Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MULTIPLE SKEROSIS

Disusun Oleh :
1.Kesy Zulfa Kasy 2010069P
2.Laila Tusifa 2010070P
3.Lisda Septiana 19100019
4.Mitra Dani 19100014
5.Nurhasanah 19100009
6.Pelsa Ade Elvina 19100010
7. Priandani 19100023
8. Ranti Ira Pertiwi 1910012
9. Rinrin Merliyanti 19100016
10. Rizki Kurnia 19100013
11. Septian Aditya Putra 19100011
12. Sri Sumeta Putri 19100022
13. Suci Puji Hadianti 19100006

KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah SWT semata, sehingga rasa syukur yang tiada hentinya
tidak dapat kelompok kami ungkapkan dengan kata-kata. Berkat Taufiq dan rahmatNya
kamidapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah
agar dapat di manfaatkan olehpara pembaca. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran
yang dilimpahkannya, makalah ini dapat diselesaikan.Selawat beriring Salam kita sanjung dan
Sajikan Kepangkuan Rasulullah SAW beserta Keluarga dan Sahabatnya sekalian, yang telah
memperjuangkan kehidupan kita kearah yang lebih baik dan bermartabat.Kelompok kami
berharap agar setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat mamahami dan
meningkatkan wawasan tentang Asuhan keperawatan pada pasien multiplesklerosis.
Kelompok kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kamimembuka diri menerima berbagai saran dan kritik demi
perbaikan di masa mendatang.

Pangkalpinang, 22 Oktober 2021

( Kelompok 2)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3.Tujuan .............................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
2.1.Definisi ........................................................................................... ..
2.2. Etiologi............................................................................................
2.3 Patofisiologi......................................................................................
2.4. Manifestasi klinis................................................................................
2.5. Komplikasi..............................................................................................
2.6.Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................
2.7Penatalaksanaan........................................................................................
2.8.Asuhan Keperawatan...........................................................................
BABIII.PENUTUP
3.1.Kesimpulan...........................................................................................................
3.2.Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Multiple sklerosis adalah suatu penyakit autoimun yang ditandai oleh pembentukan
antibody terhadap myelin susunan saraf pusat. System saraf perifer tidak terkena.
Respon peradangan berperan menimbulkan penyakit dengan menyebabkan pembengkakan
dan edema yang merusak neuron neuron dan menyebabkan pembentukan flak jaringan
parut pada myelin.
Mutiple sklerosis merupakan penyakit berat yang secara medis obatnya sampai detik ini
belum ditemukan dan sampai sekarang belum ada orang yang sembuh 100%. Multiple
sclerosis memang merupakan penyakit yang terasa atau kelihatan cukup aneh, bukan saja
bagi orang lain tetapi juga bagi penderitanya sendiri. Gejala gejala yang timbul terjadi secara
tiba tiba dan bias hilang lagi secara sekejap. Atau menetap selama berhari hari atau
berminggu minggu atau bahkan berbulan bulan.

1.2Rumusan masalah

 Apakah Multipel Sklerosis itu ?


 Bagaimanakah Etiologi Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Patofisiologi Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Manifestasai Klinis Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Komplikasi Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Pemeriksaan Diagnostik Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Penatalaksanaan Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Terapi Skelerosis Multipel Sklerosis ?
 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada klien dengan Multipel Sklerosis ?

1.3Tujuan

 Menjelaskan Pengertian Multipel Sklerosis


 Menjelaskan Etiologi Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Patofisiologi Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Manifestasi Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Komplikasi Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Pemeriksaan Diagnostik Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Penatalaksanaan Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Terapi Multipel Sklerosis
 Menjelaskan Asuhan Keperawatanpada klien dengan Sklerosis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi
Multipel Sklerosis (MS) adalah penyakit degenerati sistemsarafpusat (SSP) kronis
yang meliputi kerusakan mielin (material lemak & protein dari selaput saraf).MS secara
umum dianggap sebagai penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh sendiri, yang
normalnya bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh terhadap penyakit virus dan
bakteri, dengan alasan yang tidak diketahui mulai menyerang jaringan tubuh normal. Pada
kasus ini menyerang sel yang membentuk mielin.
Ms merupakan penyakit kronis dimana terjadi demielinisasi ireguler pada susunan
saraf pusat / perier yang mengakibatkan berbagai derajat penurunan motorik, sensorik
dan juga kognitif.MS merupakan penyakitkronis dari sistem saraf pusat degeratif
dikarakteristikan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medula
spinalis.Multiple skleriosis adalah penyakit kronis pada system saraf pusat (SSP) yang
dikateristikan oleh sedikit lapisan dari batas substansia alba pada saraf optic, otak, dan
medulla spinalis

2.2Etiologi
Multiple skleriosis biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti :

 Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)


 Kelainan pada unsur pokok lipid myelin
 Racun yang beredar dalam CSS
 Infeksi virus pada SSP

2.3Patofisiologi
Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis, demylination dan gliokis (bekas
luka). Keadaan neuropatologis yang utama adalah reaksi inflamatori, mediasi imune,
demyelinating proses. Yang beberapa percaya bahwa inilah yang mungkin mendorong
virus secara genetik mudah diterima individu. Diaktifkannya sel T merespon pada lingkungan,
(ex: infeksi). T sel ini dalan hubunganya dengan astrosit, merusak barier darah otak,
karena itu memudahkan masuknya mediator imun.Faktor ini dikombinasikan dengan
hancurnya digodendrosyt (sel yang membuat mielin) hasil dari penurunan pembentukan mielin.
Makrofage yang dipilih dan penyebab lain yang menghancurkan sel. Proses penyakit
terdiri dari hilangnya mielin, menghilangnya dari oligodendrosyt, dan poliferasi astrosyt.
Perubahan ini menghasilkan karakteristik plak , atau sklerosis denganplak yang tersebar.
Bermula pada sarung mielin pada neuron diotak dan spinal cord yang terserang.
Cepatnya penyakit ini menghancurkan mielin tetapi serat saraf tidak dipengaruhi dan
impulsif saraf akan tetap terhubung. Pada poin ini klien dapat komplain (melaporkan)
adanya fungsi yang merugikan (ex : kelemahan).
Bagaimanapaun mielin dapat beregenerasi dan hilangnya gejala menghasilkan
pengurangan. Sebagai peningkatan penyakit, mielin secara total robek/rusak dan akson
menjadi ruwet. Mielin ditempatkan kembali oleh jeringan pada bekas luka, dengan
bentuk yang sulit, plak sklerotik, tanpa mielin impuls saraf menjadi lambat, dan dengan
adanya kehancuranpada saraf, axone, impuls secara total tertutup, sebagai hasil dari hilangnya
fungsi secara permanen. Pada banyak luka kronik, demylination dilanjutkan dengan
penurunan fungsisaraf secara progresif.

2.4Manifestasi Klinis
Tergantung pada area system saraf pusat mana yang terjadi demielinasi :

 Gejala sensorik : paralise ekstremitas dan wajah, parestesia, hilang sensasi sendi dan
proprioseptif, hilang rasa posisi, bentuk, tekstur dan rasa getar.
 Gejala motorik : kelemahan ekstremitas bawah, hilang koordinasi, tremor intensional
ekstremitas atas, ataxia ekstremitas bawah, gaya jalan goyah dan spatis,
kelemahan otot bicara dan facial palsy.
 Deficit cerebral : emosi labil, fungsi intelektual memburuk, mudah tersinggung,
kurang perhatian, depresi, sulit membuat keputusan, bingung dan disorientasi.
 Gejala pada medulla oblongata : kemampuan bicara melemah, pusing, tinnitus,
diplopia, disphagia, hilang pendengaran dan gagal nafas.
 Deficit cerebellar : hilang keseimbangan, koordinasi, getar, dismetria.
 Traktus kortikospinalis : gangguan sfingter timbul keraguan, frekuensi dan urgensi
sehingga kapasitas spastic vesica urinaria berkurang, retensi akut dan inkontinensia.
 Control penghubung korteks dengan basal ganglia : euphoria, daya ingat hilang,
demensia.
 Traktus pyramidal dari medulla spinalis : kelemahan spastic dan kehilangan refleks
abdomen.
2.5Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah :
 Disfungsi pernafasan
 Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis
 Komplikasi dari imobilitas

2.6Pemeriksaan Diagnostik
Dalam menegakkan diagnosa multiple skleriosis dibutuhkan beberapa
pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
 Pemeriksaan elektroporesis susunan saraf pusat, antibody Ig dalam SSP yang
abnormal
 Gambaran MRI ditemukan sedikit scar plag sepanjang substansia alba dari SSP
 Penglihatan, pendengaran, dan sematosensorik dengan konduksi lambat menunjukkan
adanya kelainan
 EEG : Menunjukan gelombang yang abnormal pada bebrapa kasus
 DCT Scan : gambaran atrofi serebral,Menggambarkan adanya lesi otak, perbesaran/
pengecilan ventrikel otak
 Urodinamik : jika terjadi gangguan urinarius.
 Neuropsikologik : jika mengalami kerusakan kognitifif.

