Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 30 Januari 2021


Tempat : RS PKU Muhammadiyah Gombong (Ruang Amanah)
Pukul : 11.05WIB
I. Pengkajian
a. Datasubyektif
1) Identitasbayi
a) Namaanak : By. Ny.C
b) Umur : 10menit.
c) Tgl/jam lahir : 30 Januari 2021/ 10.55WIB
d) Jenis kelamin :Perempuan
e) BB/PB : 4000 gram / 49cm
2) Identitasibu IdentitasAyah
a) Nama :Ny.C Nama : Tn.S
b) Umur :29Tahun Umur : 31Tahun
c) Agama :Islam Agama :Islam
d) Suku Bangsa:Sunda,Indonesia Suku Bangsa: Jawa,Indonesia
e) Pendidikan : SMA Pendidikan:SMA
f) Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

b. Alamat : Joho 4/2


Adimulyo Anamnesa ( Data
Subyektif ) Padaibu
1) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur (28 hari)
Lama : 6-7 hari
Volume : 3-4 ganti pembalut
Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada
2) Riwayat KehamilanSekarang
a) HPHT : ibu mengatakan hari pertama haidterakhir
pada tanggal 25 April 2020.
b) HPL : ibu mengatakan hari perkiraan lahirpada
tanggal 1 Februari 2021.
c) Masagestasi : 39 minggu lebih 5hari
d) Keluhan-keluhanpada
TrimesterI : ibu mengatakan mual muntah dipagihari
TrimesterII : ibu mengatakan tidak ada keluhan
TrimesterIII : ibu mengatakan tidak adakeluhan
e) ANC:
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya sebanyak
6 kali di bidan, yaitu pada umur kehamilan 1 bulan, 3 bulan,
4 bulan, 6 bulan, 7 bulan dan 8bulan.
f) Penyuluhan yang pernah didapat:
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
tablet fe, gizi ibu hamil.
g) Imunisasi TT:
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali
di bidan yaitu pada saat capeng dan saat usia kehamilan
4bulan.

3) Riwayat kehamilanini
a) Tempat persalinan : RS PKU Muhammadiyah Gombong
b) Penolong :Bidan Mina.
c) Jenispersalinan : Spontan
d) Komplikasi/kelainan dalam persalinan: Presbo
e) Placenta:
(1) Beratplacenta : 450gram
(2) Panjang : 35cm
(3) Jumlah kotiledon :22
(4) Cairanketuban : Hijau lekat, jumlah ± 40cc.
(5) Insersitalipusat : Centralis
(6) Kelainan : tidak adakelainan
(7) Lamapersalinan :
Kala I :9 Jam - Menit

Kala II : Jam 25 Menit

Kala III : - Jam 10 Menit

Kala IV : 2 Jam - Menit

Total : 11 Jam 35 Menit

4) Riwayatpenyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil:
Ibu mengatakan saat hamil tidak sedang menderita penyakit
yang dirasakan seperti : flu, batuk dan pilek.
b) Dahulu :
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menurun (DM,
Hipertensi), menahun (jantung, ginjal, hati), menular (HIV/AIDS,
hepatitis, TBC)
c) Sekarang
Ibu mengatakan tiding sedang menderita penyakit menurun (DM,
hipertensi), manahun (jantung, ginjal, hati) menular (HIV/AIDS,
hepatitis, TBC)
d) Keluarga
Ibu mrngatakan keluargannya tidak pernah menderita penyakit
menurun (DM, hipertensi), menular (HIV/AIDS, hepatitis, TBC),
menahun (jantung, ginjal, hati)
e) Reproduksi
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit reproduki
seperti mioma, Ca servik, Ca mammae, Kista
f) Riwayat operasi:
Ibu mengatakan pernah melakukan tindakan operasi pada
saat melahirkan anak pertama dan kedua.
c. Pemeriksaanfisik
1) Pemeriksaan khusus apgarscore

Tabel 4.1. Apgar Score


Tanda Menit
1 5 10
Frekuensi jantung 1 2 2
Usaha nafas 1 1 2
Tonus otot 1 1 2
Reflek mudah terjadi 0 1 1
Warna kulit 0 0 1
Jumlah 3 5 8
Sumber : Data primer, 2021
1) PemeriksaanUmum
a) Suhu :36OC
b) Pernafasan :28x/menit
c) Denyut Jantung : 100x/menit
d) Keaktifan :lemah
2) Pemeriksaan fisiksistematis
e) Kepala : normal, ubun-ubun besar belummenutup,
tidak ada moulage tidak terdapat chepal
hematoma
f) Muka : pucat, simetris, tidak adaoedema
g) Mata : simetris, konjungtiva kemerahan,sklera
putih.
h) Kulit :Sianosis
i) Telinga : bersih, simetris, tidak adaserumen.
j) Hidung : terdapat napas cuping hidung,terdapat
sekret, tidak adabenjolan

k) Mulut :kebiruan, tidak ada labioskisis atau


labiopalatoskisis.
l) Leher : tidak ada pembesaran kelenjartyroid
m) Dada : gerakan dada sesuai pola bernafas,tidak
terdapat retraksi
n) Perut : normal, tidak adapembesaran
o) Talipusat :tali pusat tidak ada perdarahan, terbungkus kassa
steril.
p) Punggung : tidak ada pembengkakan padadaerah punggung.
q) Ekstremitas :kebiruan,tidakadaoedemaakraldingin, kuku
sudah melebihi jari.
r) Genetalia : lubang vagina dan lubang uretra terpisah, labiya
mayora menutupi labiya minora.
s) Anus :Berlubang, ditandai dengan keluarnya
mekonium
3) Reflek
t) Moro : kuat, jika bayi dikagetkan dengancara
menyentuh tangan bayi maka tangan bayi
akan terkejut.
u) Rooting : lemah, jika bayi diberi rangsangandengan
cara menyentuh sisi mulut bayi maka bayi
akan menoleh.

v) Suching : lemah, bayi belum bisa menyusudengan


benar
w) Tonickneck :lemah, bayi belum bisa mengangkat
lehernya bila diletakkan ke bawah.
x) Swallowing :lemah,bayibelumbisamenelandengan
kuat.
4) Antropometri
a) Lingkar kepala : 33cm
b) Lingkardada : 33cm
c) PB/BB :51 cm / 4000gram
d) LILA : 12cm
e) Eliminasi
Urine : sudahkeluar
Mekonium : sudahkeluar
d. Pemeriksaanpenunjang:
Tidak dilakukan
II. Interpretasidata
Tanggal : 30 Januari 2021
pukul : 11.15WIB
a. Diagnosakebidanan
Bayi Baru Lahir Ny. C umur 10 menit dengan Asfiksia

Data Dasar :
1) Datasubyektif
a) Ibu mengatakan anaknya yang ketiga lahir pada tanggal
30 Januari 2021, pukul 10.55WIB
b) Ibu mengatakan jenis kelamin anaknyaperempuan
2) Dataobyektif
a) Nilai Apgar Score : 3 – 5 –8
b) Pemeriksaanfisik:
(1) Warna kulit :kebiruan
(2) Hidung : terdapat nafas cuping hidung, terdapat
sekret, tidak ada benjolan.
(3) Mulut : kebiruan, tidak ada labioskisisatau
labiopalatoskisis.
(4) Dada :gerakan dada sesuai pola bernafas,
terdapat retraksi
c) Vitalsign
S : 36OC
Denyutjantung : 100 x/menit.
R : 28x/menit
d) Pemeriksaanreflek:
(1) Reflek moro : ada,kuat.
(2) Rooting : ada,lemah.
(3) Suching : ada,lemah.

(4) Tonickneck : ada,lemah.


(5) Swallowing : ada,lemah
e) Pemeriksaan antropometriyaitu:
(1) Lingkarkepala : 33cm.
(2) Lingkardada : 31cm.
(3) LILA : 12cm.
(4) BB/PB : 3100 gram / 49cm.
b. Masalah
Bayi terjadi hipotermi
Dasar : Suhu bayi 36,0 ° C

c. Kebutuhan
Pemberian lampu sorot pada bayi, mengeringkan tubuh bayi
III. Diagnosapotensial
Potensial terjadi Asfiksia Berat
IV. Tindakansegera
Keringkan bayi, bebaskan jalan nafas, atur posisi, suction bayi, kolaborasi
dengan dokter Sp. A dalam pemberianterapi:
1) Oksigen 2 liter/menit, pernasal.
2) Injeksi Vit. K 1 mg secaraIM.
3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secaraIV.

V. Infus RL 12tpm Rencanatindakan


Tanggal : 23April2013
pukul : 11.25WIB
a. Lakukan pendekatan dengan keluargapasien
b. Keringkan tubuh bayi dengan cara ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian yang hangat dankering.
c. Berikan lampu sorot padabayi.
d. Posisikan kepala bayi sedikitekstensi.
e. Bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung menggunakan dee
lee.
f. Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggungbayi.
g. Observasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap 4jam.
h. Kolaborasi dengan dr. Sp. A untuk memberikanterapi:
1) Oksigen 2 liter/menit, pernasal.
2) Injeksi Vit. K 1 mg secaraIM.
3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secaraIV.
4) Infus RL 12tpm.
i. Lakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu 36,6oC
j. Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakkan kassasteril.
k. Berikankebutuhancairanpadabayiberupasusuformulasebanyak
±25 cc/4 jam melalui dot.
l. Observasi outputbayi.

VI. Pelaksanaan
Tanggal : 23April2013
pukul : 11.30WIB
a. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien dengan cara
memberi tahu keadaan bayinya saat ini masih dalam pengawasan
dokter.
Evaluasi : Setelah dilakukan pendekatan pada pasien bayi sudah mulai
bisa menangis dan keadaan bayi sudah mulaimembaik.
b. Mengeringkan tubuh bayi dengan cara mengganti kain bersih dan
kering.
Evaluasi : Tubuh bayi telah dikeringkan dan bayi sudah diganti
dengan kain yang bersih dankering.
c. Meletakkan bayi di bawah lampu sorot dengan jarak 60cm.
Evaluasi : Bayi telah didekatkan di dekat lampu sorot dengan jarak 60cm
d. Memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan cara mengganjal
bahu bayi 2-3cm.
Evaluasi : Kepala bayi sudah di resposisi menggunakan ganjal bahu
setinggi 2-3 cm dan posisi bayi sudah sedikitekstensi.
e. Membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung dengan cara
menghisap lender pada mulut 5 cm dan hidung 3cm.
Evaluasi : Telah dibersihkan jalan nafas dan bayi menangiskuat.
f. Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi
dengan caramenepuk.
Evaluasi : Telah diberikan rangsanga taktil pada telapak kaki dan
punggung bayi dengan cara menepuk dan pernafasan mulai teratur
serta bayi sudah menangiskuat.
g. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi, terutama pernafasan tiap
4jam.
Evaluasi : Setelah dilakukan observasi tanda-tanda vital pada bayi
setiap 4 jam denganhasil:
Tabel 4.2 Tanda-tanda vital
Jam Denyut jantung Respirasi Suhu
(WIB) (x/menit) (x/Menit) (ºC)
11.05 120 28 36
15.05 120 28 36
19.05 126 40 36,2
Sumber : Data primer, 2021
h. Melaksanakan advis dokter dengan memberikanterapi:
1) Oksigen 2 liter/menit, pernasal.
2) Injeksi Vit. K 1 mg secaraIM.
3) Cefotaxim 1 x 125 mg, secaraIV.
4) Pemasangan RL 12 tpm
Evaluasi : Setelahdiberikanterapi:oksigen2liter/menitpernasal,
injeksiVit. K 1mg secara IM, Cefotaxim 1 x 125 mg secara
IV, Pemasangan RL 12 tpm,bayi sudah bisa bernafas dan
keadaannya sudah mulai membaik.
i. Melakukan perawatan bayi dengan inkubator dengan suhu36,6oC.
Evaluasi : Setelah dilakukan perawatan bayi dengan inkubator
dengan suhu 36,6o C maka suhu tubuh bayi sudah mulai
meningkat yaitu 36,2°C

j. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan menggunakkan


kassa steril.
Evaluasi : Tali pusat pada bayi telah di bungkus dengan
menggunakkan kassa steril

k. MemberikankebutuhancairanpadabayiberupaASIsebanyak ± 25cc/3
jam melalui dot.
Evaluasi : Setelah dilakukan pemberian cairan berupa susu formula
dengandosis ±25 cc/3 jam melalui dot bayi sudah bisa menelan
susu sedikit demi sedikit.

l. Melakukan observasi outputbayi.


