Anda di halaman 1dari 19

Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf

Tiruan dengan Menggunakan Scilab

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah


TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas

Oleh

Faisal Hendri (13307025)

Riza Nuari (13307038)

Program Studi Teknik Fisika


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
2011
Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

Jaringan Syaraf .................................................................................................................................. 2

Gambar 1 Jaringan Syaraf Manusia .............................................................................................. 3

BAB II JARINGAN SYARAF TIRUAN ........................................................................................................ 4

Model Neuron................................................................................................................................... 4

Tabel 1 Model Jaringan Syaraf Tiruan .......................................................................................... 4

Gambar 2 Model Neuron ............................................................................................................. 4

Multilayer Neuron............................................................................................................................. 5

Gambar 3 Multilayer Neuron ....................................................................................................... 5

Gambar 4 Multilayer Neuron dengan 3 lapisan serta notasinya .................................................. 6

Back Propagation .............................................................................................................................. 7

Gambar 5 Propagasi Balik ............................................................................................................ 8

Gambar 6 Update bobot di output layer ...................................................................................... 9

Proses Pembelajaan ........................................................................................................................ 10

Program JST mengunakan Scilab..................................................................................................... 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 15

Gambar 7 Grafik Iterasi terhadap Error...................................................................................... 15

BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 17

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas i


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

BAB I
PENDAHULUAN

Prinsip Jaringan Syaraf Tiruan (JST) terinspirasi dari cara kerja jaringan otak manusia. Jaringan otak
manusia terdiri dari ribuan neuron yang saling terhubung sehingga membentuk pengetahuan dan
fungsi tertentu dari proses belajar dan beradaptasi. Neuron memiliki sel tubuh yang disebut soma
sebagai pusat pemrosesan informasi dari masukan ribuan dendrites dan keluaran sebuah axon.
Keluaran dipengaruhi oleh ribuan masukan yang berbobot berbeda, inilah yang menjadi prinsip
dasar dari JST. Menurut Hecht-Nielsend (1988), “Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur
pemroses informasi yang terdistribusi dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses
(yang memiliki memori lokal dan beroperasi dengan informasi lokal) yang diinterkoneksi bersama
dengan alur sinyal searah yang disebut koneksi. Setiap elemen pemroses memiliki koneksi keluaran
tunggal yang bercabang ke sejumlah koneksi kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa
sinyal yang sama dari keluaran elemen pemroses tersebut). Keluaran dari elemen pemroses tersebut
dapat merupakan sebarang jenis persamaan matematis yang diinginkan. Seluruh proses yang
berlangsung pada setiap elemen pemroses harus benar-benar dilakukan secara lokal, yaitu keluaran
hanya bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh melalui koneksi dan nilai yang
tersimpan dalam memori lokal”. DARPA Neural Network Study (1988), Sebuah jaringan syaraf adalah
sebuah sistem yang dibentuk dari sejumlah elemen pemroses sederhana yang bekerja secara paralel
dimana fungsinya ditentukan oleh struktur jaringan, kekuatan hubungan, dan pegolahan dilakukan
pada komputasi elemen atau nodes. Zurada, J.M. (1992), Sistem saraf tiruan atau jaringan saraf
tiruan adalah sistem selular fisik yang dapat memperoleh, menyimpan dan menggunakan
pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman. Haykin, S. (1994), Sebuah jaringan saraf adalah
sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan mempuyai kecenderungan untuk menyimpan
pengetahuan yang didapatkannya dari pengalaman dan membuatnya tetap tersedia untuk
digunakan. Hal ini menyerupai kerja otak dalam dua hal yaitu:

1. Pengetahuan diperoleh oleh jaringan melalui suatu proses belajar


2. Kekuatan hubungan antar sel saraf yang dikenal dengan bobot sinapsis digunakan untuk
menyimpan pengetahuan.

JST dikembangkan karena adanya kebutuhan akan sistem komputasi yang mampu belajar dan
beradaptasi sebagai mana manusia dapat melakukannya. Suatu pekerjaan bila dilakukan manusia

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 1


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

adalah mudah belum tentu jika dilakukan mesin menjadi lebih mudah, seperti mengenali pola wajah
seseorang, kita tidak tahu bagaimana susunan syaraf otak manusia mampu mengenai pola wajah
dengan begitu cepat. Hal lainya seperti bagaimana seorang pengemudi mampu mengendarai
kendaraan dengan begitu mudah dengan kondisi yang berubah-ubah tanpa mengalami kesalahan.
Otak manusia mampu melakukan itu semua karena mampu belajar dan beradapiptasi dengan cepat.
Pada sistem komputasi konvensional tidak memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi yang
diperlukan dalam penanganan masalah tersebut diatas, oleh karena itu diperlukan sistem JST yang
dapat melakukan hal tersebut.