2.7Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
Penatalaksanaan meliputi penatalaksanaan pada serangan akut dan kronika.
a. Penatalaksanaan serangan akut
 Hormon kortikosteroid atau adrenokortikosteroid digunakan untuk menurunkan
inflamasi, kekambuhan dalam waktu singkat atau eksaserbasi (exacerbation)
 Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi penyakit
 Beta interferon (betaseron)digunakan untuk mepercepat penurunan gejalab.

b. Penatalaksanaan gejala kronik

 Pengobatan spastic seperti bacloferen (lioresal), (diantrolene (dantrium), diazepam


(valium), terapi fisik, intervensi pembedahaControl kelelahan dengan namatidin
(simmetrel)
 Pengobatan depresi dengan antidepresan dan konseling
 Penatalaksanaan kandung kemih dengan antikolinergik dan pemasangan katetertotal
 Penatalaksanaan BAB dengan laksatif dan supositoria
 Penatalksanaan rehabilitas dengan terapi fisik dan terapi kerja
 Control distonia dengan karbamazim (treganol)
 Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamazepin (tegratol), tenitoin (dilantin),
perfenazin dengan amitripilin (triavili)
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a.Identitas
Pada umunya terjadi pada orang-orang yang hidup di daerah utara dengan temperatus
tinggi, terutama pada dewasa muda (20-40th).

b.Keluhan Utama
Muncul keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami spastisitas /
kekejangan dan kaku otot, kerusakan penglihatan.

c.Riwayat Penyakit Dahulu


Biasanya klien pernah mengalami pengakit autoimun

d.Riwayat Penyakit Sekarang


Pada umunya terjadi demilinasi ireguler pada susunan saraf pusat perier yang
mengakibatkan erbagai derajat penurunan motorik, sensorik, dan juga kognitif

e.Riwayat penyakit keluarga


Penyakit ini sedikit lebih banyak ditemukan di antara keluarga yang pernah
menderita penyakit tersebut, yaitu kira-kira 6-8 kali lebih sering pada keluarga dekat.

f.Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons emosi
klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
harinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Adanya perubahan
hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat
gangguan bicara. Pada pola persepsi dan konsep diri, didapatkan klien merasa tidak
berdaya, tidak ada harapan,mudah marah dan tidak kooperatif.perubahan yang
terpenting pada klien dengan penyakit mutiple sclerosis adalah adanya gangguan
afek, berupa euforia. Keluhan lain yang melibatkan gangguan serebral dapat berupa
hilangnya daya ingat dan dimensia.
g.Pemeriksaan Fisik

1.Keadaan umum
Klien dengan mutiple sclerosis umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran.
Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, meliputi bradikardi, hipotensi, dan
penurunan frekuensi pernapasan berhubungan dengan bercak lesi di medula spinalis.

2.B1 (Breathing)
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami gangguan pada
sistem pernapasan.pada beberapa klien yang telah lama menderita mutiple sclerosis
dengan tampak dari tirah baring lama, mengalami gangguan fungsi pernapasan.
Pemeriksaan fisik yang didapat mencakup hal-hal sebagai berikut:a.Inspeksi umum :
didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif,
peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu
napas.b.Palpasi : taktil premitus seimbang kanan dan kiric.Perkusi : adanya suara
resonan pada seluruh lapangan parud.Auskultasi : bunyi napas tambahan seperti
napas stridor,ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan
kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan
inaktivitas

3.B2 (Blood)
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami gangguan pada
sistem kardiovaskuler.akibat dari tirah baring lama dan inaktivitas biasanya klien
mengalami hipotensi postural.

4.B3 (Brain)
Pengkajian B3 (brain) merupakan pengkajian fokus atau lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. Inspeksi umum didapatkan berbagai
manifestasi akibat perubahan tingkah laku.

5.B4 (Bladder)
Disfungsi kandung kemih. Lesi pada traktus kortokospinalis menimbulkan
gangguan pengaturan spingtersehingga timbul keraguan, frekuensi dan urgensi yang
menunjukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih yang spatis.selalin itu juga
timbul retensi dan inkontinensia.

6.B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang
karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Penurunan aktivitas
umum klien sering mengalami konstipasi.
7.B6 (Bone)
Pada keadaan pasien mutiple sclerosisbiasanya didapatkan adanya kesuliatan
untuk beraktivitas karena kelemahan spastik anggota gerak.kelemahan anggota gerak
pada satu sisi tubuh atau terbagi secara asimetris pada keempat anggota gerak.merasa
lelah dan berat pada satu tungkai, dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki yang
sebelah terseret maju, dan pengontrolan yang kurang sekali. Klien dapat mengeluh
tungkainya seakan-akan meloncat
secara spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur.keadaan spatis
yang lebih berat disertai dengan spasme otot yang nyeri.

B. Diagnosa Keperawatan

 Hambatanmobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, paresis, dan spastisitas


 Resiko cedera berhubungan dengankerusakan sensori dan penglihatan, dampak tirah
baring lama dan kelemahan spastic
 Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengankelumpuhan saraf perkemihan

C. Intervensi dan Rasional


a.Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengankelemahan,paresis, dan spastisitas

Tujuan :
Dalam waktu 3 x 24 jam klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan
kemampuannya

Kriteria hasil :
1.Klien dapat ikut serta dalam program latihan
2.Tidak terjadi kontraktor sendi
3.Bertambahnya kekuatan otot
4.Klien menunjukkan tindakkan untuk meningkatkan mobilitas
Intervensi :
1.Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan, kaji secara
teratur fungsi motoric
Rasional :mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

2.Modifikasi peningkatan mobilitas fisik


Rasional :relaksasi dan koordinasi latihan otot meningkatkan efisiensi otot pada klien multipel
sklerosis.

3.Anjurkan teknik aktifitas dan teknik istirahat


Rasional :klien dianjurkan untuk melakukan aktifitas melelahkan dalam waktu singkat,
karena lamanya latihan yang melelahkan ekstremitas dapat menyebabkan paresis, kebas,
atau tidak ada koordinasi.

4.Ajarkan teknik latihan jalan


Rasional :Latihan berjalan meningkatkan gaya berjalan, karena umumnya pada keadaan
tersebut kaki dan telapak kaki kehilangan sensasi positif.

5.Ubah posisi klien tiap 2 jam


Rasional :menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada
daerah yang tertekan.

6.Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit
Rasional :Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta
memperbaiki funsi jantung dan pernapasan

7.Lakukan gerak pasif pada ekstermitas yang sakit.


Rasional :otot volunteer akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk
digerakan.
8.Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi
Rasional :untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuannya

9.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien


Rasional :peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ektremitas dapat ditingkatkan dengan
latihan fisik dari tim fisioterapi

b.Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan sensori dan penglihatan, dampak tirah
baring lama dan kelemahan spastis
Tujuan :
Dalam waktu 3x 24 jam resiko trauma tidak terjadi

Kriteria hasil :

 Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan trauma


 Decubitus tidak terjadiKontraktur sendi tidak terjadi
 Klien tidak jatuh dari tempat tidur

Intervensi :
1.Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi
Rasional :meminimalkan rangsangan nyeri akibat gesekkan antara fragmen tulang dengan
jaringan lunak disekitarnya

2.Berikan kacamata yang sesuai dengan klien


Rasional :tameng mata atau kacamata penutup dapat digunakan untuk memblok implus
penglihatan pada satu mata bila klien mengalami diplopia atau penglihatan ganda

3.Minimalkan efek imobilitas.


Rasional :oleh karena aktifitas fisik dan imobilisasi sering terjadi pada multipel sklerosis,
maka komlikasi yang di hubungkan dengan imobilisasi mencakup dekubitus dan langkauntuk
mencegahnya
4.Modifikasi pencegahan cedera
Rasional :pencegahan cedera dilakukan pada klien multipel sklerosis jika disfungsi motorik
menyebabkan masalah dalam tidak ada koordinasi dan adanya kekakuan atau jika ataksia ada,
klien resiko jatuh.

5.Modifikasi lingkungan
Rasional :untuk mengatasi ketidak mampuan, klien di anjurkan untuk dengan kaki kosong
pada ruang yang luas untuk menyediakan dasar yang luas dan untuk meningkatkan
kemampuan berjalan dengan stabil

6.Ajarkan teknik berjalan


Rasional :jika kehilangan sensasi terhadap posisi tubuh, klien di anjurkan untuk melihat
kaki sambil berjalan

7.Berikan terapi okupasi


Rasional :terapi okupasi merupakan sumber yang membantu individu dalam memberi
anjuran dan menjamin bantuan untuk maningkatkan kemandirian

8.Meminimalkan resiko decubitus


Rasional :oleh karena hilangnya sensori dapat menyebabkan bertambahnya kehilangan
gerakkan motoric. Decubitus terus diatasi untuk inegritas kulit. Penggunaan kursi roda
meningkatkan resiko.

9.Inspeksi kulit dibagian distal setiap hari (pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi,
kemerahan, atau lecet-lecet)
Rasional :deteksi dini adanya gangguan sirkulasi dan hilangnya sensasi resiko tinggi kerusakan
integritas kulit kemungkinan komplikasi imobilisasi

10.Minimalkan spastisitas dan kontraktur


Rasional :spastisitas otot biasa terjadi dan terjadi pada tahap lanjut, yang terlihat dalam
bentuk addukor yang berat padapinggul, dengan spasme fleksor pada pinggul dan lutut.
11.Ajarkan teknik latihan
Rasional :latihan setiap hari untuk menguatkan otot diberikan untuk meminimalkan
kontraktur sendi. Perhatian khusus diberikan pada otot-otot paha, otot gatroknemeus,
adductor, biseps dan pergelangan tangan, serta fleksor jari-jari

12.Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki


Rasional :telapak kaki dalam posisi 90 derajad dapat mencegah footdrop

13.Evaluasi tanda/gejala perluasan cedera jaringan (peradangan lokal / sistemik, sperti


peningkatan nyeri, edema dan demam)
Rasional :menilai perkembangan masalah klien

c. Perubahan pola eliminasi urin yang berhubungan dengan kelumpuhan saraf


perkemihan

Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam eliminasi urin terpenuhi

Kriteria hasil :

 Pemenuhan eliminasi urin dapat dilaksanakan dengan atau tidak mengguanakan


keteter
 Produksi 50 cc/jam
 Keluhan eliminasi urin tidak ada

Intervensi :
1.Kaji pola berkemih dan catat urin setiap 6 jam
Rasional :mengetahui fungsi ginjal
2.Tingkatkan kontrol berkemih dengan cara berikan dukungan pada klien tentang
pemenuhan eliminasi urin, lakukan jadwal berkemih, ukur jumlah urin tiap 2 jam
Rasional :jadwal berkemih diatur awalnya setiap 1 sampai 2 jam dengan
perpanjangan interfal waktu bertahap. Klien diinstruksikan untuk mengukur jumlah air
yang di minum setiap 2 jam dan mencoba untuk berkemih 30 menit setelah minum.

3.Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih


Rasional :menialai perubahan akibat dari inkontinensial urin

4.Anjurkan klien untuk minum 2000 cc/hari


Rasional :mempertahankan funsi ginjal
BAB III
PENUTUP

4.1Kesimpulan
Sklerosis multipel merupakanpenyakit pada sistem Persyarafanyang ditandai dengan
lemah, mati rasa, hilnganya fungsi pendengaran dan penglihatan yang biasanya terjdi pada
umur 18-40 tahun dan kapan saja. Sklerosis multipel timbul karena pola makan yang
tidak teratur, pola diet, penggunaan obat, konsumsi alcohol, merokok dan kurang beraktifitas.
Klien perluh diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan,dan pengobatan agar dapat
menjaga kesehatannya.

4.2Saran
Sebagai perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien, dan
menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan
buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti terapi yang dianjurkan.
Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi
dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita multiple
skleriosis
DAFTAR PUSTAKA

W.A NewmanDorland.2010.Kamus Kedokteran Dorland.edisi 31.Jakarta:EGC


Nursing.2011.memahami berbagai macam penyakit.Cetakan 2.Jakarta Barat:PT Indeks
http://asuhankeperawatangastroenteritis.blogspot.com/2012/12/askep-multiple-sclerosis.html
http://bellnursingae.blogspot.com/2009/06/askep-multiple-sklerosis.html
http://askep-askeb.blogspot.com/2009/10/multiple-sklerosis.html
http://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/askep-multiple-sklerosis.html
http://materikeperawatanerna.blogspot.com/2012/05/askep-multiple-sklerosis.html
http://www.totalkesehatananda.com/ms5.html

Anda mungkin juga menyukai