Anda di halaman 1dari 3

1.

Sosialisasi secara terus menerus


Sekolah mempunyai webset untuk mensosialisasikan sekolah agar mudah ,dan
dalam pelaksanaan pembayaran pun bisa melalui online. Sosialisasi yang
dilakukan dalam menerapkan manajemen pendidikan berbasis sekolah dapat
dilakukan melalui diskusi, rapat, pertemuan informal, pengarahan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkala tanpa memberikan tekanan yang dapat membuat
sekolah-sekolah akan melakukan penolakan.Sosialisasi sepertinya adalah kata
kunci bagi keberhasilan pada penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah
secara utuh di sekolah-sekolah. Pada tataran sosialisasi, kekurangan dan
kelemahan memiliki manfaattersendiri, hal itu yang akan menjadi alat evaluasi
untuk menentukan langkah selanjutnya sehingga ditemukan format efektif dan
ideal dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sosialisasi akan membeikan
kesempatan kepada penyelenggara pendidikan untuk memperoleh informasi
seberapa jauh ide perubahan manajemen pendidikan dapat diterima, baik oleh
persekolahan maupun oleh masyarakat.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat
Masyarakat adalah variabel yang akan memberikan reaksi dan respon secara
langsungjika terjadi perubahan di sektor pendidikan. Masyarakat adalah
stakeholders pendidikan, yaitu kelompok atau masyarakat yang membutuhkan
proses dan hasil penyelenggaraan pendidikan. Cara-cara yangdilakukan untuk
melibatkan masyarakat antar lain melalui:
a) Menghimpun masyarakat yang peduli dengan pendidikan melalui komite
sekolah
b) Memilih dan menentukan anggota komite sekolah yang memiliki pandangan
yang luas tentang pendidikan
c) Menjadikan komite sekolah sebagai tempat masyarakat berhimpun,
memberikan bantuan dan masukan baik yang bersifat material atau apa saja
yang memungkinkan semakin efektifnya manajemen sekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan
d) Setiap keputusan yang diambil manajemen sekolah dalam konteks pelibatan
masyarakat, dilakukan secara bersama-sama dengan pengurus komite sekolah
e) Memberikan kesempatan kepada komite sekolah untuk mencari dana, mitra
dan berbagai kepentingan sekolah.Masyarakat harus dilibatkan secara aktif
sehingga masyarakat memiliki kepedulian dengan dunia pendidikan. Akan
tetapi kepedulian masyarakat jangan dilibatkan secara berlebih yaitu pelibatan
masyarakat yang bersifat proporsional, dalam rangka menjamin proses
akuntabilitas sekolah sebagailembaga politik yang wajib memberikan
kepuasan kepada masyarakat dengan berorientasi kepada perilaku manajemen
yangtransparan.
1. Mendorong kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
Kepemimpinan dalam konteks manajemen pendidikan berbasis sekolah harus dapat
memiliki kekuatan dalam mengarahkan, mengendalikan dan melakukan pembinaan
terhadap sekolah, karena kepemimpinan kepala sekolah menjadi pilar utama agar
konsep-konsep MBS itu dapat direalisir.Kepala sekolah yang dibutuhkan untuk
merealisir manajemen pendidikan berbasis sekolah adalah:
a) Memiliki kemauan yang kuat untuk untuk melakuakan perubahan
b) Menyadari bahwa perubahan adalah merupakan keharusan
c) Berpandangan bahwa sekolah adalah lembaga publik yang memiliki
akuntabilitas dan transparansi
d) Memiliki arah kebijakan pendidikan secara nasional
e) Memiliki keterampilan untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran
f) Dapat melakukan interaksi yang positif dengan dunia usaha dalam upaya
mencari dana untuk kepentingan sekolah
g) Memiliki visi yang konkrit tentang implikasi pendidikan bagi masyarakat
h) Menyadari bahwa masyarakat adalah mitra dan memberikan akses ke
sekolah.Pencapaian tujuan sekolah yang efektif, memerlukan kepala sekolah
yang kuat dan handal dalam memanfaatkan berbagai sumberdaya. Kepala
sekolah dalam konteks penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah
lebih dituntut sebagai pmimpin, yaitu orang yang melakukan tugas pengarahan
dan pengendalian sehingga seluruh personil sekolah terangsang dan sadar serta
secara bersama-sama melakukan tindakan untuk mencapai tujuan sekolah.
2. Proses pengambilan keputusan yang demokratis
Pegambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai proses untuk memilih satu diantara
dua atau lebih alternatif yang tersedia yang diambil setelah melakukan analisis
terhadap mudarat dan manfaat sebuah kebijakan. Prinsip demokratis dalam
pengambilan keputusan adalah kebijakan yang diambil secara bersama-sama setelah
melakukan analisis tentang manfaat dan mudarat sebuahkebijakan berkaitan dengan
eksistensi organisasi.
3. Bimbingan proporsional dari satuan atasanPelaksanaan atau penerapan manajemen
pendidikan berbasis sekolah memerlukan bimbingan secara terus menerus oleh satuan
atasan sekolah (Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten dan Kota serta
Kecamatan). Pembinaan dilakukan secara proporsional dan tidak bersifat
pengendalian penu serta tidak dilakukan secara hirarkis birokratis, tetapi lebih
ditekankan kepada diskusi-diskusi tentang perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat.
4. Sekolah didorong untuk memiliki transparansi dan akuntabilitasTransparansi dapat
diartikan sebagai upaya sekolah yang menganut keterbukaan dalam manajemen
organisasinya. Sedangkan akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban sekolah dalam merealisirprogramnya dan program itu dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik yang memanfaatkan seluruh jasa-
jasanya.Bentuk transparansi yang dilakukan manajemen sekolah adalah sikap sekolah
yangterbuka dalam melaporkan program sekolah dan sistem penilaian atau evaluasi
yang diakukan secara objektif. Sedangkan bentuk akuntabilitas sekolah kepada
masyarakat dilakukan melalui usaha sekolah agar tujuan pembelajaran baik
berdasarkan tujuan nasional, tujuan lembaga dan tujuan kurikuler tercapai dengan
sebaik-baiknya.
5. Diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolahKinerja sekolah adalah kinerja
pendidikan, kinerja pendidikan adalah pencapaian tujuan pendidikan yang
berlangsung di sekolah. Kinerja sekolah akan tercapai jika seluruh sumber daya yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan sekolah. Kinerja sekolahdicapai
dengan pelaksanaan manajemen sekolah, yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan melakukan evaluasi terhadap seluruh program yang
telah diselenggarakan.
6. Otonomi
Manajemen pendidikan berbasis sekolah menganjurkan sekolah untuk dapat
membiasakan diri membuat perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan
melakukan evaluasi terhadap programnya, sehingga dapat memberikan otonomi ke
sekolah-sekolah. Pemberian otonomi membuat sekolah memiliki kemampuan dan
terbiasa mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau tantangan
yang sedang dan akan dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai