Anda di halaman 1dari 25

AKHLAK SUAMI ISTRI

Kelompok 4 :
1. Andi Nurul Tariza Paraja Baslan
2. Muhammad Ash Habul Kahfi
3. Nurdea Sahib
AKHLAK SEORANG SUAMI
 Pertama mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan
kelembutan
Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman;
‫ج َع َل‬ ْ َ‫ن َف َع َسـى َأن تَك َْر ُهوا ْ َشيْئا ً َوي‬
‫وه َّـ‬ ِ ‫ن ِبال َْم ْع ُرو‬
ُ ‫فـ َفِإ ن ك َِر ْهتُ ُم‬ ‫وه َّـ‬ ِ ‫ع‬
ُ ‫اش ُر‬ َ ‫َو‬
ً ‫خيْرا ً ك َ ِثيرا‬
َ ‫يه‬ ِ ‫الل ّ ُه ِف‬
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut,
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda,
seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada


keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik
perlakuannya kepada keluargaku.”
 Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami
dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya
dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap
kasar.
Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di
tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali
berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam
perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri
dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.
 Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan
kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan
yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami
yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat
melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa
sayangnya kepada istri.
Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami
dalam mengurusi para istrinya.
Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau
mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang
lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim).
 Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat
kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra.
Beliau yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya
dalam mengahadapi kemunkaran, pernah berkata saat
didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap
cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja
mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup
keras.
Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai
saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari
sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas
istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski
sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras)
dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak
ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita),
selain orang yang mulia dan tidak ada yang
merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti.
Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku
kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang
yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang
menang.”
LANJUTAN…
Umar meneruskan nasihatnya, “Wahai Saudaraku , aku
berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki
hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan
untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-
anakku, dan mencucui baju-bajuku. Sebesar apapun
kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah
pahala yang aku terima.”
 Keempat, seorang suami hendaknya mampu
mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan
berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa
yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-
harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya
menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.
Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan
berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan
suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk
bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan
Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.
NOTE 

Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-


kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri
membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya
jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami
untuk istrinya.
AKHLAK SEORANG ISTRI
 Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan
membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup
ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari
kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami
dalam urusan finansial.
Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa
qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi
mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para
wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau
ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh
harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa
lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan
siksa api neraka.” Inilah akhlak pertama bagi pihak istri.
 Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada
suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya
dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat
kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua.
 Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak,
hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang
baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan
mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu
merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya.
 Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak
mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-
ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit
hati dalam berbagai forum. Hal yang sering terjadi pada
diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk
yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan
dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya
urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi
sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi
konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga
terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan.
 Bentuk adab kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa
memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai
hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda,
“Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari
rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia
tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan
malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau
kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi,
dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar).
Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti
puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak
melakukannya kecuali setelah suami memberi izin.
Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang
menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam
menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang
sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita
sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya.
Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan
melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang
saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah
sebagai tujuan utama.
KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI ISTRI
 Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana
mawaddah- warahmah. (Ar-Rum: 21)
 Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat
masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 – Al-
Hujuraat: 10)
 Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis.
(An-Nisa’: 19)
 Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan.
(Muttafaqun Alaih)
NOTE AGAIN 

Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan,


kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-
masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak
mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak
mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai
dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan
bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak
mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak
mengelola cintanya.
ADAB SUAMI KEPADA ISTRI
 Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam
menjalankan agama.
 (At-aubah: 24)

 Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah
clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
 Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang
sholehah. (AI-Furqan: 74)
 Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar,
Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya
dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
 Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan
berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar,
(c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan.
 (An-Nisa’: 34)
LANJUTAN…
 Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik
akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
 Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan
anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
 Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)

 Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga.


Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka,
ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
 Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya.
(Abu Ya’la)
 Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh
kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
 Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya
pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak
berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
LANJUTAN…
 Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama
kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
 Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (HR.AI-Ghazali)
 Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)

 Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)

 Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka


suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan,
walaupun secara paksa. (HR.AIGhazali)
 Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat
terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)
ADAB ISTERI KEPADA SUAMI
 Hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas
bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita.
(An-Nisa’: 34)
 Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan)
suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah:
228)
 Istri wajib mentaati suaminya selama bukan
kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
 Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
 Mentaati suami,
 Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,

 Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami

 Menggauli suami dengan baik. (HR.Al-Ghazali)


 Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya,
walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
 Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk
menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit
akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (HR.Muslim)
 Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah
swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan
hak suaminya daripada hak orang tuanya. (HR.Tirmidzi)
 Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang
meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga.
(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
 Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi
saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku
akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (HR.Timidzi)
 Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya.
(Thabrani)
 Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di
hadapan suami(Thabrani)
 Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya
atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
 Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak
anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang
berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
 Wanita Mukmin dibolehkan berkabung atas kematian suaminya
selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
 Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan
mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
HAMAZAH…

Anda mungkin juga menyukai