Keywords: Result Control; Action Control; Personnel Control; Cultural Control; Ethical Behavior
PENDAHULUAN
Jasa pemesanan transportasi berbasis online sudah tidak asing lagi untuk
warga Ibukota Jakarta. Jasa pemesanan transportasi berbasis online hadir sebagai
salah satu solusi yang sangat memudahkan kehidupan banyak masyarakat. Jasa
pemesanan layanan berbasis online ini hadir dalam bentuk suatu aplikasi dimana
layanan yang disediakan tidak hanya transportasi melainkan juga terdapat layanan
antar makanan, antar barang, hingga pembayaran. Begitu banyak kemudahan yang
diberikan hanya melalui suatu aplikasi yang dapat diakses pada smartphone
masyarakat, seperti masyarakat dapat memesan transportasi secara online pada
aplikasi di smartphone untuk dijemput di lokasi dimana ia berada hingga diantar
sampai lokasi yang dituju. Nilai tambah yang dirasakan para masyarakat selain
kemudahan dalam mendapatkan transportasi cepat melainkan harga yang
dipasang juga relatif terjangkau dibandingkan menggunakan transportasi
konvensional.
Selain itu berkat munculnya perusahaan pemesanan transportasi berbasis
online dalam bentuk aplikasi ini cukup berkontribusi mengurangi angka
pengangguran. Seperti yang dikutip dari Detik.com bahwa Kecuk Suhariyanto
selaku Kepala Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus tahun 2016 tingkat
pengangguran terbuka mencapai 7,03 juta orang, jumlah ini turun 530.000 orang
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang dimana hal ini terjadi berkat
maraknya ojek online di beberapa kota-kota besar. Sehingga dengan adanya jasa
pemesanan transportasi berbasis online ini semakin meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang menjadi pengemudi transportasi online tersebut. Seperti yang
dikutip dari Liputan6.com pada tahun 2017 bahwa 84% warga lebih memilih
menggunakan transportasi online karena alasan murah. Alhasil, para masyarakat
yang menjadi pengemudi transportasi online dapat menghasilkan pendapatan
yang lebih lebih.
Namun, semakin banyaknya jumlah masyarakat yang beralih menjadi
pengemudi transportasi online ternyata menimbulkan beberapa tekanan
tersendiri bagi beberapa pengemudi yang berakibat mereka mengabaikan
tindakan-tindakan yang sesuai dengan etika yang berlaku hanya untuk memenuhi
tujuan pribadi atau dapat disebut dengan perilaku tidak etis. Seperti menurut
Arens (2012), orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk
keuntungan sendiri. Menurut Griffin dan J. Ebert (2015) perilaku etis adalah
perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat atau yang
membahayakan. Perilaku etis dalam suatu perusahaan merupakan prioritas yang
perlu diperhatikan karena apabila sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
memiliki perilaku etis maka akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Suatu perilaku tidak etis dapat muncul dari adanya ketidakpuasan dari hasil yang
diperoleh.
Tidak lama ini karena begitu banyaknya jumlah pengemudi transportasi
online, beberapa pengemudi yang merasakan tekanan persaingan semakin tinggi
melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku yaitu
melakukan kecurangan dengan orderan fiktif maupun fake GPS. Hal ini terjadi
karena dengan semakin banyaknya pengemudi yang bermunculan namun tidak
64
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
sebanding dengan pelanggan yang ada. Kecurangan orderan atau orderan fiktif
merupakan salah satu dari suatu tindakan yang tidak sesuai dengan etika dan
norma yang berlaku yang dilakukan pengemudi transportasi online dengan
bantuan alat lain agar mendapatkan penumpang dan seolah-olah mengantarnya
namun kenyataanya para pengemudi tidak mengantar siapapun.
Seperti yang dikutip pada bulan Februari tahun 2018 dari Kompas.com,
bahwa ditemukan setidaknya 10 pengemudi ojek online maupun taksi online yang
melakukan kecurangan orderan atau orderan fiktif dengan menggunakan aplikasi
yang disebut “tuyul” karena pengemudi transportasi online seolah-olah
mendapatkan penumpang, lalu mengantar sampai ke tempat tujuan padahal
nyatanya pengemudi transportasi online itu tidak mengantarkan penumpang
melainkan hanya duduk di tempat. Mekanisme dari aplikasi tuyul ini yaitu, para
pengemudi menggunakan fake GPS untuk menentukan lokasi awal, setelah itu
ponsel dimodifikasi dengan “tuyul” itu untuk membuat seolah-olah pengemudi
benar-benar melayani penumpang. Selain itu ponsel yang dimiliki oleh mitra ojek
online tersebut ternyata berjumlah 170 ponsel. Hal itu bertujuan untuk
mengelabui perusahaan. Sehingga dari kejadian seperti ini mereka yang
melakukan kecurangan orderan mendapatkan bonus banyak namun merugikan
perusahaan karena mereka hanya “duduk manis” tetapi seolah-olah melayani
pelanggan tetapi bonus dan upah tetap ditransfer perusahaan.
Kejadian orderan fiktif maupun penggunaan fake GPS yang dilakukan oleh
beberapa para pengemudi ini merupakan suatu perilaku yang tidak etis di samping
merugikan perusahaan, pelanggan, mitra pengemudi lain juga. Dimana perusahaan
penyedia layanan berbasis aplikasi merupakan perusahaan yang menyediakan
pelayanan maka penting sekali menjaga kepuasan pelanggan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan memastikan bahwa para mitra pengemudi berperilaku
maupun bertindak etis dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga, dengan begitu
penting adanya penerapan sistem pengendalian manajemen yang tepat agar dapat
memastikan para pengemudi dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan etika dan
norma yang berlaku.
Salah satu faktor untuk membangun terciptanya perilaku etis karyawan
yaitu dari penerapan sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian
manajemen menurut Merchant dan Stede (2014), merupakan suatu sistem yang
diterapkan manajemen untuk mengarahkan perilaku staf agar sesuai dengan
tujuan organisasi yang tertuang dalam visi, misi, dan strategi organisasi. Suatu
penerapan sistem pengendalian manajemen yang baik diharapkan dapat
mengendalikan organisasi serta meminimalkan atau meniadakan tindakan-
tindakan yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam perusahaan yang
mengganggu pencapaian tujuan perusahaan.
Sistem pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian hasil,
pengendalian tindakan, pengendalian personel, dan pengendalian budaya.
Pengendalian hasil menjadi suatu upaya pencegahan hal-hal di luar ketentuan
perusahaan dimana apabila suatu hasil atau tujuan perusahaan dapat
dikomunikasikan kepada para karyawan dengan benar dan perusahaan dapat
mendorong para karyawan untuk melakukan tindakan yang memberikan hasil
sesuai dengan yang diinginkan maka tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai
(Merchant dan Stede, 2014). Lalu, pengendalian tindakan merupakan salah satu
65
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
66
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
TINJAUAN PUSTAKA
67
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
68
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
69
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
METODOLOGI PENELITIAN
70
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
71
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
72
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
atau yang membahayakan (Griffin dan J. Ebert, 2015). Indikator dari perilaku etis
adalah faktor individu, faktor sosial dan faktor peluang.
73
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif yaitu analisis yang digunakan untuk membuktikan dan
mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) yang dibantu
menggunakan program SmartPLS versi 3.2.8 yang telah dirancang khusus untuk
mengestimasi persamaan struktural. Metode ini memiliki keunggulan tersendiri
yaitu tidak memerlukan asumsi dan dapat diestimasi dengan jumlah sampel yang
relatif kecil. Analisa dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu analisa
outer model, analisis inner model, dan pengujian hipotesis.
74
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
untuk memastikan bahwa model struktural yang dibangun akurat. Analisa inner
model dapat lakukan melalui pengujian path coefficient, koefisien determinasi (R²),
dan predictive relevance (q²) (Ghozali, 2015). Nilai R-Square 0.67 dikatakan kuat,
0.33 dikatakan sedang, dan 0.19 dikatakan lemah (Ghozali, 2015). Nilai Predictive
relevance (q²) 0.02 menunjukkan bahwa model lemah, 0.15 menunjukkan bahwa
model sedang, dan 0.35 menunjukkan bahwa model kuat (Ghozali, 2015).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai probabilitas p-value
menggunakan alpha 5% adalah kurang dari 0.05 (Ghozali, 2015).
Analisis Deskriptif
Berikut analisis deskriptif pada seluruh variabel dalam penelitian ini guna
mengetahui frekuensi dan persentase dari tanggapan responden terhadap seluruh
variabel dalam penelitian ini. Tabel 1. menunjukkan mengenai tanggapan
responden secara keseluruhan terhadap variabel pengendalian hasil.
75
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
dan meminimalkan perilaku maupun tindakan yang melanggar atau tidak sesuai
dengan ketentuan yang menyebabkan dampak kerugian bagi perusahaan.
76
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
Analisis Verifikatif
Teknik pengolahan data yang data dilakukan dengan menggunakan metode
Partial least Square (PLS) Versi 3.2.8 dengan indikator refleksif. Tahap-tahap
analisis outer model, inner model dan pengujian hipotesis akan disediakan di
bawah ini.
Uji Validitas
Convergent validity
Convergent validity dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan
hubungan antara item score yang diestimasi dengan menggunakan SmartPLS versi
3. Nilai convergent validity dapat dilihat dari nilai loading factor pada variabel laten
dengan indikator-indikatornya dengan nilai yang diharapkan yaitu di atas 0,70
(Ghozali, 2015). Berikut hasil pengolahan data menggunakan SmartPLS versi 3.2.8
pada Gambar 1.
77
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
78
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
79
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
Selain melalui nilai cross loading, discriminant validity juga dapat diukur
dengan menggunakan nilai Average Variance Extracted (AVE) dengan kriteria
apabila nilai Average Variance Extracted (AVE) masing-masing konstruk nilainya
lebih besar dari 0.50 (Ghozali, 2015).
Nilai cross loading yang diuji menggunakan SmartPLS versi 3.2.8 pada Tabel
6. berikut menunjukkan bahwa dari seluruh indikator yang berjumlah 17
indikator, jika diukur dari nilai cross loading hasilnya masing-masing indikator
memiliki nilai loading pada konstruk yang dituju lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai loading konstruk yang lain. Serta Tabel 7. menunjukkan nilai Average
Variance Extracted (AVE) seluruh konstruk, masing-masing indikator dengan
konstruknya melebihi 0.50. Sehingga dapat dikatakan korelasi antara indikator
dengan konstruk yang dituju memiliki discriminant validity yang baik.
80
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
Uji Reliabilitas
Composite reliability
Composite reliability merupakan uji yang dilakukan untuk menilai apakah
masing-masing indikator yang membangun konstruk memiliki reliabilitas atau
tidak. Konstruk yang dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability di atas 0.70
(Ghozali, 2015). Artinya apabila indikator masing-masing konstruk memiliki nilai
sesuai kriteria nilai composite reliability yaitu lebih dari 0.70 maka dapat dikatakan
data dari hasil kuesioner yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini.
Cronbach's alpha
Cronbach's alpha adalah salah satu pengujian selain composite reliability
yang digunakan untuk memperkuat uji reliabilitas dari masing-masing konstruk.
Konstruk dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha di atas 0.70 (Ghozali,
2015). Nilai Cronbach's alpha pada Tabel 8. menunjukkan bahwa masing-masing
konstruk memenuhi kriteria cronbach alpha yaitu memiliki nilai yang melebihi
0.70 maka dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
81
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
Path Coefficient
Path coefficient yaitu nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan atau
pengaruh konstruk laten (Ghozali, 2015). Nilai path coefficient diperoleh dengan
menggunakan SmartPLS versi 3.2.8 seperti pada Tabel 9. Hasilnya menunjukkan
bahwa konstruk pengendalian budaya memiliki pengaruh positif terhadap
konstruk perilaku etis dengan nilai sebesar 0.302. Konstruk pengendalian hasil
memiliki pengaruh negatif terhadap konstruk perilaku etis dengan nilai sebesar -
0.070. Konstruk pengendalian personel memiliki pengaruh atau hubungan positif
terhadap konstruk perilaku etis dengan nilai sebesar 0.027. Lalu, konstruk
pengendalian tindakan memiliki pengaruh atau hubungan positif terhadap
konstruk perilaku etis dengan nilai sebesar 0.223. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dari seluruh konstruk laten memiliki pengaruh positif kecuali konstruk
pengendalian hasil terhadap konstruk perilaku etis.
Perilaku Etis
R Square (R²)
R Square (R²) yaitu nilai yang digunakan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varian dari variabel terikatnya.
Atau dengan kata lain digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
eksogen terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang
substantif. Kriteria dari nilai R-Square yaitu 0.67 dikatakan kuat, 0.33 dikatakan
sedang, dan 0.19 dikatakan lemah (Ghozali, 2015).
