• Kerugian:
• Butuh kalibrasi:
• Jika terlalu sensitif maka loop akan dipengaruhi kendaraan di lajur yang berdekatan
• Jika terlalu tidak sensitif maka loop tidak dapat mendeteksi sepeda motor
• Dipengaruhi oleh perbaikan jalan atau pelapisan ulang perkerasan
• Dipengaruhi disiplin lajur
• Tingkat ketelitian perhitungan volume untuk masing-masing jenis kendaraan tidak
sebaik volume total
Image Processing
• Metoda Tripwire:
• Menggunakan “virtual sensor” untuk menghitung kendaraan
• Obyek yang bergerak melintasi “virtual sensor” dicatat melalui 2 frame yang saling
berturutan
• Metoda Tracking Kendaraan:
• Prosesor mengidentifikasi kendaraan pada suatu frame dengan cara mencari area pixel yang
terlihat bergerak melalui frame yang berbeda
• Keunggulan:
• Data dikumpulkan secara otomatis
• Tidak merusak, tidak perlu instalasi fisik di jalan
• Kendaran dapat dideteksi selama masih berada dalam jangkauan kamera
• Kelemahan:
• Biaya awal tinggi
• Virtual sensor harus diletakkan secara teliti
• Sistem dapat dipengaruhi kondisi cuaca dan posisi penempatan kamera
Detektor Kombinasi
• Dipasang pada lajur lalu lintas, secara terus menerus mengambil data
pada kecepatan normal
• Data digunakan untu keperluan statistik
• Semua truk dapat diambil datanya dengan minimal atau tanpa
gangguan terhadap arus
• Tidak seteliti WIM kecepatan rendah
• Jenis:
• Untuk perkerasan:
• Pelat Tekuk (Bending plate): lebarnya cukup untuk menampung sepasang roda pada sumbunya
• Sensor Garis (Strip sensor): hanya mencakup sebagian roda
• Untuk jembatan
WIM Kecepatan Tinggi : Pelat Tekuk
• Terbuat dari pelat baja atau
alumunium dengan pembaca
regangan
• Dapat memiliki satu atau dua
timbangan yang ditempatkan
tegak lurus dengan arah lalu lintas
• Sistem mencatat regangan yang
terukur dan menghitung beban
dinamisnya
WIM Kecepatan Tinggi: Sensor Garis
• Lebih ekonomis daripada pelat tekuk, namun kurang akurat
• Sensor biasanya digunakan bersamaan dengan loop atau piezo untuk
menghasilkan data keberadaan kendaraan, panjang, dan kecepatan kendaraan,
disamping beratnya
• Jenis:
• Piezo-electric
• Quartz sensor
• Capacitive mat
• Fibre optic
Survey Kecepatan
Survey Kecepatan
• Survey kecepatan merupakan: survey sampel
• Dengan demikian, perlu keyakinan bahwa sampel yang diteliti mewakili
populasi dan tidak bias:
• Pengemudi yang disurvey harus tidak mengetahui bahwa sedang diamati
• Jumlah kendaraan yang diamati harus cukup secara statistik
• Sampel ditarik dengan mengikuti kriteria sampling tertentu
• Selain data kecepatan, survey ini dapat juga digunakan untuk memperoleh
waktu perjalanan.
Perhitungan Ukuran Sampel
• Jika standar deviasi dari populasi tidak diketahui dan ukuran sampel
kecil (N ≤ 30):
2
ts
N =
2
zs
N =
• Metoda Manual:
• Pengukuran waktu manual
• Enoscope
• Video Survey
• Metoda yang menggunakan efek Doppler:
• Pengukuran menggunakan laser
• Metoda Otomatis:
• Pneumatic tube
• Piezo-electric cable
• Inductive loop
• Image processing
Pengukuran Waktu Manual
• Mengukur waktu yang diperlukan untuk melewati suatu jarak pendek
tertentu (hingga 30 m) dengan menggunakan stopwatch.
• Keuntungan:
• Biaya awal murah
• Kerugian:
• Waktu reaksi observer lambat/bevariasi (error akan lebih besar jika kecepatan
kendaraan semakin tinggi); dapat dikurangi dengan memperpanjang jarak pengamatan
• Jika jarak pengamatan terlalu panjang, maka hasil yang didapat bukan lagi spot speed
• Parallax error, dapat dikurangi dengan pengamatan dari tempat yang tinggi,
menggunakan enoscope
• Sampling bias: adanya kecenderungan alami untuk hanya mengambil sedikit sampel
saat arus tinggi, dan mengambil sampel mudah yang lebih banyak (misal kendaraan
yang lambat)
Enoscope
• Menggunakan cermin sedemikian rupa sehingga kedua titik pengamatan
dapat terlihat jelas.
• Pengamat di suatu titik, dan enoscope diletakkan di titik yang lainnya
• Waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk menempuh jarak antara 2
titik tersebut diukur dengan menggunakan stopwatch (ketelitian 0,1 detik).
• Karena sulitnya mengamati bayangan kendaraan dalam enoscope, maka
metoda ini hanya bisa dipakai pada volume yang rendah.
• Makin tinggi kecepatan arus lalu lintas makin panjang potongan jalan yang
dipergunakan untuk pengukuran. Untuk jarak yang panjang dapat digunakan
dua buah enoscope, dan pengamat berada diantaranya.
Video Survey
Radar Meter (Speed Gun)
• Menggunakan prinsip Doppler: perubahan panjang gelombang micro yang
dipantulkan dari kendaraan yang bergerak sebanding dengan kecepatan
kendaraan tersebut bergerak.
• Keuntungan:
• Alat portabel
• Berguna untuk survey dalam jangka waktu singkat
• Kerugian:
• Mempengaruhi perilaku pengemudi
• Susah membidik kendaraan dengan kecepatan tinggi
• Pengukuran untuk kecepatan rendah (< 15 km/jam) kurang akurat
• Beberapa kendaraan punya alat deteksi/pemacet radar
• Dipengaruhi kesalahan sudut pada saat pengambilan (angle error)
Angle Error
• Akibat dari kegagalan memposisikan alat secara benar terhadap kendaraan
yang mendekat/menjauh
• Besarnya error tergantung oleh sudut insiden A
• Kecepatan yang diukur = V cos A, dengan error = 100(1- cos A)%
• Hasil kecepatan selalu lebih rendah dari yang sesungguhnya
Laser Speed Meter
• Yang diukur: waktu yang ditempuh pulsa sinar laser menuju target pada dua
posisi kendaraan yang berbeda (kecepatan pulsa sinar laser konstan)
• Keuntungan:
• Lebih akurat dari radar meter
• Mengukur kecepatan kendaraan berdasarkan perubahan posisi kendaraan
• Dapat pula mengukur jarak, selain kecepatan
• Kelemahan:
• Mempengaruhi perilaku pengemudi
• Dipengaruhi angle error
• Dipengaruhi daya pantul target
Metoda Otomatis
• Menggunakan sepasang detektor yang dipasang pada jarak berdekatan
• Waktu yang ditempuh kendaran untuk melewati dua detektor tersebut
dicatat
Metoda Pengukuran Kecepatan Lari dan
Kecepatan Perjalanan
• Pengukuran dilakukan di sepanjang rute:
• Remote Tracking
Mengamati dari tempat yang tinggi, dengan pandangan sepanjang
rute. Yang dicatat adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan sampel
menempuh rute tersebut.
• Metoda Moving Car Observer (menggunakan teknik Floating Car)
Metoda Moving Car Observer
• Survey dilakukan dari dalam kendaraan yang ikut bergerak dengan arus (6
sampai 16 kali putaran) melalui suatu rute, atau digunakan lebih dari satu
kendaraan pada rute tersebut
• Rutenya dibagi dalam beberapa seksi, sehingga keadaan pada suatu seksi
konsiten; biasanya batasnya berupa persimpangan
• Satu regu survey terdiri dari:
• Pengemudi
• Pengamat: mencatat waktu berhenti, waktu bergerak kembali, waktu melewati batas
seksi.
