Oleh
Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan yang
berjudul “ Penjualan Angsuran ”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapakan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan untuk makalah selanjutnya.
Hormat Kami,
Kelompok Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................................1
1.4 Manfaat Makalah...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Penjualan Angsuran...................................................................................................2
2.2 Pengakuan Laba Kotor dan Bunga...............................................................................................3
2.2.1 Pengakuan Laba Kotor..........................................................................................................3
2.2.2 Pengakuan Bunga.................................................................................................................6
2.3 Penjualan Angsuran Barang Tidak Bergerak...............................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai dikalangan
usahawan dan juga dikalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan
jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih
ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yangdicicil tersebut.
Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi
kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.
1
1.4 Manfaat Makalah
Dengan adanya pembuatan makalah ini, kami bisa mengetahui lebih dalam tentang
penjualan angsuran.
BAB II
PEMBAHASAN
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang
ditangguhkan, dimana pihak penjual menerima uang muka (down payment) dan sisanya
dalam bentuk cicilan selama beberapa tahun (1998:121).
Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, gudang dan
sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan. Biasanya penjualan angsuran mempunyai tata aturan sebagai berikut :
a. Pembayaran uang muka, Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunai yang
jumlahnya sebesar prosentase tertentu dari harga jual aktiva tetap atau jumlah rupiah
yang ditentukan.
b. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran.
Biasanya pembayaran angsuran ini ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan besar
kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran (1999 : 112).
Dari pengertian penjualan angsuran diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
2
1. Penjualan angsuran merupakan penjualan yang dilakukan secara bertahap dengan
beberapa perjanjian tertentu yang telah disepakati antara penjual dan pembeli.
2. Pembeli memberikan uang muka sebagian dari harga penjualan, sisanya dibayar
dalam beberapa kali angsuran.
Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks,
karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran tersebut tidak hanya terjadi pada saat
penjualan angsuran tersebut dilakukan, melainkan akan terjadi sepanjang penjualan angsuran
tersebut belum dilunasi.
Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu :
Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau
dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya
piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai
konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat
diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.
3
Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya
yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas
kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun
kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu
biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.
Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang
usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula
laba atas penjualan aktiva tersebut.
Jurnalnya adalah:
Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan penjualan
angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai beban pada periode
berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, harus
diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu dengan mendebit perkiraan
beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya penjualan angsuran
dan penyisihan piutang angsuran.
Jurnalnya adalah:
Jika pada periode berikutnya penjualan nagsuran tersebut terjadi, perkiraan penyisihan
tersebut akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang tidak tertagih
akan dikredit.
Jurnalnya adalah:
4
Penyisihan piutang angsuran xxxxxx
Kas xxxxxx
Dalam metode ini laba kotor diakui sesuai dengan realisasi penerimaan kas dari penjualan
3. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai
pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam
perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi
pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan
akan selalu sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka perjanjian.
5
Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan prosporsional dengan
tingkat penerimaan pembayaran angsuran. Di dalam akuntansi prosedur demikian dikenal
dengan metode angsuran atau dasar angsuran (installment method or installment basis).
Pada metode ini jika harta tak gerak (bukan barang dagang) dijual secara angsuran,
perusahaan akan mendebit perkiraan piutang usaha angsuran dan mengkredit harta yang
bersangkutan serta mengkredit laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi).
Jurnalnya adalah:
3. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga
adalah tetap.
2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok
pinjaman tetap. Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung
periodenya bulanan atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo
6
awal bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun.
Jumlah bunga semakin lama semakin turun.
Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan
sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata aturan atau persyaratan
sebagai berikut :
Pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran pada penjualan angsuran aktiva
tetap dapat dilakukan dengan dua metode yaitu laba kotor diakui pada periode penjualan
dan laba kotor diakui secara proporsional sejalan dengan penerimaan kas
Contoh :
PT SENTANA perusahaan jual beli harta tak bergerak, menjual rumah kepada Hartono Rp
2.500.000. HPP rumah Rp 1.500.000 pembayaran pertama Rp 500.000. untuk menjamin
keamanan pemilikan PT SENTANA & Hartono setuju untuk menghipotik sebesar Rp
2.000.000. Akte hipotik tanggal 1 september 1980, dibayar dalam jangka waktu 5 th dengan
pembayaran ½ tahun @ Rp 200.000. Bunga hipotik 12% setahun, komisi dan biaya lainnya
Rp 50.000 dibayar tunai oleh PT SENTANA.