Evaluasi : Setelah dilakukkan observasi output pada bayi dengan hasil:

BAK
Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : kuningjernih.
BAB

Frekuensi : 1-3 x/hari

Konsistensi :padat
Warna : coklatkehitaman

m. Memeriksa reflek
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan reflek denganhasil:
1) Moro : ada,kuat.
2) Suching : ada,kuat.
3) Rooting : ada,kuat.
4) Tonickneck : ada,lemah.
5) Swallowing : ada,lemah.
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 31 Januari 2021
pukul : 07.45WIB
S :Subyektif
1. Keluarga mengatakan bayinya menangiskeras.
2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai bisa menghisap dan
menelan saat minumsusu.
O :Obyektif
1. Keadaan umum bayi baik dan bergerakaktif.
2. Tanda – tanda vital bayi :
Denyut jantung : 120 x/ menit.
R : 42 x/menit
S :36,6oC
3. Warna kulitkemerahan.

4. Tali pusat terbungkus kassa steril, dan masihbasah. Pemeriksaanreflek:


a. Moro : ada,kuat.
b. Rooting : ada,kuat.
c. Suching : ada,kuat.
d. Tonickneck : ada,lemah.
e. Swallowing : ada,lemah.
5. Pemberian oksigendihentikan.
6. Pemberian infus sudah dilepas.
7. Bayi masih berada di dalam inkubator dengan suhu 36,6°C.
A :Assasment
Bayi Ny. C Umur 1 hari dengan Riwayat Asfiksia perawatan 1 hari.
P :Planning
Tanggal : 31 Januari 2021
pukul : 08.00WIB
1. Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 4jam.
Evaluasi : Telah dilakukan observasi tanda – tanda vital pada bayi
setiap 4 jam dengan hasil:
Tabel. 4.3 Tanda-tanda vital
Jam Denyut Respirasi Suhu
jantung
(WIB) (x/menit) (x/Menit) (ºC)
08.00 120 42 36,6
12.00 120 42 36,6
Sumber : Data Primer, 2021
2. Mengobservasi outputbayi
Evaluasi : Telah dilakukan observasi output pada bayi dengan hasil:
a) BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
Warna : kuningjernih.
b) BAB
Frekuensi : 2-3 x/hari
Konsistensi: padat
Warna : kuningkehitaman
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara
membungkus bayi menggunakan kain kering danbersih.
Evaluasi : Bayi telah terbungkus dengan kain kering danbersih.
4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa ASI, sebanyak
±25cc/3jam.
Evaluasi : TelahdiberikankebutuhancairanpadabayiberupaASI
sebanyak ± 25 cc
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand pada saat
keadaan ibu sudah mulaimembaik.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand pada
saat keadaan ibu sudah mulaimembaik.
6. Melakukan perawatan tali pusat menggunakan kassasteril.

Evaluasi : Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassasteril.

7. Memberikan imunisasi hepatitis Bo dengan dosis 0,5 cc secara IM, di


paha kananbayi.
Evaluasi : Telah diberikan imunisasi Hbo padabayi

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 1 Februari 2021
Pukul : 07.45WIB
S :Subyektif
1. Keluarga mengatakan bayinya sudahdimandikan.
2. Keluarga mengatakan bayinya sudah mulai menyusui dengankuat.
O :Obyektif
1. Reflek isap bayi sudahbaik.
2. Tanda – tanda vital bayi:
Denyut jantung : 142x/menit.
R :42x/menit.
S :36,6oC
Warnakulit : Merahmuda
3. Tonus otot leherbaik.
4. Gerakan dada sesuai dengan polabernapas.
5. Pergerakan tangan dan reflekbaik.
A :Assesment
Bayi Ny.C Umur 2 hari dengan Riwayat Asfiksia perawatan hari kedua.

P :Planning
Tanggal : 1 Februari 2021
Pukul : 08.00WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap
terbungkus, agar suhu tubuh bayi tetapnormal.
Evaluasi : Bayi telah terbungkus bedong dan suhu bayi sudahdiperhatikan.
2. Mengobservasi tanda- tandavital.
Evaluasi : Telah dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam pada
bayi dengan hasil:
Tabel. 4.4 Tanda-tanda vital
Jam Denyut Respirasi Suhu
jantung
(WIB) (x/menit) (x/Menit) (ºC)
08.00 142 42 36,6
12.00 142 42 36,6
Warnakulit : Merah muda
Sumber : Data Primer, 2013
3. Mengobservasi output padabayi.

Evaluasi : Telah dilakukan observasi output pada bayi denganhasil

a) BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
Warna : kuningjernih.
b) BAB
Frekuensi : 2-3x/hari
Konsistensi :padat
Warna : coklatkehitaman

4. Memberikan kebutuhan cairan pada bayi berupa susu formula,


sebanyak ±25 cc/3jam.
Evaluasi : Telahdiberikankebutuhancairanpadabayiberupasusuformula
sebanyak ±25 cc/3 jam
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada saat keadaan ibu
sudah mulaimembaik.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk memberikan ASI jika sudah membaik
keadaan
6. Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassasteril.

Evaluasi : Telah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kassasteril

B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan
data awal dari manajemen kebidanan menurut Varney, dilaksanakan
dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan
studi dokumentasi.
Bayi baru lahir dengan Asfiksia merupakan suatu keadaan pada
bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan
tidak dapat mengeluarkan zat asam arang ditubuhnya (Dewi, 2011). Pada
pengkajian Bayi Ny. C dengan Asfiksia diperoleh data subyektif dengan
keluhan bayi lemah, dan bayi tidak menangis spontan. Data obyektif
dilakukan pemeriksaan khusus Apgar Score diperoleh hasil nilai Apgar
Score 3-5-8, pemeriksaan umum keadaan umum bayi lemah,
pemeriksaan reflek swallowing dan tonick neck pada bayi diperoleh hasil
positif tetapi masih lemah, pemeriksaan antropometri dan diperoleh hasil
normal. Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktik dilapangan.

2. InterpretasiData
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa, menentukan
masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia. Interpretasi
data terdiri dari diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosa masalah pada bayi baru lahir dengsan Asfiksia yaitu
hipotermi, resiko infeksi dan nutrisi (Varney, 2007). Sedangkan
kebutuhan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia yaitu pemberian lampu
sorot, pencegahan infeksi dan pemberian ASI pada bayi baru lahir
(Dewi,2011).
Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Bayi
Ny. C umur 10 menit dengan Asfiksia. Masalah yang ditemukan pada
bayi baru lahir Ny. C adalah hipotermi. Kebutuhan yang diberikan adalah
pemberian lampu sorot kepada bayi agar bayi tetap merasa hangat.
Adapun yang mendasari penulis menentukan diagnosa kebidanan
tersebut adalah dari anamnesa, pemeriksaan khusus, pemeriksaan umum,
pemeriksaan reflek, dan pemeriksaan antropometri. Jadi pada langkah ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktiklapangan.

3. DiagnosaPotensial

Pada kasus bayi baru lahir dengan Asfiksia diagnosa potensial


bila bayi masih belum bisa bernafas spontan maka potensial terjadi
Asfiksia Berat (Hasan, 2005). Namun pada kasus bayi Ny. C dengan
Asfiksia ini tidak terjadi diagnosa potensial karena dapat ditangani
dengan baik sehingga bayi dapat bernapas dengan spontan.
4. Antisipasi
Pada bayi Ny. C dengan Asfiksia antisipasi yang dilakukan adalah
meletakkan bayi dibawah lampu sorot, mengeringkan tubuh bayi,
mengatur posisi bayi, membersihkan jalan napas, memberikan rangsang
taktil, pemasangan oksigen 2 liter/ menit, pemberian infus RL 12 tpm.
Sedangkan menurut Arief (2011), Asfiksia perlu antisipasi dengan
perawatan bayi, pembersihan jalan nafas, pemberian O2, menjaga agar
suhu tetap hangat, kolaborasi dengan tim medis. Jadi pada langkah ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktikdilapangan.
5. Perencanaan
Pada kasus Bayi Ny. C dengan Asfiksia ini rencana tindakan yang
akan diberikan adalah melakukan pendekatan dengan keluarga pasien,
keringkan tubuh bayi, berikan lampu sorot pada bayi, ganti kain basah
dengan kain kering dan bersih, bungkus tubuh bayi, posisikan kepala
bayi sedikit ekstensi, bersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung,
berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi,
observasi tanda-tanda vital bayi terutamapernapasan,

berikan terapi oksigen 2liter/menit; infus RL 12 tpm, injeksi Vit. K 1 mg


secara IM; cefotaxim 1 x125 mg per IV, pemberian oksigen per nasal
tiap
4 jam, bayi masih dirawat di dalam inkubator dengan suhu 36,6 C
Sedangkan menurut menurut Arief (2009), rencana yang dapat dilakukan
pada bayi baru lahir dengan Asfiksia adalah sebagai berikut: lakukan
pendekatan pada keluarga pasien, posisikan bayi ekstensi, bersihkan jalan
nafas yang terdepat lendir, lanjutkan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi berupa: infus D 10% 550 cc/24jam, oksigen
2liter/menit, cefotaxim 1x125 mg. mengobservasi pernapasan tiap 4 jam.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu
dalam pemberian terapi kepada klien. Jika pada teori, terapi yang
diberikan adalah Infus D 10% 550 cc / 24 jam, oksigen 2 liter/menit, dan
cefotaxim 1 x 125 mg, sedangkan dilapangan klien diberikan terapi
oksigen 2 liter/menit per nasal, infus RL 12 tpm, injeksi Vit, K 1 mg
secara IM dan cefotaxim 1 x 125 mg secara IV. Hal tersebut tidak
menjadi suatu masalah, karena bayi yang menderita asfiksia hanya
membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi dapat bergerakaktif
6. Pelaksanaan
Menurut Arief (2011), pada kasus asfiksia sedang melakukan
pendekatan dengan keluarga pasien secara terapeutik, memposisikan bayi
sedikit ekstensi, membersihkan jalan napas yang terdapat lendir,
berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi, mengobservasi
pernapasan tiap 4 jam. Dengan demikian, Asuhan Kebidanan yang
diberikan tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu pada pemberian terapi
yang mana dilapangan diberikan terapi oksigen 2 liter/menit per nasal,
infus RL 12 tpm, Injeksi Vit. K 1 mg secara IM dan cefotaxim per IV
1x125 mg, bayi masih dirawat dalam inkubator dengan suhu 36,6 C
sedangkan di teori terapi yang diberikan adalah Infus D 10% 550 cc/24
jam, oksigen 2 liter/menit, dan cefotaxim 1x125 mg per IV, sehingga
terdapat kesenjangan teori dalam pemberian terapi. Hal tersebut tidak
menjadi suatu masalah, karena bayi yang menderita asfiksia hanya
membutuhkan cairan tubuh bayi supaya bayi dapat bergerakaktif.
7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir
dengan Asfiksia adalah bayi bisa bernapas dengan normal, tidak
hipotermi, tidak infeksi, reflek dan nutrisi bayi baik, vital sign normal.
(Arief dan Sari, 2009). Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari
pada Bayi Ny. C dengan riwayat Asfiksia di RS PKU Muhammadiyah
Gombong, maka hasil asuhan yang di dapat yaitu keadaan umum bayi
baik, bayi bernapas normal, reflek moro, rooting, suching, tonick neck,
dan reflek swallowing ada dan kuat, serta bayi sudah di perbolehkan
pulang. Demikian asuhan yang diberikan dengan teori yang ada, sehingga
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yaitu pada
pemberian terapi dan itu tidak menjadi suatumasalah.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab terakhir penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Bayi Ny. C dengan Asfiksia Di RS PKU
Muhammadiyah Gombong” ini dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
1. Pengkajian terhadap Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia dilakukan dengan
pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil wawancara pada
pasien keluhan bayi tidak menangis segera setelah lahir, dan tidak
bernapas spontan segera setelah lahir. Data obyektif diperoleh dari
pemeriksaan fisik yaitu dengan pemeriksaan khusus (Apgar Score) yaitu
3-5-8.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat sehingga didapatkan diagnosa kebidanan Bayi Ny. C Umur 10
menit dengan Asfiksia . Masalah yang timbul adalah hipotermi pada bayi,
kebutuhan yang diberikan adalah mengeringkan tubuh bayi dan
memberikan lampu sorot padabayi.
3. Diagnosa potensial pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia sedang adalah
Asfiksia Berat, tetapi tidak terjadi karena telah dilakukan perawatan
secaraintensif.
4. Tindakan segera yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
adalah perawatan bayi, pembersihan jalan napas, pemberian O2,