Penelitian JST untuk berbagai macam aplikasi telah banyak dilakukan, seperti JST digunakan untuk
mendiaknosa penyakit jantung, JST digunakan untuk mengenali sidik jari, JST untuk memprediksi
curah hujan, untuk mengenali wajah, mengenali suara, penerapan JST pada sistem kendali adaptif dll.
Berbagai metodepun telah banyak dilakukan untuk melakukan komputasi cerdas tersebut. Namun
demikian pembahasan mengenai bagaimana menurunkan suatu perhitungan JST sehingga mampu
belajar belum banyak diungkap secara jelas dan gamblang.

Pada penelitian ini akan dikembangkan konsep komputasi JST mengunakan prinsip propagasi balik
(backpropagation neural network). Backpropagation adalah prinsip yang sangat dikenal dalam JST,
pada metode ini nilai kesalahan (error) digunakan untuk memperbaiki nilai bobot (weight) dari
masukan sehingga nilai keluaran mendekati atau sama dengan nilai yang diinginkan. Pembahasan
diawali dengan konsep satu neuron, kemudian multilayer neuron hingga penurunan rumusan untuk
penerapannya dalam program Scilab. Program Scilab adalah program gratis untuk komputasi
matematik seperti Matlab. Pada penelitian ini akan dianalisa seberapa cepat dan mampukah
program JST tersebut dapat mengenali pola dan target yang diberikan.

Jaringan Syaraf
Struktur jaringan syaraf manusia terdiri dari jutaan neuron yang saling terbubung. Dalam neuron
terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar
dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan
sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson
dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Didalam struktur inilah pola

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 2


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

pengetahuan, ingatan dan pembelajaran terbentuk. Pada gambar 1 memperlihatkan susunan


jaringan neuron syaraf otak manusia.

Gambar 1 Jaringan Syaraf Manusia

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 3


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

BAB II
JARINGAN SYARAF TIRUAN

Model Neuron
Berikut ini akan dikembangkan model neuron menggunakan pola yang sama pada jaringan syaraf
biologis seperti terlihat dalam Tabel 1. Nucleus yang merupakan inti neuron dianalogikan dengan
unit proses pada JST, dentries merupakan masukan ke unit proses dan axon adalah keluaran ke unit
proses.

Tabel 1 Model Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Biologis Jaringan Syaraf Tiruan


Nucleus Unit Proses
Dentries Masukan
Axon Keluaran
Synanpsis Bobot / weight

Masukan (inputs)

w1 Penjumlahan Fungsi Aktivasi

= ∑ p ⋅w

n
f ( y)
i i

w2
. a = f (n)
.
.

wi
Bobot (weight) bisa diatur

Gambar 2 Model Neuron

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 4


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

Dimana p1..pi = adalah masukan ke 1 s/d ke i, w1…wi = bobot ke 1 s/d ke i, wb = bobot bias, b=bias,
f(n) =fungsi aktivasi dan a=keluaran neuron.

Gambar 2 memperlihatkan bentuk model neuron buatan berdasarkan analog neuron sesungguhnya
pada gambar 1. Unit proses melakukan penjumlahan semua masukan yang telah dikalikan bobot
masing-masing masukan dan kemudian dihitung keluarannya dalam aktifasi fungsi. Beberapa fungsi
aktifasi yang sering digunakan adalah: sigmoid, linear dan hardlimiter.

Multilayer Neuron
Jaringan syarat terdiri dari jutaan neuron yang saling terhubung untuk membentuk ingatan,
pengetahunan dan fungsi tertentu, begitu pula JST agar model neuron dapat berfungsi sebagai
tempat penyimpan informasi dan mampu belajar maka dibentuklah jaringan neuron. Persoalan-
persoalan yang membutuhkan fungsi pengetahuan dan ingatan dapat diselesaiakan dengan
menggunakan jaringan neuron.

Gambar 3 Multilayer Neuron

Gambar 3 memperlihatkan mutltilayer neuron yang terdiri dari 3 layer yaitu input layer (lapisan
input) hanya berisi satu layer, hidden layer (lapisan tersembunyi) bisa lebih dari satu layer, dan
output layer (lapisan keluaran) berisi hanya satu layer. Masing-masing input (masukan) terhubung
kesemua neuron pada lapisan tersembunyi, kemudian semua neuron pada lapisan tersembunyi
terhubungi ke semua neuron pada lapisan keluaran. Setiap neuron melakukan proses yang sama
yaitu menerima masukan dari lapisan sebelumnya kemudian diproses dan hasil proses dikeluarkan

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 5


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

kelapisan berikutnya, begitu seterusnya hingga lapisan keluaran. Untuk mempermudah dalam
menganalisis sinyal-sinyal masukan dari satu neuron ke neuron berikutnya, maka dapat dibuat
penyederhanaan lapisan layer menjadi hanya 3 lapisan saja yaitu satu lapisan input/masukan, satu
lapisan tersembunyai dan satu lapisan keluaran, seperti terlihat pada gambar 4. Pada gambar 4
dapat terlihat dengan jelas apa yang terjadi pada neuron yaitu ada dua proses (proses penjumlahan
masukan dan proses pengaktivasian penjuimlahan tersebut).

Gambar 4 Multilayer Neuron dengan 3 lapisan serta notasinya

Arah maju (forward bias) dari sinyal setiap neuron dengan 3 lapisan dapat dituliskan dalam bentuk
matematik sebagai berikut :

• Dari lapisan masukan ke lapisan tersembunyi adalah

=
dj ∑ ( p ⋅ w ) ) …………………………........................................................................……………….1)
i i

h j = f1 ( d j ) .………………………………...................................................................................………2)

• Dari lapisan tersembuny ke lapisan keluaran adalah :

=
qm ∑(h j ⋅ v jm ) ………………………….............................................................................…………3)

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 6


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

am = f 2 ( qm ) ……………………………………...........................................................................………4)

• Dari lapisan masukan ke lapisan keluaran manjadi :

=
am f 2 ( ∑ f ( ∑ ( p ⋅ w ) d ) h ⋅ v ) ……………........................................................………5)
1 i ji j j jm

dimana: pi = masukan, i adalah banyaknya neuron pada lapisan masukan, j adalah banyaknya

neuron pada lapisan tersembunyi, w ji adalah bobot lapisan masukan ke lapisan tersembunyi, d j =

unit proses penjumlahan neuron pada lapisan tersembuyi, f1 = fungsi aktifasi pada lapisan

tersembunyi, h j = keluaran neuron dilapisan tersembunyi, v jm adalah bobot pada lapisan keluaran,

qm = unit proses penjumlahan neuron pada lapisan keluaran, m = banyaknya neuron pada lapisan

keluaran, f 2 = fungsi aktivasi pada lapisan keluaran dan am = keluaran neuron pada lapisan

keluaran yang merupakan keluaran akhir dari JST.

Back Propagation

Back Propagation atau propagasi balik adalah tahapan selanjutnya setelah proses forward seperti
pada pembahasan sebelumnya. Dibagian propagasi balik inilah nilai bobot diubah terus menerus
sehingga nilai keluaran JST mendekati atau sesuai dengan target yang diberikan.

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 7


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

Gambar 5 Propagasi Balik

Gambar 5 memperlihatkan aliran sinyal pada propagasi balik, dimana nilai error (e) digunakan untuk
meng-update nilai bobot.

Error atau kesalahan adalah selisih nilai antara nilai target dengan nilai keluaran JST, dengan
menggunakan cost enegry function maka perubahan nilai error dapat diturunkan untuk mencari
perubahan nilai bobot.

E = 12 e 2 ……………..........................................................................................................………………….6)

e = t − a ……………………………..........................................................................................................….7)

Dimana E=cost energy function, e=error, t=target dan a=keluaran JST.

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 8


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

Gambar 6 Update bobot di output layer

Untuk meng-update nilai bobot antara lapisan keluaran dengan lapisan tersebunyi menggunakan
persamaan sebagai berikut :

v ( k +=
1) v ( k ) + ∆v ( k ) ..........................................................................................…………………….8)

∆v ( k ) =
η ehf ′ ( q ) ……................................................................................................………………….9)

Dimana

k = iterasi ke …

v = bobot di output layer

η = learning rate (kecepatan penelajaran), nilainya berkisar antara 0 < η ≤ 1

e = error (beda antara target dengan actual output JST )

h = keluaran neuron di hidden layer

1
f ′ ( q ) = turunan fungsi f ( q ) ⇒ jika
= ( q ) q maka f ′ ( q ) = 1 atau jika f ( q ) =
a f=
1 + e− q
maka f ′ ( q ) = (
f (q) 1− f (q) = )
a (1 − a ) dengan a = actual output JST

η = learning rate /kecepatan pembelajaran

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 9


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

Untuk meng-update nilai bobot pada lapisan tersebunyi digunakan rumusan:

w(k =
+ 1) w ( k ) + ∆w ( k ) …………………...................................................................................…….10)

∆w ( k ) =
η ef ′ ( q ) vf ′ ( d ) p .......................................................................................................11)

Dimana

w = bobot antara input layer ke hidden layer

v = bobot antara hidden layer ke output layer

f ′ ( d ) = turunan fungsi f ( d ) , jika=h ( d ) d maka f ( d ) = 1 , jika digunakan


f=

f ( d ) (1 − f ( d ) ) =
1
= (d )
h f= maka f ′ ( d ) = h (1 − h )
1 + e− d

η = learning rate /kecepatan pembelajaran

Proses Pembelajaan

Proses pembelajaran adalah proses dimana nilai bobot di update terus menerus sehingga nilai
keluaran JST mendekati atau sama dengan nilai target yang diinginkan. Pada proses ini ada beberapa
tahapan yang dilalui yaitu :

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 10


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

1. Inisialisasi awal yaitu proses memberi nilai awal pada setiap konstanta pada JST, seperti nilai
learning rate, nilai bobot awal pada semua lapisan, nilai masukan, fungsi aktivasi yang digunakan,
nilai target yang diinginkan, banyaknya itarasi, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi dan
lapisan keluaran, masukan awal dan target error yang diharapkan.
2. Menghitung arah maju, setelah nilai awal diberikan maka JST dapat melakukan perhitungan awal
maju dengan rumusan yang telah diberikan pada persamaan 1), 2), 3) dan 4).
3. Menghitung error mengunakan persamaan 7)
4. Meng-update bobot di semua lapisan, dimulai dari lapisan keluaran kemudian ke lapisan
tersembunyi dengan menggunakan rumusan pada persamaan 8), 9), 10), dan 11)
5. Kembali ke tahapan 2, sampai error nol atau target error atau target iterasi tercapai.

Program JST mengunakan Scilab

Berikut ini listing program JST mengunakan Scilab


// PROGRAM JARINGAN SYARAF TIRUAN
//1.=====INISIALISASI=============== //
clear;
clc;
ni = 4; // Jumlah neuron di input layer
nh = 5; // Jumlah neuron di hidden layer
nout = 3; // Jumlah neuron output layer
lr = 0.7; // Learning rate ==> lr ini yang diganti untuk melihat error dari
learning rate
iterasi =100; //banyaknya iterasi
error_target = 0.01;// Target error

//—-Menentukan Nilai bobot secara random —


// Bobot antara input ke hidden layer
for i = 1:ni;
for j = 1:nh;
w(j,i) = rand(1); // w=bilngan random dari 0 s/d 1
end;
end;

// Bobot antara hidden ke output layer


for j = 1:nh;
for m = 1:nout;

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 11


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

v(m,j) = rand(1); // v= bilangan random dari 0 s/d 1


end;
end;

//———nilai bobot sudah dihasilkan—


/////////////////// ITERASI ////////////////////
for k = 1:iterasi;

// —Menentukan nilai target dan masukan— //


// nilai target dan masukan dapat berganti pd setiap iterasi
// tergantung dari persoalan yg akan diselesaikan
target = [0.123; 0.456; 0.789]; // target yang ingin dicapai
p = [4; 3; 2; 1]; // data masukan
//——————————————//

//2.============= FORWARD ==========================//


// ———-Hidden Layer———-/
// Menghitung d(j)= p(i)*w(j,i) d= sigma p*w
for j = 1:nh;
htemp=0; // htemp=h sementara untuk menjumlahkan p*w
for i = 1:ni;
htemp = p(i)*w(j,i)+htemp;
end;
d(j)=htemp; // d(j) hasil hitung sigma p*w
end;

// Aktivasi fungsi / keluaran neuron hidden h=f(d)


for j = 1:nh
// h(j) = d(j); // jika digunakan fungsi linear gunakan ini
h(j) = 1/(1+exp(-d(j)));// menggunakan sigmoid
end;

// ——–Output Layer————-/
// Menghitung q(m)=h(j)*v(m,j) q=sigma h*v
for m = 1:nout;
qtemp=0; //qtemp=nilai q sementara untuk menjumlahkan h*v
for j = 1:nh;
qtemp = h(j)*v(m,j)+qtemp;
end;
q(m)=qtemp; // hasil hitung q= sigma h*v
end;

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 12


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

// Aktivasi fungsi / keluaran neuron output a=f(q)


for m = 1:nout;
// a(m) = q(m); // jika menggunakan fungsi linear
a(m) = 1/(1+exp(-q(m))); // sigmoid function
end;

//3. ============ MENGHITUNG ERROR =============//


for m =1:nout;
e(m) = target(m)-a(m);
end;

//4. ============= BACK PROPAGATION +++++++++++++ //


// Hitung delta bobot antara output ke hidden
for j = 1:nh;
for m = 1:nout;
dv(m,j)= lr*e(m)*a(m)*(1-a(m))*h(j);// dv=lr.e.f’(q).h
end;
end;

// Hitung delta Bobot antara hidden ke input layer


for i = 1:ni;
for j = 1:nh;
dwtemp=0; // dwtemp = dw sementara untuk menjumlahkan err*v
for m = 1:nout;
dwtemp = lr*e(m)*a(m)*(1-a(m))*v(m,j)+dwtemp; //dw=lr.e.f’(q).v.f’(d).p
end;
dw(j,i)=dwtemp*h(j)*(1-h(j))*p(i);
end;
end;

// ubah bobot antara output ke hidden


for j = 1:nh;
for m = 1:nout;
v(m,j) = v(m,j)+ dv(m,j);
end;
end;

// ubah Bobot antara hidden ke input layer


for i = 1:ni;
for j = 1:nh;

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 13


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

w(j,i) = w(j,i)+dw(j,i);
end;
end;
err_s=0;
for m=1:nout;
err_s=e(m)+err_s;
end;
err(k)=err_s;
end; // jika t=iterasi then selesai, otherwise kembali ke iterasi
//5.=======KEMBALI KE ITERASI ========= //

// Plot hasil error dari iterasi //


plot(err), title('Grafik Iterasi terhadap Error'), xlabel('Iterasi ke'),
ylabel('Error')

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 14


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat dan mampu program JST mengikuti target
yang diberikan berikut ini masukan yang diberikan adalah 4, 3, 2 dan 1 sedangkan target yang
diinginkan adalah 0.123 ; 0.456 ; 0.789. Menggunakan struktur 3 lapisan dengan rincian 4 masukan,
5 neuron di lapisan tersembunyi dan 3 neuron dilapisan keluaran.

Gambar 7 Grafik Iterasi terhadap Error

Gambar 7 memperlihatkan grafik banyaknya iterasi terhadap error dengan nilai learning rate (Lr)
bervariasi dari 0.1, 0.5, 1, 2 hingga 20. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai learning rate
mempengaruhi kecepatan pembelajaran, namun demikian harus diperhatikan semakin besar
learning rate sistem menjadi tidak stabil. Pemilihan learning rate yang tepat sangat mempengaruhi
hasil kecepatan pembelajaran.

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 15


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

BAB IV
KESIMPULAN

Beberapa simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Algoritma JST sudah dapat diterapkan dalam Program JST menggunakan software Scilab yang
bersifat gratis.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam menurunkan algoritma pembelajaran JST adalah bahwa
fungsi aktivasi harus dapat diturunkan agar proses perhitungan dapat dilakukan.
3. Pemilihan inisialisasi awal sangat menentukan proses pembelajaran JST.

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 16


Algoritma Propagasi Balik Jaringan Syaraf Tiruan dengan Menggunakan Scilab

DAFTAR PUSTAKA

Haykin, Simon. Neural Network a Comprehensive Foundation. Prentice-Hall, inc. 1999.

Fu, Limin. Neural Networks in Computer Intelligence. McGraw-Hill. 1994.

IEEE Transaction on Neural Networks.

TF4214 – Sistem Kontrol Cerdas Halaman 17

Anda mungkin juga menyukai