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut pada tahun 1980 dan 1981
dalam buku-buku PT SENTANA, menurut kedua metode tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
Jurnal
Transaksi-transaksi
Laba di akui pada periode penjualan Laba diakui secara proposional dengan jumlah
penerimaan angsuran
7
1 september 1980 Piutang (Tn. hartono) 2.500.000 Piutang (Tn. hartono) 2.500.000
Dijual sebuah rumah Rumah 1.500.000 Rumah 1.500.000
Penerimaan pembayaran
pertama (down payment)
sebesar Rp. 500.000 dan Kas 500.000 Kas 500.000
Pembayaran biaya-biaya:
komisi dan pengurusan
Ongkos penjualan 50.000 Ongkos penjualan 50.000
akte hipotik dan lain-lain
Rp. 50.000
Kas 50.000 Kas 50.000
31 desember 1980
profit) 200.000
Penerimaan kas tahun 1980
sebesar : Rp. 500.000
realisasi laba kotor
(down payment). Jadi laba
kotor yang direalisasi 40% (realized gross profit) 200.000
x 500.000 = Rp. 200.000
Menutup rekening-
rekening nominal ke rugi-
8
Laba penjualan rumah Realisasi laba kotor 200.000
1.000.000
Pendapatan bunga 80.000
Pendapatan bunga 80.000
Ongkos penjualan 50.000
laba
Ongkos penjualan 50.000
Rugi-laba 230.000
Rugi-laba 1.030.000
1 januari 1981:
Reversal entries untuk Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan bunga 80.000
bunga yang akan diterima Bunga hipotik yang akan diterima 80.000
pada akhir 1980 Bunga hipotik yang akan diterima 80.000
1 maret 1981 :
1 september 1981
Diterima pembayaran
Kas 308.000 Kas 308.000
angsuran hipotik Rp.
200.000 dan bunga dari Hipotik U/K 200.000 Hipotik U/K 200.000
pokok hipotik Rp.
1.800.000 @ 12% untuk Pendapatan bunga 108.000 Pendapatan bunga 108.000
jangka waktu 6 bulan =
Rp. 108.000
31 desember 1981
9
Realisasi laba kotor
Menutup rekening- Pendapatan bunga 212.000 Pendapatan bunga 212.000
rekening nominal ke rugi-
laba Rugi-laba 212.000 Realisasi laba kotor 160.000
Apabila pembayaran angsuran hipotik dari Tn. Hartono dapat diterima sesuai dengan
perjanjian yang ada, maka kedua metode pengakuan laba kotor atas transaksi penjualan
angsuran tidak berakibat perbedaan jumlah “pendapatan bunga” yang diperoleh dalam setiap
tahun bukunya. Akan tetapi laba (rugi) bersih yang diakui pada setiap tahun buku di antara
kedua metode itu akan tetap berbeda.
Apabila laba diakui dalam periode di mana penjualan itu terjadi, maka atas transaksi
penjualan rumah itu PT SENTANA akan melaporkan labanya sebesar Rp. 950.000 (Rp.
1.000.000 – Rp. 50.000) dalam tahun buku 1980 dan oleh karenanya tidak ada pengakuan
laba untuk masa 5 (lima) tahun kemudian saat berakhirnya transaksi tersebut. Di lain pihak
menurut metode angsuran laba penjualan rumah sebesar Rp. 950.000 akan dianggap
direalisasikan sebesar Rp. 150.000 (Rp. 200.000 – Rp. 50.000) pada tahun 1980 dan Rp.
800.000 sisanya akan diakui dalam masa 5 tahun kemudian sesuai dengan jangka waktu
penyelesaian transaksi masing-masing sebesar Rp. 160.000 setiap tahun.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Penjualan angsuran adalah penjualan barang dagangan dengan
pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan yang
akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode penjualan ini memberikan
kemudahan kepada konsumen dalam pembayaran barang yang dibelinya, sehingga konsumen
tertarik untuk melakukan pembelian. Permasalah pada Angsuran terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu masalah non akuntansi dan masalah akuntansi. Masalah non akuntansi adalah
menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak
melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi semacam itu perusahaan perlu berhati-hati
dalam penjualannya. Pembeli perlu diseleksi terlebih dahulu dan membuat perjanjian yang
mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya. Dan Masalah Akuntansi
adalah Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor, masalah yang berhubungan
dengan cara perhitungan bunga dan angsuran, tukar-tambah dan pembatalan penjualan
angsuran.
3.2 Saran
Terkait dengan hal tersebut, saya menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan seperti
berikut ini
Perlu diseleksi lagi untuk membuat laporan keuangan agar lebih baik lagi dan hasilnya akurat
,meningkatkan kreatifitas agar dapat memperoleh laba lebih banyak lagi
11
DAFTAR PUSTAKA
http://nurul9897.blogspot.com/2018/01/penjualan-angsuran.html
https://windaaviany.web.ugm.ac.id/2015/04/20/akuntansi-penjualan-angsuran/
12
13