Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK

MENDETEKSI KARAKTERISTIK BENTUK GELOMBANG SPEKTRA


BABI DAN SAPI
Shofwan Ali Fauji

Mahasiswa PPs Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


e-mail: shofwan.ali.fauji@gmail.com

ABSTRAK
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sedikit demi sedikit mulai mampu menggantikan tugas seorang
pakar, bahkan dengan JST mampu dibuat alat untuk menggantikan seorang dokter. Salah satu jenis JST
adalah jaringan Backpropagation, jaringan ini dapat digunakan untuk melakukan pelatihan agar program
mampu mengenali apakah itu gelombang spektra babi atau sapi. Untuk menentukan keluaran dalam
pelatihan Backpropagation dibutuhkan fungsi aktivasi yang cocok. Karena itu pada penelitian ini akan
dibandingkan beberapa fungsi aktivasi yang dapat digunakan dalam pelatihan. Fungsi aktivasi-fungsi
aktivasi itu diuji coba dengan tes rasio untuk mengetahui interval kekonvergenannya. Setelah diuji coba
dengan tes rasio didapatkan bahwa fungsi aktivasi tanh  adalah fungsi aktivasi yang paling bagus untuk
digunakan pelatihan jaringan Backpropagation, karena memiliki rentang bobot yang dapat memenuhi
metode-metode yang digunakan dalam penentuan bobot. Setelah diuji coba dengan data, fungsi aktivasi
tanh  mampu mengenali data uji coba dengan tepat semua. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
untuk meneliti interval bobot yang membuat pelatihan mencapai konvergensi dengan cepat dan errornya
sedikit.

Kata kunci:Fungsi Sigmoid Biner, Gelombang Spektra Sapi Dan Bab, Jaringan Backpropagation

ABSTRACT
Artificial Neural Network (ANN) is beginning little by little to replace the task of an expert, even
with the ANN can be a tool to replace a doctor. One of kind of ANN is Backpropagation networks, this
network can be used to training programs in order to be able to recognize whether it is pig or cow wave
spectra. To determine the output in Backpropagation training required suitable activation functions.
Therefore, in this research will be compared to some of the activation function that can be used in
training. Activation functions will be tested with the ratio test to determine the interval convergence. After
tested with the ratio test it was found that the activation function tanh z was the best activation function
to use the Backpropagation network training, because it has a weight range that can meet the methods
used in the determination of weights. When tested with the data, the activation function tanh z is able to
recognize correctly all trial datas. Expected in future research to examine the weight that makes the
interval training to achieve fast convergence and the error bit.

Keywords:Backpropagation Networks, Binary Sigmoid Function, Wave Spectra in The Case of Cows and Pigs

PENDAHULUAN membandingkannya maka digunakan gelombang


spektra makanan yang halal dan sering
Babi adalah hewan yang haram dimakan. digunakan sebagai bahan makanan masyarakat
Berbagai penelitian ilmiah dan medis luas, yaitu sapi. Berikut gambar gelombang
membuktikan bahwa dibandingkan hewan- spektra sapi dan babi yang digambar dengan alat
hewan yang lain, babi tergolong paling fourier transform (FTIR).
berpotensi membawa virus dan bakteri yang
membahayakan tubuh manusia (Ahmad, 2008).
Semua jenis makanan yang diharamkan Allah
SWT selalu bersifat kotor dan semua yang kotor
mencakup semua obyek yang dapat merusak
kehidupan, kesehatan, harta dan moral manusia.
Haramnya babi dapat dilihat pada surat al-An’am
ayat 145. Sebagai mahluk hidup babi juga
memiliki protein, dari protein itulah dapat
diketahui gelombang spektra babi. Dan untuk Gambar 1. Turunan kedua spektra infra merah
sapi dan babi dengan alat FTIR
Analisis Fungsi Aktivasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Mendeteksi Karakteristik Bentuk Gelombang …

Selanjutnya dalam penelitian ini akan   jika dan hanya jika    untuk semua 
dikaji kaitan jaringan syaraf tiruan (JST) dalam dan . Contohnya adalah:
3 4 3 4
    
pendeteksian makanan yang mengandung babi
atau tidak. 6 5 6 5
JST dipilih karena JST sistem pemroses Dari contoh itu terlihat bahwa matriks
informasi yang memiliki karakteristik mirip dan  sama secara ukuran dan unsur-unsurnya.
dengan jaringan syaraf biologi (Siang, 2009). Definisi. Jika dan  adalah matriks-
Seperti halnya otak manusia, JST juga terdiri matriks berukuran sama, maka jumlah 
beberapa neuron dan ada hubungan antara adalah matriks yang diperoleh dengan
neuron-neuron tersebut. Neuron-neuron tersebut menambahkan unsur-unsur matriks dengan
akan mentransformasikan informasi yang unsur-unsur  yang berpadanan. !  adalah
diterima melalui sambungan keluarnya menuju matriks yang diperoleh dengan mengurangkan
ke neuron-neuron yang lain. Pada JST informasi unsur-unsur dengan unsur-unsur  yang
tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu yang berpadanan. Matriks-matriks berukuran berbeda
disebut bobot. JST dibentuk sebagai generalisasi tidak bisa ditambahkan atau dikurangkan.
model matematika dari jaringan syaraf biologi, Definisi. Jika adalah sebarang matriks
dengan asumsi bahwa: dan " adalah sebarang skalar, maka hasil kali "
• Pemrosesan informasi terjadi pada banyak adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan
elemen sederhana (neuron). setiap unsur dan ".
• Sinyal dikirimkan diantara neuron-neuron Definisi. Jika adalah sebuah matriks
melalui penghubung-penghubung. 
# dan  adalah sebuah matriks #
, maka
• Penghubung antar neuron memiliki bobot yang hasil kali  adalah matriks 
yang unsur-
akan memperkuat dan memperlemah sinyal. unsurnya didefinisikan sebagai berikut. Untuk
• Untuk menentukan keluaran, setiap neuron mencari unsur dalam baris  dan kolom  dari ,
menggunakan fungsi aktivasi (biasanya non pilih baris  dari matriks dan kolom  dari
linier) yang dikenakan pada jumlahan masukan matriks . Kalikan unsur-unsur yang berpadanan
yang diterima. Besarnya keluaran ini dari baris dan kolom secara bersama-sama dan
selanjutnya dibandingkan dengan suatu batas kemudian jumlahkan hasil kalinya.
ambang. Definisi. Perkalian matriks mensyaratkan
bahwa jumlah kolom matriks sama dengan
KAJIAN TEORI jumlah baris matriks  untuk membentuk hasil
kali . Jika syarat ini tidak terpenuhi, hasil
1. Matriks kalinya tidak terdefinisi.
Matriks adalah jajaran elemen berbentuk
empat persegi panjang (Purwanto, et al., 2005). 2. Citra
Bentuk (ukuran) matriks ditentukan oleh Citra adalah suatu representasi
banyaknya baris dan kolom. Untuk selanjutnya (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu
matriks matriks yang mempunyai  baris dan objek (Sutoyo, et al., 2009). Citra sebagai
kolom dituliskan sebagai matriks berukuran keluaran suatu sistem perekaman data dapat

(misalnya matriks A berukuran 3
4), dan bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa
ukuran ini biasa disebut dengan ordo matriks. sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor
Berikut ini adalah beberapa contoh matriks. televisi atau bersifat digital yang dapat langsung
3 2 6 disimpan pada suatu media penyimpanan. Citra
    
1 4 7 dapat dibagi menjadi dua, yaitu citra analog dan
citra digital.
Matriks-matriks di atas ber-ordo,
 2
2,   2
1. Matriks yang hanya
Citra analog adalah citra yang bersifat
kontinu, seperti gambar pada monitor televisi,
mempunyai satu kolom disebut matriks kolom
seperti matriks , atau sering juga disebut
foto sinar X, foto yang tercetak di kertas foto,
lukisan, pemandangan alam, hasil CT scan dan
dengan vektor.
lain sebagainya. Citra analog tidak dapat
Seperti halnya bilangan riil, matriks-
dipresentasikan dalam komputer sehingga tidak
matriks juga bisa ditambahkan, dikurangkan dan
bisa diproses di komputer secara langsung. Oleh
dikalikan dengan cara yang berguna (Anton,
sebab itu, agar citra ini dapat diproses di
2000).
komputer, proses konversi analog ke digital
Definisi. Dua matriks didefinisikan sama
harus dilakukan terlebih dahulu. Citra analog
jika keduanya mempunyai ukuran yang sama dan
dihasilkan dari alat-alat analog di antaranya
unsur-unsurnya berpadanan sama.
Dalam notasi matriks,    dan
adalah video kamera analog, kamera foto analog
dan CT scan.
    mempunyai ukuran yang sama, maka
Citra digital adalah citra yang dapat diolah
oleh komputer.

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 155


Shofwan Ali Fauji

3. Akuisisi Citra Dendrit


Akuisisi citra adalah tahap awal untuk Dendrit merupakan suatu perluasan
mendapatkan citra digital (Sutoyo, et al., 2009). dari soma yang menyerupai rambut dan
Tujuan akuisisi citra adalah untuk menentukan bertindak sebagai saluran untuk menerima
data yang diperlukan dan memilih metode masukan dari sel syaraf lainnya melaui
perekaman citra digital. Tahap ini dimulai dari sinapsis.
objek yang akan diambil gambarnya, persiapan
alat-alat, sampai pada pencitraan. Pencitraan Axon
adalah proses untuk mentranformasi citra Neuron biasanya hanya memiliki satu
analog menjadi citra digital. Beberapa alat yang axon yang tumbuh dari bagian soma dan
dapat digunakan untuk pencitraan di antaranya disebut dengan axon hillock. Axon
adalah video kamera, kamera digital, scanner dan menyalurkan sinyal elektrik yang dihasilkan
sinar infra merah. Hasil dari akuisisi citra ini pada bagian bawah dari axon hillock. Sinyal
ditentukan oleh kemampuan sensor untuk elektrik digunakan oleh neuron untuk
mendigitalisasi sinyal yang terkumpul pada menyampaikan informasi atau sinyal ke otak
sensor tersebut. dengan semua sinyal sama. Oleh karena itu,
otak menentukan jenis informasi yang
4. Jaringan Syaraf Biologi diterima berdasarkan jalur yang membawa
Jaringan syaraf biologi terdiri atas banyak sinyal. Otak kemudian menganalisis dan
elemen pemroses sederhana yang disebut menafsirkan jenis informasi yang diterima.
neuron, sel, unit atau simpul (Putra, 2010). Myelin adalah materi lemak yang melindungi
Sebagai bahan perbandingan, otak seekor cacing syaraf. Fungsinya seperti lapisan pelindung
diperkirakan memiliki 1000 neuron dan otak pada kabel listrik dan memudahkan syaraf
manusia memiliki sekitar 100 miliar. Setiap sel untuk mengirim impulsnya dengan cepat.
syaraf berhubungan dengan sel syaraf lainnya Tidak semua bagian axon terbungkus dengan
memakai saluran komunikasi yang teratur myelin. Bagian yang tidak terbungkus ini
dengan suatu bobot penghubung. Neuron bekerja disebut nodus ranvier. Pada nodus ini, sinyal
berdasarkan impuls atau sinyal yang diberikan yang mengalir dan mengalami penurunan
pada neuron (Siang, 2009). Neuron akan diperkuat lagi. Hal ini akan memastikan
meneruskannya pada neuron lain. Diperkirakan bahwa perjalanan sinyal pada axon mengalir
manusia memiliki 10%& neuron dan 6,10%' cepat dan tetap konsisten.
sinapsis. Dengan jumlah yang begitu banyak, otak
mampu mengenali pola, melakukan perhitungan Sinapsis
dan mengontrol organ-organ tubuh dengan Sinapsis merupakan bagian kontak
kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan (tempat) terjadinya pertukaran sinyal antar
komputer digital. Sebagai perbandingan, dua neuron. Neuron sebenarnya secara fisik
pengenalan wajah seseorang yang sedikit tidak berhubungan. Mereka dipisahkan oleh
berubah (misal memakai topi, memiliki jenggot, synaptic cleft. Neuron yang mengirim sinyal
dan lain-lain) akan lebih cepat dilakukan manusia disebut dengan sel presynaptic, sedangkan
dibandingkan komputer. neuron yang menerima sinyal disebut dengan
Pada waktu lahir, otak mempunyai sel postsynaptic (Putra, 2010).
struktur yang menakjubkan karena Neuron biologi merupakan sistem yang
kemampuannya membentuk sendiri aturan- “fault tolerant” dalam 2 hal (Siang, 2009).
aturan atau pola berdasarkan pengalaman yang Pertama, manusia dapat mengenali sinyal
diterima. Jumlah dan kemampuan neuron masukan yang agak berbeda dari yang pernah
berkembang seiring dengan pertumbuhan fisik kita terima sebelumnya. Sebagai contoh, manusia
manusia, terutama pada umur 0-2 tahun. Pada 2 sering dapat mengenali seseorang yang wajahnya
tahun pertama umur manusia terbentuk 1 juta pernah dilihat dari foto, atau dapat mengenali
sinapsis per-detiknya. seseorang yang wajahnya agak berbeda karena
Pada dasarnya neuron memiliki 4 daerah sudah lama tidak ditemuinya.
utama, yaitu: Kedua, otak manusia tetap mampu bekerja
meskipun beberapa neuronnya tidak mampu
Sel Tubuh atau Soma bekerja dengan baik. Jika sebuah neuron rusak,
Sel tubuh atau soma merupakan neuron lain kadang-kadang dapat dilatih untuk
jantungnya sel yang memiliki inti (nucleus). menggantikan fungsi sel yang rusak tersebut.
Soma bertugas memproses nilai masukan dari
semua dendrit yang terhubung dengannya 5. Jaringan Syaraf Tiruan
menjadi suatu keluaran. Soma memiliki dua Jaringan syaraf tiruan merupakan model
cabang yaitu dendrit dan axon. jaringan syaraf yang meniru prinsip kerja dari
neuron otak manusia (Putra, 2010). JST pertama

156 Volume 2 No. 3 November 2012


Analisis Fungsi Aktivasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Mendeteksi Karakteristik Bentuk Gelombang …

kali muncul setelah model sederhana dari neuron yang digunakan untuk melatih jaringan hingga
buatan diperkenalkan oleh McCulloch dan Pitts diperoleh bobot yang diinginkan. Pasangan data
pada tahun 1943. Model sederhana tersebut tersebut berfungsi sebagai “guru” untuk melatih
dibuat berdasarkan fungsi neuron biologis yang jaringan hingga diperoleh bentuk yang terbaik.
merupakan dasar unit pensinyalan dari sistem “Guru” akan memberikan informasi yang jelas
syaraf. tentang bagaimana sistem harus mengubah
JST memiliki beberapa kemampuan seperti dirinya untuk meningkatkan kerjanya.
yang dimiliki otak manusia, yaitu: Pada setiap kali pelatihan, suatu input
a. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. diberikan ke jaringan. Jaringan akan memproses
b. Kemampuan melakukan perumpamaan dan mengeluarkan keluaran. Selisih antara
terhadap masukan baru dari pengalaman keluaran jaringan dengan target (keluaran yang
yang dimilikinya. diinginkan) merupakan error. Jaringan akan
c. Kemampuan memisahkan karakteristik memodifikasi bobot sesuai dengan error
penting dari masukan yang mengandung tersebut.
data yang tidak penting. Sebaliknya, dalam pelatihan tak
JST ditentukan oleh 3 hal (Siang, 2009): terbimbing tidak ada guru yang akan
Pola hubungan antar neuron (disebut mengarahkan proses pelatihannya, perubahan
arsitektur jaringan) bobot jaringan dilakukan berdasarkan parameter
a. Metode untuk menentukan bobot penghubung tertentu dan jaringan dimodifikasi menurut
(disebut metode training/learning/algoritma) ukuran parameter tersebut. Contohnya adalah
b. Fungsi aktivasi jaringan lapisan kompetitif.
Sebagai contoh, perhatikan neuron ( pada Selain jenis pelatihan yang tidak kalah
gambar 2 penting dalam JST adalah fungsi aktivasi.
Kegunaan fungsi aktivasi sudah dijelaskan di atas,
yaitu untuk menentukan keluaran. Banyak fungsi
aktivasi yang dapat digunakan di antaranya
fungsi-fungsi goniometri dan hiperboliknya,
fungsi unit step, impuls, dan sigmoid (Purnomo,
et al., 2006). Tetapi yang lazim digunakan adalah
fungsi sigmoid, karena dianggap lebih mendekati
kinerja sinyal pada otak manusia. Pada umumnya
fungsi aktivasi membangkitkan sinyal-sinyal
unipolar atau bipolar. Fungsi sigmoid, dapat juga
Gambar 2. Jaringan Syaraf Tiruan Sederhana dibuat untuk jenis unipolar maupun bipolar.
JST dapat diaplikasikan kedalam 6. Jaringan Backpropagation
pengenalan pola. Secara umum pengenalan pola Backpropagation merupakan algoritma
adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau pembelajaran yang terbimbing(Kusumadewi,
menggambarkan sesuatu berdasarkan 2004). Algoritma Backpropagation menggunakan
pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat error keluaran untuk mengubah nilai bobot-
utama dari suatu objek (Putra, 2010). Pola bobotnya dalam arah mundur. Untuk
sendiri adalah suatu entitas yang terdefinisi dan mendapatkan error ini, tahap perambatan maju
dapat diidentifikasikan serta diberi nama. Sidik harus dilakukan terlebih dahulu.
jari adalah suatu contoh pola. Pola bisa Arsitektur yang digunakan dalam jaringan
merupakan kumpulan hasil pengukuran atau Backpropagation merupakan arsitektur lapisan
pemantauan dan bisa dinyatakan dalam notasi jamak (Siang, 2009). Karena merupakan jaringan
matriks atau vektor. Pengenalan pola telah lapisan jamak, maka Backpropagation memiliki
dikembangkan adalah pengenalan secara lapisan tersembunyi.
otomatis karakter tulisan tangan (angka atau Dan dalam jaringan Backpropagation,
huruf), dengan variasi yang sangat banyak di fungsi aktivasi yang digunakan harus memenuhi
ukuran, posisi dan gaya tulisan (Fausett, 1994). beberapa syarat, yaitu: kontinu, terdifferensial
Seperti jaringan Backpropagation yang telah dengan mudah dan merupakan fungsi yang tidak
digunakan untuk mengenali tulisan tangan kode turun. Salah satu fungsi yang memenuhi ketiga
pos. syarat tersebut sehingga sering digunakan adalah
JST dapat dibagi lagi menurut jenis fungsi sigmoid biner. Dan fungsi lain yang sering
pelatihannya. Dalam JST ada dua macam digunakan adalah fungsi sigmoid bipolar yang
pelatihan yang dikenal, yaitu pelatihan memiliki range (-1,1).
terbimbing dan tak terbimbing (Siang, 2009).
Dalam pelatihan terbimbing, terdapat
sejumlah pasangan data (masukan dan keluaran)