Tabel 10. menunjukkan hasil nilai R Square (R²) untuk konstruk endogen
yaitu Perilaku Etis sebesar 0.223 dimana jika disesuaikan dengan kriteria R Square
(R²) termasuk dalam kategori lemah. Sehingga menunjukkan bahwa hanya sebesar
22.3% variabel perilaku etis dapat dipengaruhi oleh variabel eksogen yaitu
82
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat output uji
hipotesis pada path coefficient yang dilakukan dengan menggunakan prosedur
bootstrapping pada SmartPLS versi 3.2.8. Pengujian dengan bootstrapping dapat
berguna untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan dalam penelitian. Berikut
ditunjukkan dalam Tabel 12. mengenai hasil dari pengujian bootstrapping
menggunakan SmartPLS versi 3.2.8.
83
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
PB -> PE 0.302 0.318 0.195 1.544 0.123
PH -> PE -0.070 -0.056 0.118 0.598 0.550
PP -> PE 0.027 0.029 0.168 0.160 0.873
PT -> PE 0.223 0.216 0.148 1.510 0.132
Sumber: Pengolahan data kuesioner dengan SmartPLS versi 3.2.8, 2019.
84
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
85
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
86
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
menentukan atau memilih berperilaku atau bertindak sesuai etika dan norma
dalam menjalankan pekerjaan.
Didukung dari hasil wawancara dengan salah satu konsumen pengguna
layanan yaitu bernama ibu Ani dimana ia mengalami kecelakaan dengan mitra
pengemudi, hal tersebut menandakan bahwa beberapa mitra pengemudi belum
dapat mengutamakan keselamatan dan keamanan dalam berkendara pada saat
menjalankan pekerjaannya sehingga menimbulkan kekecewaan dan
ketidaknyaman konsumen pengguna layanan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh mitra pengemudi. Serta dari segi penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mitra pengemudi, perusahaan kurang memberikan himbauan kepada mitra
pengemudi untuk mewajibkan pengambilan seperti masker dan penutup kepala
yang berguna menunjang layanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai standar
layanan yang diberlakukan perusahaan. Didukung dari penuturan mitra
pengemudi bahwa untuk masker dan penutup kepala jarang sekali diambil karena
tempat pengambilannya cukup jauh dari lokasinya.
87
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
Selain itu didukung dari hasil wawancara dengan salah satu konsumen
pengguna layanan berbasis aplikasi bernama Peggy yang menyatakan bahwa,
mengalami beberapa kejadian yang membuat kecewa dan tidak nyaman akan
perilaku beberapa mitra pengemudi dimana ia pernah mendapati salah satu mitra
pengemudi mengirimi pesan secara pribadi untuk memintanya agar jika ingin
pergi ke suatu tujuan agar dapat menghubunginya, lalu ia juga mendapat kejadian
dimana ditelepon oleh salah satu mitra pengemudi yang sehabis mengantarnya
dimana ia merasa tindakan maupun perilaku tersebut sangat memberi
ketidaknyamanan.
Jadi, bentuk pengendalian yang diterapkan dirasa belum optimal, dimana
kode etik yang diterapkan perusahaan dalam bentuk standar layanan belum dapat
memengaruhi beberapa mitra pengemudi agar mematuhi dan menerapkannya
pada saat menjalankan pekerjaan. Seperti didukung dari hasil wawancara dengan
salah satu konsumen pengguna layanan di atas. Selain itu sebagian mitra
pengemudi juga masih merasa bahwa perilaku staf kantor cabang operasional
belum dapat melayani sebagian keluhan dan pendapat mitra pengemudi dengan
baik sesuai dengan budaya perusahaan dengan kata lain sebagian mitra
pengemudi merasa staf kantor belum dapat mencerminkan perilaku yang baik
sesuai dengan norma dan etika yang diterapkan.
SIMPULAN
88
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
kurang membaca dengan teliti setiap pernyataan pada kuesioner. Saran untuk
penelitian selanjutnya adalah mempertimbangkan variabel yang tidak
berpengaruh bisa tidak diuji atau diuji kembali, selain itu perlunya
mempertimbangkan jumlah sisi sampel, dan penelitian selanjutnya perlu
mengevaluasi indikator yang ditanyakan pada kuesioner agar responden lebih
mudah memahami isi dari pernyataan pada kuesioner yang peneliti berikan.
DAFTAR PUSTAKA
89
EQUITY, Vol. 23, No.1, 2020, 63-90
90
Sadewi & Dahlia, Sistem Pengendalian Manajemen…
91