Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN

Tugas : Memahami Perilaku Kesalahan


Bahan : Vidio Rekaman
Mentor : dr. M. Rizky Tri Aditya

Pokok Bahasan Permasalahan Tindak lanjut


1. Error In Excecution dan 1. 1.
Error In Planning a. Error In Excecution terjadi a. Error in Excecution terjadi
karena kesalahan dalam biasanya terjadi pada kasus
melakukan sebuah tindakan, operasi, dalam sasaran SKP
rencana atau diagnosis adalah kepastian lokasi, tepat
sudah benar, hanya saat prosedur, dan tepat prosedur dan
melakukan tindakan yang tepat operasi, sebelum operasi
salah. Error In Excecution dilakukan hendaknya visitasi oleh
biasanya teradi karena dokter operator untuk melihat
adanya mistakes dan memastikan lokasi area di
( Kesalahan) dan violation bedah, dan saat di ruang IBS
(pelanggara) dilakukan Sign In, Time Out, dan
b. Error In Planning terjadi Sign Out.
disaat rencana dari awal b. Error In Planning contoh
sdah salah, yang kasusnya kesalahan dalam
mengakibtkan intervensi memberikan advise, rencana
yang akan diberikan tindak lanjutnya adalah dengan
selanjutnya tidak tepat. segera mendokumentasi kan
Error In Planning teradi segala advise yang diberikan, dan
adanya Slips ( attention mendokumentasikan tindakan
distraction) dan lapses yang telah diberikan, karena
( Memory failure) salah satu terjadinya human error
adalah attention distraction yg
menyebabkan lupa, kemudian
meningkatkan komunikasi yang
lebih efektif, pro aktif, dan kritis
jika ada hal yang kurang jelas dan
yang keliru.
2. Two Views On Human 2. Secara teori perkembangan 2. Human error bukanlah suatu
Error pandangan terhadap Human kesalahan yang mutlak dilakukan
Error suda mengalami oleh seorang individu, perlu
perubahan, namun ingga masa investigasi yang kompleks.
kini kebanyakan masih memakai Investigasi dimulai saat kesalahan
teori masa lampau. Pandangan manusia terjadi. Investigasi
teori Human Error masa lampau dilakukan secara menyuluruh dan
adalah ; Penyebab kecelakaan kompleks, investigasi dimulai dari
yang terjadi merupakan kesalaan system, lingkungan, prilaku dan
yang dilakukan oleh individu tugas. Setelah Investigasi
yang bersangkutan. Penilaian dilakukan, dianalisa dan dibuat
yang salah, menghasilkan kesmpula yang bnar dan objektif.
kesimpulan yang salah. Seingga tidak ada lagi kesimpulan
Kesimpulan yang salah contonya, yang salah, yang mem punish
mengganti/memecat pegawai individu dengan
yang melakukan kesalahan tadi memecat/mengganti org baru,
dan mengganti dengan yang baru karena itu bukanla sbua solusi.
Namun bisa saja sebuah system
diganti jika hasil inestigasi
menemukan kesalaan di suatu
system.

3. Rasmussen Model 3. Rasmuseen membuat model, 3. Frekuensi teradinya Human Error


dimana model tersebut jika diurutkan maka terjadi lebih
dijabarkan menjadi 3 model kerja tinggi pada model Skill Based,
: Rule Based dan Knowledge
a. Knowledge based Based. Pada Rasmussen Model
Model knowledge ini semakin tinggi model kerja maka
biasanya ditemukan pada tingkat kesadaran akan semakin
pegawai/karyawan menurun. Sebaliknya, jika
baru/freshgraduate. Dimana peluang terjadinya Human error,
pada model ini, biasanya maka jika diurutkan Knowledge
tidak begitu terampil dalam Based, Rule Based, dan Skill
melakukan suatu tindakan, Based. Untuk penyelesaian
bekerja dengan lambat dan masala untuk masing-masing
perlu umpan balik yang model pun berbeda-beda
cukup. a. Knowledged Based
b. Rules Based Pada model ini, diperlukan
Model ini ditemukan pada superisi/pendampingan yang
pegawai yang sebelumnya karena pada pegawai pada
pernah memiliki pelatihan model kerja ini perlu bnyak
dan pengalaman sebelum umpan balik dan evaluasi.
bekerja. Model ini saat Pada model ini juga jangan
memasuki lingkungan yang diberi terlalu banyak beban
baru, akan mempelaari kerja, seingga meminimalisir
aturan yang berlaku,seperti kesalahan yang terjadi
SOP, Alur dan Algoritma b. Rule Based
sebelum melakukan suatu Pada model ini berokus pada
pekeraan atau tindakan. pembelaaran pada SOP Alur
c. Skill Based Algoritma ditempat baru,
Model ini ditemukan pada sehingga perlu banyak
pegawai atau karyawan yang diberikan orientasi ditempat
suda memiliki pengalaman kerja baru
yang lama di bidangnya, c. Skill Based
sehingga dapat melakukan Pada model ini biasanya
beberapa pekeraan sekaligus banyak ditemukan pada
pegawai yang suda memiliki
pengalaman yang lama di
bidangnya. Seingga bekera
secara otomatis dan kadang
susah untuk kembali
membaca update SOP dan
Teori yang baru. Untuk
mengurangi kesalahan pada
model ini maka perlu
diberikan pengetauan
update SOP dan Teori
keilmuan yang baru

