Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1


“ PENJUALAN ANGSURAN ”
DOSEN PENGAMPU : PUTU NUNIEK HUTNALEONTINA, SE. M.Si

Oleh

I GUSTI AYU DIAH ADNYASWARI (1902022407)

KELAS IV B AKUNTANSI PAGI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan yang
berjudul “ Penjualan Angsuran ”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapakan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan untuk makalah selanjutnya.

Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Denpasar, 05 April 2021

Hormat Kami,

Kelompok Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................................1
1.4 Manfaat Makalah...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Penjualan Angsuran...................................................................................................2
2.2 Pengakuan Laba Kotor dan Bunga...............................................................................................3
2.2.1 Pengakuan Laba Kotor..........................................................................................................3
2.2.2 Pengakuan Bunga.................................................................................................................6
2.3 Penjualan Angsuran Barang Tidak Bergerak...............................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah


pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah
berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangankendaraan
seperti mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya.Bahkan pada beberapa jenis
industri metode penjualan angsuran ini telah menjadikunci utama dalam mencapai operasi
skala besar.

Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai dikalangan
usahawan dan juga dikalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan
jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih
ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yangdicicil tersebut.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi
kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan penjualan angsuran?
1.2.2 Bagaimana pengakuan laba kotor dan bunga?
1.2.3 Bagaimana penjualan angsuran barang-barang tak bergerak?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian penjualan angsuran
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana pengakuan laba kotor dan bunga
1.3.3 Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang penjualan angsuran barang-barang tak
bergerak

1
1.4 Manfaat Makalah
Dengan adanya pembuatan makalah ini, kami bisa mengetahui lebih dalam tentang
penjualan angsuran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penjualan Angsuran


 Menurut Hadori Yunus Harnanto

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana


pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu :

a. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran


pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment)
b. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran (1981:109).

 Menurut Allan R. Drebin

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang
ditangguhkan, dimana pihak penjual menerima uang muka (down payment) dan sisanya
dalam bentuk cicilan selama beberapa tahun (1998:121).

 Menurut Drs.Arifin S, Mcom, Hons, Akt

Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, gudang dan
sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan. Biasanya penjualan angsuran mempunyai tata aturan sebagai berikut :

a. Pembayaran uang muka, Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunai yang
jumlahnya sebesar prosentase tertentu dari harga jual aktiva tetap atau jumlah rupiah
yang ditentukan.
b. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran.

Biasanya pembayaran angsuran ini ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan besar
kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran (1999 : 112).

Dari pengertian penjualan angsuran diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

2
1. Penjualan angsuran merupakan penjualan yang dilakukan secara bertahap dengan
beberapa perjanjian tertentu yang telah disepakati antara penjual dan pembeli.
2. Pembeli memberikan uang muka sebagian dari harga penjualan, sisanya dibayar
dalam beberapa kali angsuran.

2.2 Pengakuan Laba Kotor dan Bunga


2.2.1 Pengakuan Laba Kotor

Untuk menghitung laba bersih pada penjualan angsuran adalah sangat kompleks,
karena beban sehubungan dengan penjualan angsuran tersebut tidak hanya terjadi pada saat
penjualan angsuran tersebut dilakukan, melainkan akan terjadi sepanjang penjualan angsuran
tersebut belum dilunasi.

Sesuai dengan konsep akuntansi yaitu membandingkan antara beban dengan


pendapatan (matching costs against revenue), maka pada saat penjualan angsuran dapat
ditentukan nilai dari penjualan, harga pokok dan beban yang terjadi pada periode tersebut.
Karena penagihan penjualan angsuran meliputi beberapa periode, timbul masalah bagaimana
beban yang terjadi pada periode berikutnya (misalkan beban penagihan, administrasi,
perbaikan dan pemilikan kembali) sehubungan penagihan piutang usaha angsuran tersebut.

Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu :

1. Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran.

2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.

1. Pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran

Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau
dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya
piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai
konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat
diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.

3
Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya
yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas
kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun
kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu
biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.

Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang
usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula
laba atas penjualan aktiva tersebut.

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran                                                                       xxxxxx

Aktiva tak gerak                                                                                 xxxxxx

Laba atas penjualan aktiva tak gerak                                                  xxxxxx

Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan penjualan
angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai beban pada periode
berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, harus
diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu dengan mendebit perkiraan
beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya penjualan angsuran
dan penyisihan piutang angsuran.

Jurnalnya adalah:

Beban usaha                                                                            xxxxxx

Penyisihan piutang angsuran                                                               xxxxxx

Jika pada periode berikutnya penjualan nagsuran tersebut terjadi, perkiraan penyisihan
tersebut   akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang tidak tertagih
akan dikredit.

Jurnalnya adalah:

4
Penyisihan piutang angsuran                                                   xxxxxx

Kas                                                                                                      xxxxxx

Piutang usaha angsuran                                                                       xxxxxx

2. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas

Dalam metode ini laba kotor diakui sesuai dengan realisasi penerimaan kas dari penjualan

angsuran yang diterima pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran


pada perjanjian penjualan angsuran adalah:

1. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (Cost)


dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesudah seluruh harga
pokok (Cost) kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai
keuntungan. Prosedur ini dianggap sangat konservatif. Dapat didukung jika timbul
keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik yang berkaitan dengan
saldo atau sisa kontrak cicilan maupun yang berkaitan dengan barang-barang yang
terkena pemilikan kembali.

2. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh


sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi,
maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau
pengembalian harga pokok (Cost).

3. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai
pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam
perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi
pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan
akan selalu sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka perjanjian.

5
Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan prosporsional dengan
tingkat penerimaan pembayaran angsuran. Di dalam akuntansi prosedur demikian dikenal
dengan metode angsuran atau dasar angsuran (installment method or installment basis).

Pada metode ini jika harta tak gerak (bukan barang dagang) dijual secara angsuran,
perusahaan akan mendebit perkiraan piutang usaha angsuran dan mengkredit harta yang
bersangkutan serta mengkredit laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi).

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran                                                                      xxxxxx

Aktiva Tetap                                                                                      xxxxxx

Laba kotor yang ditangguhkan (yang belum direalisasi)                    xxxxxx

2.2.2 Pengakuan Bunga


Dalam setiap penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan
demikian setiap angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman
dan bunga yang diperhitungkan. Macam- macam perhitungan bunga yang dapat dipakai
dalam penjualan angsuran yaitu:

1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman

2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman

3. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Bunga dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode ini besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga
adalah tetap.

2. Bunga dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok
pinjaman tetap. Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung
periodenya bulanan atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo

6
awal bulan. Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun.
Jumlah bunga semakin lama semakin turun.

3. Sistem anuitas Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan


menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga semakin
menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.

2.3. Penjualan Angsuran Barang Tidak Bergerak

Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan
sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata aturan atau persyaratan
sebagai berikut :

a). Adanya down payment atau uang muka

b). Pembayaran uang tunai secara periodik sebagai pembayaran angsuran

Pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran pada penjualan angsuran aktiva
tetap dapat dilakukan dengan dua metode yaitu laba kotor diakui pada periode penjualan
dan laba kotor diakui secara proporsional sejalan dengan penerimaan kas

Contoh :

PT SENTANA perusahaan jual beli harta tak bergerak, menjual rumah kepada Hartono Rp
2.500.000. HPP rumah Rp 1.500.000 pembayaran pertama Rp 500.000. untuk menjamin
keamanan pemilikan PT SENTANA & Hartono setuju untuk menghipotik sebesar Rp
2.000.000. Akte hipotik tanggal 1 september 1980, dibayar dalam jangka waktu 5 th dengan
pembayaran ½ tahun @ Rp 200.000. Bunga hipotik 12% setahun, komisi dan biaya lainnya
Rp 50.000 dibayar tunai oleh PT SENTANA.

Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut pada tahun 1980 dan 1981
dalam buku-buku PT SENTANA, menurut kedua metode tersebut di atas adalah sebagai
berikut:

Penjualan angsuran untuk barang tak bergerak

Jurnal
Transaksi-transaksi
Laba di akui pada periode penjualan Laba diakui secara proposional dengan jumlah
penerimaan angsuran

7
1 september 1980 Piutang (Tn. hartono)               2.500.000 Piutang (Tn. hartono) 2.500.000

Dijual sebuah rumah         Rumah                                  1.500.000         Rumah                               1.500.000

dengan harga : Rp.


        Laba penjualan rumah                                   Laba kotor yang
2.500.000 harga pokok
1.000.000
rumah sebesar Rp.
        belum direalisasi
1.500.000

        (deferred gross profit)                       


1.000.000

Penerimaan pembayaran
pertama (down payment)
sebesar Rp. 500.000 dan Kas                                     500.000 Kas                                     500.000

hipotik U/K untuk saldo


Hipotik U/K                     2.000.000 Hipotik U/K                     2.000.000
yang belum dibayar
sebesar : Rp. 2.000.000
       Piutang (Tn. hartono)          2.500.000        Piutang (Tn. hartono)          2.500.000

Pembayaran biaya-biaya:
komisi dan pengurusan
Ongkos penjualan                    50.000 Ongkos penjualan                    50.000
akte hipotik dan lain-lain
Rp. 50.000
                Kas                                50.000                 Kas                                50.000

31 desember 1980

a). Bunga yang masih harus


Bunga hipotik yang                  80.000 Bunga hipotik yang                  80.000
diterima atas hipotik UK.
12% untuk jangka waktu 4 akan diterima akan diterima
bulan = (4/12 x 12% x Rp.
2.000.000 = Rp. 80.000)           pendapatan bunga                80.000           pendapatan bunga                80.000

b). Laba kotor yang di


realisasi adalah sebagai
berikut : % laba kotor  =
40% atau

laba kotor yang belum


   (1.000.000 x 100 %)

direalisasi (defered gross


    2.500.000

profit)                                      200.000
    Penerimaan kas tahun 1980
sebesar : Rp. 500.000
                realisasi laba kotor
(down payment). Jadi laba
kotor yang direalisasi 40%                 (realized gross profit)         200.000
x 500.000 = Rp. 200.000

Menutup rekening-
rekening nominal ke rugi-

8
Laba penjualan rumah                             Realisasi laba kotor                  200.000
1.000.000
Pendapatan bunga                      80.000
Pendapatan bunga                         80.000
                Ongkos penjualan             50.000
laba
                Ongkos penjualan                  50.000 
                Rugi-laba                         230.000
                Rugi-laba                             1.030.000

1 januari 1981:

Reversal entries untuk Pendapatan bunga                        80.000 Pendapatan bunga                        80.000               
bunga yang akan diterima Bunga hipotik yang akan diterima   80.000
pada akhir 1980       Bunga hipotik yang akan diterima        80.000

1 maret 1981 :

Diterima pembayaran Kas                                          320.000   Kas                                          320.000  


angsuran hipotik sebesar
Rp. 200.000 dan bunga                 Hipotik U/K                    200.000                 Hipotik U/K                    200.000
hipotik sebesar Rp.
120.000                 Pendapatan bunga           120.000                 Pendapatan bunga           120.000

1 september 1981

Diterima pembayaran
Kas                                          308.000 Kas                                          308.000
angsuran hipotik Rp.
200.000 dan bunga dari                 Hipotik U/K                   200.000                 Hipotik U/K                   200.000
pokok hipotik Rp.
1.800.000 @ 12% untuk                 Pendapatan bunga          108.000                 Pendapatan bunga          108.000
jangka waktu 6 bulan =
Rp. 108.000

31 desember 1981

a). Adjustment bunga


Bunga hipotik yang akan          64.000 Bunga hipotik yang akan          64.000
hipotik dari pokok : Rp.
1.600.000 @ 12% untuk Diterima Diterima
jangka waktu 4 bulan =
Rp. 64.000                 Pendapatan bunga           64.000                 Pendapatan bunga           64.000

b). Laba kotor yang


direalisasi 40 % dan
pembayaran angsuran yang
diterima tahun 1981sebesar
Rp. 400.000 atau Rp.
Laba kotor yang belum
160.000

Direalisasi (defered gross profit)               


160.000

9
                Realisasi laba kotor

                (realized gross profit)                      


160.000

Menutup rekening- Pendapatan bunga                    212.000 Pendapatan bunga                    212.000
rekening nominal ke rugi-
laba                 Rugi-laba                      212.000 Realisasi laba kotor                  160.000

                Rugi-laba                       372.000

Apabila pembayaran angsuran hipotik dari Tn. Hartono dapat diterima sesuai dengan
perjanjian yang ada, maka kedua metode pengakuan laba kotor atas transaksi penjualan
angsuran tidak berakibat perbedaan jumlah “pendapatan bunga” yang diperoleh dalam setiap
tahun bukunya. Akan tetapi laba (rugi) bersih yang diakui pada setiap tahun buku di antara
kedua metode itu akan tetap berbeda.

Apabila laba diakui dalam periode di mana penjualan itu terjadi, maka atas transaksi
penjualan rumah itu PT SENTANA akan melaporkan labanya sebesar Rp. 950.000 (Rp.
1.000.000 – Rp. 50.000) dalam tahun buku 1980 dan oleh karenanya tidak ada pengakuan
laba untuk masa 5 (lima) tahun kemudian saat berakhirnya transaksi tersebut. Di lain pihak
menurut metode angsuran laba penjualan rumah sebesar Rp. 950.000 akan dianggap
direalisasikan sebesar Rp. 150.000 (Rp. 200.000 – Rp. 50.000) pada tahun 1980 dan Rp.
800.000 sisanya akan diakui dalam masa 5 tahun kemudian sesuai dengan jangka waktu
penyelesaian transaksi masing-masing sebesar Rp. 160.000 setiap tahun.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  Kesimpulan Penjualan angsuran adalah penjualan barang dagangan dengan
pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan yang
akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode penjualan ini memberikan
kemudahan kepada konsumen dalam pembayaran barang yang dibelinya, sehingga konsumen
tertarik untuk melakukan pembelian. Permasalah pada Angsuran terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu masalah non akuntansi dan masalah akuntansi. Masalah non akuntansi adalah
menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak
melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi semacam itu perusahaan perlu berhati-hati
dalam penjualannya. Pembeli perlu diseleksi terlebih dahulu dan membuat perjanjian yang
mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya. Dan Masalah Akuntansi
adalah Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor, masalah yang berhubungan
dengan cara perhitungan bunga dan angsuran, tukar-tambah dan pembatalan penjualan
angsuran.

3.2 Saran
Terkait dengan hal tersebut, saya menyarankan beberapa hal untuk diperhatikan seperti
berikut ini

Perlu diseleksi lagi untuk membuat laporan keuangan agar lebih baik lagi dan hasilnya akurat
,meningkatkan kreatifitas agar dapat memperoleh laba lebih banyak lagi

11
DAFTAR PUSTAKA

http://nurul9897.blogspot.com/2018/01/penjualan-angsuran.html

https://windaaviany.web.ugm.ac.id/2015/04/20/akuntansi-penjualan-angsuran/

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN


DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM - PDF Download Gratis (docplayer.info)

12
13

Anda mungkin juga menyukai