• Opposing counter: menghitung jumlah kendaraan yang berlawanan arah.
• Tally counter: menghitung secara terpisah kendaraan yang menyiap kendaraan survey
dan kendaraan yang disiap kendaraan survey.
Teknik Floating Car
• Prosedur:
• Pengemudi kendaraan survey berusaha menyiap kendaraan sejumlah kendaraan yang
menyiapnya (mengambang dalam arus lalu lintas)
• Keuntungan:
• Mengurangi bias akibat gaya mengemudi
• Kerugian:
• Mungkin akan susah untuk dapat mengambang dalam arus pada saat lalu lintas padat
• Kesalahan manusia waktu pencatatan
• Perhitungan:
q=
( x + y)
t = tw −
y
(ta + t w ) q
Hitung volume dan kecepatan rata-rata lalu lintas pada setiap arahnya.
Data-data yang diperoleh dari survey diberikan dalam dua tabel berikut ini.
Kendaraan bergerak dari arah A ke arah B
Jumlah
Jumlah Jumlah
Waktu Waktu kendaraan
kendaraan kendaraan
mulai berakhir pada arah
menyiap disiap
berlawanan
16.05 16.16 2 1 401
16.34 16.44 3 2 360
17.05 17.17 4 1 419
17.35 17.44 5 3 397
18.05 18.18 2 1 406
18.35 18.45 2 3 412
Kendaraan bergerak dari arah B ke arah A
Jumlah
Jumlah Jumlah
Waktu Waktu kendaraan
kendaraan kendaraan
mulai berakhir pada arah
menyiap disiap
berlawanan
16.19 16.31 3 2 320
16.50 17.03 7 3 319
17.20 17.32 4 2 307
17.50 17.59 4 3 331
18.20 18.33 5 2 317
18.50 19.01 7 1 305
• Selama berada di dalam kendaraan survey, pengamat mencatat watu
perjalanan arah yang berlawanan (ta), waktu perjalanan pada arah yang
diamati (tw), jumlah kendaraan yang menyiap dikurangi jumlah kendaraan
yang disiap (y). Pengamat juga mencatat volume lalu lintas yang ditemui pada
saat berjalan pada arah berlawanan (x).
• Arus dapat dihitung menggunakan persamaan:
q=
( x + y)
(ta + t w )
• Waktu perjalanan rata-rata dihitung sebagai:
y
t = tw −
q
Perhitungan untuk lalu lintas dari arah A ke arah B
Waktu x y ta tw q 𝒕ҧ
survey (kend.) (kend.) (min) (min) (kend./jam) (min)
16.05
320 1 12 11 837,39 10,93
16.31
16.34
319 1 13 10 834,78 9,93
17.03
17.05
307 3 12 12 775,00 11,77
17.32
17.35
331 2 9 9 1110,00 8,89
17.59
18.05
317 1 13 13 733,85 12,92
18.33
18.35
305 -1 11 10 868,57 10,07
19.01
Rata-rata 859,93 10,75
Perhitungan untuk lalu lintas dari arah B ke arah A
Waktu x y ta tw q 𝒕ҧ
survey (kend.) (kend.) (min) (min) (kend/jam) (min)
16.05
401 1 11 12 1048,70 11,94
16.31
16.34
360 4 10 13 949,57 12,75
17.03
17.05
419 2 12 12 1052,50 11,89
17.32
17.35
397 1 9 9 1326,67 8,95
17.59
18.05
406 3 13 13 948,35 12,81
18.33
18.35
412 6 10 11 1194,29 10,70
19.01
Rata-rata 1085,93 11,51
• Hasil perhitungan untuk arah A ke B:
• Arus = 859,9 kendaraan/jam
• Kecepatan = 35,7 km/jam
• Hasil perhitungan untuk arah B ke A:
• Arus = 1085,9 kendaraan/jam
• Kecepatan = 33,4 km/jam
SURVEY KARAKTERISTIK LALU
LINTAS PADA SIMPANG
Survey Tundaan
• Jenis tundaan (delay):
• Time-in-queue delay
• Control delay
• Geometric delay
• Travel time delay
• Survey dapat dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan
formulir survey maupun melakukan perekaman dengan kamera video.
