Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis kuno, yakni
“management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif (G. Burhanudin, dkk. (2019).
Harold Kontz dan Cyril O’donnel dalam B. Semuel (2016) mengatakan bahwa
manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Dengan
demikian, manajemen mangacu pada suatu proses mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja untuk diselesaikan secara efisien dan
efektif dengan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi
manajemen berjalan sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
manajemen merupakan suatu ilmu, seni dan proses kegiatan yang dilakukan
dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan mengelola sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya secara optimal melalui kerjasama antar anggota
organisasi.

2. Fungsi Manajemen
Menurut G. Burhanudin (2019) fungsi manajemen sebagai elemen dasar yang
harus melekat dalam manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang
mengelola manajemen) dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan
cara merencanakan, mengorganisir, mengordinasi, dan mengendalikan. Mengacu
pada pengertian manajemen di atas, terdapat lima (5) fungsi utama manajemen,
yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
masa depan. Aktivitas ini dilakukan untuk menentukan tindakan agar
mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan bisa diumpamakan jembatan
penghubung antara keadaan sekarang dengan keadaan yang diharapkan terjadi
pada masa yang akan datang. Menurut Koontz O’Donell, perencanaan adalah
fungsi manajemen yang paling dasar karena manajemen meliputi penyeleksian
di antara bagian pilihan dari tindakan.
Langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan yang
harus diperhatikan untuk keberhasilan suatu program antara lain meliputi hal-
hal sebagai berikut : (Husaini dan Fitria, 2019)
1. Menjangkau ke depan untuk memprediksi keadaan dan kebutuhan di
kemudian hari.
2. Menetukan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu aktivitas.
3. Menentukan kebijakan yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
4. Menyusun program, termasuk di dalamnya pendekatan yang ditempuh,
jenis, dan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan.
5. Menentukan biaya yang dibutuhkan, penentuan biaya hendaknya
dilakukan secara proporsional dan mengacu pada skala prioritas program.
6. Menentukan waktu dan jadwal atau alokasi waktu kegiatan, baik secara
keseluruhan maupun pada setiap sub kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing merupakan suatu proses menghubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya
dalam organisasi. Dalam proses organizing dilakukan pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan
bidang masing-masing, sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja
yang sinergis, kondusif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang
telah disepakati (Saefullah dalam Husaini dan Fitria, 2019).
Aktivitas mengorganisasikan sesungguhnya merupakan karakter dasar
dari sebuah sistem organisasi, yang di dalamnya ada sejumlah orang, baik
sebagai manajer maupun sebagai anggota, ada struktur, tujuan-tujuan, aturan,
dan prosedur. Dalam menjalankan tugas organizing, beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut : (Husaini dan Fitria, 2019)
1. Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.
2. Mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi yang
teratur.
3. Membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
4. Menentukan metode kerja dan prosedurnya.
5. Memilih, melatih, dan memberi informasi kepada staf.

Organizing seharusnya memperhatikan fungsi-fungsi utama dalam


organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: (Ngalim Purwanto
dalam Husaini dan Fitria, 2019)

1. Memiliki tujuan yang jelas.


2. Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.
3. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan
kesatuan pikiran.
4. Adanya kesatuan perintah, para bawahan hanya mempunyai seorang
atasan langsung darinya ia menerima perintah atau bimbingan, dan ia
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab anggota.
6. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga dapat menimbulkan kerja
sama yang harmonis dan kooperatif.
7. Pemahaman mendalam tentang pola organisasi pendidikan, dengan
susunan struktur organisasi yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan,
koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
8. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja, anggota tidak merasa gelisah
karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.
9. Penghargaan kepada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota
organisasi, terutama memberikan insentif, reward, dan imbalan atau bonus
untuk yang berprestasi, di samping gaji atau insentif yang telah diatur oleh
peraturan dan perundang-undangan.
10. Pemahaman tentang garis-garis kekuasaan yang jelas dan membangun
hubungan kerja sama dalam melaksanakan perencanaan yang telah
ditetapkan.
11. Adanya pengarahan dan pembinaan, proses pengarahan dan pembinaan
terhadap semua bawahannya dilakukan agar mereka melaksanakan
pekerjaannya secara proporsional dan profesional.

c. Pergerakan (Actuating)
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen,
karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat atas sampai bawah, berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula,
dengan cara terbaik dan benar (Husaini dan Fitria, 2019).
Menurut Nawawi dalam Husaini dan Fitria (2019) actuating memiliki
fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan pengarahan, bimbingan, dan komunikasi, yaitu kegiatan
menciptakan, memelihara, menjaga atau mempertahankan dan memajukan
organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun
fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai
tujuan organisasi;
2. Untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya

Actuating berarti memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui


setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap
kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Dalam realitasnya,
kegiatan actuating dapat berbentuk sebagai berikut : (Nawawi dalam G.
Burhanudin, dkk. 2019)

1. Memberikan dan menjelaskan perintah.


2. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan.
3. Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan atau
kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai
kegiatan organisasi.
4. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas individu.
5. Memberikan koreksi agar setiap personal melaksanakan tugas secara
efisien
d. Pengawasan (Controlling)
Controlling sebagai suatu proses memantau kegiatan-kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu diselesaikan sebagaimana telah
direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.
Sebuah sistem pengendalian yang efektif menjamin kegiatan-kegiatan
diselesaikan dengan cara-cara yang membawa pada tercapainya tujuan-tujuan
organisasi itu. Kriteria yang menentukan efektivitas sebuah sistem
pengendalian adalah seberapa baik sistem itu memperlancar tercapainya
tujuan. Semakin sistem itu membantu para manajer untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi mereka semakin baiklah sistem pengendalian itu (Robbins
and Coulter dalam Husaini dan Fitria, 2019).
Controlling merupakan satu kegiatan manajer yang mengusahakan agar
semua pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
mencapai hasil yang dikehendaki. Langkah-langkah controlling adalah sebagai
berikut : (Hikmat dalam Husaini dan Fitria, 2019)
1. Memeriksa semua pelaksanaan rencana.
2. Mengecek semua detail aktivitas lembaga.
3. Mencocokkan antara pelaksanaan dan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Menginspeksi bentuk-bentuk kegiatan prioritas dan yang bersifat
mendukung.
5. Mengendalikan seluruh pengelolaan lembaga.
6. Mengatur pelaksanaan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaksana kegiatan.
7. Mencegah sebelum terjadi kegagalan.

Tujuan utama diadakannya controlling adalah mengusahakan agar apa


yang direncanakan menjadi kenyataan. Menurut Sukarno, dalam sebuah
organisasi ada beberapa tujuan controlling, antara lain sebagai berikut:
(Husaini dan Fitria, 2019)

1. Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang


digariskan.
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan
instruksi serta asas-asas yang telah diinstruksikan.
3. Untuk mengetahui kesulitan dan kelemahan dalam bekerja.
4. Untuk mengetahui segala sesuatu apakah berjalan dengan efisien.
5. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan,
kelemahan- kelemahan atau kegagalan-kegagalan ke arah perbaikan.

e. Evaluasi
Mencakup tiga jenis evaluasi yang dibedakan berdasarkan sasaran dan
waktu pelaksanaannya, evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi hasil.

3. Unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer membutuhkan
sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut pendapat
yang dikemukakan oleh Manullang sebagaimana dikutip oleh Mastini tentang
unsur manajemen tersebut, terdiri atas manusia, material, mesin, metode, money
dan markets, setiap unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi
suatu memanajemen agar untuk mengetahui bahwa manajemen memiliki unsur-
unsur perlu dimanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut.
4. Komponen 5M
Menurut Agustini dalam NU Damanik (2016) manajemen mempunyai lima
unsur 5M yaitu Man, Money, Materials, Market dan Methods.
a. Manusia (Man)
Sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau
manusianya. Berbagai kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam
mencapai tujuan seperti yang dapat ditinjau dari sudut pandang proses,
perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengawasan atau
dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi,
keuangan dan personalia. Man atau manusia ataupun juga sering diistilahkan
dengan sumber daya manusia dalam dunia manajemen merupakan faktor
yang sangat penting dan menentukan. Manusia yang merancang tujuan,
menetapkan tujuan dan manusia jugalah yang nantinya akan menjalankan
proses dalam mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut. Sudah jelas, tanpa
adanya manusia maka tidak akan pernah ada proses kerja karena manusia
pada dasarnya adalah mahluk kerja.
b. Material (Material)
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan matrial
atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagaialat atau
sarana manajemen untuk mencapai tujuan.

c. Mesin (Machine)
Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu
mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan,
sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia. d.
Sedangkan Metode (Method) yaitu ntuk melakukan kegiatan secara guna dan
berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara
menjalankan pekerjaan tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat
menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
d. Uang (Money)
Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedimikian rupa agar
tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran proses
manajemen sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaankeuangan.
e. Pasar (Markets)
Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana manajemens
penting lainnya seperti pasar-pasar atau market. Untuk mengetahui bahwa
pasar bagi hasil produksi.jelas tujuan perusahaan industri tidak mustahil
semua itu dapat diurai sebagian dari masalah utama dalam perusahaan
industri adalah minimal mempertahankan pasar yang sudah ada. Jika
mungkin, mencari pasar baru untuk hasil produksinya. Oleh karena itu.
market merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya. baik bagi
perusahaan industri maupun bagi semua badan yang bertujuan untuk mencari
laba.
Dari beberapa unsur-unsur manajemen di atas dapat disimpulkan,
bahwa manusia adalah unsur dan sarana utama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Berbagai kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai
tujuan seperti dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian,
staffing, pengarahan dan pengawasan hanya dapat dilakukan oleh manusia
ataupun juga sering diistilahkan dengan sumber daya manusia dalam dunia
manajemen merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan.
B. Manajemen Keperawatan
1. Definisi manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2014). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan
terhadap para pasien (Gillies, dalam Mugianti 2016).
2. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan menurut Gillyes dalam Mugianti (2016),
sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-masing komponen
saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena hal
ini merupaka suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses,
output, control dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen
keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam
manjemen keperaatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengoorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset. Control yang digunakan dalam proses
manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi
penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme
timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survei kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.
3. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Menejemen Keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan (Mugianti,2016) adalah:

a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena


melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan
keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat
manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir,
yakini dan ingini . Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh
tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf
untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan
persamaan pandangan arah dan pengertian diantara bawahan.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi
ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator dan
bawahan seyogianya bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan
pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Lingkup Manajemen Keperawatan


Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan sudah
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh dari sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat
dipengaruhi oleh pelayanan keperawatan yang ada didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif selayaknya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana meliputi penggunaan proses keperawatan dalam setiap
aktivitas asuhan keperawatannya, melaksanakan intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, menerima akuntabilitas
kegiatan keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh
pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan
para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen
keperawatan terdiri dari manajemen operasional atau manajemen layanan dan
manajemen asuhan keperawatan.

a. Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin
oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat
manajerial tersebut yaitu manajemen puncak, manajemen tengah dan
manajemen bawah, agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor
yang perlu dimiliki oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level
manajerial tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi kemampuan
menerapkan pengetahuan, keterampilan kepemimpinan, kemampuan
menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen.
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan adalah suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan evaluasi.
Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses
keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien.
Proses Keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang
menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat
sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan
yaitu pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi.

5. Tujuan Manajemen Keperawatan


Adapun tujuan dari manajemen keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan
b. Mencegah atau mengatasi permasalahan manajerial
c. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan
seluruh komponen yang ada
d. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja
lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi
duplikasi tenaga dan upaya
Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah:
a. Terselenggaranya pelayanan
b. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
c. Pengembangan staf
d. Budaya riset bidang keperawatan

6. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan
organisasi, maka pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen sangat
dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen yaitu perencanaan, penggunaan
waktu yang efektif, pengambilan keputusan, pengelola atau pemimpin, tujuan
sosial, pengorganisasian dan perubahan. Berikut dibawah akan dijelaskan
maksud dari prinsip-prinsip manajemen tersebut sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (the
first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung dari
perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses mental
untuk membuat keputusan dan peramalan (forecasting). Perencanaan harus
berorientasi ke masa depan dan memastikan kemungkinan hasil yang
diharapkan (Swansburg & Swansburg, 1999). Dalam perencanaan salah
satu hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang relevan.
Perencanaan yang baik akan meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan
yang efektif.

b. Penggunaan waktu yang efektif


Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan
pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda
organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung
dan kegiatan perawat dikendalikan.
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara beberapa
alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan.
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.
d. Pengelola atau pemimpin
Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian
dan tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang
dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat,
mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang
sangat menentukan.
e. Tujuan sosial
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan
dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.

f. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain
baik secara horizontal maupun secara vertikal (Swansburg & Swansburg,
1999).

g. Perubahan
Perubahan adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang
lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan di
dalam manajemen keperawatan merupakan perubahan yang dijadikan
prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien
yang akan Anda layani.

Anda mungkin juga menyukai