Anda di halaman 1dari 3

1) Aktivitas penggunaan energi listrik yang berlebihan merupakan non value added activity.

Sehingga UGM harus melakukan penghematan dimulai dari hal-hal yang kecil.

Bulaksumur Pos:

Energi listrik di UGM cenderung banyak untuk fungsi kenyamanan. "Misalnya saja, AC
(pendingin ruangan-red). Hampir seluruh ruangan pejabat UGM menggunakan AC.
Padahal belum tentu perlu. Padahal AC menyerap energi listrik yang besar, sehingga
banyak pejabat tersebut tidak mematikan AC jika keluar ruangan.

Jika dilakukan penghematan, maka akan menyentuh setiap lapis warga UGM, mulai dari
birokrasi, dosen, karyawan dan mahasiswa. Menurut Afan Kurniawan, seorang staf PSE,
dosen dan karyawan termasuk dalam target utama kampanye hemat listrik ini, karena
merekalah yang terutama berhubungan dengan alat-alat listrik. "Para karyawan dan dosen
harus lebih tertib dalam hal mematikan lampu ruang kuliah, memprioritaskan ruangan
yang membutuhkan lampu, memakai AC seperlunya, dan hal-hal kecil lain," ujar Afan.
Selain itu, yang menjadi target berikutnya adalah para teknisi laboratorium. Karena di
laboratorium ini paling banyak peralatan listrik, maka para teknisi harus diberi kesadaran
bagaimana menggunakan alat yang ada secara efisien. "Dari data audit listrik yang pernah
dilakukan PSE tahun 1999, tampak bahwa Fakultas Teknik terhitung paling boros dalam
menggunakan listrik. Itu bisa dimaklumi karena banyak peralatan listrik di
laboratoriumnya. Tapi sebenarnya, saya yakin, bahwa penggunaan listrik di sana masih
bisa lebih hemat," kata Afan sambil menambahkan bahwa fakultas yang teririt
penggunaan listriknya adalah Fakultas Filsafat. Sosialisasi hemat listrik ini akan
dilakukan oleh PSE dengan cara mengirimkan surat resmi kepada Fakultas dan lembaga
UGM, penempelan poster, iklan di media kampus, dan cara lainnya.

Jika aktivitas penghematan tersebut diaplikasikan maka masih menurut sumber yang sama
(Bulaksumur Pos) maka penghematan bisa mencapai angka Rp. 25.000.000,-
2) Sistem portal merupakan sistem pembatasan jalur masuk maupun keluar kompleks universitas.
Sistem ini telah diterapkan sejak tahun 2009,tetapi dalam pelaksanaannya menimbulkan
polemik di UGM. Pemborosan tenaga dan waktu, pemborosan biaya dan ‘penyalahgunaan’
profesi merupakan efek atas diterapkannya system portal ini. Pemborosan energi dan waktu
terjadi karena pembatasan akses jalan masuk maupun keluar dalam kompleks kampus. Sebelum
diterapkan sistem portal, untuk menuju fakultas pertanian dari fakultas filsafat ditempuh dalam
waktu kurang dari satu menit dengan jarak yang ditempuh ± 200 meter. Setelah diterapkan
sistem portal untuk menuju fakultas pertanian dari fakultas filsafat memerlukan waktu ± 3menit
dan jarak yang ditempuh ± 600 meter. Diasumsikan bahwa mahasiswa menggunakan kendaraan
bermotor, maka konsumsi energi kendaraan setelah diterapkan sistem portal akan lebih besar
dibanding sebelum diterapkan. Jika perseratus meter memerlukan 0,003 liter BBM maka untuk
menuju fakultas pertanian dari fakultas filsafat memerluakn 0,018 liter.jika harga satu liter
BBM Rp 4.500,-, maka diperlukan Rp 81,-. Padahal sebelum ada sistem portal hanya
memerlukan Rp.27,- . Sehingga penerapan sistem poertal menyebabkan pemborosan 200%.

Satuan Keamanan Kampus (SKK) UGM merupakan satuan yang bertugas menjaga keamanan
diarea kampus. Dalam kenyataannya, setelah diterapkan sistem portal, tugas SKK UGM pun
berubah. Semula menjaga keamanan, sekarang bertugas sebagai ‘tukang karcis’. Setiap
pengguna kendaraan bermotor yang masuk ke area UGM di haruskan menerima karcis masuk.
Tugas pemberi karcis masuk UGM dilakukan oleh tenaga keamanan yang tugas mereka jauh dari
tugas pokok yaitu menjaga keamanan. Inilah ‘penyalahgunaan’ profesi tenaga keamanan menjadi
‘tukang karcis’. Sehingga jelas bahwa penerapan sistem portal tidak sesuai dengan kondisi
UGM. Pemborosan energi dan waktu akibat jalan yang mengikuti sistem portal. Jarak tempuh
yang lebih jauh menyebabkan pula pemborosan biaya bahan bakar kendaraan dan pemborosan
biaya akibat pembangunan portal. Selain itu, penyalahgunaan profesi yang dilakukan akibat
penerapan sistem portal juga menjadi polemik di UGM. Dengan demikian perlu dikaji ulang
mengenai system ini.
3) Air minum dalam kemasan.

Pada FEB Magister Akuntansi mahasiswa paruh waktu memiliki fasilitas untuk mendapatkan air
minum, minimal 3 kali dalam satu hari. Air minum tersebut disediakan di dalam kemasan.
Memang ada juga yang disediakan di galon, namun itu hanya digunakan jika mahasiswa atau
dosen menginginkan air panas. Tapi akan lebih ekonomis dan ramah lingkungan jika
menyediakan cangkir-cangkir yang bersih untuk mengambil air minum di dalam galon saja.
Sehingga tidak menimbulkan sampah plastic dan bisa menghemat tujuh liter air per gallon.

Jika kita memakai harga tertinggi dari kedua jenis tersebut yaitu gallon dan air kemasan satu
kardus yaitu Rp. 15.000,-. Terdapat perbedaan volume air yang diperoleh. Jika kita membeli air
gallon maka akan diperoleh 19 liter, namun jika membeli satu kardus air kemasan hanya
memperoleh 11,5 liter saja.

4) Terdapat beberapa balon udara dilingkungan UGM. Balon tersebut menelan dana yang tidak
sedikit agar bisa tetap melayang di udara, memamerkan tulisannya yang bertuliskan ugm go
green. Aktivitas tersebut merupakan non value added activity. Jika ditiadakan akan memiliki
potensi penghematan belasan hingga puluhan juta.

5) Dari salah satu sumber, Bapak Mirza dalam forum I-Lecture di Maskam UGM mengatakan
sebuah anekdot bahwa UGM merupakan Universitas Gemar Membangun, opini tersebut beliau
jelaskan karena dana yang dimiliki UGM sebagian besarnya digunakan untuk program
pembangunan (gedung-gedung) sehingga UGM tidak mampu membeli alat - alat berteknologi
modern yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian mahasiswa di fakultas Fisika. Yang
harusnya alat tersebut bisa digunakan untuk riset. Harga alat tersebut memang mencapai puluhan
Miliar, namun herannya UNS (Universitas Negeri Solo) mampu membeli alat tersebut.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa aktivitas membangun merupakan non value added activity,
jika ada kebutuhan lain yang lebih berguna untuk stakeholdernya yaitu mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai