DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah S.W.T. karena dengan rahmat dan
berdasarkan apa yang telah penulis cari dalam referensi Cengel, Yunus A.; Boles, Michael
Tugas ini disusun oleh kami dengan tujuan untuk menjelaskan tentang pengetahuan
dasar property zat murni dan karakteristik gas ideal berupa materi zat murni , diagram fase ,
table property , gas ideal , persamaan keadaan gas yang penulis kerjakan selama 4 hari
secara daring dengan rekan satu kelompok dan dibimbing oleh instruktur penulis.
Tugas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik itu dari segi materi, maupun dalam penyampaian materi. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun guna
Demikianlah semoga laporan ini bisa bermanfaat dan berguna sebagaimana yang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
DASAR TEORI.......................................................................................................3
2.1. Zat Murni.......................................................................................................3
2.2. Diagram Fase.................................................................................................3
2.3. Tabel Properti................................................................................................8
2.4. Gas Ideal......................................................................................................12
2.5. Persamaan Keadaan Gas.............................................................................14
BAB III..................................................................................................................25
PEMBAHASAN....................................................................................................25
2.1. Contoh Soal Zat Murni................................................................................25
2.2. Contoh Soal Diagram Fase..........................................................................26
2.3. Contoh Soal Tabel Properti.........................................................................26
2.4. Contoh Soal Gas Ideal.................................................................................26
2.5. Contoh Soal Persamaan Keadaan Gas.........................................................29
BAB IV..................................................................................................................31
PENUTUP..............................................................................................................31
3.1 Kesimpulan...................................................................................................31
3.2 Saran.............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang
elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain. Energi dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain
itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk
lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi
angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh- tumbuhan dan banyak
proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi
energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak
berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi
pikiran kita.
1.2. Batasan Masalah
Engineering Approach
1.3. Tujuan
Properti Zat Murni Dan Karakteristik Gas Ideal di harapkan para mahasiswa tidak
hanya memenuhi salah satu tugas mata kuliah tetapi juga dapat memahami dan
Mengetahui jenis-jenis dari karakteristik gas ideal itu sendiri dan juga tentang
Mengetahui apa saja yang perlu diteliti dan dianalisis dari diagram fase yang ada
Semakin tinggi tekanan kita berikan, maka semakin pendek ruas campuran saturated liquid –
vapor nya, sebaliknya, semakin rendah tekanan kita berikan, maka semakin panjang
campuran saturated liquid – vapor nya sebagaimana gambar berikut:
Diagram T-v pada proses perubahan fasa air.
Terlihat, pada tekanan dibawah 1 atm, ruas mixture lebih panjang, sementara pada tekanan
diatasnya, ruas tersebut semakin pendek dan akhirnya berbentuk satu titik saja yang disebut
ctitical point
Bila tekanan sistem tersebut kita naikkan lagi , maka ruas campuran akan terus memendek
hingga akhirnya pada tekanan tertentu, ruas campuran ini hanya akan berbentuk titik saja. Titik
ini disebut dengan titik kritis ( critical point). Definisi yang tepat untuk menggambarkan titik
kritis ini adalah suatu titik dimana keadaan dari saturated liquid dan saturated vapor adalah sama
.
Pada titik kritis, properti dari suatu zat disebut dengan properti kritis, yakni suhu kritis [critical
temperature (Tcr)], tekanan kritis [critical pressure (Pcr)] dan volume jenis kritis [critical
specific volume (vcr)].
Dari gambar di atas, bila semua titik saturated liquid di hubungkan, maka kita akan dapatkan
garis saturated liquid. Demikian pula halnya bila semua titik saturated vapor kita hubungkan,
akan diperoleh garis saturated vapor. Kedua garis ini akan bertemu dititik kritis (critical point)
sebagaimana gambar berikut:
Sekarang kita akan melihat hubungan antara perubahan tekanan terhadap spesific volume dari air
pada proses perubahan fasa air.
Pada sistem piston silinder berikut, pada mulanya akibat beban yang berada diatas piston
menyebabkan terjadinya tekanan pada air sebesar 1 Mpa. Misalkan suhu air didalam silinder
adalah 150 °C. Pada tekanan 1 Mpa, air dengan suhu 150°C tersebut berada pada
keadaan compressed liquid (cair terkompresi).
Memvariasi tekanan air pada sistem piston-silinder. Tekanan dikurangi dengan cara mengurangi
beban di atas piston
Dengan mengurangi beban diaatas piston satu persatu, maka tekanan air dalam silinder akan
berkurang. Pada sistem ini, air dapat membuang kalor ke selilingnya sehingga suhu air berada
dalam keadaan konstan (proses isothermal).
Ketika tekanan dikurangi, maka volume air akan bertambah, dengan demikian spesific volume
nya juga bertambah.
Bila tekanan terus dikurangi hingga menjadi 0,4758 Mpa, air pada suhu 150°C tersebut mulai
mendidih. Ini merupakan titik saturated liquid untuk tekanan dan suhu tersebut.
Dengan menahan tekanan di posisi 0,4758 Mpa air akan terus menguap yang diikuti dengan
peningkatan nilai v (spesific volume) hingga akhirnya seluruh air akan berubah menjadi uap yang
mana ini merupakan titik saturated vapor untuk tekanan dan suhu tersebut.
Setelah semuanya menjadi uap, dengan mengurangi tekanan hanya akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dari spesific volume.
Bila suhu dinaikkan lagi, dan proses yang sama diulang, akan tercapai suatu kondisi dimana ruas
campuran saturated liquid – vapor hanya berbentuk titik yang kita kenal dengan nama titik kritis.
Dengan menghubungkan titik-titik saturated liquid, akan diperoleh garis saturated liquid.
Diagram yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya hanya memperlihatkan proses
perubahan fasa dari cair menjadi uap. Diagram tersebut dapat dikembangkan lagi untuk
memasukkan fasa beku (padat) kedalamnya.
Bila keadaan padat (beku)dimasukkan, maka terdapat dua fenomena yang terjadi pada zat murni.
Pada kebanyakan logam, ketika ia membeku, maka volumenya akan menyusut, sehingga nilai
spesific volume fasa padatnya lebih kecil dari pada fasa cairnya, atau dengan kata lain, massa
jenis fasa padatnya lebih besar dari pada fasa cairnya.
Pada air, ketika ia membeku, maka volumenya akan memuai, sehingga nilai spesific volume fasa
padatnya lebih besar dari pada fasa cairnya, atau dengan kata lain massa jenis es lebih rendah
dari pada massa jenis air. Ini merupakan keistimewaan pada air. Anda bisa membayangkan apa
yang terjadi bila massa jenis es lebih tinggi dari massa jenis air.
Es akan tenggelam dalam air, dan es yang berada di kutub akan tenggelam kedasar laut yang
berlangsung secara terus menerus hingga seluruh bagian air di kutub akan membeku hingga
kedasarnya !!!.
Sebagai ilustrasi dari dua fenomena ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Oleh sebab itulah, bila ditinjau dari diagram P-T nya, keadaan di triple line hanya akan berbentuk
sebuah titik yang di sebut dengan triple point.
Untuk air, nilai tekanan dan suhu di triple point adalah 0,6113 kPa dan 0,01 C. Dengan kata lain,
ketiga fasa air hanya akan ada pada tekanan dan suhu tepat diangka tersebut
Diagram P-T untuk zat murni secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Diagram ini
sering juga disebut dengan diagram fasa zat karena menunjukkan ketiga jenis fasa zat yang
dipisahkan oleh garis.
Diagram P-T zat murni
Garis Sublimation line (garis sublim) memisahkan daerah uap (vapor) dengan daerah beku
(solid).
Garis vaporization line (garis penguapan) memisahkan daerah cair dari daerah uap.
Garis melting line (garis leleh) memisahkan daerah beku dari daerah cair.
Pada gambar diatas, terlihat dua lokasi untuk garis melting line yang dibedakan dengan jenis
garis. Garis putus-putus melting line merupakan garis melting line untuk zat yang memuai saat
beku, sementara untuk zat yang menyusut saat beku garis melting line nya berupa garis biasa.
Dari gambar disamping terlihat bahwa kondisi liquid (cair) hanya dapat terjadi pada tekanan
diatas tekanan triple point.
Untuk zat yang menyusut saat beku, kondisi liquid ini juga harus memenuhi syarat, bahwa
suhunya haruslah berada diatas suhu triple point. Bila suhunya dibawah suhu triple point, maka
zat tersebut sudah dapat dipastikan berada dalam keadaan beku.
Untuk zat yang memuai saat beku seperti air, kondisi liquid dapat terjadi pada suhu dibawah suhu
triple point apabila tekanannya jauh lebih tinggi dari tekanan triple point. Sebagai contoh, air
akan berada dalam bentuk es pada tekanan 1 atm dan suhu dibawah 0 °C. Tetapi, bila
tekanannya jauh lebih tinggi dari 1 atm (0,1 Mpa) katakanlah misalnya pada tekanan 200 MPa,
maka pada suhu -20 °C air tidak berada dalam bentuk es, melainkan dalam bentuk cair.
Bidang a – b – d merupakan bidang cair dari zat yang memuai saat beku. Artinya, semua
kombinasi Tekanan dan Suhu dari zat yang berada di bidang ini berada pada keadaan
cair.
Bidang c – b – d merupakan bidang cair dari zat yang menyusut saat beku.
Proses perubahan wujud zat dari beku menjadi uap dapat terjadi melalui dua mekanisme. Pada
proses yang ditandai dengan panah merah disamping, merupakan proses yang lazim dan telah
dibicarakan dalam bahasan kita sebelum ini, yakni zat dari keadaan beku berubah menjadi cair
kemudian berubah menjadi uap.
Sementara pada proses yang ditandai dengan panah biru, perubahan dari bentuk beku (padat)
menjadi uap terjadi tanpa melalui proses pelelehan (mencair). Bila anda mau membayangkannya,
bayangkanlah batu es yang berubah menjadi uap air tanpa mencair terlebih dahulu.Proses ini
disebut dengan menyublim. Dan dapat terjadi pada tekanan dan suhu dibawah tekanan dan
suhu triple point.
Hubungan antar properti termodinamis kadang kala terlalu rumit untuk dinyatakan
dalam bentuk persamaan yang dihitung secara manual. Oleh sebab itu, pada masa lalu,
orang menggunakan tabel untuk menyajikan hubungan antar properti tersebut. Tabel
ini dikenal dengan sebutan Steam Table.
Properti-properti yang disajikan dalam tabel menggunakan simbol-simbol sebagai
berikut
T = Suhu
Tsat = Suhu jenuh (Saturation Temperature)
P = Tekanan
Psat = Tekanan Jenuh (Saturation Pressure)
vf = Spesific Volume dari cairan jenuh (saturated liquid)
vg = Spesific Volume dari uap jenuh (saturated vapor)
vfg = selisih vg dengan vf (dimana vfg = vg – vf)
uf = Energi Internal dari cairan jenuh (saturated liquid)
ug = Energi internal dari uap jenuh (saturated vapor)
ufg = selisih ug dengan uf (dimana ufg = ug – uf)
hf = Enthalpi dari cairan jenuh (saturated liquid)
hg = Enthalpi dari uap jenuh (saturated vapor)
hfg = selisih hg dengan hf (hfg = hg – hf), properti ini disebut juga dengan Enthalpi
Penguapan (Evaporation Enthalpy) atau juga kalor laten
sf = Entropy dari cairan jenuh (saturated liquid)
sg = Entropy dari uap jenuh (saturated vapor)
sfg = selisih sg dengan sf (dimana sfg = sg – sf)
(Tekanan dalam satuan Bar, dimana 1 Bar = 100 kPa = 0,1 MPa)
Pada tabel yang terdapat di buku-buku referensi, pada umumnya data disusun dengan
inkremental tetap, contohnya bila diurutkan berdasarkan suhu, data yang disajikan adalah
data dengan tingkat inkremental 5 . Di tabel anda bisa menemukan data untuk suhu 5 atau 10
atau 15 °C, namun anda tidak dapat menemukan data untuk suhu misalnya 7 °C. Untuk
mencari properti uap pada suhu 7 °C ini anda harus menginterpolasi data properti
berdasarkan data pada suhu 5 °C dan 10 °C.
Bila menggunakan buku referensi thermodinamika, tabel properti thermodinamika biasanya
dicantumkan di bagian appendix (lampiran) dari buku buku referensi tersebut seperti pada
contoh gambar berikut:
Tabel Suhu
Dari kedua persamaan diatas, dapat dicari nilai spesifik volume dari campuran saturated
liquid-vapor sebagai:
Untuk tekanan di bawah 5 MPa, anda dapat menggunakan data dari tabel uap (steam tabel)
yang telah kita gunakan pada artikel terdahulu. Namun karena pada steam tabel ada 2 jenis
keadaan yakni keadaan cair (subscript f) dan keadaan uap (subscript g), maka anda harus
memilih data untuk keadaan cairnya saja. Logikanya, tidak mungkin anda menggunakan data
keadaan uap untuk cairan compressed liquid. Walaupun ini merupakan nilai pendekatan
(aproksimasi) namun pendekatan ini diterima untuk perhitungan engineering pada tekanan
dibawah 5 MPa tersebut.
Tabel Properti Untuk Superheated Vapor
Rumus PV=nRT=NkT
Keterangan:
P=Tekanan gas ideal(N/m2)
V=volume gas ideal(m3)
N=jumlah molekul zat
n=Jumlah mol
k=konstanta Boltzmann(dimana k=1,38x10min23J/K)
R=Konstanta gas umum(dimana R=8,31J/Mol K)
T=suhu gas ideal(K)
Apabila volume (V), suhu (T) dan massa (m) diatur dengan nilai tertentu, maka nilai
tekanan (P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara besaran-besaran ini sbb:
f(P, V, T, m) = 0
Persamaan ini bervariasi dari satu zat ke zat yang lain. Hubungan antar satu sama lain
biasanya tidak sederhana.Untuk mempermudah, sering dipakai ilustrasi grafik. Contoh
eksperimen untuk 1 mole gas karbon dioksida: Plot antara Pv/T vs. P untuk tiga temperatur
yang berbeda.
Pada tekanan rendah ketiga kurva menyatu pada nilai Pv/T =R dengan R merupakan
konstanta gas universal.
Pv/T = R atau Pv = RT
Oleh karena itu seringkali digunakan pendekatan “gas ideal” yang mengasumsikan bahwa
rasio Pv/T selalu sama dengan R untuk semua tekanan dan temperatur.
Kita tahu bahwa di alam tidak ada “gas ideal” semacam itu, gas yang mendekati gas ideal
terjadi pada tekanan rendah dan suhu tinggi, namun studi tentang gas ideal sangat
bermanfaat sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui sifat-sifat gas sesungguhnya.
Pv = RT
V
karena v= maka persamaan gas ideal juga dapat ditulis
n
PV = nRT
R adalah konstanta proporsionalitas yang disebut dengan gas constant memiliki nilai yang
berbeda-beda tergantung jenis gas nya.Persamaan diatas biasa ditulis dengan:
Karena
Persamaan keadaan gas ideal sangat sederhana, namun range penerapannya terbatas, sehingga
diperlukan suatu persamaan keadaan yang akurat pada range yang lebar. Persamaan keadaan
lain yang dikenal dengan persamaan keadaan gas real/nyata sebagai antara lain adalah:
Persamaan Van der Waals (salah satu persamaan keadaan yang terdahulu)
Penyimpangan yang terjadi pada gas nyata, disebabkan oleh adanya gaya tarikmenarik antar
molekul dan volume molekul-molekulnya tidak dapat diabaikan oleh 2 karena itu perlu
dikoreksi. Volume wadah (V) harus terdiri dari volume gas dan volume bebas untuk gerak
molekul .
Dengan b= suatu tetapan sebagai koreksi terhadap volume, dimana nilainya tergantung pada
jenis gas.
Karena ada gaya tarik-menarik antar molekul tekanan gas juga perlu dikoreksi. Tekanan gas
yang sebenarnya akan lebih rendah daripada tekanan gas ideal, yaitu:
Dengan a= suatu tetapan yang nilainya tergantung pada jenis gas, Sehingga:
Persamaan keadaan van der Waals lebih teliti daripada persamaan gas ideal. Pada
tekanan tinggi persamaan van der Waals ini tidak memuaskan. Gas yang
mempunyai suhu kritis yang tinggi. Disebabkan karena pada tekanan tinggi a dan b
merupakan fungsi dari suhu dan tekanan
He 0,0035 23,70
H2 0,0247 26,61
N2 0,1408 39,13
O2 0,1378 31,83
Cl2 0,6579 56,22
NO 0,1358 27,89
NO2 0,5354 44,24
H2O 0,5536 30,49
CO 0,1505 39,85
CO2 0,3640 42,67
CH4 0,2283 42,78
C2H6 0,5562 63,80
Adapun ciri-ciri persamaan van der Waals, yaitu: 1) Isoterm gas sempurna
diperoleh pada temperature tinggi dan volume molar besar. 2) Cairan dan gas
berada bersama-sama jika efek kohesi dan disperse berada dalam keseimbangan. 3)
Konstanta kritis berhubungan dengan koefisien-koefisien van der Waals. 4)
Temperatur Boyle berhubungan dengan temperatur kritis.
Dengan B’, C’, D’, dan seterusnya merupakan fungsi suhu. Nilai-nilai koefisien virial
untuk gas van der Waals dapat ditentukan dengan cara membandingkan 2
persamaan di atas terhadap persamaan gas van der Waals, yang keduanya
dinyatakan dalam bentuk fungsi Z terhadap volume. Dengan mengabaikan bentuk
suku yang lebih tinggi, persamaan menjadi:
Persamaan Berthelot
Persamaan Claussius
Gas terdiri dari sejumlah sangat besar molekul yang identik yang masing-masing
bermassa m tetapi tidak mempunyai struktur internal dan ukurannya diabaikan.
RT a
P= −
V V 2
n
−b
n( )
Persamaan keadaan yang paling lengkap adalah persamaan keadaan Van der Waals, karena
persamaan ini berlaku baik dalam daerah cairan, daerah uap, dan di dekat serta di atas titik
kritis. Persamaan keadaan Van der Waals dapat dikembangkan lagi menjadi persamaan
keadaan lainnya yang lebih spesifik dengan faktor pengkoreksi yang lebih banyak, sehingga
dapat digunakan pada daerah p,V dan T yang lebih luas, seperti persamaan keadaan Beattie-
Bridgeman dan persamaan keadaan Benedict-Webb-Rubin.
BAB III
PEMBAHASAN
Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan – titik didih pelarut
∆Tb = Tb – Tb°
Tb = titik didih larutan (titik G)
Tb° = titik didih pelarut (titik D)
∆Tb = G-D
Maka kenaikan titik didih larutan adalah G-D
m = 4 gr = 4x 10-3 Kg
P = 1 atm = 1×105 N/m2
T = 0°C = 273 K
Mr O2 = 32 kg/mol
R = 8,314 x 103 J/kmol K
Jawab :
PV = NRT
1×105 N/m2 = (8,314×103 J/kmol K)(273 K)
1×105 N/m2 = 283,7 J (V)
V = 2,83 x 10-3 m3
Jadi, volume gas oksigen pada keadaan standar ialah 2,83×10-3 m3.
E. CONTOH SOAL PERSAMAAN KEADAAN GAS
Sebuah silinder yang volumenya 1m3 berisi 1 mol gas helium pada suhu -1730 C. Apabila helium
dianggap gas ideal, berapakah tekanan gas dalam silinder?…..
(R = 8,31 j/mol K)
Diketahui :
V = 1m3
n = 1 mol
T = -1730 C
T = -173 0 C + 273K = 100K
R = 8,31 j/mol K
Ditanya :
Tentukan tekanan gas di dalam silinder
Jawab :
Sesuai dengan persamaan gas ideal, pV = nRT
sehingga,
4.2. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
karena kesediaannya untuk membaca makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas
matakuliah termodinamika. Tentunya masih banyak kekurangan karena 34 berbagai
keterbatasan kami baik itu berupa pengetahuan maupun bahan referensi, Oleh karena itu
masukan berupa saran dan kritik sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA