Anda di halaman 1dari 3

F5.

Penegahan dan Pemberantasan Penyakit Menulr dan tidak Menular

Pemeriksaan dan Penatalaksnaan Diare pada Anak di Desa Holimombo Jaya

A. Latar Belakang
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting
harus ada yaitu buang air besar (BAB) cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari
tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar
dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare (WHO,
2014).

Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas secara global
serta mengakibatkan kematian lebih banyak pada anak usia dini setelah periode neonatal
dibandingkan etiologi lain. Satu dari sembilan kematian pada anak disebabkan oleh diare,
menjadikannya sebagai penyebab kematian pada anak usia di bawah lima tahun terbanyak
kedua di dunia. Secara global dari semua penyebab kematian pada anak, diare
menyumbang 15% atau 1.600 kematian setiap harinya pada anak usia di bawah lima
tahun. Di dunia, terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya. Sedangkan di
Indonesia, menurut prevalensi yang didapat dari berbagai sumber, salah satunya pada
penderita diare di Indonesia berasal dari semua umur, namun prevalensi tertinggi penyakit
diare diderita oleh balita, terutama pada usia <1 tahun (7%) dan 1-4 tahun. (Riskesdas
2013).
Faktor–faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak ada tiga
Faktorlingkungan yang dominan dalam penyebaran penyakit diare pada anak yaitu
pembuangan tinja dan sumber air minum. Faktor yang kedua adalah faktor
sosiodemografi. Faktor sosiodemografi yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada
anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta umur anak. Faktor ketiga yang dapat
memengaruhi kejadian diare yaitu faktor perilaku. Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif
dan kebiasaan mencuci tangan merupakan faktor perilaku yang berpengaruh dalam
penyebaran kuman enterik dan menurunkan risiko terjadinya diare.
Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila tidak segera ditangani
dengan benar dapat terjadi Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau
hipertonik), renjatan hipovolemik, hipokalemia,hipoglikemia, intolerasni sekunder akibat
kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase, terjadi kejang pada dehidrasi
hipertonik. Selanjutnya dapat terjadi malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare
(Ngastiyah, 2005).
Berdasarkan laporan dari Puskesmas Banabungi terdapat kejadian diare pada
beberapa anak di Desa Holimombo Jaya sehingga dilakukanlah kegiatan pemeriksaan
dan penatalakasanaan diare di desa tersebut.

B. Permasalahan
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Diare dan komplikasinya jika
tidak ditangani dengan segera
b. Jarak dari desa Holimombo Jaya ke Puskesmas Banabungi terbilang jauh sehingga
masayarakat malas untuk berobat ke Puskesmas

C. Perenanaan dan Intervensi


Rencana Kegiatan dilakukan pada tanggal 15 Juli 2021 pukul 15.00 sampai selesai.
Pemilihan Intervensi yang dipilih adalah pemeriksaan dan pengobatan kepada anak-anak
yang mengalami diare.

D. Pelaksanaan
Kegiataan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juli mulai pukul 15.00 sampai selesai yang
bertempat di desa Holimombo Jaya . Kegiatan diawali dengan pemeriksaan antropometri
lalu dilakukan pengobatan dasar serta tatalaksana penyakit pada tiap pasien yang datang.
Pemeriksaan meliputi alloanamnesis tentang gejala utama seperti berak encer, nyeri
perut, mual, muntah, demam, anak menangis terus serta keluhan penyerta. Kemudian
dilakukan anamnesis tentang riwayat penyakit, faktor risiko, riwayat keluarga, dan
riwayat pengobatan sebelumnya. Setelah anamnesis dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisis berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Kemudian memberikan KIE
tentang penyakitnya dan merujuk ke puskesmas jika diperlukan. Petugas yang terlibat
yaitu petugas survailance serta dokter internsip. Kegiatan ini tetap mematuhi protokol
kesehatan pencegahan infeksi COVID-19.

E. Monitoring dan Evaluasi

Terdapat sekitar 6 pasien dari usia 1-3 tahun yang mengalami diare. Rata-rata pasien
yang menagalami diare anak balita, hal ini menjadi acuan untuk tenaga kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Banabungi agar dapat berupaya menurunkan angka kejadian
Diare dengan kegiatan promosi kesehatan. Jika gejala yang dirasakan pasien memberat
atau tidak berkurang maka di edukasi untuk membawa pasien ke Puskesmas atau Rumah
Sakit.

Anda mungkin juga menyukai