4. Budaya Keselamatan 4. Bila terjadi insiden dirumah sakit Rumah sakit bisa membantu memastikan
Pasien terjadinya dialog dua arah antara rumah
sakit dan pasien. Saat terjadi insiden
drumah sakit, Direktur RS mendukung
terciptanya keterbukaan. Keterbukaan
yang dimaksud ialah kterbukaan terhadap
insiden yang telah terjadi. Unsur
keterbukaan yang penting dalam
keterbukaan terdiri dari, empathy,
investigasi, dan dukungan dalam
mengatasi dampak fisik dan psikologis
akibat kejadian tersebut. Namun dalam
dialog kterbukaan antara rumah sakit dan
pasien, memerlukan staf yang memang
memeliki komunikasi yang baik.
Setelah terjadinya insiden atau kesalahan,
maka segera dilakukaan Service recovery.
Service recovery bisa dilakukan dengan
HEART steps
a. Hear/Listen : Mendengarkan
keinginan pasien dengan baik,
dengarkan saja apa yang
diinginkan, jangan dbantah atau
dipotong
b. Empati : peka terhadap emosi
pasien, sesuaikan sikap kita
terhdap perasaan pasien
c. Apologize : menyampakian minta
maaf atas apa yang tlah terjadi
d. Respond : umpan balik terhadap
permasalahan/insiden yang
terjadi
e. Thank you : Terima kaish
terhadap masukan dari pasien

5. Budaya keselamatan 5. Contoh perilaku yang tidak Direktur mendukung terciptanya budaya
Staff RS mendukung Budaya keselamatan keselamatan diseluruh area RS sesau
a. Perilaku yang tidak layak Undang-undang yang berlaku. Direktur
seperti kata-kata, bahasa bertugas meidentifikasi setiap pelaporan
tubuh merendahkan sesame perilaku yang tidak mendukung budaya
staf. keselamatan, kemudian direktur bersama
b. Perilaku yang mengganggu bagian SDM/manajemen membuat
seperti memarahi staf linis laporan aatau evaluasi berapa jumlah
dihadapan pasien kasus perilaku yang tidak mendukung
c. Perilaku yang melecehkan budaya keselamatan yang dilakukan oleh
Ras, suku dan agama seorang staff, dan direktur bersma
d. Pelecehan seksual SDM/Manajemen melakukan pembinaan
terhadap staff yang memiliki perilaku tidak
mendukung budaya keselamatan.

Banjarbaru, 2 Juni 2021

Mengetahui
DIREKTUR Notulis
RSI SULTAN AGUNG BANJARBARU

Anda mungkin juga menyukai

  • Hafizian (1)
    Hafizian (1)
    Dokumen2 halaman
    Hafizian (1)
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat
  • PPK Kulit
    PPK Kulit
    Dokumen19 halaman
    PPK Kulit
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat
  • PPK Pulmo
    PPK Pulmo
    Dokumen22 halaman
    PPK Pulmo
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    100% (1)
  • PPK THT
    PPK THT
    Dokumen28 halaman
    PPK THT
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat
  • PPK Mata
    PPK Mata
    Dokumen24 halaman
    PPK Mata
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat
  • PPK Anak
    PPK Anak
    Dokumen24 halaman
    PPK Anak
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat
  • Panduan Kredensial (Dokter)
    Panduan Kredensial (Dokter)
    Dokumen26 halaman
    Panduan Kredensial (Dokter)
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    100% (1)
  • Jadwal DPJP Bulan Agustus
    Jadwal DPJP Bulan Agustus
    Dokumen7 halaman
    Jadwal DPJP Bulan Agustus
    Muhammad Rizky Tri Aditya
    Belum ada peringkat