TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis kuno, yakni
“management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif (G. Burhanudin, dkk. (2019).
Harold Kontz dan Cyril O’donnel dalam B. Semuel (2016) mengatakan bahwa
manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Dengan
demikian, manajemen mangacu pada suatu proses mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja untuk diselesaikan secara efisien dan
efektif dengan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi
manajemen berjalan sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
manajemen merupakan suatu ilmu, seni dan proses kegiatan yang dilakukan
dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan mengelola sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya secara optimal melalui kerjasama antar anggota
organisasi.
2. Fungsi Manajemen
Menurut G. Burhanudin (2019) fungsi manajemen sebagai elemen dasar yang
harus melekat dalam manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang
mengelola manajemen) dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan
cara merencanakan, mengorganisir, mengordinasi, dan mengendalikan. Mengacu
pada pengertian manajemen di atas, terdapat lima (5) fungsi utama manajemen,
yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
masa depan. Aktivitas ini dilakukan untuk menentukan tindakan agar
mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan bisa diumpamakan jembatan
penghubung antara keadaan sekarang dengan keadaan yang diharapkan terjadi
pada masa yang akan datang. Menurut Koontz O’Donell, perencanaan adalah
fungsi manajemen yang paling dasar karena manajemen meliputi penyeleksian
di antara bagian pilihan dari tindakan.
Langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan yang
harus diperhatikan untuk keberhasilan suatu program antara lain meliputi hal-
hal sebagai berikut : (Husaini dan Fitria, 2019)
1. Menjangkau ke depan untuk memprediksi keadaan dan kebutuhan di
kemudian hari.
2. Menetukan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu aktivitas.
3. Menentukan kebijakan yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
4. Menyusun program, termasuk di dalamnya pendekatan yang ditempuh,
jenis, dan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Menentukan biaya yang dibutuhkan, penentuan biaya hendaknya
dilakukan secara proporsional dan mengacu pada skala prioritas program.
6. Menentukan waktu dan jadwal atau alokasi waktu kegiatan, baik secara
keseluruhan maupun pada setiap sub kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing merupakan suatu proses menghubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya
dalam organisasi. Dalam proses organizing dilakukan pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan
bidang masing-masing, sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja
yang sinergis, kondusif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang
telah disepakati (Saefullah dalam Husaini dan Fitria, 2019).
Aktivitas mengorganisasikan sesungguhnya merupakan karakter dasar
dari sebuah sistem organisasi, yang di dalamnya ada sejumlah orang, baik
sebagai manajer maupun sebagai anggota, ada struktur, tujuan-tujuan, aturan,
dan prosedur. Dalam menjalankan tugas organizing, beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut : (Husaini dan Fitria, 2019)
1. Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.
2. Mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi yang
teratur.
3. Membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
4. Menentukan metode kerja dan prosedurnya.
5. Memilih, melatih, dan memberi informasi kepada staf.
c. Pergerakan (Actuating)
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen,
karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat atas sampai bawah, berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula,
dengan cara terbaik dan benar (Husaini dan Fitria, 2019).
Menurut Nawawi dalam Husaini dan Fitria (2019) actuating memiliki
fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan pengarahan, bimbingan, dan komunikasi, yaitu kegiatan
menciptakan, memelihara, menjaga atau mempertahankan dan memajukan
organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun
fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai
tujuan organisasi;
2. Untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya
e. Evaluasi
Mencakup tiga jenis evaluasi yang dibedakan berdasarkan sasaran dan
waktu pelaksanaannya, evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi hasil.
3. Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer membutuhkan
sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut pendapat
yang dikemukakan oleh Manullang sebagaimana dikutip oleh Mastini tentang
unsur manajemen tersebut, terdiri atas manusia, material, mesin, metode, money
dan markets, setiap unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi
suatu memanajemen agar untuk mengetahui bahwa manajemen memiliki unsur-
unsur perlu dimanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut.
4. Komponen 5M
Menurut Agustini dalam NU Damanik (2016) manajemen mempunyai lima
unsur 5M yaitu Man, Money, Materials, Market dan Methods.
a. Manusia (Man)
Sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau
manusianya. Berbagai kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam
mencapai tujuan seperti yang dapat ditinjau dari sudut pandang proses,
perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengawasan atau
dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi,
keuangan dan personalia. Man atau manusia ataupun juga sering diistilahkan
dengan sumber daya manusia dalam dunia manajemen merupakan faktor
yang sangat penting dan menentukan. Manusia yang merancang tujuan,
menetapkan tujuan dan manusia jugalah yang nantinya akan menjalankan
proses dalam mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut. Sudah jelas, tanpa
adanya manusia maka tidak akan pernah ada proses kerja karena manusia
pada dasarnya adalah mahluk kerja.
b. Material (Material)
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan matrial
atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagaialat atau
sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
c. Mesin (Machine)
Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu
mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan,
sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia. d.
Sedangkan Metode (Method) yaitu ntuk melakukan kegiatan secara guna dan
berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara
menjalankan pekerjaan tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat
menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
d. Uang (Money)
Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedimikian rupa agar
tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran proses
manajemen sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaankeuangan.
e. Pasar (Markets)
Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana manajemens
penting lainnya seperti pasar-pasar atau market. Untuk mengetahui bahwa
pasar bagi hasil produksi.jelas tujuan perusahaan industri tidak mustahil
semua itu dapat diurai sebagian dari masalah utama dalam perusahaan
industri adalah minimal mempertahankan pasar yang sudah ada. Jika
mungkin, mencari pasar baru untuk hasil produksinya. Oleh karena itu.
market merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya. baik bagi
perusahaan industri maupun bagi semua badan yang bertujuan untuk mencari
laba.
Dari beberapa unsur-unsur manajemen di atas dapat disimpulkan,
bahwa manusia adalah unsur dan sarana utama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Berbagai kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai
tujuan seperti dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian,
staffing, pengarahan dan pengawasan hanya dapat dilakukan oleh manusia
ataupun juga sering diistilahkan dengan sumber daya manusia dalam dunia
manajemen merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan.
B. Manajemen Keperawatan
1. Definisi manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2014). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan
terhadap para pasien (Gillies, dalam Mugianti 2016).
2. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan menurut Gillyes dalam Mugianti (2016),
sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen
saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena hal
ini merupaka suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses,
output, control dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen
keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam
manjemen keperaatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengoorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset. Control yang digunakan dalam proses
manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi
penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme
timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survei kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.
3. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Menejemen Keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan (Mugianti,2016) adalah:
a. Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin
oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat
manajerial tersebut yaitu manajemen puncak, manajemen tengah dan
manajemen bawah, agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor
yang perlu dimiliki oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level
manajerial tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi kemampuan
menerapkan pengetahuan, keterampilan kepemimpinan, kemampuan
menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen.
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan adalah suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan evaluasi.
Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses
keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien.
Proses Keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang
menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat
sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan
yaitu pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
f. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain
baik secara horizontal maupun secara vertikal (Swansburg & Swansburg,
1999).
g. Perubahan
Perubahan adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang
lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan di
dalam manajemen keperawatan merupakan perubahan yang dijadikan
prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien
yang akan Anda layani.