• Jika menggunakan kamera video, sebaiknya dipasang dari tempat
yang tinggi agar dapat menangkap kondisi antrian yang Panjang.
• Minimum lakukan pengamatan pada 60 interval sinyal.
Survey Panjang Antrian
• Survey dapat dilakukan secara langsung di lapangan maupun
menggunakan foto atau rekaman kamera video.
• Pengamat menghitung jumlah kendaraan yang mengantri dalam
keadaan diam atau bergerak dengan lambat pada interval waktu
tertentu.
• Pada simpang bersinyal, pengamat mencatat di awal interval waktu
hijau sampai akhir interval waktu kuning.
• Pada simpang tidak bersinyal, pengamatan dilakukan pada interval
waktu yang sama setiap 30 detik atau 1 menit.
Survey Arus Jenuh
• Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan rekaman kamera video.
• Titik pengamatan harus berada di dekat garis henti, dan memiliki pandangan
kira2 60 meter ke arah hulu.
• Yang dicatat:
• Waktu ketika sumbu roda belakang kendaraan yang mengantri pada urutan ke-4 menyentuh
garis henti. (stopwatch on)
• Waktu ketika sumbu roda belakang kendaraan yang terakhir mengantri menyentuh garis
henti. (stopwatch off)
• Catatan:
• Pengamatan tidak dapat dilakukan ketika kendaran yang mengantri kurang dari 7 saat lampu
berubah menjadi hijau dengan alasan kestabilan data.
• Jika antrian kendaraan lebih dari 10, maka pengamat menghentikan waktu pengamatan pada
kendaraan yang ke-10.
• Kendaraan yang mengantri setelah waktu hijau menyala harus diabaikan.
• Pengamatan dilakukan per lajur.
Survey Arus Jenuh
• Arus jenuh (kendaraan/jam hijau) dihitung sebagai:
3600
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐽𝑒𝑛𝑢ℎ =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
SURVEY ASAL TUJUAN
Pembatasan Daerah Studi
• Cakupan daerah studi ditentukan oleh maksud dan sasaran survey:
lokal, perkotaan, antar kota, regional, nasional, dll
• Pembagian daerah studi:
• Daerah studi internal
• Daerah diluar cakupan studi (eksternal)
• Terutama dilakukan jika hubungan pola perjalanan antara daerah studi dengan daerah2
lainnya perlu dianalisis
• Pembagian daerah eksternal umumnya tidak perlu seperti pada daerah internal,
mengingat lokasi2 yang letaknya lebih jauh dari pusat daerah studi cenderung
memberikan pengaruh yang berkurang
Pemilahan Daerah Studi
• Daerah studi yang disurvey dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang lebih kecil
yang disebut zona
• Jumlah zona dan luas zona tergantung dari tujuan survey, biasanya satu zona
mencakup suatu daerah dengan pola penggunaan tanah yang sama
• Dengan diadakannya zoning ini maka dianggap bahwa semua perjalanan
berasal dan berakhir pada pusat-pusat zona (disebut centroid), dan
karakteristik perjalanan di suatu zona dianggap homogen
• Batas-batas zona yang biasa digunakan:
• Sistem grid
• Menurut wilayah administrasi
• Menurut penggunaan lahan
• Menurut jalur prasarana transportasi: jalan rel, jalan raya, dll
• Menurut batas geografis: sungai, topografi, dll
• Kombinasi dari cara-cara diatas
Karakteristik Lalu Lintas
• Pembagian daerah studi menurut zona-zona merupakan suatu langkah
untuk menyajikan karakteristik lalu lintas menurut asal dan tujuan
perjalanan
• Disamping itu, seringkali pengelompokan lebih lanjut perlu dilakukan untuk
memahami karakteristik lainnya:
• Banyaknya melakukan perjalanan per satuan waktu
• Maksud perjalanan
• Moda yang digunakan
• Waktu melakukan perjalanan
• Jarak perjalanan
• Jenis komoditi (untuk angkutan barang)
• Latar belakang sosio-ekonomi pembuat perjalanan, tingkat pendapatan, pemilikan
kendaraan, ukuran keluarga, dsb
Cordon Survey
• Batas dari daerah survey adalah suatu garis tertutup yang disebut cordon
line.
• Batas ini benar-benar merupakan batas, dan hanya beberapa jalur transportasi saja
yang melintasinya.
• Adakalanya dikenalkan lagi cordon line yang lain di dalam daerah survey, sehingga ada
inner cordon line dan outer cordon line
• Dalam analisis suatu kota, inner cordon line bisa dibuat sekeliling pusat kota, dan outer
cordon line dihimpitkan dengan batas administratif kota
• Jumlah lalu lintas yang masuk ke atau meninggalkan suatu daerah tertentu
bisa diamati pada titik2 cordon, misal persimpangan, terminal, airport,
stasiun KA, jalan masuk/keluar dari suatu jembatan atau terowongan, dsb
• Pengamatan dapat mencakup jumlah, maksud, asal tujuan, moda, dsb
Screenline Survey
• Daerah survey bisa juga dibagi dalam dua atau lebih bagian oleh suatu screen line
yang memotong sejumlah rute perjalanan. Batas ini sebaiknya membelah daerah
survey menjadi bagian yang sama.
• Hasil pengamatan pada screenline ini dipakai antara lain sebagai kontrol terhadap
data pola perjalanan
• Screenline harus dipilih sedemikian rupa sehingga hanya sedikit jalur transportasi
yang melintasinya, juga tidak boleh menembus suatu terminal transportasi,
biasanya dipilih batas alam seperti sungai atau jalan rel.
• Dengan cara ini dapat diperoleh arus lalu lintas antara:
• Dua ruas bersebelahan dari suatu rute
• Dua kota bersebelahan
• Dua komunitas
Survey Asal Tujuan
• Mencatat jumlah perjalanan antara zona asal tertentu dengan zona tujuan
tertentu, dapat berupa volume kendaraan, volume penumpang, atau volume
barang
• Ditampilkan dalam bentuk Matriks Perjalanan
• Matriks Perjalanan dapat disusun menurut klasifikasi tertentu: moda, maksud
perjalanan, kombinasi, dsb.
Metoda Survey
• Pengamatan Nomor Polisi
• Menempelkan Data pada Kendaraan
• Penyebaran Kartu Pos
• Wawancara di Tepi jalan
• Wawancara di Rumah
1. Pengamatan Nomor Polisi
• Tidak perlu petugas
• Tidak mengganggu lalu lintas
• Peralatan sederhana
• Dapat mengamati pergerakan kendaraan, tetapi asal dan tujuan akhir
perjalanan tidak dapat diketahui secara pasti
• Kesulitan:
• Jumlah pengamat yang diperlukan cukup banyak
• Pada malam hari nomor kendaraan sulit dibaca
• Pengamat harus berada pada tempat yang strategis dimana kendaraan harus terlihat
dengan jelas
• Kesalahan pencatatan nomor kendaraan di suatu pos akan mengakibatkan adanya data
tambahan dan suatu kendaraan “baru”
1. Pengamatan Nomor Polisi
• Kalau pencatatan dilengkapi dengan keterangan waktu, maka waktu perjalanan
juga dapat diketahui
• Untuk mempermudah pengamatan, maka kode kota pada nomor tidak usah
dibaca, kemungkinannya kecil sekali dimana nomor yang sama dari kota berbeda
akan mengacaukan analisis data
• Sampling: kalau hanya dicatat nomor kendaraan yang berakhir dengan suatu
angka tertentu, maka samplingnya adalah sebesar 10%. Bila dicatat nomor ganjil
saja, maka samplingnya adalah sebesar 50%.
2. Menempelkan Tanda pada Kendaraan
• Penempelan tanda pada kendaraan dengan berbagai bentuk dan warna di
pos-pos tertentu
• Pos-pos pengamat yang tersebar menurut suatu pola tertentu akan
mencatat jumlah masing-masing tanda yang diamatinya
• Tidak dapat diketahui asal dan tujuan pasti dari kendaraan yang diamati, dan
ada kontak langsung dengan lalu lintas pada waktu menempelkan tandanya
• Tanda bisa hilang atau bisa ada gangguan lain keisengan pemakai jalan. Ada
juga pemilik kendaraan yang keberatan kendaraannya diberi tempelan
• Variasi dari metoda ini: memberikan kartu sebagai pengganti tempelan,
kartu ini dikumpulkan lagi pada pos-pos pengumpul
• Kalau waktu saat memberi dan mengumpulkan kartu dicatat pada kartu,
maka waktu perjalan bisa diketahui pula.
3. Penyebaran Kartu Pos
• Kartu pos dibagikan di pos-pos survey di sekitar lampu lalu lintas, dan
pemakai jalan diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
kartu pos tersebut dan memposkannya kembali
• Biasanya perangko sudah ditempel atau menggunakan perangko
berlangganan. Untuk sebuah kendaraan dengan lebih dari satu
penumpang dapat diberi kartu pos tambahan
• Keterangan yang bisa diperoleh adalah pola perjalanan dari individu
atau keluarga
• Metoda ini cocok untuk penelitian kebiasaan bepergian dari bus atau
angkutan umum lainnya
• Persentase pengembalian kartu pos masih cukup kecil.
4. Wawancara di Tepi Jalan
• Umumnya dilakukan pada jalan luar kota dan pada batas kota. Di
dalam kota metoda ini dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas
sehingga pola perjalanan bisa berubah.
• Kendaran dihentikan dan penumpangnya diwawancarai. Biasanya
dibutuhkan bantuan polisi lalu lintas untuk menghentikan kendaraan.
• Untuk efisiensi, bisa dilakukan sampling berdasarkan:
• Time cluster sampling
• Volume cluster sampling
• Variable rate sampling
Time Cluster Sampling
• Cara:
• Pada jangka waktu t semua kendaraan dihentikan, pada waktu T berikutnya
semua kendaraan tidak ada yang dihentikan, dst.
• Besar sampling=
t
t +T
Volume Cluster Sampling
• Cara:
• Sejumlah x kendaraan yang berurutan dihentikan,d an y kendaraan berikutnya
tida dihentikan.
• Besar sampel =
x
x+ y
Variable Rate Sampling
• Pada cara ini petugas wawancara selalu sibuk.
• Jumlah kendaran yang dihentikan = jumlah petugas.
• Begitu para petugas selesai, kelompok kendaraan berikutnya
dihentikan, dan seterusnya.
• Besar sampel tidak konstan, makin kecil arus lalu lintasnya maka
makin besar sampelnya.
• Jadi, volume lalu lintas harus diketahui, dan besar sampel dihitung,
misalnya untuk tiap interval setengah jam.
5. Wawancara di Rumah
• Terutama untuk mengetahui kebiasaan perjalanan dari masyarakat.
• Mendatangi rumah-rumah dan melakukan wawancara di rumah.
• Formulir pertanyaan bisa ditinggalkan dulu, dan beberapa hari
kemudian diambil kembali.
• Pengumpulan data lambat, dan cara pengambilan sampel sulit apabila
pola tata guna lahan tidak teratur.