Anda di halaman 1dari 3

FINANCIAL AND COST-VOLUME-PROFIT MODELS

Introducing Financial Modeling


Financial model is an accurate, reliable simulation of relations among relevant costs, benefit,
value, and risks that is useful for supporting business decision.
Sebuah model harus mampu mengidentifikasi baik atau buruknya sebuah proyek atau keputusan
penting yang akan dilakukan.
Sebuah model financial yang valid akan mampu memberikan prediksi kepada karyawan tentang
hal yang belum pernah dialami dan mampu meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana
sebuah tindakan akan berpengaruh terhadap pengeluaran. Contoh financial model:
 Models of relation among an organization’s costs, revenues, and income.
 Models of relation between current investments and long term profitability or value.
 Models of proforma (or budgeted) financial statements.
 Specialized financial models for sophisticated decision making.
Tujuan Financial Modeling
 Usefulness for decision making
 Accurate and reliable simulation of relevant factors and relations
 Flexible and responsive analyses.
Using Cost-Volume-Profit (CVP) Planning Models
Basic Cost-Volume-Profit Model
Pada perusahaan penerbangan adalah dengan menyajikan ulang biaya-biaya yang dapat
digunakan untuk membuat estimasi terhadap biaya tetap rata-rata per musim, harga tiket, biaya
variable per unit dari tiap satu tiket yang terjual. Sehingga biaya lain yang tidak berpengaruh
terhadap tingkat profitabilitas tidak disajikan.
Cost-Volume-Profit Model and the Break Event Point
Penyajian ilustrasi laporan keuangan dimana hasil penjualan pada akhirnya menghasilkan nol
keuntungan.
Contribution Margin Approach 
Break-even sales volume= Fix cost per period: contribution margin per unit volume
Equation Approach  Operating income (or profit) = Sales revenue - Costs
Basic CVP Model in Graphical Format untuk melihat break event point, kerugian, dan
keuntungan bisa disajikan melalui grafik.
CVP and Terget Income
Target Sales Volume= (Fixed Costs+Target Income) : Contribution Margin per ticket

1
Operating Leverage dihitung dengan membagi contribution margin dengan laba operasi.
Semakin tinggi tingkat operating leverage maka semakin tinggi kemungkinan tidak tercapainya
target penjualan.
Identifying Elements of Financial Models; Relations among Revenues and Costs; Manual
versus Computer Models; Set Up of Computer Spreadsheet Models : (1) Gathering Information
(2) Modeling relations among parameters (3) Separate parameters and Formulas.
Modeling Taxes
After tax income = Before tax income- Income taxes
= Before tax income –( Before tax income X t )
= Before-tax income X (1-t)
Kedua sisi dibagi (1-t)
After tax income / (1-t) = Before-tax income
Target Sales Volume= (Fixed Costs+Target before tax Income) : Contribution Margin per
ticket

Modeling Multiple Product


Dalam perusahaan yang memiliki lebih satu produk digunakan WAUCM (Weighted average
unit contribution margin) yaitu alat untuk menghitung break event point dan untuk mencari
analisis lainnya.
Weighted average unit contribution margin per unit = ($4x80%)+($13x$2%) [page 479]
Break even sales volume = Fixed cost per period : WAUCM per unit
Proporsi sales mix atau product mix yang diubah akan mengubah WAUCM sehingga akan
mengubah titik BEP target pendapatan.
Modeling Multiple Cost Drivers
Drivers of Profits Model-model sebelumnya hanya memiliki satu cost driver yaitu volume
penjualan, itu tidak sesuai dengan kenyataan bahwa sebenarnya perusahaan memiliki banyak
cost dan revenue driver yang akan berpengaruh pada laba. Financial model harus mencakup cost
driver activities.
Profit Planning Models With Multiple Cost Drivers
Total cost= (Unit variable cost x Number of Units) + (Batch cost x Batch activity) + (Product
cost x Product activity) + (Customer cost x Customer activity) + (Facility Cost x Facility
Activity)

2
Use of ABC in Financial Modeling
Penggunaan system ABC dalam membangun financial model merupakan perluasan dari model
sebelumnya. Model ini akan lebih kompleks namun memiliki tingkat kegunaan yang lebih tinggi.
Using Sensitivity and Scenario Analyses
Financial Planning models tidak dapat mengurangi risiko, namun dapat membantu manajer untuk
memahami penyebab dan tingkat risiko. Ada dua metode modeling yang sangat penting yaitu:
Sensitivity Analysis dan Scenario analysis.
Sensitivity Analysis: What If?
Jika angka-angka yang dibuat dalam planning menghasilkan nilai yang berbeda pada
kenyataannya, apakah manajemen akan menunggu saja. Atau mereka dapat menggunakan
beberapa metode untuk menilai risiko atas masalah yang timbul karena keputusan yang telah
diambil dan mengambil tindakan untuk mengatur risiko tersebut.
Sensitivity analysis mengevaluasi financial planning model yang menghasilkan outcome yang
berbda dari yang telah direncanakan akibat berubahnya parameter di dalam model (seperti
jumlah penjualan tiket).
Pertama menetapkan kemungkinan nilai yang akan terjadi dari tiap parameter. Kemudian
tentukan range dari setiap parameter, penentuan bisa diperoleh melalui pengalaman atau estimasi
analis. Hasil analisa memang tidak selamanya benar namun akan lebih baik dari pada tidak
melakukan analisa sama sekali.
Model activity= Percentage Change of Profit : Percentage change of Input
Scenario Analysis (Best, Worst, and Most Likely Cases)
Analis menyediakan informasi yang lengkap dengan estimasi pencapaian tingkat penjualan dan
keuntungan dari kisaran terbaik hingga terburuk.
Modeling Scarce Resources
Manajer harus mampu member keputusan prnggunan sumber daya yang terbatas untuk
digunakan dalam pencapaian tujuan organisasi, sehingga proses operasi dibuat seefisien
mungkin.
Profit from a Single Scarce Resources Maximization
Dalam jangka pendek, pekerjaan yang dipilih adalah yang memberikan kontribusi marjin yang
lebih tinggi.

Terimakasih atas Perhatiannya….

Anda mungkin juga menyukai