AGRO ESTATE
Jurnal Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
Abstract
One way to produce good seeds is from fertilization factors, both artificial fertilizers or biological fertilizers.
Palm oil growing media is soil in which there are several nutrients needed by plants, one of which is Phosphor
(P). The role of P in plants is important for cell growth, formation of fine roots and root hairs, strengthening
the stem stands. However, there are still many P nutrients that are bound in the soil so with that one effort to
overcome the low phosphate available in the soil is by utilizing a group of microorganisms. Microorganisms
and organic matter, each of which can produce organic acids that chew metal in the soil so that phosphate
becomes available to plants.
Keywords: Main Nursery, Phosphate Solubilization Agents, Rock Phosphate
How to Cite: Yosephine, I.O., Nicholas, F., dan Dina Arfianti. (2019). Pengaruh Aplikasi Pupuk
Rock Phosphate dan Mikroba Pelarut Fosfart Terhadap Pertumbuhan dan Kadar
Hara P Bibit Kelapa Sawit. Jurnal Agro Estate vol. 3 (2): 90-96..
90
rendahnya fosfat tersedia dalam tanah toksik dalam tanah akibat bahan kimia dari
adalah dengan memanfaatkan kelompok pestisida (Holmes et all,1998).
mikroorganisme pelarut fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk
Mikroorganisme dapat menghasilkan asam mengetahui pengaruh pupuk Rock
organik yang mengkhelat logam dalam Phosphate dan Mikroba Pelarut Fosfat
tanah sehingga fosfat menjadi tersedia bagi Bulkhoderia cepacia terhadap
tanaman (Hanafiah, 2012). pertumbuhan dan kadar hara P pada bibit
Pemanfaatan mikroorganisme pelarut kelapa sawit.
fosfat diharapkan dapat mengatasi masalah METODE PENELITIAN
P pada tanah masam yang juga dapat
menekan penggunaan pupuk anorganik dan Penelitian dilaksanakan di Areal
diperlukan untuk mempertahankan Pembibitan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
kesuburan tanah dengan menjaga dan Agrobisnis Perkebunan (STIPAP)
meningkatkan fungsi mikroorganisme Medan.Waktu penelitian selama 6 bulan,
tanah sehingga dapat meningkatkan dari bulan Februari – Juni 2019,
ketersediaan hara dan juga meningkatkan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
efektivitas pemupukan (Ritonga,2015). (RAK) Faktorial yang terdiri 2 faktor :
Berdasarkan penelitian yang Faktor ke-1 adalah perlakuan dosis
dilakukan oleh Sembiring et all, (2015) Burkholderia cepacia dengan taraf dosis :
bahwa selain jamur, bakteri juga berperan B0 = 0 ml/bibit/aplikasi, selama 2 kali, total
dalam pelarutan fosfat di dalam tanah. 0g
Burkholderia cepacia, yang sebelumnya B1 = 10 ml/bibit/aplikasi, selama 2 kali,
dikenal dengan Pseudomonas cepacia, total 20 g
merupakan bakteri gram negatif yang B2 = 20 ml/bibit/aplikasi, selama 2 kali,
diketahui kemampuannya dalam total 40 g
melarutkan fosfat di dalam tanah. Bakteri Faktor ke-2 adalah perlakuan dosis pupuk
ini terdapat di daerah sekitar perakaran Rock Phosphate dengan taraf dosis :
(rizosfer) dan dalam keadaan yang lembab. P0 = 0 g/bibit/aplikasi, selama 5 kali, total
Bakteri ini mampu menjadi agen biologis 0g
dalam pengendalian penyakit tanaman P1 = 10 g/bibit/aplikasi, selama 5 kali, total
karena bersifat patogenik bagi penyakit 50 g
tular tanah (soil borne disease). Selain itu P2 = 20 g/bibit/aplikasi, selama 5 kali, total
B. Cepacia mampu mendegradasi senyawa 100 g
91
Bahan-bahan yang digunakan adalah letak antar polibag adalah 60 x 60 cm.
bibit kelapa sawit berumur 3 bulan varietas Aplikasi Burkholderia cepacia dilakukan
DxP PPKS, pupuk RP (Rock Phosphate), 2x selama penelitian yaitu pada awal
mikroba (Burkholderia cepacia), tanah penelitian dan pada bulan ke-3. Aplikasi
ultisol, polibag, mulsa, bambu, seng plastik pupuk Rock Phosphate dilakukan 5x
dan paranet. selama penelitian.
Alat-alat yang digunakan adalah Parameter yang diamati yaitu tinggi
meteran kain, cangkul, ayakan tanah, bibit, jumlah daun, lingkar batang, berat
penggaris, martil, gergaji, gembor, kering tajuk, berat kering akar dan kadar
timbangan digital dan alat-alat penunjang hara P.
lainnya.
HASIL & PEMBAHASAN
Tahapan penelitian meliputi
persiapan areal penelitian dan membuat Tinggi Bibit
plot – plot percobaan.Media tanah yang Hasil pengamatan tinggi bibit terdapat pada
digunakan adalah tanah ultisol dengan Tabel 1.
berat tanah per polibag 10 kilogram. Jarak
92
Perlakuan aplikasi mikroba pelarut Galang dengan karakter kimia pH rendah
fosfat (B) dan pupuk RP tidak berpengaruh dan miskin unsur hara. Disamping itu unsur
nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit. hara N bersifat sangat mobile dan mudah
Pada umumnya unsur hara yang tercuci (Hanafiah, 2012).
diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif Lingkar Batang
adalah N sedangkan unsur P untuk
Hasil pengamatan lingkar batang terdapat
perkembangan perakaran, pembungaan dan
pada Tabel 2.
pembuahan (Wahyuni dan Sakiah, 2019).
Tanah yang digunakan adalah ultisol dari
Perlakuan aplikasi mikroba pelarut sel, pembentukan akar halus dan rambut
fosfat (B) tidak berpengaruh nyata terhadap akar, memperkuat tegakan.
pertumbuhan lingkar batang dan perlakuan Pupuk Rock Phospate merupakan
aplikasi pupuk Rock Phosphate (P) pupuk alam yang bersifat slow release atau
menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata. lambat tersedia, dengan demikian unsur P
Hal ini sejalan dengan pendapat yang terserap perlakuan-pelakuan
Promono (2002) yang menyatakan peranan berkontribusi positif terhadap serapan
P pada tanaman penting untuk pertumbuhan hara. Terjadinya akumulasi hasil
93
fotosintesa oleh bibit kelap sawit. Interaksi akar dan tidak berpengaruh nyata terhadap
perlakuan mikroba dan pupuk P tidak berat kering tajuk.
berpengaruh nyata terhadap lingkar batang Bakteri pelarut phosphate pada
bibit kelapa sawit mampu meningkatkan periode penelitian (± 6 bulan) diperkirakan
lingkar batang. telah mampu berkembang, menghasilkan
asam – asam organik sehingga mampu
Berat Kering Akar & Tajuk
melarutkan P dari penambahan pupuk RP
Hasil pengamatan berat kering akar dan berat maupun yang terfiksasi pada tanah ultisol
kering tajuk terdapat pada Tabel 3.
yang digunakan pada media tanam
95
KESIMPULAN Pascasarjana, Universitas Sriwijaya.
Propinsi Sumatera Selatan.
Perlakuan aplikasi Bulkhoderia Indonesia.
cepacia dan pupuk RP berpengaruh sangat
Ritonga, M., Bintang, dan M. Sembiring.
nyata terhadap berat kering perakaran serta 2015. Perubahan Bentuk P Oleh
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi Mikroba Pelarut Fosfat Dan Bahan
Organik Terhadap P-Tersedia Dan
bibit, lingkar batang, dan berat kering Produksi Kentang (Solanum
tajuk. Peningkatan kadar P daun terdapat Tuberosum L.) Pada Tanah Andisol
Terdampak Erupsi Gunung
pada perlakuan Bulkhoderia cepacia Sinabung. Jurnal Agroekoteknologi
dengan pangkat tertinggi pada perlakuan Vol. 4. No. 1 : 1641 – 1650. Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas
B1 (20g/bibit) yaitu meningkat 15%. Pertanian USU.
Secara umum perlakuan terbaik adalah
Sembiring, M , D. Elfianti, E.S. Sudarta,
B1P2 (20g Bulkhoderia cepacia dan 10g Dan T, Sabrina. 2015. Peningkatan
pupuk RP). Ketersediaan Fosfat Dan Produksi
Tanaman Kentang (Solanum
Tuberosum L) Dengan
DAFTAR PUSTAKA Menggunakan Talaromyces
Pinophilus Indigenous Dan Pupuk
Hardjowigeno, S. 2010 . Ilmu Tanah. Edisi Sp36 Pada Andisol Terdampak
Baru. Akademika Pressindo. Jakarta Erupsi Gunung Sinabung. Jurnal
Pertanian Tropik Vol 2, No 3.
Hartatik, W. 2011. Fosfat Alam Sumber Departemen Agroekoteknologi
Pupuk P yang Murah. Warta Fakultas Pertanian USU. Medan.
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Schachtman, D.P, R.J. Reid, S.M. Ayling.
Bogor. 1998. Phosphorus Uptake by Pants:
From Soil to Cell. Plant Physiol 116
Holmes. A. J. Govan and R. Goldstein. (2): 447-453.
1998. Agricultural Use of
Burkholderia (Pseudomonas) Corley, R.H.V. and P.B. Tinker. 2003. The
cepacia: a Threat to Human Oil Palm 4th edition. Blackwell.
Health?.Emerging Infectious
Diseases.4 (2), 221. Hanafiah, K.A. 2012. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Raja Grafindo Persada.
Madjid, A. 2009.Dasar-Dasar Ilmu
Tanah.Bahan Ajar Online. Fakultas Maschener, H. 1988. Mineral Nutrition of
Pertanian Unsri & Prodi Ilmu Higher Plants. Second Edition
Tanaman, Program S2, Program Academic Press.
96