Anda di halaman 1dari 55

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI DAN


PENATALAKSANAAN LEUKIMIA

DISUSUN OLEH :
KELAS 3A
KELOMPOK 7

1. Melina Kussumawati (1130020005)


2. Ayang Anasya A (1130020006)
3. Ricky Irawan (1130020007)
4. Riya Solikhatun M (1130020022)

Fasilitator:

Difran Nobel Bistara, S.Kep., Ns, M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem Hematologi dan Penatalaksanaan Leukimia”
dalam tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah oleh dosen Difran Nobel
Bistara, S.Kep., Ns., M. Kep.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan


makalah ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka kami
memohon maaf atas itu. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan. Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih

Surabaya, 14 Oktober 2021

(Kelompok 7)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang........................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................7
2.1 Pengertian Hematologi.............................................................................................7
2.2 Gangguan Sel Darah Merah.....................................................................................7
2.3 Gangguan Sel Darah Putih.......................................................................................8
2.5 Pengertian Leukimia..............................................................................................11
2.6 Patofisiologi Leukimia...........................................................................................12
2.7 Manifestasi Klinis Leukimia..................................................................................14
2.8 Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Leukimia.....................................................14
2.9 Penatalaksanaan Leukimia.....................................................................................15
2.10 Prognosi...............................................................................................................17
BAB III............................................................................................................................18
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................18
3.1 Hasil.......................................................................................................................18
3.2 Pengkajian..............................................................................................................20
BAB IV............................................................................................................................44
PENUTUP.......................................................................................................................44
4.1 Kesimpulan............................................................................................................44
4.2 Saran......................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................45

iii
iv
5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan adanya


abnormalitas gen pada sel n hematopoetik sehingga menyebabkan
poliferasiklonal dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40% leukimia
terjadi pada anak (Widagdo, 2012). Leukimia limfoblastik akut itu sendiri
adalah suatu penyakit keganasan pada jaringan hematopoetik yang ditandai
dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal
atau sel leukemik dan penyebabkan penekanan dan penggantian unsur
sumsum yang normal (Price, 2009).

Leukimia limfoblastik Akut (LLA) adalah kasus keganasan yang paling


banyak di temukan pada anak-anak yang terdiri dari 80-85%. Puncaknya dari
kasus LLA ini adalah terjadi pada anak-anak berusia 2-4 tahun (Porth, 2005).
Hampir dari semua kasus dengan penyakit LLA belum diketahui penyebab
pastinya sampai sekarang, walaupun beberapa faktor genetik dan lingkungan
sering dihubungkan dengan leukemia pada anak-anak. Bahkan terpaparnya
sinar radiasi juga telah dihubungkan dengan meningkatnya angka kejadian
LLA. Selain itu, menurut beberapa penelitian dan deskripsi tentang berbagai
tingkatan geografi dengan setiap kasus telah menimbulkan perhatian
bahwasanya faktor lingkungan bisa menyebabkan naiknya angka kejadian
kasus Leukemia Limfoblastik Akut LLA (Behrman, 2004).

Menurut Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012,


menyatakan bahwa setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25
juta orang, dan dari jumlah tersebut sebesar 4% atau 250.000 penderita adalah
anak-anak. Kasus yang paling banyak untuk dijumpa di sekitar adalah
penyakit LLA. American Cancer Society (ACS) tahun 2014, memperkirakan
di Amerika Serikat terdapat 6020 kasus baru leukimia limfoblastik akut
terhadap anak-anak dan orang dewasa. Kasus baru terhadap penyakit LLA per
tahun terjadi sebanyak kurang lebih 5000 di Eropa dan diperkirakan pebanyak
6

2000-3000 kasus di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) di tahun 2013 penderita kanker di indonesia selain kanker serviks
dan prostat adalah 1.027.763 jiwa.

Yayasan hematologi yasmia adalah suatu yayasan yang menaungi


penderita kanker kelainan darah yang terletak di provinsi jawa tengah
mengatakan bahwa jumlah pasien leukimia anak yang terdaftar di yayasan
tersebut mengalami peningkatan dengan jumlah penderita dari tahun 2011
adalah 3 penderita, tahun 2012 sebanyak 37 penderita, tahun 2013 sebesar 44
penderita, tahun 2014 sebesar 53 penderita, dan pada tahun 2015 penderita
penyakit tersebut mencapai 59 pasien. Di daerah Surakarta sendiri hampir
mencapai lebih dari 100 orang anak yang menderita penyakit tersebut,
sedangkan di Yogyakarta insiden LLA sebesar 27,7%. Data ini terlihat lebih
tinggi dibandingan dengan negara barat (Joglosemar, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran
gejala Leukemia.

B. Tujuan Khusus
7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Hematologi

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,


termasuk didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ
khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah
merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10%
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada
setiap orang itu berbeda-beda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan
jantung atau pembuluh darah (Handayani dan Haribowo, 2012).

Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari


tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu
organ tubuh yang sangat penting bagi tubuh manusia karena di dalamnya
terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan berupa plasma
darah, maupun komponen padat berupa sel-sel (Firani, 2018).

Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup khususnya


untuk mengangkut zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses
metabolisme tubuh akan terjadi gangguan jika darah mengalami gangguan.
Kelainan pada darah adalah kondisi yang mempengaruhi salah satu atau
beberapa bagian dari darah sehingga menyebabkan darah tidak dapat
berfungsi secara normal. Dampak kelainan darah akan mengganggu fungsi
dari bagian-bagian darah tersebut. Kelainan darah dapat terjadi pada anak-
anak maupun dewasa, kelainan pada darah diantaranya yaitu kelainan eritrosit
seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti leukemia, kelainan pada
trombosit seperti trombositopenia, dan kelianan hemostasis : hemophilia.

2.2 Gangguan Sel Darah Merah

Gangguan sel darah merah adalah kondisi yang menyerang sel yang
bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Berbagai
penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah merah meliputi:
8

1. Anemia

Anemia disebabkan karena jumlah sel darah merah dalam tubuh


rendah. Jika terkena anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan suplai
darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah,
lesu, dan tidak bertenaga. Anda juga mungkin memiliki gejala lain,
seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

Anemia terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan menurut


penyebabnya.Beberapa jenis anemia yang paling umum adalah
anemia defisiensi besi, pernisosa (defisiensi vitamin B12), hingga
anemia sel sabit.

2. Polisitemia vera

Dikutip dari Mayo Clinic, polisitemia vera adalah kondisi ketika


sel darah merah yang diproduksi pada sumsum tulang belakang
terlalu banyak. Meningkatnya produksi sel darah merah dalam tubuh
dapat menyebabkan darah membeku dan menghambat aliran darah.
Kondisi ini meningkatkan risiko pembekuan darah.Jika tidak segera
diobati, gumpalan darah dapat melewati pembuluh darah,
menyebabkan kondisi serius seperti stroke (pembuluh darah otak)
atau infark miokard (arteri jantung).

2.3 Gangguan Sel Darah Putih

Gangguan sel darah putih merupakan kondisi yang menyerang sel yang
bertugas sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Adanya
kelainan pada jumlah sel darah putih dapat membuat Anda rentan mengalami
infeksi. Berbagai kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah putih
meliputi:
9

1. Limfoma

Limfoma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi kelenjar


getah bening, kelenjar timus, sumsum tulang, dan bagian tubuh
lainnya. Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih yang berkembang
tidak normal dan di luar kendali. Limfoma terdiri dari berbagai jenis,
tetapi dua kategori utama dari limfoma adalah limfoma Hodgkin dan
limfoma non-Hodgkin.

2. Leukimia

Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika sel darah
putih berubah menjadi tidak normal dan berkembang biak secara
tidak terkendali di dalam sumsum tulang. Ini adalah jenis yang
paling umum dari kanker darah. Berdasarkan seberapa cepat
perkembangannya serta jenis sel darah putih yang diserang, leukemia
dibedakan menjadi akut dan kronis. Leukemia kronis jauh lebih
berbahaya dan sulit untuk diobati dibanding leukemia akut.

3. Multiple Myloma

Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang terjadi karena


sel plasma berubah menjadi ganas dan berkembang biak tidak
terkendali. Padahal, sel plasma berperan untuk menghasilkan
antibodi (atau immunoglobulin) yang membantu tubuh menyerang
dan membunuh kuman. Multiple myeloma menyebabkan produksi
antibodi menjadi tidak normal, yang mengakibatkan sistem
kekebalan tubuh Anda menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi.

4. Sindrom Mielodisplastik (praleukemia).

Sindrom mielodisplastik atau disebut juga dengan penyakit


praleukemia adalah jenis kanker darah yang menyerang sumsum
tulang. Kondisi ini disebabkan oleh sel darah yang terbentuk tidak
sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
10

Meski sering kali muncul secara perlahan, sindrom ini juga


dapat muncul secara mendadak dan menjadi leukemia pada tingkatan
yang parah. Penyakit kelainan darah yang memengaruhi trombosit.
Gangguan ini menyerang trombosit, yaitu sel dalam darah yang
bersirkulasi di aliran darah dan membantu darah membeku.

2.4 Gangguan Darah yang Mempengaruhi Trombosit

Beberapa penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi trombosit adalah:

1. Trombositopenia

Penyakit trombositopenia terjadi karena trombosit dalam darah


terlalu rendah. Trombosit adalah sel darah yang berperan penting
pada proses pembekuan darah. Kondisi ini dapat disebabkan karena
masalah kesehatan atau efek dari obat-obatan tertentu. Pada kasus
yang langka, jumlah trombosit dapat menjadi sangat rendah di mana
perdarahan internal yang berbahaya dapat terjadi.

2. Trombositemia Esensial

Trombositemia esensial adalah peningkatan jumlah trombosit


tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini menyebabkan pembekuan darah
berlebihan dan perdarahan. Trombositemia esensial bisa terjadi
akibat gangguan proses pembentukan sel punca (stem cell)
pembentuk darah. Sayangnya, sampai saat ini para ahli belum
mengetahui apa penyebab pasti dari trombositosis esensial.

3. Trombofilia

Pengentalan darah atau disebut juga dengan trombofilia adalah


penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah. Kondisi ini
menyebabkan darah lebih mudah untuk menggumpal. Beberapa
orang yang didiagnosis penyakit pada darah ini harus minum obat
11

pengencar darah setiap hari untuk menghindari terjadinya


penggumpalan darah.

2.5 Pengertian Leukimia

Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang


ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah
abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak
terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk
hematopoietik. Sel leukemik juga ditemukan dalam darah perifer dan sering
menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati dan kelenjar limfe
(Wirawan R. 2003).

Leukimia dikenal dengan kanker darah adalah salah satu klasifikasi


dalam penyakit kanker pada darah atau sumsum tulang, ditandai dengan
pertumbuhan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel pembentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Hal ini umumnya terjadi di
leukosit atau sel darah putih. Sel normal dalam sumsum tulang digantikan
oleh sel abnormal dan sel ini dapat ditemukan di darah perifer atau darah tepi.
Sel leukimia ini mempengaruhi sel darah normal serta imunitas penderitanya
(Wirawan R. 2003).

Leukemia di klasifikasikan berdasarkan tipe sel, baik menurut maturitas


sel maupun turunan sel. Berdasarkan maturitas sel, leukemia dibedakan atas
akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian besar immatur (blast) maka
leukemia di klasifikasikan akut, sedangkan jika yang dominan adalah sel
matur maka di klasifikasikan sebagai leukemia kronik. Berdasarkan turunan
sel, leukemia di klasifikasikan atas leukemia mieloid dan leukemia limfoid.
Kelompok leukemia mieloid meliputi granulositik, monositik, megakriositik
dan eritrositik (Launder TM,2002).

Penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang abnormal dan


ganas sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia. Leukemia limpois atau
12

limpositik akut ini merupakan kanker jaringan yang menghasilkan leukosit


yang imanur dan berlebihan sehingga jumlahnya menyusup kebagian organ
seperti sumsum tulang dang mengganti unsur sel yang normal sehingga
mengakibatkan jumlah eritrosit kurang, untuk mencukupi kebutuhan sel
sehingga timbul pendarahan Leukemia merupakan suatu penyakit klonal,
yang berarti suatu sel kanker abnormal berproliferasi tanpa control,
menghasilkan sekelompok sel-sel anak yang abnormal sehingga menghambat
semua sel-sel lain di sumsum tulang untuk berkembang normal (Hidayat,
2006).

Leukemia merupakan suatu keganasan yang mana berasal dari suatu


perubahan genetik pada satu atau banyak sel yang berada disumsum tulang.
Leukemia adalah proliferasi sel induk hematopoetik yang tidak terkontrol,
ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal dengan
jumlah yang lebih, dimana dapat menyebabkan kegagalan pada sumsum
tulang dan jumlah leukosit yang tinggi Proliferasi yang tidak teratur atau
akumulasi sel darah putih dan sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum
tulang normal, neoplasma akut dan kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa. Leukemia adalah suatu keganasan pada alat
pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang
ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah
normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Arif, 2002).

2.6 Patofisiologi Leukimia

Leukemia adalah jenis ganguan pada sistem hematopoietic yang total dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukemia dan prosedurnya. Sejumlah besar sel
pertama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang,
limposit didalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan
berlanjut ke organ yang lebih besar. Proliferasi dari satu jenis sel sering
menggangu produksi normal sel hematopoetik lainnya dan mengarah ke
13

pengembangan/pembelahan sel yang cepat dan ke sitopenias (penurunan


jumlah). Pembelahan dari sel darah putih mengakibatkan menurunnya
immunocompetence dengan meningkatnya kemungkinan terjaddi infeksi
(Long,1996).
Menurut Suriadi, 2001, normalnya sumsum tulang diganti dengan tumor
yang ganas, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi
eritrosit dan trombosit terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan
trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami
infeksi, manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya sumsum tulang
dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan
metabolisme, depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan
leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan, dan
adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran
hati, limfe, nodus Limfe, dan nyeri persendian.
Pada normalnya, sel darah putih berfungsi sebagai imunitas pertahanan
tubuh terhadap infeksi. Sel ini dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Leukemia ini dapat meningkatkan produksi sel darah putih pada
sumsum tulang yang normal, dengan ini sel darah putih terlihat berbeda
dengan sel normal dan tidak dapat berfungsi seperti biasanya. Sel leukemia
dapat memblok produksi sel darah normal, merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah yang berfungsi menyuplai
oksigen pada jaringan serta merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi.
Hasil pemeriksaan sitogenik untuk mengetahui aberasi kromosom yang
dapat terjadi pada pasien leukemia. Perubahan kromosom dapat berupa
perubahan angka, yang menghilangkan atau menambahkan seluruh
kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan
kembali), delesi, inversi, dan insersi. Pada kondisi tersebut, dua kromosom
atau lebih dapat mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang
berubah dapat dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
14

2.7 Manifestasi Klinis Leukimia

Gambaran klinis secara umum antara lain :

1. Gejala-gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme, misalnya


penurunan berat badan, kelelahan, anoreksia, keringat malam.
2. Splenomegali hampir selalu ada dan seringkali bersifat masif. Pada
beberapa pasien, perbesaran limpa disertai dengan rasa tidak nyaman,
nyeri atau gangguan pencernaan.
3. Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardia.
4. Memar, epistaksis, menorhagia, atau pendarahan dari tempat- tempat lain
akibat fungsi trombosit yang abnormal.
5. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia akibat
pemecahan purin yang berlebihan dapat menimbulkan masalah.
6. Gejala yang jarang dijumpai meliputi gangguan penglihatan.

2.8 Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Leukimia

1. Hematologi Rutin
Pada fase kronis, kadar Hb pada umumnya normal atau menurun,
leukosit antara 20-60.000/mm3. Persentase pada eosinofil dan basofil
akan meningkat. Trombosit biasanya akan meningkat antara 500-
600.000/mm3. Walaupun pada kasus sangat jarang dapat juga hasilnya
normal atau menurun.
2. Apus Darah Tepi
Eritrosit yaitu sebagian besar normokrom normosister, yang sering
ditemukan adanya polikromatofil. Tampak adanya seluruh tingkatan
diferensiasi dan maturasi pada sel granulosit, persentasi pada sel mielosit
dan metamielosit, eosinofil dan atau bahkan basofil akan meningkat.
3. Apusan Sumsum Tulang
Akan terdapat peningkatan selularitas (hiperseluler) akibat
proliferasi dari sel-sel leukosit, sehingga terjadi peningkatan rasio
mieloid : eritroid dan megakariosit lebih banyak. Dengan menggunakan
15

pewarnaan retikulin, tampak bahwa stroma sumsum tulang mengalami


fibrosis.
4. Karyotipik
Mulanya karyotipik dikerjakan dengan teknik pemitaan (G- banding
technique) dan pada saat ini telah digantikan oleh metode FISH
(Flourscreen Insitu Hybridization) yang mana lebih akurat. Beberapa
aberasi kromosom yang sering ditemukan pada LMK, antara lain : +8,
+9, +21, i(17). Seluruh tingkatan diferensiasi dan maturasi pada sel
granulosit, persentasi pada sel mielosit dan metamielosit, eosinofil dan
atau bahkan basofil akan meningkat.

2.9 Penatalaksanaan Leukimia

Tujuan dari terapi leukemia mielositik kronik adalah untuk mencapai


remisi lengkap, baik remisi hematologi (digunakan obat-obat yang bersifat
mielosupresif), remisi sitogenetik, maupun remisi biomolekular. Begitu
tercapai remisi hematologis, dilanjutkan terapi interferondan atau cangkok
sumsum tulang.

1. Hidroksiurea
Hidroksiurea adalah suatu analog urea yang bekerja menghambat
enzim ribonukleotida reduktanse sehingga menyebabkan hambatan
sintesis ribonukleotida trifosfat dengan akibat terhentinya sintesis DNA
pada fase S. Obat ini diberikan per oral dan menunjukan bioavailabilitas
yang mendekati 100%. Dosisnya adalah 30mg/kgBB/hari diberikan
sebagai dosis tunggal maupun dibagi 2-3 dosis. Efek sampingnya
adalah mielosupresi, mual, muntah, diare, mukositis, sakit kepala, dan
letargi.
2. Busulfan
Busulfan merupakan obat paliatif pilihan pada leukemia
mielositik kronik. Pada dosis rendah, depresi selektif telihat
granulopoiesis dan trombopoiesis, pada dosis yang lebih tinggi
terlihat depresi eritropoiesis. Obat ini sering menyebabkan
16

depresi sumsum tulang sehingga pemeriksaan darah harus sering


dilakukan.
Untuk pengobatan jangka panjang pada leukemia
mielositik kronik dosisnya sebanyak 2-6mg/hari secara oral dan
dapat dinaikan sampai 12 mg/hari.Efek samping yang dapat
ditimbulkan oleh busulfan antara lain adalah asthenia, hopotensi,
mual, muntah, dan penurunan berat badan.

3. Imatinib
Imatinib merupakan penghambat tirosin kinase pada
onkoprotein BCR-ABL dan mencegah fosforilasi substrat kinase
oleh ATP. Obat ini diindikasikan untuk leukemia mielositik
kronik yaitu suatu kelainan sel hematopoietik yang ditandai
dengan adanya kromosom Philadelphia dengan translokasi
t(9;22) yang menyebabkan fusi protein BCR-ABL. Imatinib
diberikan per oral dan diabsorpsi dengan baik oleh lambung.
Obat ini terikat kuat pada protein plasma, dimetabolisme oleh
hati, dan dieliminasi melalui empedu dan feses.
Dosis untuk fase kronik adalah 400mg/hari setelah makan
dan dapat ditingkatkan sampai 600mg/hari bila tidak mencapai
respon hematologik setelah 3 bulan pemberian, atau pernah
membaik tetapi kemudian memburuk dengan Hb menjadi rendah
dan atau leukosit meningkat dengan tanpa perubahan jumlah
trombosit. Dosis harus diturunkan bila terjadi neutropeni
(<500/mm3) atau trombositopeni (<50.000/mm3) atau
peningkatan SGOT/SGPT dan bilirubin. Untuk fase krisis blas
dapat diberikan langsung 800mg/hari.

4. Interferon alfa-2a atau Interferon alfa-2b


Perlu premedikasi dengan analgetik dan antipiretik sebelum
pemberian obat ini untuk mencegah/mengurangi efek samping
interferon berupa flu like syndrome. Dosis 5 juta IU/mk/hari subkutan
sampai tercapai remisi sitogenetik, biasanya setelah 12 bulan terapi.
Sedangkan berdasar hasil penelitian di Indonesia, dosis yang dapat
ditoleransi adalah 3 juta IU/m3/hari.

5. Cangkok sumsum tulang belakang


17

Data menunjukan bahwa cangkok sumsum tulang dapat


memperpanjang masa remisi sampai >9 tahun, terutama pada cangkok
sumsum tulang alogenik. Cangkok sumsum tulang tidak dilakukan pada
kromosom Ph negatif atau BCR-ABL negatif.

2.10 Prognosi

Faktor-faktor dibawah ini merupakan faktor yang memperburuk


prognosis pada pasien LMK, antara lain :

1. Pasien pada usia lanjut, keadaan umum yang memburuk, disertai dengan
gejala sistemik seperti penurunan berat badan, demam dan keringat
malam.
2. Temuan pada laboratorium yaitu anemia berat, trombositopenia,
trombosistosis, basofilia, eosinofilia, kromosom Ph negatif dan BCR-
ABL negatif.
3. Terapi yang memerlukan waktu lama butuh waktu >3 bulan untuk
mencapai remisi, memerlukan terapi dengan dosis tinggi, dan waktu
remisi yang singkat.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengkajian dilakukan pada hari Kamis 15 Oktober 2021 jam 08.00
wib didapat data pasien An. D mengatakan ada bisul di kaki kanan,di paha kanan di mata
kaki kiri dan di bokong. Bisul terasa perih jika tersentuh. Pasien mengatakan pusing.
Ayah pasien mengatakan keluhan utama saat pasien sakit sariawan dan peradangan,
pasien sulit makan, Sewaktu di rumah sakit pernah di coba untuk di pasang NGT tapi
pasien muntah. Pasien masuk RS. Hidayatullah di rujuk ke RSUP Dr.Sardjito karena
sudah ketahuan memiliki penyakit Leukimia.

Riwayat kesehatan pasien, Ayah pasien mengatakan pasien sariawan dan peradangan
dan lama tidak sembuh-sembuh lalu di periksakan ke puskesmas di beri obat dan tidak
sembuh lalu periksa di rumah sakit Hidayatullah dan di lakukan cek laboratoritum dan
hasilnya pasien positif memiliki penyakit leukemia.Saat itu juga pasien di rujuk ke RSUP
Dr.Sardjito dan di opname. Pasien mendapat 50 kemoterapi yang pertama pada bulan
Agustus 2020 lalu kemoterapi terakhir pada bulan Maret 2021. Sebelumnya pasien tidak
pernah opname di rumah sakit. Pasien mengatakan menyukai bagian tubuhnya yaitu
rambut, tetapi rambutnya sekarang rontok karena efek kemoterapi. Pasien mengatakan
malu tentang kondisinya jika ada teman - temannya.

Pasien mengatakan sudah tidak mau sekolah. Setelah diagnosa ditegakkan


didapatkan diagnosa keperawatan utama pada An. D yaitu kerusakan integritas kulit.
Selanjutnya rencana keperawatan yang dilakukan untuk kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan efek kemoterapi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan pasien tissue integrity dengan kriteria hasil yang pertama integritas
kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi,elastic,temperatur,hidrasi,pigmentasi ), yang
kedua tidak ada luka/lesi pada kulit, yang ketiga perfusi jaringan baik tidak ada tanda
kemerahan, yang keempat mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelemabapan
kulit dan perawatan alami.

Rencana tindakan yang diberikan yaitu ressure management : monitor kulit adanya
kemerahan, anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar, jaga kebersihan
kulit agar tetap bersih dan kering, oleskan lotion atau salep pada daerah yang terkena,

18
ajarkan pasien mandiri memberikan salep, monitor kebersihan lingkungan. Implementasi
memonitor kulit adanya kemerahan, menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
yang longgar, menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering, mengoleskan lotion
atau salep pada daerah yang terkena, mekebersihan lingkungan. Evaluasi pada An. D
masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi karena pasien mengatakan bisulnya
perih jika di sentuh. Terdapat bisul dikaki kanan, dipaha kanan, di mata kaki kiri, dan
bokong.

Sehingga rencana keperawatan dapat dilanjutkan dengan monitor kulit adanya


kemerahan , anjuran pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar, jaga kebersihan
kulit agar tetap bersih dan kering, oleskan lotion atau salep pada daerah yang terkena.

19
3.2 Pengkajian

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : - Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2021

NIM : - Jam pengkajian : 12.00 wib

Tempat Praktik : RSI Surabaya

Biodata :

Pasien : Penanggung Jawab :

Nama : An. D Nama : Tn. K

Umur : 11 Tahun Umur : 49 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Wiraswasta

Status Pernikahan : Belum menikah Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Jemursari, SBY Alamat : Jemursari, SBY

Diagnosa Medis : Acute Hubungan dengan klien : Ayah Kandung


Mieloblastik
Leukimia (AML)
relaps

20
No. RM : 01.70.40.17

Tgl. Masuk : 12 Oktober 2021

1. Status kesehatan Saat Ini

a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri yang ditimbulkan bisul ketika


disentuh.

b. Lama keluhan : 1 Minggu

c. Kualitas keluhan : Hilang Timbul

d. Faktor pencetus : -

e. Faktor pemberat : -

f. Upaya yg. telah dilakukan: -

2. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat Kesehatan Saat Ini

pasien An. D mengatakan ada bisul di kaki kanan,di paha kanan di mata kaki kiri
dan di bokong. Bisul terasa perih jika tersentuh. Pasien mengatakan pusing. Ayah
pasien mengatakan keluhan utama saat pasien sakit sariawan dan peradangan, pasien

21
sulit makan, Sewaktu di rumah sakit pernah di coba untuk di pasang NGT tapi pasien
muntah.

b. Riwayat Kesehatan Terdahulu :

1) Penyakit yang pernah dialami

a. Kecelaakan (jenis & waktu) :-

b. Pernah dirawat :-

c. Operasi (jenis & waktu) :-

d. Penyakit:

- Kronis : ………………………………………………………

- Akut : Acute Myloblastic Leukimia

e. Terakhir masuki RS : 05 Agustus 2020

2) Alergi (obat, makanan, plester, dll): -

3) Imunisasi

( ) BCG ()Hepatitis

() Polio ()Campak

() DPT ( )…………………………

22
4) Kebiasaan :

jenis Frekuensi
Jumlah/Lamanya

Merokok .................................... .................................... ..............................

Kopi .................................... .................................... ..............................

Alkohol .................................... .................................... ..............................

5) Obat-obatan

Jenis Lamanya Dosis

Kemoterapi (Intravena) 1 Tahun -

............................................. ................................................ .................................

c. Riwayat Penyakit Keluarga :

Ayah pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menular maupun seperti penyakit yang di derita pasien.

d. genogram :

23
Keterangan Gambar :

keterangan :

: pasien berumur 11 tahun : Garis Keturunan

: Perempuan : Tinggal serumah

: Laki-laki : Garis Pernikahan

3. Basic Promoting physiology of Health

24
1. Aktivitas dan latihan

Kemampuan ambulasi dan ADL

Rumah Rumah Sakit

Makan/minum 0 0

Mandi 2 2

Berpakaian/berdandan 2 2

Toileting 2 2

Mobilitas di tempat 2 0
tidur

Berpindah 0 2

Berjalan 2 2

Naik tangga 1 1

Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu

Rumah Rumah Sakit

Pekerjaan 0 2

Olah raga rutin 3 3

Alat Bantu jalan 2 2

25
Kemampuan melakukan 3 2
ROM

2. Tidur dan istirahat

a. Lama tidur : 7 jam Tidur siang: Ya / Tidak

b. Kesulitan tidur di RS : Ya / Tidak

c. Alasan : ……………………………………

d. Kesulitan tidur : [ - ] menjelang tidur

[ - ] mudah/sering terbangun

[ - ] merasa tidak segar saat bangun

3. Kenyamanan dan nyeri

Nyeri : Palliative/Profokatif : Adanya bisul

Quality : Terasa Perih

Region :

26
Depan Belakang

Scale : 4-6

Time :  hilang timbul terus menerus

4. Nutrisi

a. Frekuensi makan : 3x/hari, ½ porsi

b. Berat Badan / Tinggi Badan : 38 kg

c. IMT & BBR : 17,4 & 105,27

d. BB dalam 1 bulan terakhir : [-] tetap

[-] meningkat:…Kg, alasan…………

[] menurun: 5.Kg, nafsu makan pasien


menurun

e. Jenis makanan : Nasi

f. Makanan yang disukai : Nasi Goreng

g. Makanan pantang :……… Alergi ……………

h. Nafsu makan : [ ] baik

27
[] kurang, Nyeri karena sariawan

i. Masalah pencernaan : [-] mual

[-] muntah

[-] kesulitan menelan

[-] sariawan

j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: -

k. Diit RS :…………… [ ] habis

[ ] ½ porsi

[ ] ¾ porsi

[ ] tidak habis, alasan……

l. Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

5. Cairan, elektrolit dan asam basa

a. Frekuensi minum : Normal Konsumsi air/hari: 1,7 liter/hari

b. Turgor kulit : kembali normal dalam waktu < 1 dtk

c. Support IV Line : Ya / Tidak, Jenis: Kemoterapi, Dosis

28
6. Oksigenasi

a. Sesak nafas : [ ] tidak

[ ] ya

1) Frekuensi : 22x/menit

2) Kapan terjadinya :-

3) Kemungkinan factor pencetus :-

4) Factor yang memperberat :-

5) Factor yang meringankan :-

b. Batuk : Ya / Tidak

c. Sputum : Ya / Tidak

d. Nyeri dada : Ya / Tidak

e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada: -

f. Riwayat penyakit : [ - ] Asma

[ - ] TB

[ - ] Batuk darah

29
[ - ] Chest Surgery / Trauma dada

[ - ] Paparan dg penderita TB

g. Riwayat merokok : Pasif / Aktif

7. Eliminasi fekal/bowel

a. Frekuensi : 2 hari 1x Penggunaan, pencahar: -

b. Waktu : pagi / siang / sore / malam

c. Warna : Kuning kecoklatan , Darah, konsistensi: Lembek

d. Ggn. Eliminasi bowel : [-] Konstipasi

[-] Diare

[-] Inkontinensia bowel

e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

8. Eliminasi urin

a. Frekuensi : 4-5x/hari, Penggunaan pencahar -

b. Warna : Kuning jernih, Darah -

30
c. Ggn. Eliminasi bladder: [ - ] nyeri saat BAK

[ - ] burning sensation

[ - ] bladder terasa penuh setelah BAK

[ - ] inkontinensia bladder

d. Riwayat dahulu : [ - ] penyakit ginjal

[ - ] batu ginjal

[ - ] injury / trauma

e. Penggunaan kateter : Ya / Tidak

f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

g. Warna :[  ] normal [ ]hematuria [ ]seperti teh

h. Keluhan : [ - ]nokturia [ - ] retensi urine [ - ] inkontinensia urine

9. Sensori, persepsi dan kognitif

a. Ggn. Penglihatan : Ya / Tidak

b. Ggn. Pendengaran : Ya / Tidak

c. Ggn. Penciuman : Ya / Tidak

31
d. Ggn. Sensasi taktil : Ya / Tidak

e. Ggn. Pengecapan : Ya / Tidak

f. Riwayat penyakit: [ - ] eye surgery

[ - ] otitis media

[ - ] luka sulit sembuh

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum :

Kesadaran : [ ] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma

GCS :

Vital Sign : TD : - mmHg

Nadi : Frekuensi : 110x/mnt

Irama : [ ] reguler [ - ] ireguler

Kekuatan/isi : [ - ] kuat [ ] sedang [ - ] lemah

Respirasi : Frekuensi : 22 x/mnt

Irama : [ ] reguler [ ] ireguler

Suhu : 37,2 oC

32
b. Kepala :

Kulit : [ ]Normal [ ] Hematoma [ ] Lesi [ ]kotor

Rambut : [ ]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam

Muka : [ ]Normal [ ] bells palsy [ ] hematom [ ]lesi

Mata : konjungtiva : [ ] Normal [ ] Anemis [ ] Hiperemis

Sclera : [ ] Normal [ ] ikterik

Pupil : [ ] isokor [ ] anisokor

Palpebra : [ ] normal [ ] hordeolum [ ] oedema

Lensa : [ ] normal [ ] keruh

Visus : [ ] normal ka/ki [ ]miopi ka/ki

[ ] hipermetropi ka/ki [ ] astigmatisme ka/ki

[ ] Kebutaan ka/ki

Hidung : [ ]normal [ ]septum defiasi [ ] polip [ ]epistaksis

[ ] Gangguan indra penghidu [ ] sekret

Mulut : gigi :[  ] normal [ ]caries dentis, di :…………

[ ] Gisi palsu, di:………..

33
Bibir : [ ]normal [ ] kering [ ]stomatitis [ ] sianosis

Telinga : [ ] simetris/asimetris, [ ] bersih/kotor, [ ] gangguan pendengaran


ada/tidak

c. Leher : [ ] Normal [ ] Pembesaran thyroid [ ] Pelebaran JVP

[ ] kaku kuduk [ ] Hematom [ ] Lesi

d. Tenggorokan : [ ] Normal [ ] Nyeri telan [ ] Hiperemis

[ ]Pembesaran tonsil

e. Dada : Bentuk : [ ] Normal [ ] Barrel chest [ ] Funnel chest[ ] Pigeon chest

Pulmo : Inspeksi : dada simetris

Palpasi : Fremitus taktil ka/ki : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan abnormal

Perkusi : ka/ki : suara dada kanan & kiri sonor

Auskultasi : [ ] vesikuler ka/ki [ ]whezing [ ] ronkhi

Cor : Inspeksi : ..............................................................

Palpasi : Ictus cordis :……………………………

Perkusi : batas jantung :…………………………...

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI): lup

34
Bunyi jantung II (SII) : dup

Bunyi jantung III (SIII): -

Murmur : -

f. Abdomen : Inspeksi : [ ] normal [ ] ascites

Palpasi : [ ]normal [ ] hepatomegali [ ]splenomegali


[ ] Tumor

Perkusi : [ ] normal [ ] Hypertimpani [ ] pekak

Auskultasi : Peristaltik : 12 x/mnt

g. Genetalia : Pria : [ ] Normal [ ] Hypospadia [ ] Epispadia


[ ] hernia [ ] Hydrocell [ ] Tumor

Perempuan : [ ]normal [ ]kondiloma [ ] prolapsus uteri

[ ] Perdarahan [ ] keputihan

h. Rectum : [ ]Normal [ ] Hemoroid [ ] Prolaps [ ] Tumor

i. Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki : 5

ROM ka/ki : -

capilary refile : -

bawah : kekuatan otot ka/ki : 4

35
ROM ka/ki : -

Capillary refile : -

5. Psiko sosio budaya Dan Spiritual

Psikologis :

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah

 Klien merasa malu karena akibat kemoterapi yang dijalani nya klien menjadi
kehilangan rambut, dan sering diolok-olok temannya.

Cara mengatasi perasaan tersebut

 Pasien mengatakan menyukai bagian tubuhnya yaitu rambut,tetapi rambutnya


sekarang rontok karena efek kemoterapi.

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah

 Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan baik dan hubungan klien
dengan petugas kesehatan juga baik tapi jika bertemu dengan petugas kesehatan
laki-laki klien kadang malumalu.

Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :

36
 Klien mengatakan kalau ada masalah bercerita kepada ayahnya. Klien mengatakan
meminta pendapat biasanya kepada ayahnya.

pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :

 Klien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya. Klien mengatakan


menerima kondisinya yang sedang sakit.

Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :

 Klien senang bermain dengan anak-anak lain disekitarr rumahnya

kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :

 Lingkungan tempat tinggal klien yang sedikit kotor karena tetangganya sering
membuang sampah sembarangan

cara mengatasinya

 Klien dan ayahnya membersihkannya bersama agar bersih kembali

pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :

 Klien hanya mengetahui tentang bermain bersama teman-temannya

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya: islam

37
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: tidak ada

Spiritual :

Aktivitas ibadah sehari-hari : Klien beragama islam, klien mengatakan selama di rumah
jarang menjalankan shalat 5 waktu.

Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : sholat

Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami :

Klien sudah ikhlas menerima semuanya.

6. Pemeriksaan Penunjang :

(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)


Tgl
Jenis pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
pemeriksaan
Albumin 3.69 g/dL 3.40-5.00
Glukosa sewaktu 75 mg/dL 74-140
Eritrosit 3.63x 10^6/uL 4.00-5.20
Hemoglobin 10.5 g/dL 11.5-15.5
30 Juni 2015
MCH 29.0 g 27.0-32.0
MCHC 34.9 g/dL 32.0-36.0
Hematokrit 30.2 % 35.0-45.0
MCV 83 % 80-99
Leukosit 1.18x 10^3/uL 45-14.50
Netrofil # 0.21x 10^3/uL 220-480
Limfosit # 0.79 10^3/uL 1.30-0.80

38
Monosit # 0.07 10^3/uL 0.30-080
Trimbosit 94X10^3/uL 150-450

7. Terapi Medis :
Dosis &
Hari/tgl Obat Rute Jam
satuan
12 jam
Ranitidine 50mg iv 8 jam
Ondansentron 8 mg iv 24 jam
Fluconazole 400 mg iv 8 jam
4 Juni
Vancomycin 600 mg iv 8 jam
2015
KCL 500 mg po 8 jam
Cotrimoxazole 2 tablet po 12 jam
Ranitidine 50 mg iv 8 jam
Ondansentron 8 mg iv 24 jam
Fluconazole 400 mg iv 8 jam
5 Juni
Vancomycin 600 mg iv 24 jam
2015
Leukogen 150 mg iv 8 jam
Dipenhidramin 10 mg iv 8 jam
KCL 500 mg po 8 jam
Cotrimoxazole 960 mg po
12 jam
Ranitidine 50 mg iv 8 jam
Ondansentron 8 mg iv 24 jam
Fluconazole 400 mg iv 8 jam
6 Juni
Vancomycin 600 mg iv 8 jam
2015
Dipenhidramin 10 mg iv 8 jam
KCL 500 mg po 8 jam
Cotrimoxazole 960 mg po

39
3.2 Analisa Data

Nama klien : An. D No. Register : 01.70.40.11

Umur : 12 Tahun Diagnosa Medis : Acute Mieloblastik Leukimia


(AML) relaps

Ruang Rawat : Kartika 2 Alamat : Jemursari, SBY

No DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 Ds : Px mengatakan ada efek kemoterapi Kerusakan integritas
bisul dan rasanya perih jika kulit
tersentuh.

Do : Terdapat bisul di kaki


kanan,di paha kanan,di
mata kaki kiri dan di
bokong.

40
2 Do : Pasien kotor,pasien Penurunan motivasi Defisit
bau keringat,kulit pasien perawatan diri
ada daki jika di gosok.
mandi
Ds : Pasien mengatakan
malas mandi selama di
rumah sakit

3 Do : trombosit 94 x10^3/uL Menurunnya sistem Resiko Infeksi


Leukosit 118x10^3/uL pertahanan tubuh
Hemoglobin 10.5g/dL
Eritrosit 3.63x10^3Ul

- Terpasang infuse
D5 ½ NS di tangan
Kanan
Ds : -
4 Ds : pasien mengatakan Citra tubuh Konsep diri
tidak mau di jenguk temantemannya

Do : - rambut pasien rontok


efek kemoterapi
- Kulit kehitaman
- Pasien malu jika ada
laki-laki yang
menghampiri

41
5 Ds : Ayah pasien Proses penyakit Hipertermi
mengatakan pasien panas

Do : - Akral teraba hangat


- S : 37,6º C
- AL : 118x10^3/uL

PRIORITAS DIAGNOSA

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi di tandai dengan


Ds : pasien mengatakan ada bisul dan rasanya perih.
Do : terdapat bisul di kaki kanan, di paha kanan, di mata kaki kiri dan bokong.

2. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan penurunan motivasi di tandai


dengan
Ds : pasien mengatakan malas mandi selama di rumah sakit.
Do : pasien kotor, bau keringat ada daki jika di gosok

3. Konsep diri berhubungan dengan citra tubuh di tandai dengan


Ds : pasien mengatakan tidak mau di jenguk teman-temannya
Do : rambut pasien rontok efek kemoterapi Kulit kehitaman Pasien malu jika ada laki-
laki yang mengahmpirinya.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistim pertahanan tubuh di tandai


dengan

42
Ds : -
Do : trombosit 94x 10^3/uL, Leukosit 1.18x 10^3/uL, Hemoglobin 10.5 g/dL,
Eritrosit 3.63x 10^3/uL, Pasien terpasang infuse D5 ½ NS di tangan kanan
sejak tanggal 3 Juni 2015

5. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan


Ds : keluarga mengatakan pasien panas.
Do : akral teraba hangat, AL : 1.18X 10^3/uL

43
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………

Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

Hari/Jam/
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
TGL
Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan Tindakan Pressure management
b.d efek kemoterapi keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor kulit adanya kemerahan
ditandai dengan : diharapkan pasien mampu mencapai
tissue integrity dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk menggunakan
Ds : pakaian yang longgar
- Integritas kulit yang baik bisa di
- Pasien mengatakan ada pertahankan (sensasi,elastic,temper 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
atur,hidrasi,pigmentasi) kering
bisuk di kaki dan rasanya
- Tidak ada luka/lesi pada kulit 4. Oleskan lotion atau salep pada daerah yang
perih
- Perfusi jaringan baik,tidak ada tanda terkena
Do :
kemerahan. 5. Ajarkan pasien mandiri memberikan salep.
- Terdapat bisul di kaki - Mampu melindungi kulit dan 6. Monitor kebersihan lingkungan
kanan, mempertahankan kelembaban kulit dan
di paha kanan, di mata perawatan alami
kaki
kiri dan bokong

44
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………

Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

Hari/Jam/
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
TGL
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Self care assistance Bathing/hygiene
mandi b.d penurunan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pasien mampu mencapai 1. Kaji kebersihan tubuh setiap hari
motivasi ditandai dengan :
self care deficit hygiene dengan 2. Berikan bantuan sampai pasien benar-
Ds : kriteria hasil : benar mampu melakukan perawatan diri
- Pasien mengatakan malas - Mengungkapkan secara verba 3. Anjurkan pasien untuk mandi dan
mandi saat di rumah sakit kepuasan tentang kebersihan tubuh
dan hygiene oral hygiene oral
Do :
- Menerima bantuan perawatan diri 4. Mengajarkan keluarga untuk mandiri
- Pasien kotor mandi dari pemberi asuhan memandikan pasien
- Bau keringat - Mampu untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri atau tanpa alat
- Kulit pasien ada daki jika bantu
di gosok - Mampu merawat mulut dan gigi
secara mandiri atau tanpa alat bantu

45
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………

Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

Hari/Jam/
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
TGL
Konsep diri b.d citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Peningkatan harga diri
ditandai dengan : keperawatan selama 3x24 jam 1. Bantu pasien mengidentifikasi respon
diharapkan pasien mampu mencapai
Ds : positif dari orang lain
harga diri dengan kriteria hasil :
- pasien mengatakan tidak 2. Bantu menetapkan tujuan realistis untuk
- Menunjukkan penghargaan diri
mau di jenguk mencapai harga diri yang lebih tinggi
yang realistis
temantemannya 3. Ajarkan ketrampilan perilaku positif
- Mengungkapkan keinginan untuk
DO : melalui diskusi
meningkatkan konsep diri
- rambut pasien rontok 4. Beri penguat atas kekuatran probadi yang
efek kemoterapi - Berpartisipasi dalam membuat di identifikasi pasien
keputusan tentang rencana asuhan
- kulit kehitaman
- Melatih perilaku yang
- pasien malu jika aada
meningkatkan kepercayaan diri.
lakilaki yang
menghampirinya. - Mengungkapkan perasaan positif
- tentang tubuh diri,kemampuan,dan
performa peran.

46
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………

Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

Hari/Jam
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
/TGL
Resiko infeksi b.d menurunnya Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
sistem pertahanan tubuh ditandai keperawatan selama x24 jam sistemik (mual,muntah,nyeri, nyeri
dengan : diharapkan pasien mampu punggung,demam
mencapai risk control dengan
Ds :- 2. Pertahankan teknik aseptik sebelum dan
kriteria hasil : sesudah tindakan
Do :
- Tidak ada tanda dan gejala 3. Pertahankan teknik isolasi
- Trombosit 94x 10^3/uL infeksi sistemik ( mual,muntah,
demam,nyeri,nyeri pungung) 4. Ajarkan keluarga teknik mencuci tangan
- Leukosit 118x 10^3/uL
dengan benar
- Hemoglobin 10.5 g/dL - Angka leukosit dalam batas
normal (4.5- 14.50) 5. Anjurkan keluarag atau pengunjung
- Eritrosit 3.63x 10^5/uL untuk mencuci tangan sebelum dan
- Jumlah hemoglobin dalam batas
- Pasien terpasang infuse D5 ½ sesudah kontak dengan pasien
normal (11.5-15.5)
NS di tangan kanan. 6. Kolaborasi pemberian antibiotik
- Keluarga mampu mencuci cotrimoxazole 960mg/8 jam oral
tangan dengan benar (pencegahan
infeksi)

RENCANA TINDAKAN

47
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………

Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

Hari/Jam/
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
TGL
Hipertermi b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV TD, Suhu, RR, Nadi
ditandai dengan : keperawatan selama 3x24jam pasien/4 jam
diharapkan pasien mampu
Ds : 2. Lakukan kompres hangat pada dahi
mencapai termoregulasi dengan pasien dan dio bagian lipatan-lipatan
- Ayah pasien mengatakan kriteria hasil :
pasien panas 3. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan
- Suhu pasien normal(36-37,5º C ) intake cairan (minum)
Do :
- Kulit tidak teraba hangat 4. Kolaborasi pemberian paracetamol oral
- Akral teraba hangat\
- Tidak terjadi kenaikan suhu yang 350mg
- S : 37,8 º C terulang
- AL : 118X 10^3/uL

CATATAN PERKEMBANGAN

48
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………
Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………
Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

No. Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD


16.25  Memonitor kulit adanya kemerahan (ada Kamis 4 Juni 2015 Jam : 18.00 WIB
kemerahan di kulit) S : pasien mengatakan perih setelah di beri
 menganjurkan pasien untuk salep
O:
menggunakan pakaian yang longgar
- Terdapat bisul di kaki kanan, di paha
(pasien sudan menggunakan pakaian kanan, di mata kaki kiri dan bokong
longgar) - Ada kemerahan di kulit pasien Sudah di
berikan salep bactoderm 10gr dan
ketoconazole 15gr di kulit.
16.30  Menjaga kebersihan kulit agar tetap A : Masalah keruakan integritas kulit belum
bersih dan kering (kulit pasien kering) teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Mengoleskan salep bactoderm 10gr dan
- Monitor kulit adanya kemerahan
ketoconazole 15gr (sudah di berikan
- Anjurkan pasien untuk menggunakan
salep di bisul pasien)
pakaian yang longgar
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
- Oleskan salep pada daerah yang terkena

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………

49
Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………
Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

No. Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/ttd


21.00  mengkaji kebersihan tubuh setiap hari Kamis, 5 Juni 2015, Jam : 17.00 WIB
(badan pasien kotor,bau keringat) S : pasien mengatakan segar setelah mandi
O:
- pasien sudahbersih
21.15  Memberikan bantuan mandi/perawatan
- Pasien wangi
diri pasien (membantu pasien mandi) - Sudah tidak baukeringat
A : Masalah defisit perawatan diri mandi
teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi
- kaji kebersihan tubuh setiap hari
- berikan bantuansampai pasien
benarbenar mampu melakukan perwatan
diri.
- Anjurkan pasien untuk mandi dan
hygiene oral
- Ajarkan keluarga untuk mandiri
memandikan pasien

CATATAN PERKEMBANGAN

50
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………
Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………
Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

No.Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD


08.30  Mengajarkan ketrampilan perilaku positif Kamis, 4 Juni 2015, Jam : 17.00 WIB
melalui diskusi (mengajak ngobrol S : pasien mengatakan tidak mau di jenguk
pasien) teman-temannya
O:
- Rambut pasien rontok
- Pasien saat berbicara sering tidak mau
menatap
09.00  Membantu menetapkan tujuan realistis - Pasien malu saat ada laki-laki yang
untuk mencapai harga diri yang lebih mengahampiri
tinggi A : Masalah konsep diri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Bantu pasien mengidrntifikasi respon
positif dari orang lain.
- Bantu menetapkantujuan realisits untuk
mencapai harga diri yang lebih tinggi
- Ajarkan ketrampilan perilaku positif
melalui diskusi
- Beri penguat atas kekuatan pribadi yang
di identifikasi pasien

CATATAN PERKEMBANGAN

51
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………
Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………
Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

No. Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD


15.00  Memonitor tanda dan gejala infeksi Kamis 4 Juni 2015, Jam : 16.00 WIB
sistemik (nyeri, demam, mual, muntah, S:-
nyeri punggung) O:
- Tidak ada tandatanda gejala infeksi
sistemik (nyeri, mual, muntah, demam,
16.30  menganjurkan keluarga atau pengunjung nyeri punggung)
untuk mencuci tangan sebelum dan - Keluarga atau pengunjung mencuci
sesudah kontak dengan pasien (ayah tangan sebelum dan sesudah kontak
pasien dan keluarga setiap menjenguk dengan pasien
melakukan cuci tangan) A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor tandadan gejala infeksi
sistemik
- Pertahankan teknik aseptic sebelum dan
sesudah tindakan
- Ajarkan keluarga atau pengunjung
untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasienhari pada
daerah yang terkena

CATATAN PERKEMBANGAN

52
Nama Klien : ……………… No. Register : ………………
Umur : ……………… Diagnosa Medis : ………………
Ruang Rawat : ……………… Alamat : ………………

No.Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD


21.00  Melakukan TTV kamis 4 Juni 2015 Jam : 24.00 WIB
TD : - S:-
Nadi : 121x/menit O:
- Akral teraba hangat
RR : 22x/menit
- TD : -
S : 38,3 ºC - RR : 22x/menit
- N : 121x/menit
21.20  Mengolaborasi pemberian paracetamol - S : 38,3 ºC
350mg (paracetamol sudah di berikan) A : Masalah hipertermi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor suhu/4 jam
- Menganjurkan keluarga meningkatkan
intake cairan
- Kolaborasi pemberian paracetamol
350mg oral.

53
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

54
DAFTAR PUSTAKA

55

Anda mungkin juga menyukai