Anda di halaman 1dari 64

Karakteristik Makroskopik

Lalu Lintas
SJ 5122 REKAYASA DAN KENDALI LALU LINTAS
SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021
PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK JALAN RAYA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

AINE KUSUMAWATI, Ph.D.


Materi

• Karakteristik Makroskopik Arus


• Karakteristik Makroskopik Kecepatan
• Karakteristik Makroskopik Kerapatan
• Model Makroskopik Arus – Kecepatan - Kerapatan
Kerangka Dasar Karakteristik Lalu Lintas

Karakteristik Lalu Parameter Parameter


Lintas Karakteristik Karakteristik
Makroskopik Mikroskopik
Arus Tingkat Arus Waktu Antara
Kecepatan Kecepatan Rata-rata Kecepatan Individu
Kerapatan Tingkat Kerapatan Jarak Antara
Karakteristik Makroskopik Arus

Parameter: tingkat arus


(flow rate)

Parameter penting • Existing traffic demand


lainnya yang berkaitan • Volume pelayanan (service volume)
dengan karakteristik • Kapasitas
makroskopik arus: • Tingkat arus jenuh (saturation flow rate)
Volume dan Tingkat Arus
• Volume : jumlah unit sebenarnya yang diamati melewati suatu titik selama waktu
tertentu

• Tingkat arus : jumlah unit yang melewati suatu titik dalam waktu kurang dari satu
jam, tetapi diekspresikan sebagai ekivalen tingkat satu jam

• Contoh: volume 200 kendaraan yang diamati selama waktu 10 menit menyatakan
tingkat arus sebesar 1200 kendaraan per jam
Contoh
• Hitung tingkat arus kendaraan dari data di bawah ini!
• Berapa volume lalu lintas per jam – nya?
Perioda Waktu Volume Kendaraan
4:00 – 4:15 700
4:16 – 4:30 812
4:31 – 5:00 1635

• Volume = 3147 kendaraan/jam


• Tingkat arus = 700 x 60/15 = 2800 kendaraan/jam
812 x 60/15 = 3248 kendaraan/jam
1635 x 60/30 = 3270 kendaraan/jam
Faktor Jam Puncak (PHF)
• Hubungan antara volume jam dan tingkat arus maksimum di dalam jam di
definisikan oleh faktor jam puncak (PHF), seperti berikut:
Volume Jam Puncak
PHF =
Tingkat Arus Maksimum

• Untuk arus periode 15-menit, persamaan di atas menjadi:


q60
PHF =
4xq15
dimana:
q60 = volume jam puncak
q15 = volume 15-menit tersibuk
PHF = faktor jam puncak
Traffic Demand Eksisting
• Secara numeris bernilai sama dengan tingkat arus, jika tidak ada kondisi
oversaturation di bagian hulu atau kemacetan pada lokasi yang ditinjau.
• Jika terjadi kondisi oversaturation atau kemacetan, maka tingkat arus yang
diamati hanya mengindikasikan tingkat arus yang dapat dilayani, tidak
mengindikasikan traffic demand eksisting.
Volume Pelayanan dan Kapasitas
• Volume pelayanan didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum per jam, dimana
orang atau kendaraan diharapkan dapat melintasi suatu titik atau segmen pendek
dari suatu lajur atau jalan selama suatu perioda tertentu (biasanya 15 menit),
dalam kondisi jalan, lalu lintas, dan kendali tertentu untuk mempertahankan
tingkat pelayanan tertentu.
• Kapasitas adalah tingkat arus maksimum per jam, dimana orang atau kendaraan
diharapkan dapat melintasi suatu titik atau segmen seragam dari suatu lajur atau
jalan selama suatu perioda tertentu (biasanya 15 menit), dalam kondisi jalan, lalu
lintas, dan kendali tertentu.
Tingkat Arus Jenuh
• Tingkat arus jenuh didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum per jam dimana
kendaraan dapat melintasi suatu lajur atau pendekat simpang pada kondisi lalu
lintas dan jalan tertentu, dengan mengasumsikan sinyal hijau tersedia terus
menerus dan tidak ada kehilangan waktu.
Variasi Arus
• Variasi arus dalam waktu
• Variasi arus lalu lintas bulanan
• Variasi arus lalu lintas harian
• Variasi arus lalu lintas Jam-jaman
• Variasi arus lalu lintas kurang dari satu jam
• Volume Jam Perancangan
• Volume perancangan menurut arah

