ABSTRAK
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi, dan mempunyai gaya tarik yang rendah. Oleh karena itu,
beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu sehingga harus diberikan pekuatan
penulangan untuk menahan gaya tarik yang timbul. Faktor lekatan (Adhesi) adalah salah satu faktor
yang menyebabkan tulangan dan beton dapat bekerja sama. Daya lekat (tegangan lekat) akan
dipengaruhi oleh kualitas dari beton itu sendiri dan juga dimensi beton serta tulangan yang dipakai.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tulangan terhadap daya lekat yang
timbul antara tulangan dan beton.
Pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder ukuran 150x200 mm. Dengan
menggunakan metode pembuatan campuran beton SNI. Untuk kuat tekan rencana yang dipakai 30
MPa. Untuk mendapatkan nilai tegangan lekat antara tulangan baja dan beton, maka dilakukan
pengujian tarik pencabutan keluar (pull-out test) dengan menggunakan baja yang terpisah yang
ditanamkan pada kedua sisi permukaan benda uji. Variasi baja yang di gunakan pada penelitian ini
adalah baja polos D 19 mm, D 16 mm, D 12 mm, D 10 mm, dan D 8 mm.
Dari hasil penelitian ini untuk kuat tekan rencana 30 MPa untuk semua sampel, didapat kuat tekan
rata-rata 31,35 MPa, 28,6825 MPa, 34,2175 MPa, 27,64 MPa, dan 33,16 MPa. Pada pengujian pull-
out dengan menggunakan variasi tulangan mulai dari D8 mm, D10 mm, D12 mm, D16 mm, D19 mm
didapatkan hasil tegangan lekat (µ) rata-rata sebesar 2,372 MPa, 1,955 MPa, 2,152 MPa, 1,943
MPa, 1,995 MPa.
Kata Kunci : Beton, Dimensi Beton, Tulangan Baja, Tegangan Lekat, Kuat Tekan.
279
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
280
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
dapat meningkatkan kekuatan lekatan yang hilangnya daya lekatan antara baja tulangan
disebabkan oleh terjadinya keterpautan dan beton.
(interlocking) antara tonjolan (rib) dengan beton 5. Putusnya tulangan apabila penanamannya
di sekelilingnya (Park dan Paulay, 1975). terlalu panjang.
Kekuatan lekatan bergantung pada faktor-
faktor utama sebagai berikut (Nawy, 1998) : Konsep Dasar Lekatan Penjangkaran
1. Adhesi antara elemen beton dan tulangan Menurut Wang & Salmon (1990), bahwa
baja. berapapun jumlah luas tulangan yang disediakan,
2. Efek gripping (memegang) sebagai akibat tulangan-tulangan akan terlepas keluar apabila
dari susut pengeringan beton disekeliling tidak diankerkan/dijangkarkan dengan memadai
tulangan dan saling geser antara tulangan ke dalam beton. Untuk itu perlu penjangkaran
dengan beton disekitarnya. sehingga gaya tarik yang timbul dapat ditahan
3. Tahanan gesekan (friksi) terhadap gelincir dan oleh lekatan antara baja dan beton
saling mengunci pada saat tulangan disekelilingnya.
mengalami tegangan tarik. Panjang penyaluran atau panjang
4. Kualitas beton yaitu kekuatan tarik dan penjangkaran adalah panjang minimal tulangan
tekannya. tertanam yang diperlukan untuk menahan gaya
5. Efek mekanis penjangkaran ujung tulangan dari baja tulangan sampai kondisi tegangan
yaitu dengan panjang penyaluran mengalami kelelehan.
(development length), panjang lewatan
(splicing), bengkokan tulangan (hooks) dan
persilangan tulangan.
6. Diameter, bentuk dan jarak tulangan karena
semuanya mempengaruhi pertumbuhan retak.
281
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
…… ………(7)
dimana:
ε = Regangan
Δl = Perubahan Panjang Tulangan (mm)
Lo = Panjang Awal Tulangan (mm)
METODOLOGI PENELITIAN
282
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
283
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
PENUTUP
Saran
1. Perencanaan untuk pengujian tegangan lekat
haruslah memperhatikan cara membuat benda
Sumber: Hasil penelitian uji, cara pemadatan pada saat membuat benda
uji, ukuran tulangan, jenis tulangan dan juga
dimensi benda uji.
2. Perlu diadakan penelitian tegangan lekat
dengan memvariasikan dimensi benda uji.
3. Perlu diadakan penelitian tegangan lekat
dengan menggunakan bahan tambahan
(admixture).
284
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.4 April 2016 (279-285) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I-2. 1979.Departemen Pekerjaan Umum
danTenaga Listrik, Yayasan LembagaPenyelidikan Masalah Bangunan. Bandung.
Brook, K.M. dan Murdock, L.J. 1999.Bahan dan Praktek Beton.Erlangga. Jakarta.
Nawy, E.G. 2010. Beton Bertulang – Suatu Pendekatan Dasar. Terjemahan. Cetakan keempat.Refika
Aditama. Bandung.
Park, R & Paulay, T. 1975. Reinforced Concrete Structure. Department of Civil Engineering
University of Canterburg. Christ-church. New Zealand.
Wang, C.K. & Salmon, C. 1990. Disain Beton Bertulang. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
285