menjaga agar suhu tetap hangat, kolaborasi dengan dokter Sp.A


5. Dalam menyusun suatu rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan Asfiksia dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan melakukan
pendekatan pada keluarga pasien, keringkan tubuh bayi, berikan lampu
sorot pada bayi, ganti kain basah dengan kain kering dan bersih, bungkus
tubuh bayi, posisikan kepala sedikit ekstensi, bersihkan jalan napas dari
mulut hingga hidung, berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan
punggung bayi, observasi tanda-tanda vital bayi terutama pernapasan
berikan terapi oksigen 2 liter/menit, pemberian infus RL 12 tpm,
cefotaxim 1x125 mg, observasi pernapasan tiap 4jam.
6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia
sesuai dengan rencana yang sudah dibuat yaitu melakukan pendekatan
pada keluarga pasien, mengeringkan tubuh bayi, memberikan lampu
sorot pada bayi, mengganti kain basah dengan kain kering dan bersih,
membungkus tubuh bayi, memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi,
membersihkan jalan napas dari mulut hingga hidung, memberikan
rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi, observasi tanda-
tanda vital bayi terutama pernapasan, memberikan terapi oksigen 2
liter/menit; Injeksi Vit. K 1mg secara IM, cefotaxim 1x125mg,
mengobservasi pernapasan tiap 4jam.
7. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada Bayi Ny. C dengan riwayat Asfiksia
di RS PKU Muhammadiyah Gombong, maka hasil asuhan yang di dapat
yaitu keadaan umum bayi baik, bayi bernapas normal, reflek moro,rooting
suching, tonick neck, dan reflek swallowing ada dan kuat, serta bayi
sudah di perbolehkan pulang. Demikian asuhan yang diberikan dengan
teori yang ada, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik
dilapangan yaitu pada pemberian terapi dan itu tidak menjadi suatu
masalah.

8. Di dalam pemberian terapi terdapat kesenjangan antara teori dan praktik


di lapangan yaitu di lapangan diberikan terapi oksigen 2 liter / menit,
injeksi vit. K 1mg, cefotaxim 1x125 mg, infus RL 12 tpm, sedangkan
diteori terapi diberikan adalah oksigen 2 liter / menit, injeksi vit. K 1mg,
infuse D 10%, dan cefotaxim 1x125mg.
9. Pada kasus ini terdapat kesenjangan dalam pemberian terapi, sehingga
alternatif pemecahan masalahnya diberikan infus RL pada bayi,
mengingat keadaan pasien yang kekurangan cairan pada saat itu. Hal ini
tidak menjadi suatu masalah karena pada hakikatnya pemberian asuhan
atau terapi pada pasien harus disesuaikan dengan kondisi pasientersebut.
B. Saran
Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikansaran
sebagaiberikut:
1. Bagipasien
Pasien di pesan untuk segera membawa bayi mereka ke tenaga kesehatan
terdekat jika terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir.
2. Bagiprofesi

Bidan diharapkan lebih meningkatkan standar pelayanan kebidanan yang


sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney
sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai
pada pasien.
3. BagiRS
Diharapkan untuk lebih meningkatkan dan memperhatikan mutu
pelayanan kesehatan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir khususnya bayi dengan Asfiksia.
4. Bagipendidikan

Diharapkan untuk menambah wacana bagi mahasiswa untuk lebih


mengetahui dan memahami asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia
52
60

Anda mungkin juga menyukai