Anda di halaman 1dari 3

asalamualaikum wr wb, halo sahabtku semuanya selamat datang kembali di channel

santri digital

salah satu faktor pendorong terciptanya keluarga yang harmonis adalah hadirnya
seorang istri yang
selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, salah satunya adalah taat
kepada suaminya.

rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda : yang artinya "andai boleh
kuperintahkan
sesorang untuk bersujud kepada yang lain, tentu kuperintahkan seorang istri untuk
bersujud kepada
suaminya." (HR.Tirmidzi)

akan tetapi, banyak dari para istri yang kurang memahami tentang arti pentingnya
hal itu, bahkan
baik disadari ataupun tidak mereka justru melakukan hal" yang mendurhakai suaminya.

hal-hal tersebut diantaranya sebagai berikut :

1.tidak taat terhadap suami


islam menyebut perbuatan seorang istri yg tidak taat kepada suaminya sebagai nusyus
yang artinya
sikap membangkang. istri yang melakukan nusyus adalah istri yang melawan dan
melanggar perintah
suami (tidak taat pada suami), serta tidak ridho atas kedudukan yang telah
diberikan allah swt
kepadanya. Rasulullah SAW bersabda :
"pernah ditanyakan kepada rasulullah SAW, Siapakah wanitayang paling baik? jawab
beliau, yaitu
yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaatisuami jika diperintah, dan
tidak
menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci." (HR. An-
nasai dan Ahmad).
Banyak sekali perbuatan" yang menjurus kepada ketidaktaatan seorang istri kpd
suami, seperti :
-keluar rumah tanpa seizin dari suami
-Berkata-kata yang menyakiti hati suami
-membuka rahasia suami pada orang lain,
-membelanjakan uang suami scr berlebihan tidak pada tempatnya
-mengkhianati suami, misalnya berselingkuh dengan pria lain dan masih banyak lagi

2. Menuntut adanya kesempurnaan dalam rumah tangga


Ketika menjalin sebuah pernikahan kebayanyakan yang menjadi penunjang utamanya
adalah sebuah
cinta, tetapi cinta saja sebenarnya tidak cukup untuk mengawal pernikahan akan
tetap baik-baik
saja hingga nanti.

Rumah tangga akan selalu berbuah kebahagiaan dengan yang namanya cinta kasih saat
keduanya mampu
bersifat mawaddah, yaitu saling menjaga dalam kebaikan.
Dan mawaddah itu sendiri akan hadir dalam rumah tangga ibarat poros kehidupan saat
suami dan
istri mampu saling menguatkan, bukan saling menunjukkan.
Hal ini membuktikan bahwa rumah tangga itu akan selalu menumbuhkan cinta yang
hakiki, saat keduanya mampu saling melengkapi kekurangan dengan kelebihan masing-
masing.
Sehingga mawaddahpun tercipta diantara keduanya, karena jika tidak demikian rumah
tangga akan
kehilangan yang namanya cinta, maka suami istri akan merasakan kehidupan yang
gersang dari
kasih sayang, kelembutan, ketenangan, dan ketentraman. Bahkan, dipenuhi dengan
kekakuan dan
mereka seperti minyak dan air yang berusaha diletakkan dalam satu bejana.

3.Mengingkari segala bentuk kebaikan yang dilakukan suami kepadanya


Ketika seorang istri melihat ada satu kesalahan yang dilakukan suami, atau ada satu
perbuatan
suami yang kurang menyenangkan bagi dirinya, hendaklah seorang istri selalu
mengingat (banyak)
kebaikan-kebaikan suaminya yang lain. Dan hendaknya tidak mengingkari kebaikan
suaminya selama
ini.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam
bersabda,

“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku tidaklah melihat pemandangan yang lebih
mengerikan
pada hari itu. Aku melihat mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Para sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, apa sebabnya?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,


“Dengan sebab kekafirannya.”

Para sahabat bertanya lagi, “Karena kekafiran mereka terhadap Allah?”


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Karena mereka mengingkari (kebaikan) suami, mereka mengingkari kebaikan (orang
lain).
Jika Engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka bertahun-tahun
lamanya, kemudian
mereka melihat darimu sesuatu (satu kesalahan), maka mereka mengatakan, ‘Tidaklah
aku melihat
satu kebaikan pun darimu sama sekali.’” (HR. Bukhari no. 1052 dan Muslim no. 907)

Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebab mengapa
wanita
banyak menghuni neraka. Yaitu, ketika sang suami berbuat satu saja kesalahan,
kemudian
sang istri mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama ini –bertahun-tahun
lamanya- dengan
bahasa general, yaitu “Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.”

4.tidak suka pada keluarga suami


Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang
suami hanya
tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada
selainnya.
Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti
dan memuliakan
orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu
mertua sebagai
pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami.
Terkadang, sebagian
istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha
merayu suami
untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari
kesalahan dan
kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah,
bahkan tak segan
untuk memfitnah keluarga suami.

5.Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi
masalah adalah
jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka
mengungkit-ungkit
kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]

6.Kurang menjaga perasaan suami


Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk
menghindari
terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya
senantiasa
berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan
suami, ia mampu
menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara
memojokkan.
Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak
bermuka masam, dan
menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami


yang
seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga
keluarga kita menjadi
keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Amiin Yaa Robbal’alamiin…

Anda mungkin juga menyukai