• Variasi arus dalam ruang

• Variasi arus terhadap jenis kendaraan


Variasi Arus dalam Waktu

Variasi Bulanan
Variasi Arus dalam Waktu

Variasi Bulanan untuk Berbagai Jenis Fasilitas Jalan


Variasi Arus dalam Waktu

Variasi Harian untuk Berbagai Jenis Fasilitas Jalan


Variasi Arus dalam Waktu

Variasi Jam-jaman di San Fransisco – Oakland Bay Bridge


Variasi Arus dalam Waktu

Pola Arus Dalam Satu Jam untuk Jalan Antar Kota


Variasi Arus dalam Waktu
Variasi Arus per Jam dalam 1 Hari Kerja
Ruas Jl. Soekarno - Hatta Bandung
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Segmen Buah Batu - Kircon Segmen Kircon - Buah Batu


200
400
600
800

0
1000
06.00 - 06.05
06.40 - 06.45
07.20 - 07.25
08.00 - 08.05
08.40 - 08.45
09.20 - 09.25
10.00 - 10.05
10.40 - 10.45
11.20 - 11.25
12.00 - 12.05
12.40 - 12.45
13.20 - 13.25
14.00 - 14.05
14.40 - 14.45
15.20 - 15.25
16.00 - 16.05
16.40 - 16.45
17.20 - 17.25
18.00 - 18.05
Variasi Arus dalam Waktu

Total (kend)

18.40 - 18.45
19.20 - 19.25
20.00 - 20.05
06.00 270319 - 06.00 280319

20.40 - 20.45
21.20 - 21.25
22.00 - 22.05
22.40 - 22.45
23.20 - 23.25
00.00 - 00.05
00.40 - 00.45
TC 5 menitan Jl. Soekarno Hatta: Ruas Buah Batu - Kiaracondong

01.20 - 01.25
02.00 - 02.05
02.40 - 02.45
03.20 - 03.25
04.00 - 04.05
04.40 - 04.45
05.20 - 05.25
Lalu Lintas Harian Rata-rata
• Untuk keperluan operasional, dari stasiun pengamatan dapat
dihitung:
• Volume lalu lintas harian, mingguan, bulanan, tahunan
• Volume lalu lintas tertinggi dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu
tahun

• Untuk keperluan perencanaan dan desain:


• Annual average daily traffic (AADT) = Lalu lintas harian rata-rata tahunan
(LHRT) = total volume lalu lintas dalam satu tahun dibagi 365
Volume Jam Perancangan (VJP)
• = Design Hour Volume (DHV)

• Umumnya, yang digunakan sebagai VJP adalah:


• Volume jam ke-30 tertinggi dalam satu tahun
• Digunakan untuk desain ruas jalan antar kota atau jalan bebas hambatan perkotaan
• Untuk jalan perkotaan, biasanya VJP diambil sebesar 8 – 12% dari LHRT
• Volume jam sibuk pada hari kerja
• Digunakan pada desain simpang dan sinyal lampu lalu lintas
• Mendekati volume jam ke-50 s/d ke-30 tertinggi dalam satu tahun
Untuk perancangan geometrik digunakan volume jam
perancangan yang diperkirakan dari volume harian, dengan
menggunakan persamaan:

VJP = k x LHRT
Perlu untuk mengkonversikan LHRT ke volume jam perancangan
dengan menggunakan persamaan berikut:

VJPA = D x k x LHRT
dimana:
VJP = volume jam perancangan
LHRT = lintas harian rata-rata tahunan
k = proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama
periode puncak, dinyatakan dalam nilai pecahan
VJPA = volume jam perancangan per arah
D = faktor distribusi arah
Hubungan Volume per Jam dan LHRT
Faktor-k Tipikal
Variasi Arus dalam Ruang

Pembagian Arah di San Fransisco-Oakland Bay Bridge Distribusi Volume Lajur Tipikal
Variasi Arus terhadap Jenis Kendaraan

Distribusi Arus Kendaraan Jam-jaman di Jalan Dua-arah


Nilai emp untuk Persimpangan Bersinyal
Nilai emp
Jenis Kendaraan
Pendekat Terlindung Pendekat Terlawan
Kendaraan Ringan 1,0 1,0
Kendaraan Berat 1,3 1,3
Sepeda Motor 0,2 0,4

Nilai emp untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi


Nilai emp
Arus lalu lintas
Tipe jalan: Sepeda Motor
Total dua-arah Kendaraan
Jalan tak terbagi
(kend/jam) Berat Lebar Jalan WCe (m)
6 >6
Dua-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,5 0,40
(2/2 UD)  1800 1,2 0,35 0,25
Empat-lajur tak- 0 1,3 0,40
terbagi (4/2UD)  3700 1,2 0,25
Karakteristik Makroskopik
Kecepatan
• Variasi kecepatan terhadap waktu
• Variasi kecepatan terhadap ruang
• Variasi kecepatan terhadap jenis kendaraan
• Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed)
• Kecepatan rata-rata ruang (space mean speed)
• Kecepatan rata-rata perjalanan (average travel
speed)
• Kecepatan rata-rata lari (average running speed)
Variasi Kecepatan terhadap Waktu
• Kecepatan bervariasi menurut waktu pada lokasi tertentu di jalan.
• Banyak faktor yang mempengaruhi variasi kecepatan ini, dan banyak studi
yang telah dilakukan untuk menerangkan dan mengkuantifikasi variasi
kecepatan terhadap waktu.
• Faktor utama yang mempengaruhi variasi kecepatan terhadap waktu:
• Komposisi kendaraan di dalam arus
• Komposisi pengemudi
• Pencahayaan jalan
• Kondisi cuaca
• Keberadaan insiden
• Disamping itu, kecepatan rencana dan batas kecepatan juga akan
mempengaruhi batas atas dari kecepatan operasional.
Pengaruh Arus, Jenis Kendaraan,
dan Populasi Pengemudi Pada
Kecepatan
Pengaruh dari Kecepatan
Rencana dan Batas Kecepatan
pada Kecepatan
Variasi Kecepatan terhadap Ruang
• Kecepatan lalu lintas bervariasi di sepanjang jalan, baik menurut lajur
maupun menurut arah perjalanan.
Kecepatan Rata-rata di Sepanjang
Jalan Antar Kota Dua-lajur Dua-Arah
- 3%
7% - 2%
+ 0%
%
+5

0% + 3%

Direction of travel

SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 SS6 SS7


3 miles 1 mile 1 mile 1 mile 1 mile 2 miles
0.5 mile

60
Average speed (miles/hr)

50

40

30

20

10

0 54 53 47 37 49 52 54
Average subsection speed (miles/hr)
Kecepatan Rata-rata di Sepanjang
Jalan Arteri Bersinyal
Variasi Kecepatan terhadap Jenis Kendaraan
• Pada kondisi jalan yang datar dan kondisi arus yang tak terganggu,
perbedaan kecepatan antara berbagai jenis kendaraan yang berbeda
tidak terlalu besar.
• Namun pada kondisi jalan yang menanjak panjang, tipe kendaraan
yang berbeda akan berjalan dengan kecepatan yang berbeda pula
dikarenakan adanya perbedaan kemampuan kinerja kendaraan.
Kecepatan di Daerah Tanjakan Dari
Berbagai Jenis Kendaraan (1)
70

Passenger vehicles
60
Buses, c
am pers, mo
50
tor homes

Truc

Average speed
ks
40

30

20

10

0 1 2 3 4 5 6
Percent grade

(a)
Kecepatan di Daerah Tanjakan Dari
Berbagai Jenis Kendaraan (2)
70

60
Passenger ve
hicles

50
Buses, c
ampers,
motor ho

Low 12 12 % speed
mes
40

30 Truc
ks

20

10

0 1 2 3 4 5 6
Percent grade

(b)
Kecepatan Rata-rata Waktu
• = Time Mean Speed
• Merupakan kecepatan rata-rata sejumlah kendaraan yang melintasi suatu titik
potongan jalan (atau segmen jalan yang pendek) selama periode waktu tertentu.
• Kecepatan rata-rata waktu (𝑢𝑡 ) dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
n

u i
ut = t =1
n

dimana:
ui = kecepatan kendaraan i
n = jumlah pengamatan pada sampel pengamatan
Kecepatan Rata-rata Ruang
• = Space Mean Speed
• Merupakan kecepatan rata-rata sejumlah kendaraan sepanjang jarak
tertentu.
• Didapatkan dengan cara mengkonversikan kecepatan setiap kendaraan
ke dalam waktu tempuh, kemudian menghitung waktu tempuh rata-
rata sebelum akhirnya kecepatan rata-rata ruang (𝑢𝑠 ) dapat dihitung.
1 1
us = n
= n

t
i =1
i /n 1 / n t i
i =1

dimana
ti = waktu tempuh kendaraan i
n = jumlah pengamatan pada sampel
Contoh 1
Tiga kendaraan melintas suatu titik di dalam daerah studi pada kecepatan 30, 60,
dan 60 km/jam. Hitung kecepatan rata-rata waktu dan kecepatan rata-rata ruang.

Jawab:
• Kecepatan rata-rata waktu adalah 50km/jam.
• Kecepatan rata-rata ruang:

1 1
us = = = 45km / jam
n
0,0333 + 2(0,01667) / 3
t
i =1
i /n
Contoh 2
• Pada suatu lintasan lingkaran sepanjang 1 km terdapat dua kendaraan yang
melintas masing-masing dengan kecepatan 30 km/jam dan 60 km/jam.
• Jika seorang pengamat berdiri di satu titik melakukan pengamatan selama 1 jam
dan mencatat kecepatan setiap kendaraan melintas titik pengamatan, dia akan
mencatat 60 kendaraan bergerak dengan kecepatan 60 km/jam dan 30 kendaraan
bergerak dengan kecepatan 30 km/jam sehingga kecepatan rata-rata waktu
menjadi
n

v i
60.60 + 30.30
ut = i
= = 50km / jam
n 90
• Contoh yang sama, bila dilakukan pengambilan dua foto udara yang
diambil berurutan beberapa detik berselang terhadap lintasan lingkaran
tersebut, maka akan tercatat dua kecepatan kendaraan pada suatu ruang,
sehingga kecepatan rata-rata ruang menjadi:

30 + 60
us = = 45km / jam
2
Contoh 3
• Tiga kendaraan melintas di suatu potongan jalan tertentu pada
kecepatan masing-masing 50; 40; dan 35 km/jam. Berapa kecepatan
rata-rata waktu dari ketiga kendaraan tersebut?
• Jawab:
Kecepatan rata-rata waktu ( ut )=
(50 + 40 + 35)/3 = 41,77 kpj
Hubungan Kecepatan Rata-rata Ruang dan Kecepatan
Rata-rata Waktu
• Wardrop, pada tahun 1952 menurunkan persamaan yang menghubungkan
kecepatan rata-rata waktu dan ruang seperti terlihat pada Persamaan berikut:

s s2
ut = u s +
us
Kecepatan Rata-rata Perjalanan dan Kecepatan Rata-rata
Lari
• Kecepatan rata-rata perjalanan dan kecepatan rata-rata lari adalah dua bentuk kecepatan rata-
rata ruang yang sering digunakan dalam analisis rekayasa lalu lintas.
• Keduanya dihitung sebagai jarak dibagi dengan waktu rata-rata untuk melintas suatu potongan
jalan.
• Keduanya berbeda dalam komponen waktu yang digunakan dalam perhitungan kecepatan.
• Waktu perjalanan didefinisikan sebagai waktu total untuk melintas suatu potongan jalan.
• Waktu lari didefinisikan sebagai waktu total selama kendaraan dalam keadaan bergerak selama
melintas suatu potongan jalan.
• Perbedaan antara keduanya adalah bahwa waktu lari tidak termasuk tundaan henti, sedangkan
waktu perjalanan termasuk tundaan henti.
Contoh 4
• Tiga kendaraan melintas di jalan bebas hambatan sepanjang 1 km
dalam waktu 1,2; 1,5; dan 1,7 menit. Berapa kecepatan rata-rata
perjalanan dari ketiga kendaraan tersebut?
• Jawab:
Waktu tempuh rata-rata =
(1,2/60 + 1,5/60 + 1,7/60) / 3 = 0,0244 jam/km
Kecepatan rata-rata perjalanan ( us )=
1/0,0244 = 40,91 km/jam
Karakteristik Makroskopik Kerapatan
• Parameter: tingkat kerapatan (kerapatan)
• Kerapatan lalu lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang
menempati suatu panjang jalan tertentu, biasanya sepanjang 1 km dan
untuk satu lajur/baris kendaraan.
• Hubungan antara tingkat kerapatan (kerapatan) dengan jarak antara:

1000
k=
d
dimana:
k = kerapatan (kendaraan/km-lajur)
𝑑=ҧ rata-rata jarak antara (m per kendaraan)
Pengukuran Kerapatan
• Foto udara
• Pencacahan input-output
• Perhitungan arus-kecepatan
• Pengukuran okupansi
Pengukuran okupansi
• Kecepatan kendaraan ke- i (𝑥ሶ i) ketika melewati suatu detektor/ daerah pengamatan dengan
panjang Ld :
L + LD
xi = V m/det
dimana
t0

Lv = panjang kendaraan ke- i


Ld = panjang detektor/daerah pengamatan
t0 = waktu okupansi kendaraan ke- i

• Kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi detektor:

Lv + LD
s = m/det
t0
• Waktu okupansi setiap kendaraan:
Lv + LD
to = det/kend
xi

• Persen okupansi dari detektor:


q  to T
O= = 100  0 ; q (kend/jam)
3600 T

dimana T0 adalah total waktu okupansi dan T adalah total waktu pengamatan.

• Kerapatan:
O 1000
k= kend/km ; Lv dalam m dan LD dalam m/kend
Lv + LD
Jejak Kendaraan Melintas Detektor Presence-Type
Jejak Kendaraan Melintas Dua Detektor Presence-Type yang
Berdekatan

51
Hubungan Antara Kerapatan dan Persen Okupansi Sebagai Fungsi
dari Rata-rata Panjang Kendaraan dan Panjang Daerah
Pengamatan
Peta Kontur Kerapatan
Peta Kontur Persen Okupansi
Model Hubungan Arus-Kecepatan- Kerapatan
• Kecepatan, arus, dan kerapatan dari aliran lalu lintas dihubungkan dengan
persamaan dasar sebagai berikut:
Arus = kecepatan x kerapatan

• Diantara model yang umum digunakan untuk menggambarkan hubungan


antara arus-kecepatan-kerapatan:
• Model Greenshield : linier
• Model Greenberg : fungsi logaritmik
• Model Underwood : fungsi eksponensial
• Gelombang Kejut
Model Greenshields
• Hubungan antara kecepatan dan kerapatan dinyatakan dalam fungsi linier.
uf
us = u f − .k
kj

• Hubungan tersebut menyatakan bahwa kecepatan 𝑢𝑠 akan mendekati


kecepatan arus bebas 𝑢𝑓 ketika kerapatan 𝑘 (dan arus 𝑞) mendekati nol.
• Ketika kerapatan (dan arus) meningkat, kecepatan berkurang hingga arus
maksimum 𝑞𝑚 tercapai dan kecepatan serta kerapatan mencapai nilai
optimum (𝑢𝑚 dan 𝑘𝑚 ).
• Peningkatan kerapatan selanjutnya akan mengakibatkan kecepatan (dan
arus) yang semakin rendah hingga kerapatan mencapai nilai maksimumnya
(𝑘𝑗 ) dan kecepatan mendekati nol.
KETERANGAN
qm = kapasitas, arus maksimum ( kendaraan/jam )
um = kecepatan kritis, kecepatan pada saat mencapai kapasitas
(km/jam )
km = kerapatan kritis, kerapatan pada saat mencapai kapasitas
(kend/jam )
kj = kerapatan macet, keadaan untuk semua kendaraan berhenti
(kend/jam )
uf = kecepatan teoritis untuk lalu lintas ketika kerapatannya nol
(km/jam )
• Selanjutnya hubungan antara arus dengan kecepatan
dicari dengan menggunakan persamaan dasar q = us.k
• Ganti persamaan di atas menjadi us = q/k kemudian
masukkan nilai ini ke dalam persamaan hubungan antara
kecepatan dan kerapatan, maka didapatkan persamaan

q uf
=uf − k
k kj
• Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa hubungan
linier antara kecepatan dan kerapatan akhirnya
menghasilkan persamaan parabola untuk hubungan
antara arus dan kerapatan.
Greenshield model: uf
q = u f .k − .k 2

kj
Turunkan untuk memperoleh kondisi untuk arus maksimum:

dq uf
= u f − 2k =0
Maka didapat: dk kj

kj uf
km = dan u m =
Sehingga:
2 2

uf kj
qm = u m k m =
4
Model Greenberg
Hubungan antara kecepatan dan kerapatan dinyatakan dalam fungsi
logaritmik.
us = um ln (k j k )
Dari Greenberg’s model:

q = us k = um k ln (k j k )

Turunkan untuk memperoleh kondisi untuk arus maksimum:

= um ln (k j k ) + um k (ln k j − ln k )
dq d
dk dk
= um ln (k j k ) + um k (− 1 k )
dq
dk
= um ln (k j k ) − um
dq
dk
Untuk mendapatkan arus maksimum, tetapkan

dq
=0
dk
Maka
ln (k j k ) = 1
km = k j e

Sehingga u s = um

Jadi, arus maksimum kj


qm = u m
e
Model Underwood
• Hubungan antara kecepatan dan kerapatan dinyatakan dalam fungsi
eksponensial.
u s = u f .e − k / km

• Hubungan antara arus dan kerapatan didapatkan dengan mensubstitusi 𝑢𝑠 pada


persamaan di atas dengan q/k, sehingga:

q = k .u f .e − k / km
• Selanjutnya, untuk memperoleh kondisi untuk arus maksimum maka
diferensiasikan persamaan diatas seperti contoh-contoh sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai