Anda di halaman 1dari 8

Diskusi Kasus

DERMATITIS KONTAK ALERGIK

Nafrah Ardita 04084822124153

Ari Millian Saputra 04084822124177

Oleh:

Pembimbing:

dr. Ayu Parameswari, Sp.KK

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/ RSUD SITI
FATIMAH SUMATERA SELATAN
2021
I. IDENTIFIKASI

Nama : Ny. AMS


Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Sumatera
Alamat : Kenten
Rekam Medik : 000170699

Kunjungan pertama kali ke Poliklinik Dermatologi dan Venerologi RSUD Siti


Fatimah Sumatera Selatan tanggal 20 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB

ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 20 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB

Keluhan Utama:
Pasien datang dengan bercak merah pada daerah tempat pemakaian jam tangan
sejak 3 hari yang lalu.

Keluhan Tambahan:
Keluhan disertai rasa gatal.

Riwayat Perjalanan Penyakit:


Sejak ± 3 hari yang lalu, pasien mengeluhkan timbul bercak kemerahan disertai
gatal pada tempat pemakaian aksesoris jam tangan. Pasien belum pernah
melakukan tes alergi. Riwayat asma, bersin-bersin pada pagi hari, biduran,
eksema pada pasien disangkal. Riwayat demam sebelumnya disangkal. Keluhan
ini baru dirasakan pertama kali.
Riwayat penyakit terdahulu:
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat diabetes dan hipertensi disangkal

Riwayat penyakit dalam keluarga:


Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal.

Riwayat sosioekonomi:
Pasien merupakan seorang wiraswasta. Kesan: Sosioekonomi menengah dengan
higenitas yang baik.

III. PEMERIKSAAN FISIK:

Status Generalikus:

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Laju pernafasan : 22x/menit
Suhu : 37,5 oc
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 19,7 kg/m2
Gizi : normoweight
Keadaan Spesifik:
Kepala

• Mata: Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada, edema
palpebra tidak ada
• Hidung: dalam batas normal
• Mulut: dalam batas normal
• Telinga: Meatus Acusticus Externus lapang, sekret tidak ada
• Tenggorokan: Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
• Leher: JVP (5-2)cmH2O
Thorax:
• Jantung: Iktus kordis tidak terlihat dan tidak teraba, batas jantung normal,
HR 80 x/menit
• Paru: Pergerakan statis dan dinamis kanan sama dengan kiri, stem fremitus
kanan sama dengan kiri, sonor di kedua lapang paru, suara nafas vesikuler,
ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada.
Abdomen:
• Bising usus dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba
Genitalia:
• Tidak dilakukan pemeriksaan genitalia
Pemeriksaan KGB:
• Tidak ada pembesaran KGB submandibularis, submental, jugularis,
postauricular, pre auricular, supraklavikusla, popliteal, axillaris

Status dermatologikus:

Pada regio brachii sinistra didapatkan lesi patch eritem soliter, lokalisata,
berukuran miliaris, berbatas tegas.
Gambar 1. Lesi Dermatitis Kontak Alergik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Uji Tempel atau Patch Test (In Vivo)


Kesan : Positif
• Mengaplikasikan bahan alergen yang diduga sebagai penyebab secara
oklusif dalam konsentrasi tertentu pada kulit pasien yang dicurigai
mengalami alergi.
• (+) : ditemukan lesi eritem, infiltrasi, dan papula pada daerah uji tempel.

V. RESUME
Ny.AMS, 24 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak kemerahan
disertai gatal pada tempat pemakaian aksesoris jam tangan sejak ± 3 hari yang
lalu. Pasien belum pernah melakukan tes alergi. Riwayat asma, bersin-bersin
pada pagi hari, biduran, eksema pada pasien disangkal. Riwayat demam
sebelumnya disangkal. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali.
Pemeriksaan fisik dan status generalis dalam batas normal. Berdasarkan
status dermatologikus didapatkan pada regio brachii sinistra didapatkan lesi
patch eritem soliter, lokalisata, berukuran miliaris, berbatas tegas.
Pada pemeriksaan uji tempel atau patch test didapatkan ditemukan lesi
eritem, infiltrasi, dan papula pada daerah uji tempel yang berarti positif 1.
VI. Diagnosis Banding
1. Dermatitis Atopik
2. Eksim Dishidrotik
3. Inverse Psoriasis
4. Alergi latex
5. Skabies

Penyakit Karakteristik Penegakan Tatalaksana


Diagnosis
Dermatitis Lebih luas Anamnesis dan Steroid topikal
daripada gambaran
atopik dan emolien
dermatitis klinis, biopsi
kontak dan kulit dilakukan
mengikuti bila tidak pasti
distribusi dengan
tertentu yang diagnosis
melibatkan
permukaan
fleksor

Eksim Terjadi pada Anamnesis dan Steroid topikal


tangan dan kaki gambaran
Dishidrotik dan emolien
dengan vesikel klinis, biopsi
bening dan kulit dilakukan
dalam yang bila tidak pasti
menyerupai dengan
tapioka; eritema; diagnosis
dan skuama

Inverse Eritema berbatas Anamnesis dan Steroid topikal


tegas di daerah gambaran
psoriasis dan emolien
intertriginosa klinis, biopsi
kulit dilakukan
bila tidak pasti
dengan
diagnosis
Alergi Latex Eritema, Anamnesis dan Hindari
pruritus, dan gambaran
penggunaan
mungkin reaksi klinis, tes alergi
sistemik dilakukan bila latex
tidak pasti
dengan
diagnosis

Skabies Lubang dan Anamnesis dan Terapi semalam


distribusi khas gambaran dengan
pada tangan, klinis, kerokan permetrin
kaki, pinggang, kulit bila tidak
aksila, atau pasti
selangkangan

VII. Diagnosis Kerja


Dermatitis Kontak Alergi

VIII. Pemeriksaan Anjuran


• Skin Patch Test
• Biopsi kulit

IX. Tatalaksana
• Umum
Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien,
seperti :
o Identifikasi dan penghilangan agen penyebab, dan semua pasien dengan
dugaan atau konfirmasi DKA harus diberitahu tentang hal ini.
o Setelah mengidentifikasi alergen, penghindaran ketat diperlukan untuk
mencegah kekambuhan.
• Khusus
o Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi
peradangan pada DKA akut yang ditandai dengan eritema, edema,
vesikel atau bula, serta eksudatif (madidans), misalnya pemberian
prednisone 30 mg/hari.
o Untuk topical cukup dikompres dengan larutan garam faal atau larutan
asam salisilat 1:1000, atau pemberian kortikosteroid atau makrolaktam
(pimecrolimus atau tacrolimus) secara topikal.

X. Prognosis
Penghindaran alergen secara ketat perlu menjadi strategi yang
diterapkan. Manajemen respon inflamasi adalah tujuan penting dalam
pengobatan. Semakin lama seseorang menderita DKA, semakin banyak waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai