PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-
individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan
tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada
program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan
keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses
dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah
Menurut Word Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari
140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa diatas 18
tahun). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering
Data dari PDPERSI tahun 2012, Indonesia menjadi urutan keempat dalam jumlah
hipertensi terbanyak didunia tahun 2010 dengan jumlah 8,4 juta jiwa. Pada tahun 2010,
jumlah penderita hipertensi diperkirakan akan mencapai 21,3 juta jiwa (Wild et al., 2004)
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penderita hipertensi di Indonesia pada
tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan diperkirakan akan mencapai 20,1 juta orang
pada tahun 2030 dengan tingkat prevalensi 14,7% untuk daerah urban dan 7,2 dirural
(oktaviani, 2018)
menderita hipertensi atau sama dengan 1 milyar orang didunia pertahunnya, prevalensi di
Indonesia sendiri berkisar sekitar 17 s/d 20% (Depkes, 2007). Sebuah hasil penelitian
yang dilakukan oleh setiawan menunjukkan data bahwa di pulau jawa mencapai 49%
(Setiawan, 2004).
Data 2013 Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta
warga dunia setiap tahunnya dari jumlah penduduk dunia 7,2 miliar. Pada 2025
penderita hipertensi sebesar 26,5% dan cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga
kesehatan mencapai 36,8%, atau dengan kata lain sebagian besar hipertensi dalam
masyarakat belum terdiagnosis (63,2%), dari jumlah 60% yang belum terdiagnosis
penderita hipertensi berakhir dengan komplikasi, salah satunya stroke(Matheos & Rottie,
2018)
Menurut Zaidin, 2012 Penyebab hipertensi yaitu Gaya hidup, oleh karenya di
perlukan peran keluarga agar gaya hidup pada penderita hipertensi dapat terkontrol. Peran
keluarga terdiri dari peran keluarga formal yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih
bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara meata kepada para anggotanya dan
peran keluarga informal yaitu bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dimainkan hanya
untuk memnuhi kebutuhan emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan
Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat diberikan pada penderita yang
mengalami hipertensi adalah terapi komplementer dengan meminum air kelapa muda .
Kelapa Muada diketahui Air kelapa muda mengandung mineral kalium yang dapat menjaga
dinding pembuluh darah tetap elastis, mengurangi penyempitan pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menjadi lebar, mengurangi sekresi renin, menurunya aldosteron dan mempunyai
efek dalam pompa Na-K yaitu kalium dipompa dari cairan ekstraseluler ke dalam sel, dan natrium
dipompa keluar. Sehingga kalium dapat menurunkan tekanan darah n (Thaariq Fahriza ,2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.A yang peneliti lakukan pada bulan Juli
2020, Tn.A mengatakan kalau istrinya Ny.I mengalami Hipertensi yang ditandai dengan
sakit kepala hebat, pusing, dan pundak terasa berat. Dan Ny. I juga mengatakan dia selalu
disarankan dokter untuk minum obat Hipertensi rutin, tetapi Ny.I tidak teratur minum
obat, hanya jika merasa tanda- tanda Hipertensi, sakit kepala dan TD nya tinggi baru
pada pasien Hipertensi dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A dengan kasus
Hipertensi pada Ny. I diwilayah kerja Puskesmas Pekan Kamis, Agam Sumatra Barat
tahun 2020“.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pada Ny. I Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Kamis, Agam, Sumatera Barat Tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
Pada Ny. I di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Kamis, Agam Sumatra Barat tahun
2020.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus Hipertensi dan lebih dikembangkan oleh
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan
pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk penulis selanjutnya dengan Asuhan
Hasil karya ilmiah Ners ini dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan
4. Bagi Masyarakat
Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan untuk merawat
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
emosional dan sosial dari tiap anggota. Menurut Departemen kesehatan Republik
Indonesia, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami, istri, atau suami
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas
suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini
mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika
nanti Anda melakukan pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe
pedesaan.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga non-tradisional, tipe keluarga ini
tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut (Widagda,
2016):
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang
yang aslinya.
3. Fungsi keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
a. Fungsi afektif:
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan
dalam diri anggota keluarga stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan
proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai
daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi
perawatan kesehatan:
kesehatan.
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini
(Widagda, 2016):
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru
anggota keluarga;
2) Mensosialisasikan anak;
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan
keluarga.
perkawinan;
3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
Orang tua perlu mngenal keadaan kesehatan dan perubuhan yang dialami
tidak langsung akan menjadi perhatian orang tua atau keluarga. Sehingga segala
kekuatan sumber daya, pikiran, waktu, tenaga, dan bahkan harta keluarga akan
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari bantuan
yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga. Suara
pertama, maka anggota keluarga yang sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh
a. Patrilineal:
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
b. Matrilineal:
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
c. Matrilokal:
d. Patrilokal:
e. Keluarga menikah:
Hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam
keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-
berfungsi adalah:
menerima feedback.
ekspresi wajahnya)
a) Mendengar
man)
c) Memvalidasi
b) Diskualifikasi
e) Kurang memvalidasi.
gembira
c) Kurang empati
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negative
h) Mengembangkan gosip.
b. Struktur Kekuatan
mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada
5) Affective power
c. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:
a. Ayah:
b. Ibu:
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga
c. Anak:
a. Level I
keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi.
b. Level II
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah
c. Level III
d. Level IV
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari
pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar
internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan
lingkungan luar.
a. Pendidik
b. Koordinator
dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal
g. Fasilitator
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat,
dan lain-lain)
h. Penemu kasus
atau wabah.
prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan,
meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai
berikut:
3) Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
3) Menderita hipertensi.
4) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
2) Tidak ada kesesuaiana pendapat antara anggota keluarga dan sering cekcok dan
tegang.
4) Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, atau lari meninggalkan
keluarga.
1. Pengkajian
maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
a. Wawancara keluarga
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap semar dan lain-
lain)
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
a. Data Umum
2) Alamat
3) Telepon
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
10) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
keuangan.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama –
keluarga tersebut
dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
berpindah tempat
masyarakat
keluarga yang sehat, fasilitas – fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
dari anggota keluarga, dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan
perilaku.
4) Fungsi reproduksi
anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
2) Mengambil keputusan
4) Memelihara lingkungan
h. Pemeriksaan Fisik
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT,
i. Harapan keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-
intervensi definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah
a. Analisa Data
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
1) Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial
2) Diagnosa Ancaman/Risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat
risiko ini terdiri dari komponen problem (P) dan etiologi (E).
3) Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan
Skoring :
Skore
X Bobot
Angka tertinggi
3. Intervensi
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
sebagai berikut :
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay
b. Merumuskan Rencana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk
tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
4. Implementasi
yaitu :
1) Memberikan informasi
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
cara :
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi
kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada tiga
dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan tenaga
atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil dan
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dari
a. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif dan pengamat
dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah
c. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
menganalisa masalah.
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang diberikan
pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam
Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan
keperawatan.
Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi, palpasi,
perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran
ditanggulangi.
tindakan hash evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
1. HIPERTENSI
garis besar hipertensi adalah penyakit yang merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHd dan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
(Oktaviani, 2018)
Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit
yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari
delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg.
hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana penyebab sekunder
dari hipertensi tidak ditemukan. Penyebab sekunder hipertensi tersebut adalah penyakit
(Ardyadmoko, 2015)
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Parwati, 2018)
2. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada: (kasangke, 2019)
hipertensi,antara lain :
a. Faktor keturunan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Kebiasaan hidup:
3) stress
4) Merokok
5) minum alcohol
1) Glomerulonephritis
2) Tumor
3) Atherosclerosis
4) diabetes mellitus
5) stroke
6) kontrasepsi
7) kortikosteroid.
3. KLASIFIKASI
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain ( Lany
Gunawan,2001 ).
4. MANIFESTASI KLINIS
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
5. FAKTOR PREDISPOSISI
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota.
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal (Kastera,
2017)
pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada
2) Umur Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah
di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara
cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah
3) Keturunan (genetik)
sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
6) Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana
7. PATOFISIOLOGI
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yag berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi
(oktaviani, 2018)
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
merangsang sekresi aldosteron I yang kemudian diubah menjadi angiostensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curah jantung dan
simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi ekskresi
pada renin yang berkaitan dengan angiostensinogen. Dengan adanya perubahan pada
sehingga terjadi kenaikan pada peningkatan tekanan darah. Selain itu juga dapat
meningkatkan hormon aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
8. KLASIFIKASI
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension:
a. Diastolik
Ardyadmoko, rendy harwin. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S Khususnya Pada Ny.
Kasangke, morina. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N Khususnya Pada Tn. N
Manurung, lisma nurlina. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Utama
Hipertensi Pada Tn. A Di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Karya
Matheos, B., & Rottie, J. (2018). Hubungan Peran Keluarga Dalam Mengontrol Gaya Hidup
Oktaviani. (2018). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan
Intervensi Inovasi Terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat Dan Terapi Light Massage
(Terapi Sentuhan Ringan) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat Rsud Abdul Wahab Sj. Karya Tulis Ilmiah, (karya ilmiah akhir ners), 76.
Hipertensi Pada Tn. R Di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Karya
Prasetyo, riko tri. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi Pada Ny. S Dan Ny. H
Widagda, wahyu. (2016). modul bahan ajar cetak keperawatan “keperawatan keluarga dan