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 157


Shofwan Ali Fauji

7. Konvergensi Apabila   0, maka deret tersebut disebut


Definisi. sebuah barisan )  *
+ , di - deret MacLaurin.
dikatakan konvergen untuk setiap
. -, atau

dikatakan limit *
+ ,, jika untuk setiap / 0 0 ada 9. Spektroskopi Infra Merah
bilangan asli 1*/, sedemikian sehingga untuk Spektroskopi infra merah merupakan
setiap 2 1*/,,
+ memenuhi |
+ !
| 4 salah satu alat yang banyak digunakan untuk
/(Bartle dan Sherbert, 2000). mengidentifikasi senyawa baik alami maupun
Jika sebuah barisan memiliki limit, disebut buatan (Habsari, 2010). Bila sinar infra merah
konvergen. Tapi jika tidak memiliki limit maka dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik,
disebut divergen. maka sejumlah frekuensi akan diserap sedang
Berikut ini adalah beberapa konsep dasar frekuensi yang lain diteruskan atau
tentang definisi yang berkaitan dengan limits ditransmisikan tanpa diserap. Gambaran antara
yang digunakan sebagai dasar untuk persen absorbansi atau persen transmitansi
mengevaluasi konvergensi atau sifat asimtotis lawan frekuensi akan menghasilkan suatu
dari suatu estimator (Suhartono, 2007). spektrum infra merah. Transisi yang terjadi
Definisi.Misalkan + adalah suatu barisan didalam serapan infra merah berkaitan dengan
bilangan riil. Jika ada suatu bilangan riil  dan perubahan-perubahan vibrasi dalam molekul.
jika untuk setiap bilangan riil 5 0 0 ada suatu Daerah radiasi spektroskopi infra merah berkisar
bilangan bulat 6*5,sedemikan hingga untuk pada bilangan gelombang 1280-10 cm-1 atau pada
semua 2 6*5,, |+ ! | 4 5 maka  merupakan panjang gelombang 0,78-1000 μm.
limit dari barisan 7+ 8. Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi
Definisi. (i) Suatu barisan 7+ 8 dikatakan spektroskopi infra merah dibagi ke dalam tiga
sebanyak-banyaknya pada orde 9, dinotasikan jenis radiasi yaitu infra merah dekat, infra merah
+  :* ; ,, jika untuk beberapa bilangan riil pertengahan, dan infra merah jauh.
terbatas ∆0 0, ada suatu bilangan bulat terbatas Ada 2 jenis instrmentasi untuk absorbsi
6 sedemikan hingga untuk semua 2 infra merah yaitu, instrumentasi dispersi
6, | =% + | 4 ∆. (ii) Suatu barisan 7+ 8adalah pada (konvensional) yang hanya digunakan untuk
orde lebih kecil dari 9,dinotasikan +  >* 9,, jika analisis kualitatif dan instrumentasi yang
untuk setiap bilangan riil 5 0 0 ada suatu menggunakan Fourier Transform (FTIR) dapat
bilangan bulat terbatas 6*5, sedemikian hingga digunakan untk analisis kuantitatif dan kualitatif .
untuk semua 2 6*5,, | =% + | 4 5, yaitu Spektroskopi FTIR (fourier transform
=% + ? 0. infrared) merupakan salah satu teknik analitik
yang sangat baik dalam proses identifikasi
8. Tes Rasio dan Deret Taylor struktur molekul suatu senyawa. Komponen
Tes rasio sangat berguna menentukan utama spektroskopi FTIR adalah interferometer
apakah deret yang diberikan konvergen (Stewart, Michelson yang mempunyai fungsi menguraikan
2010). (mendispersi) radiasi infra merah menjadi
E
a. Jika lim+?∞ D FGHD  I 4 1, maka deret ∑∞
+K% +
komponen-komponen frekuensi. Penggunaan
EF
interferometer Michelson tersebut memberikan
adalah konvergen. keunggulan metode FTIR dibandingkan metode
E
b. Jika lim+?∞ D FGHD  I 0 1 atau spektroskopi infra merah konvensional maupun
EF
EFGH metode spektroskopi yang lain. Di antaranya
lim+?∞ D D  ∞ maka deret ∑∞
+K% + adalah
EF adalah informasi struktur molekul dapat
divergen. diperoleh secara tepat dan akurat (memiliki
E
c. Jika lim+?∞ D FGHD  1, maka tes rasio tidak resolusi yang tinggi). Keuntungan yang lain dari
EF
metode ini adalah dapat digunakan untuk
dapat ditentukan. Tidak ada hasil yang bisa
ditentukan apakah ∑∞
mengidentifikasi sampel dalam berbagai fase
+K% + konvergen atau
(gas, padat atau cair). Kesulitan-kesulitan yang
divergen.
ditemukan dalam identifikasi dengan
Deret Taylor spektroskopi FTIR dapat ditunjang dengan data
Teorema Taylor. Andaikan L sebuah fungsi yang diperoleh dengan menggunakan metode
yang memiliki turunan dari semua tingkatan spektroskopi yang lain.
dalam suatu selang  ! #,  #. Syarat perlu Uji kandungan lemak babi dengan metode
dan cukup agar menjadi deret Taylor adalah FTIR telah ditemukan adanya kekhasan vibrasi
L*, L ; *,*
! , ulur C-H pada sampel lemak babi yang berbeda
L ;; *,*
! ,& dengan lemak hewani lainnya. Hasil yang
N
2! (1) diperoleh menunjukkan bahwa mesin FTIR
L* ,*
! , + sangat berpotensi digunakan sebagai alat untuk
! mendeteksi lemak babi secara cepat dengan hasil
yang konsisten.

158 Volume 2 No. 3 November 2012


Analisis Fungsi Aktivasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Mendeteksi Karakteristik Bentuk Gelombang …

PEMBAHASAN
Tabel 2. Bilangan Gelombang dan Absorbansi
Sebelum melakukan pelatihan data, maka pada data sapi
yang harus disiapkan adalah data pelatihan, dan
Bilangan gelombang Absorbansi
data pelatihan diambil dari data gelombang
spektra sapi dan babi, Disini
+ adalah bilangan PQ  970,192166 OR  0.00005
gelombang dan O+ adalah absorbansi (sinar-x PS  972,120977 O%  0.000034
yang diserap oleh benda dan diteruskan untuk PT  974,049789 O&  -0.000006
mengetahui vibrasi molekulnya). Dan kemudian
akan diinterpolasi lagrange untuk mengetahui PU  975,9786 OV  -0.000043
apropksimasi fungsi dari data berpasangan. PW  977,907411 OX  -0.000061
Berikut adalah data bilangan gelombang dan PY  979,836223 OZ  -0.00006
absorbansi untuk data babi.
P[  981,765034 O\  -0.000041
Tabel 1. Bilangan Gelombang dan Absorbansi P]  983,693846 O^  -0.000011
pada data babi
Bilangan gelombang Absorbansi P_  985,622657 O'  0.000013
PQ  970,192166 OR  -0,000009 Setelah itu data bilangan gelombang dan
PS  972,120977 O%  0,000002 absorbansi diinnterpolasi lagrange, sehingga
PT  974,049789 O&  0,000003 didapatkan aproksimasi fungsi data
berpasangannya adalah,
PU  975,9786 OV  -0,000002 `*
,  7,897573065875410. 10=%&
'
PW  977,907411 OX  -0,000006 !6,180374054490586. 10='
^
PY  979,836223 OZ  -0,000003 2,115981828265967. 10=X
\
!0.413970186280669
Z
P[  981,765034 O\  -0,000004 5,061791113327844. 10&
X (3)
P]  983,693846 O^  -0,000015 !3,961114096958705.10Z
V
P_  985,622657 O'  -0,000007 1,937351871176862. 10'
&
!5,414515674767383. 10%R

6,62043892617714810%&
Data bilangan gelombang dan absorbansi
Sehingga didapatkan Gambar 4 berikut ini
pada tabel di atas diinnterpolasi lagrange,
sebagai grafiknya untuk dijadikan data pelatihan.
sehingga menghasilkan persamaan 2 berikut ini
`*
,  !1,035741567042484 . 10=%%
'
8,104872585865455. 10='
^
! 2,774703359707413.10=X
\
0,542808208062731
Z
! 6,636724626885896. 10&
X (2)
5,193243594766944. 10Z
V
! 2,539809476507496. 10'
&
7,097788748923267. 10%R

! 8,678018906807824.10%&
Sehingga didapatkan gambar 3 sebagai
grafik data pelatihan, dan gambarnya adalah Gambar 4. Gelombang Spektra sapi
sebagai berikut
Fungsi aktivasi yang akan dibanding
0.00001 adalah fungsi
a. tan ,
0 b. sin ,
960 970 980 990 babi c. tanh ,
-0.00001 100% d. sinh ,
e. arctan ,
-0.00002
Bilangan Gelombang f. arcsin ,
g. arctanh ,
h. arcsinh 
Gambar 3. Gelombang Spektra Babi Delapan fungsi aktivasi itu dipilih karena
sebagai fungsi non linier yang cukup memadai
Untuk data sapi dengan alat FTIR, untuk digunakan sebagai fungsi aktivasi (Kim,
didapatkan bilangan gelombang dan data 2001). Bentuk kompleks dari fungsi aktivasi yang
absorbansi pada tabel 2 berikut. akan dibandingkan adalah.

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 159


Shofwan Ali Fauji

f g ! f =g FA=zeros(120*100,8);
tan  
 *f g f =g , FB=zeros(120*100,8);
f g ! f =g for i=1:8
sin   A=imread(['sapi' num2str(i) '.jpg']);
2
f g ! f =g [m,n,o]=size(A);
tanh   g A2=rgb2gray(A);
f f =g
f g ! f =g A3=im2bw(A2,graythresh(A2));
sinh   A4=imresize(A3,[120 100]);
2
1  1 A5=reshape(A4,[120*100 1]);
arctan   ln h i
2 1 ! 
FA(:,i)=A5;
1 B=imread(['babi' num2str(i) '.jpg']);
arcsin   ln j k1 !  & l
 [m,n,o]=size(B);
1  1 B2=rgb2gray(B);
arctanh   ln h i
2 1! B3=im2bw(B2,graythresh(B2));
arcsinh   ln j k & 1l B4=imresize(B3,[120 100]);
B5=reshape(B4,[120*100 1]);
Kedelapan fungsi aktivasi diata diuji FB(:,i)=B5;
dengan tes rasio untuk mengetahui interval end
kekonvergenannya. Dan berikut ini hasill dari tes P=[FA FB];
rasio dalam mendeteksi interval T=[ones(1,8) zeros(1,8);
kekonvergenannya. zeros(1,8) ones(1,8)];
Tabel 3. Perbandingan fungsi aktivasi setelah P1=[P P P P P P P P P P];
dicari interval kekonvergenan dengan tes rasio T1=[T T T T T T T T T T];
Fungsi clear A A2 A3 A4 B B2 B3 B4 B5 i m n o A5
Interval Kekonvergenan FA FB P T
Aktivasi
mno p !3 4  4 3 net=newff(minmax(P1),[50,2],{'logsig','pur
qro p !1 4  4 1 elin'},'traingd')
net.trainParam.goal=0.00001
mnos p !3 4  4 3 net.IW{1,1};
qros p !1 4  4 1 net.b{1};
ntumno p !1 4  4 1 net.LW{2,1};
ntuqro p !1 4  4 1 net.b{2};
ntumnos p !1 4 4 1 [y,Pf,Af,e,perf]=sim(net,P1,[],[],T1)
!1 4 4 1 net=train(net,P1,T1)

Untuk interval !1 4 4 1 dianggap terlalu


Gambar 5 dibawah ini menunjukkan saat
koding program ini dimasukkan dalam matlab.
terbatas karena metode penentuan bobot yang
biasa digunakan adalah metode Nguyen Widrow
yang mampu menghasilkan bobot lebih dari satu.
Sehingga fungsi aktivasi ini terlalu riskan untuk
digunakan sebagai fungsi aktivasi. Untuk tan ,
memang memiliki interval yang bagus sebagai
fungsi aktivasi, tapi setelah dimasukkan nilai
ternyata malah menghasilkan nilai kompleks,
padahal algoritma yang digunakan dalam
pengenalan pola kali ini adalah algoritma
bilangan riil. Dan algoritma bilangan riil tidak
bisa digunakan untuk bilangan kompleks.
Berbeda dengan tanh , fungsi aktivasi ini memiliki
interval kekonvergenan yang bagus dan bila
dimasukkan nilai menghasilkan nilai bilangan
riil. Sehingga fungsi aktivasi tanh sangat bagus
untuk digunakan sebagai fungsi aktivasi agar
pelatihan bisa mengenali perbedaan karakteristik Gambar 5 Koding Program Dimasukkan ke
bentuk gelombang spektra babi dan sapi. Dalam Matlab
Untuk simulasi program. Berarti akan Berikutnya akan dianalisis mengenai
dibuat program pelatihan Backpropagation untuk tingkat tingginya MSE (mean square error) bila
mengenali gelombang spektra adalah. dilihat dari banyaknya jumlah unit tersembunyi
clc,clear dalam satu lapisan tersembunyi dengan laju

160 Volume 2 No. 3 November 2012


Analisis Fungsi Aktivasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Mendeteksi Karakteristik Bentuk Gelombang …

pelatihan  0,0001. Berikut tabel jumlah error


pelatihan Backpropagation

Tabel 4. MSE Berdasarkan Banyaknya unit dalam


satu lapisan tersembunyi
Banyak unit MSE
3 0,06082
4 0,020942
5 0,020208
30 0,0053801
40 0,0019251
Gambar 8. Program Menebak bahwa
Dari kelima uji coba pada tabel di atas Gambar Gelombang Spektra itu adalah
dapat disimpulkan bahwa semakin banyak Gelombang Spektra Babi
jaringan dalam satu lapisan tersembunyi, maka
semakin kecil errornya sehingga semakin bagus Cara membaca gambar tebakan di atas
hasil pelatihannya. Setelah melakukan pelatihan, dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini.
maka hasil dari pelatihan disimpan dalam “net”.
Kemudian penulis akan menguji coba hasil
pelatihan dengan data uji coba, apakah hasil
pelatihan mampu mengenali data uji coba dengan
benar atau tidak. Pertama-tama disediakan
gambar gelombang spektra babi dan sapi. Berikut
gambar gelombang spektra babi dan sapi.

Gambar 9. Tata Cara Membaca Tebakan


Program
Gambar 6. Gelombang Spektra Babi yang
Pertama Dan saat gambar gelombang spektra yang
dipanggil adalah gelombang spektra sapi, maka
Kemudian berikut gambar gelombang hasilnya adalah
spektra sapi.

Gambar 7. Gelombang Spektra Sapi yang


Pertama
Dua gambar di atas adalah perwakilan dari
tiga gambar gelombang spektra babi dan sapi
yang digunakan untuk menguji coba hasil Gambar 10. Program Menebak bahwa
pelatihan Backpropagation. Gambar yang Gambar Gelombang Spektra itu adalah
dipanggil pertama adalah gambar gelombang Gelombang Spektra Sapi
spektra babi. Dan setelah program dijalankan,
Dari 6 tebakan program dapat menebak
maka hasilnya adalah
jenis ke-6 gambar gelombang spektra dengan
benar. Berarti hasil pelatihan dengan
Backpropagation yang menggunakan hasil
analisis matematik tadi sudah bagus.

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 161


Shofwan Ali Fauji

PENUTUP [5] Anita S. G, P.K. Kalra, & D.S. Chauhan.


(2009). Inversion of Complex Back-
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat Propagation Algorithm
disimpulkan bahwa fungsi aktivasi tangen
hiperbolik adalah fungsi yang terbaik untuk [6] Anton, H. 2000. Dasar-dasar Aljabar Linier.
menbedakan gelombang spektra sapi dan babi. Batam: Interaksara
Karena menghasilkan bilangan riil dan meiliki [7] As Sayyid, A. A. M. 2006. Pola Makan
interval konvergensi yang cukup memadai untuk Rasulullah. Jakarta: Almahira
beberapa metode seperti Nguyen Widrow
ataupun bilangan acak -0,5 sampai 0,5 maupun [8] Bartle, R. G., & Sherbert, D. R. 2000.
bilangan acak -1 sampai 1. Introduction to Real Analysis. USA: John
Setelah diuji coba pun fungsi aktivasi ini Willey & Sons
mampu melakukan pelatihan dengan baik,
[9] Fausett, L. 1994. Fundamentals of Neural
sehingga hasil pelatihan mampu mengenali
Networks. New Jersey: Prentice Hall
gambar uji coba dengan sempurna. Fungsi
aktivasi dan interval bobot adalah hal yang [10] Habsari, L. Y. D. 2010. Identifikasi Pola Khas
sangat esensial dalam pelatihan jaringan Spektra Infra Merah Protein Daging Sapi
backpropagation. Karena bila salah menggunakan Dan Babi Rebus Menggunakan Metode
fungsi aktivasi ataupun bobotnya tidak sesuai Second Derivative (2d). Skripsi Tidak
sehingga bisa divergen maka pelatihan akan Diterbitkan. Malang: UIN Maliki Malang
gagal.
[11] Kim, T. & Adali, T. 2001. Complex
Dengan fungsi aktivasi tangen hiperbolik
Backpropagation Neural Network Using
dan interval kekonvergenannya telah mampu
Elementary Transcendental Activation
membedakan gelombang spektra sapi dan babi.
Functions.
Bila menginginkan pelatihan yang lebih baik,
dapat menambah jumlah unit jaringan [12] Kusumadewi, S. 2004. Membangun
tersembunyi dalama satu lapisan tersembunyi Jaringan Syaraf Tiruan (Menggunakan
karena telah diuji coba sampai 40 unit jaringan, Matlab dan Excel Link). Jakarta: Graha Ilmu
bahwa semakin banyak unit jaringan semakin
[13] Munir, R. 2008. Metode Numerik. Bandung:
kecil MSE.
Informatika
Dalam tulisan masih dibahas mengenai
fungsi aktivasi dan interval kekonvergenan. Tapi [14] Purnomo, M. H. & Kurniawan, A. 2006.
masi belum dibahas mengenai interval bobot Supervised Neural Networks dan
yang memiliki konvergensi cepat dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu
menghasilkan pelatihan yang bagus. Sehingga
[15] Purwanto, H. dkk. 2005. Aljabar Linier.
disarankan untuk meneliti tentang interval bobot
Jakarta: PT. Ercontara Rajawali
yang bagus sehingga menghasilkan pelatihan
yang bagus dan konvergensinya yang cepat [16] Putra, D. 2010. Pengolahan Citra.
dengan error yang lebih kecil. Yogyakarta: Andi
Ucapan terima kasih penulis ucapkan
[17] Siang, J. J. 2009. Jaringan Syaraf Tiruan dan
kepada semua pihak yang telah membantu
Pemrogamannya Menggunakan Matlab.
penulis baik berupa bantuan maupun dukungan.
Yogyakarta: Andi
Sekian trima kasih.
[18] Stewart, J. 2010. Calculus Concepts and
DAFTAR PUSTAKA Contexts. Belmont: Cengage Learning
[19] Suhartono. 2007. Feedforward Neural
[1] ‘Abdullah bin muhammad bin
Networks Untuk Pemodelan Runtun Waktu.
‘abdurrahman bin ishaq alu syaikh. 2007.
Disertasi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Bogor: Pustaka
PPs Universitas Gadjah Mada
Imam Asy-syafi’i
[20] Sutoyo, T. dkk, 2009. Teori Pengolahan
[2] Ahmad, Y. A. 2008. Al-Qur’an Kitab
Citra. Yogyakarta: Andi
Kedokteran. Yogyakarta: Sajadah Press
[21] Wunsh, A. D. 2005, Complex Varibles with
[3] Aizenberg, I. 2011. Complex Valued Neural
Application, USA: pearson Education
Networks With Multi-Valued Neurons.
Berlin: Springer [22] Yaqub, A. M. 2009. Kriteria Halal Haram.
Jakarta: PT Pustaka Firdaus
[4] Al-Ghazali, I. 2007. Rahasia halal haram.
Bandung: Mizania

162 Volume 2 No. 3 November 2012

Anda mungkin juga menyukai