Anda di halaman 1dari 4

Tabiat Buruk Wanita Pemicu Utama Perceraian

Saudariku kaum muslimah, tulisan ini saya tujukan kepada diri saya pribadi, putri-putriku
dan saudari-saudariku kaum muslimah semoga selalu mendapatkan taufik dan rahmat dari
Allah untuk senantiasa memiliki akhlak yang mulia dan terhindar dari akhlak buruk yang
akan mengakibatkan kehancuran bagi kehidupan terutama kehidupan rumah tangga.

Wanita dalam sejarah memiliki pengaruh yang sangat dasyat bagi kehidupan, dunia hancur
karena wanita begitu pula dunia jaya karena wanita, penguasa yang kuat dan tangguh tidak
berkutik dihadapan wanita, seorang ‘alim bisa tersandung karena wanita.

• Islam sangat menjaga harkat dan martabat seorang wanita, menempatkan wanita pada
tempat yang sangat mulia oleh karena itu wanita harus bisa meraih kedudukkan mulia
tersebut dengan akhlak mulia sebagaiman yang disyariatkan oleh Islam dan jauhilah akhlak
buruk.

• Akhlak buruk seorang wanita yang bisa merusak keharmonisan rumah tangga adalah tabiat
buruk dan perangai tercela. Seorang wanita seharusnya memiliki sifat lemah lembut tutur
katanya, sopan santun perangainya dan memiliki rasa cinta yang mendalam karena dia adalah
sosok pendidik pertama dan utama bagi putra dan putrinya, jika seorang wanita memiliki
tabiat buruk maka bagaimana dengan putra-putrinya dan kondisi rumah tangganya?

• Di antara tabiat buruk dan perangai tercela pada diri wanita yang sering kali menjadi
pemicu perceraian adalah sebagai berikut:

1. Bersikap acuh, lancang dan kasar terhadap suami, dan tidak memiliki pendirian serta tidak
pernah merasa puas.

2. Bersikap manja dan selalu merengek bila mengajukan berbagai tuntutan diluar kebutuhan
yang wajar dengan meniru gaya wanita lain.

3. Bersikap melawan dan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan suami.
Dan menjadikan keinginan dirinya dan keluarganya diatas keinginan suami dan anak-
anaknya.

4. Bersikap sombong dan congkak terhadap keluarga suami, bahkan terkadang mencaci
tanpa alasan yang jelas.

5. Suka menyulut pertikaian dengan keluarga suami dengan berbagai tindakan dan
kedustaan.

6. Tidak pandai memperhatikan keadaan suami. Apakah sedang santai, istirahat, atau terlalu
capek. Tuntutan di saat yang tidak tepat hanya akan memperbesar masalah.

7. Suka menyakiti suami dengan sikap bakhil dan sembrono di hadapannya atau dihadapan
orang lain. Selalu mengeluhkan kekurangan dan kesengsaraan, padahal rumahnya penuh
dengan kenikmatan dan kemewahan.
8. Sering keluar rumah untuk berkunjung kepada teman atau tetangga dan jarang berada di
rumah. Sehingga tugas dan pekerjaan rumah tidak terselesaikan begitu pula dengan anak-
anaknya tidak terurus.

9. Kurang bersyukur dan tidak tahu balas budi, ia selalu mengganggap bahwa hidup, mulia
dan bahagia bila telah dipenuhi tuntutannya. Jika tuntutannya tidak terpenuhi maka ia akan
berontak dan memaki-maki serta merasa seperti orang yang bernasib malang dan sial. Nabi
bersabda:

“Saya melihat Neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini, dan saya melihat penghuni
terbanyak dari kalangan wanita. Mereka bertanya: Kenapa wahai Rasulullah? Beliau
bersabda: Karena pengingkaran mereka. Beliau ditanya: Apakah karena ingkar kepada Allah?
Beliau bersabda: Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau
berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun lalu ia melihat darimu
sesuatu (yang tidak disukai) maka ia berkata “ saya belum pernah melihat darimu kebaikan
sama sekali.” (H.R Bukhari)

10. Sering membuat sang suami lalai dan patah semangat serta teledor terhadap hak-hak
suami sementara sang suami membiarkan hingga mengetahui hakekat sebenarnya ternyata
sang isteri semakin parah akhirnya thalakpun jatuh dan dia tidak tanggap kecuali setelah
problem semakin kronis.

11. Suka menghina dan merendahkan sang suami baik dari sisi penampilan, pekerjaan,
profesi atau ilmunya sehingga bersikap masa bodoh terhadap hak-hak suami bahkan untuk
menangkal tuduhan buruk dari suami selalu menggunakan senjata utama yaitu pengajuan
thalak. Dari Tsaubah berkata bahwasannya Rasulullah bersabda: “Wanita mana saja yang
meminta thalak kepada suaminya tanpa alasan maka haram baginya aroma surga.” (H.R Abu
Daud dan Tirmidzi sementara beliau menghasankannya)

12. Lemah akal dan tenggelam dalam perasaan sehingga mudah terpengaruh ketika
mendengar bisikan dari wanita lain yang mampu memperlakukan suaminya secara tidak
wajar, maka boleh jadi seorang wanita datang kepada sang isteri seakan memberi nasehat dan
penuh kasih sayang berkata kepadanya: Suamimu itu banyak kekurangannya dan dia
sebetulnya tidak sederajat denganmu. Atau berkata: Sebetulnya statusmu lebih tinggi atau
kamu memiliki kelebihan banyak yang sangat jauh dari suamimu. Dia mempercayai para
penghasut lagi pengadu domba dan bersikap sombong dan angkuh akhirnya meminta thalak
atau selalu menyakiti suaminya padahal Rasulullah bersabda: “Bukan termasuk golonganku
orang yang bersumpah dengan amanah dan barangsiapa merusak hubungan seseorang dengan
isterinya atau budaknya maka bukan termasuk golonganku.”(H.R Ahmad dan yang lainnya)

13. Sebagian wanita ketika melihat sang suami berperangai buruk maka sang isteri juga
membalas sikap buruk itu dengan keburukan serupa, bersikap kasar, tidak sopan dan keras
hati tidak mau berbuat kebaikan kepada suaminya. Maka suasana semakin keruh dan bisa jadi
menjadi sebab percekcokan dan berakhir dengan perceraian.

14. Terlalu percaya kepada orang lain sehingga semua rahasia rumah tangga dibuka di
hadapan orang tersebut kemudian hal itu sampai kepada sang suami.

15. Tidak tabah dan sabar menghadapi tabiat dan perangai laki-laki dan dia menyangka
bahwa semua rumah tangga sepi dari percekcokan, perselisihan dan problem rumah tangga.
16. Bersikap sederhana di hadapan suami dalam berpakaian dan penampilan namun bersolek
dan berdandan di hadapan laki-laki lain.

17. Bersikap dingin, tidak bisa bercanda, bercumbu dan berseda gurau dengan suami bahkan
ketika berada di ranjang bersikap dingin dan menutup segala penglihatan dan pendengaran
yang bisa menambah gairah dan cinta sehingga sikap itu menjadi penyebab sang suami
bersikap acuh dan menikah dengan wanita lain. Rasulullah bersabda: “Kenapa engkau tidak
menikah dengan gadis agar kamu bisa bercanda dengannya dan dia bercanda denganmu.”
Dari Muawiyah bin Haidah berkata: Saya bertanya: Wahai Rasulullah, kapan kita boleh
membuka dan menutup aurat? Beliau bersabda: Jagalah auratmu kecuali dari isterimu dan
budakmu. (H.R Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, dan disahihkan oleh Al Hakim serta
disetujui Adz Dzahaby).

18. Menganggap bahwa pendapatnya yang paling benar dan suaminya selalu berada di pihak
yang salah. Jika suami berusaha untuk memahamkan maka pasti terjadi salah faham dan
berakhir dengan percekcokan. Hal itu karena wanita terlalu dikuasai hawa nafsu dan perasaan
sementara ia tidak menyadari bahwa sikapnya menyulut api perceraian.

19. Selalu menjauhi suami dalam pertemuan-pertemuan keluarga bahkan boleh jadi menjauhi
sang suami dari tempat tidur. Rasulullah bersabda: “Jika seorang wanita bermalam menjauhi
tempat tidur suaminya maka malaikat melaknatnya hingga kembali lagi.” (H.R Bukhari dan
Muslim)

20. Boleh jadi umur isteri lebih tua dari suami atau bekas isteri orang lain atau mempunyai
anak banyak maka ia merasa sombong dengan kecantikan atau bekas suami yang dahulu
sehingga tidak ingin suaminya memiliki isteri lain. Sementara suaminya ketakutan karena
usia isterinya lebih tua atau dia memang sudah menikah sebelumnya maka kehidupan rumah
tangga dirundung kegelisahan dan kekhawatiran dan pada akhirnya sang suami menikah lagi
atau berakhir dengan perceraian.

21. Suka berbicara dan membuka obrolan dengan laki-laki lain sehingga bisa
membangkitkan cemburu atau marah sang suami.

22. Sering curiga dan sangat berperasa, selalu curiga terhadap setiap ucapan yang
didengarnya dan perbuatan yang dilihatnya sehingga dia selalu menaruh curiga terhadap
suaminya atau orang yang hidup disekitarnya bahkan selalu ingin tahu apa yang diperbuat
oleh suaminya.

23. Cemburu dan Hasad terhadap kerabat suami, tidak mau bersilaturrahmi dan berbuat baik
kepada mereka bahkan ia hanya ingin mengutamakan diri sendiri dengan segala sesuatu dan
menjadi orang yang paling diperhatikan.

24. Kurang memperhatikan suami karena terlalu mencurahkan perhatian kepada anak-anak,
atau sibuk berkunjung dan menelpon teman-teman atau sanak kerabat sehingga hak dan
kebutuhan serta kewajiban terhadap suami terlantar. Demikian itu bisa menjadi sebab sang
suami menikah dengan wanita lain lalu menjauhinya atau menceraikannya. • 25. Memiliki
tabiat dan perangai yang suka berubah-ubah dan sulit dikendalikan, terkadang bersikap
murung dan bermuka masam namun seketika berubah menjadi ceria dan berseri-seri. • 26.
Sebagian isteri kurang bersyukur kepada Allah yang telah memberi nikmat suami yang
shalih, sering menciptakan suasana yang memicu percekcokan dengan suami, susah
menerima nesehat dan pengarahan hingga suami terpaksa menikah dengan wanita lain
akhirnya suasana semakin keruh dan tidak bisa dikendalikan serta berakhir dengan
perceraian.

27. Terkadang seorang wanita terkena penyakit was-was yang selalu menguji kecintaan
suami dan memojokkan dengan berbagai macam permintaan, atau berpaling dan
membangkang atau berpura-pura sakit atau pikiran kalut lalu meminta diajak keluar atau
jalan-jalan yang mengeluarkan biaya besar sehingga permasalahan menjadi semakin ruwet
dan sering menimbulkan percekcokan lalu berakhir dengan kebencian atau perceraian.

28. Terpengaruh oleh sinetron murahan dan film-film cengeng yang merusak akhlak rasa
malu sehingga membuat sang isteri berani melawan dan menentang sang suami serta
meminta berbagai macam model pakaian. • 29. Boleh jadi seorang isteri mandul atau sakit
sehingga tidak mampu memenuhi hak-hak suaminya namun ia juga menolak suaminya
menikah lagi akhirnya sang suami berada dalam posisi serba sulit, antara menceraikan sang
isteri sehingga menambah parah penyakitnya atau terus-menerus hidup seperti itu.

30. Mempermahal mahar, banyak tuntutan materi, senang hidup boros dan mubadzir. Gemar
membeli berbagai macam pakaian dan perabot rumah tangga yang kurang bermanfaat
akhirnya terbuang di tong sampah dengan sia-sia, atau membeli berbagai perhiasaan emas di
luar kebutuhan, kemudian dijual lagi dengan harga yang sangat murah sehingga sang suami
mengalami kerugian dan kehabisan harta dan tidak mampu lagi menanggung beban
kebutuhan rumah tangga dan tuntutan sang isteri akhirnya muncul percekcokan dan
perselisihan.

Seandainya seorang wanita rela dengan mahar yang sedikit maka bisa dimanfaatkan untuk
keperluan lain yang lebih penting. Jika seorang wanita menerima mahar cukup besar maka
hendaklah ditabung, atau dibuat modal usaha lalu sebagian dari hasil usaha bisa digunakan
untuk simpanan hari tua dan sebagian lain disedekahkan sehingga memberi manfaat bagi
semua pihak baik keluarga maupun dirinya sendiri maka Rasulullah bersabda: “Pernikahan
yang paling berkah adalah yang paling murah beban biayanya.” (H.R Ahmad) Dan Nabi
bersabda: “Wanita yang paling berkah adalah yang murah maharnya.” (H.R Hakim)

31. Berkhianat dalam kesucian dan harga diri sehingga menyalurkan kebutuhan seksual
dengan cara yang diharamkan Allah. Allah berfirman: • “Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang
melakukan demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” • (Al Furqan 68-70)

Wahai Saudariku wanita muslimah, jauhkanlah diri kalian dari tabiat buruk dan perangai
tercela di atas dan hiasilah hidupmu dengan akhlak yang mulia, perangai yang terpuji, prilaku
yang baik dan kebiasaan terhormat. Karena sebaik-baik manusia adalah orang yang terbaik
bagi keluarganya, kemudian lingkungan sekitarnya dan mampu memberi manfaat bagi orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai