Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan

https://jurkes.polije.ac.id Vol. 9 No. 1 April 2021 Hal 1-8


P-ISSN : 2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 https://doi.org/10.25047/j-kes.v9i1

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kolesterol, LDL, dan


Trigliserida pada Pasien Jantung Koroner di Kota Banda Aceh
Agus Hendra Al Rahmad1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh1
Email: agus.hendra.alr@poltekkesaceh.ac.id

Abstract
Obesity is a form of excessive fat composition in a person's body and allows increased levels
of lipids in the blood so it is very risky in patients with coronary heart disease (CHD). The
parameter used in identifying obesity as a form of nutritional status in adults is body mass
index (BMI). Being overweight is synonymous with several non-communicable diseases, one
of which is CHD. The study aimed to measure the relationship of BMI with cholesterol, LDL,
and triglyceride in CHD patients in Banda Aceh City. The study used a cross-sectional
design, which was conducted at several hospitals in Banda Aceh City with a sample of 28
outpatient CHD patients. Characteristic data collection was carried out by interview using
a questionnaire, body weight, height, and BMI data were collected through anthropometric
measurements, while lipid profile data (cholesterol, LDL, and triglyceride levels) were
collected through laboratory examination of colorimetric chemical methods with UV-VIS
spectrophotometer. Data analysis using Pearson Correlation test on CI: 95%. The results
showed a significant relationship between BMI with cholesterol levels (p= 0,001) and
triglyceride levels (p= 0,027), and had moderate and positive correlation strengths. In
contrast, BMI with LDL levels did not show a significant relationship (p= 0,192).
Conclusion, BMI has a positive effect on cholesterol and triglyceride levels, but it is not
significant in increasing LDL levels in CHD patients in Banda Aceh City. Suggestion, CHD
patients need to do a healthy lifestyle and consume balanced food and do physical activities
such as running, biking, walking fast routinely.

Keywords: Cardiovascular, cholesterol, LDL, obesity, triglycerides

1
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

makanan yang mengandung karbohidrat


1. Pendahuluan olahan, gula (Harriman et al., 2016).
Coronary heart disease (CHD) atau Penyakit aterosklerosis koroner merupakan
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi akibat terdapatnya perubahan intima
penyakit jantung yang disebabkan oleh arteri (akumulasi sel lemak fokal) yang
penyempitan arteri koronaria akibat proses disebut dengan profil lipid serta perubahan
aterosklerosis atau spasme atau keduanya karbohidrat kompleks (Noviyanti and
(Vlodaver et al., 2012). WHO telah Setiawan, 2019). Beberapa hasil penelitian
menempatkan PJK sebagai peringkat lain juga telah melaporkan bahwa inflamasi
pertama terkait penyebab kematian di dunia. sangat berkaitan dengan PJK dan penyakit
Total kematian pada tahun 2010 telah cardiovaskuler lainnya yang terus memburuk
mencapai 7,2 juta jiwa. Sekitar 80% (Prajapati et al. (2014); Çiçek et al. (2016)).
kematian secara umum terjadi di negara- Hasil penelitian Puddu & Menotti
negara berpenghasilan rendah dan sedang, (2018), sekitar 25% penurunan kejadian PJK
dimana negara-negara tersebut juga terhitung berhubungan dengan pencegahan primer dan
dalam 86% beban penyakit jantung secara 70% berhubungan dengan perubahan
global (WHO, 2015). Lebih lanjut, data perilaku yang mempengaruhi faktor risiko
World Health Organization (WHO) tahun atau peningkatan pada terapi. Begitu juga
2011 diketahui bahwa penyakit jantung menurut Ades et al. (2001), terkait olahraga
merupakan penyebab kematian nomor satu yang dikombinasikan dengan konseling
didunia. Diperkirakan pada tahun 2030 nutrisi telah menunjukkan bahwa
terdapat 23,6 juta (WHO, 2018). perlambatan aterosklerosis dan penurunan
Negara Indonesia merupakan salah angka kejadian koroner lanjutan dan rawat
satu negara berkembang yang telah inap. Menurunkan kadar kolesterol dan Low
mengalami beban PJK ini. Hasil Survei Density Lipoprotein (LDL), tidak harus
Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 2010, dengan menggunakan obat obatan, tetapi
telah menunjukkan bahwa terdapat 1,3% dapat dilakukan dengan berkonsultasi atau
populasi penduduk di Indonesia yang berusia konseling kepada ahli gizi atau dengan
≥ 15 tahun yang telah terdiagnosis menggunakan metode berolahraga (Al
mengalami angina pectoris, yaitu suatu Rahmad, 2018). Aktifitas fisik mempunyai
indikasi terhadap serangan jantung (Depkes kontribusi positif dalam membentuk indeks
RI, 2010). Survei tersebut juga mengatakan masa tubuh (IMT) yang ideal (Candrawati,
bahwa 1,3% populasi di wilayah Sumatera 2011). IMT merupakan salah satu tolok ukur
yang berusia ≥ 15 tahun telah didiagnosis terhadap peningkatan kolesterol terutama
mengalami angina pectoris. Berdasarkan LDL dan Trigliserida. Seseorang yang
hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun mempunyai IMT diatas 25 kg/m2 sangat
2018, PJK merupakan penyebab kematian memungkinkan mempunyai kadar kolesterol
nomor sembilan pada semua umur, dengan dan LDL dalam darah yang tinggi begitu juga
proporsi kematian mencapai 5,1% dengan kadar trgliserida (Yusida,
(Balitbangkes, 2018). Pramonodjati and Wuskawuri, 2016).
Terdapat beberapa faktor risiko yang Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner pasien penyakit jantung koroner (PJK) yang
yaitu, umur, jenis kelamin, ras, pola makan, mempunyai riwayat kegemukan sangat
total kolesterol, hipertensi, merokok, penting diketahui kadar profil lipid, sehingga
diabetes melitus, kurang aktivitas fisik, stres, lebih mudah dalam upaya pengaturan pola
kegemukan, serta keturunan (Hatmi et al., hidup. Oleh karena itu, penelitian ini bertujun
2007). Meningkatnya kolesterol total dan untuk mengukur hubungan indeks massa
Low Density Lipoprotein (LDL) darah dapat tubuh IMT dengan kolesterol, LDL, dan
disebabkan oleh peningkatan konsumsi trigliserida pada pasien penyakit jantung
lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dalam koroner yang dirawat jalan pada rumah sakit
makanan. Sumber karbohidrat yang dapat di Kota Banda Aceh.
meningkatkan terjadinya PJK adalah

2
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

telah mempertimbangkan kriteria inklusi


2. Metode yaitu sampe dapat bekerja sama, mengalami
2.1 Rancangan Penelitian riwayat PJK, pasien rawat jalan rumah sakit,
Rancangan penelitian kuantitatif ini dan setuju mengikuti proses penelitian.
dilakukan dengan menggunakan desain Sumber data dalam penelitian ini
potong lintang, untuk menilai pengaruh IMT meliputi data primer dan data sekunder.
terhadap profil lipid, dimana pengumpulan Pengumpulan data primer yang meliputi
data pada setiap variabel penelitian dilakukan karakteristik responden, riwayat PJK
dalam kurun waktu yang bersamaan. dilakukan secara wawancara langsung
Penelitian telah dilakukan pada dua Rumah menggunakan kuesioner terstruktur. Data
Sakit Umum di Kota Banda Aceh. Waktu IMT diperoleh dari hasil pengukuran
penelitian dimulai sejak Februari – April antropometri yaitu menimbang berat badan
tahun 2019. (kg) dan mengukur tinggi badan (m), hasil
tersebut dikalkulasikan dengan rumus IMT=
2.2 Metode Pengumpulan Data BB/TB(m)2. Selanjutnya data kolesterol,
Populasi dalam penelitian yaitu pasien LDL, dan trigliserida diperoleh dari hasil
yang mempunyai riwayat PJK. Pengambilan pemeriksaan laboratorium melalui metode
sampel menggunakan ukuran sampel untuk kimiawi kolorimetrik dengan alat uji yaitu
menguji hipotesis dua sisi pada satu populasi Spektrofotometer UV-VIS.
rata-rata (Murti, 2010), yaitu :
2.3 Metode Analisis Data
𝜎 2 (𝑍1−𝛼/2 + 𝑍1−𝛽 )2 Metode yang digunakan dalam
𝑛1 = melakukan analisis data dalam penelitian ini
(𝜇𝑜 − 𝜇𝑎 )2
yaitu terbagi dua. Pertama melakukan
Keterangan analisis data secara univariat seperti rata-rata,
𝜇𝑜 = Rata-rata profil lipid pada kelompok deviasi dan distribusi frekuensi, termasuk
populasi yaitu 320 mg/dl (Humaera, juga melakukan uji kenormalan data. Hasil
Sukandar and Rachmayati, 2017) uji kenormalan data (Kolmogorov Smirnov
𝜇𝑎 = Rata-rata penurunan profil lipid test) diperoleh nilai p > 0,05 terhadap
yaitu 250 mg/dl (Humaera, variabel IMT, kolesterol, LDL dan
Sukandar and Rachmayati, 2017) trigliserida, ini menujukkan bahwa kesemua
𝑍1−𝛼 = Tingkat kepercayaan 95% (dua sisi) variabel data mempunyai distribusi yang
artinya (1-α) = 100-95 = 5% atau normal.
0,05 jadi nilai z = 1,96 Kedua, yaitu melakukan analisis
𝑍1−𝛽 = Kekuatan uji 95% = 1,28 secara bivariat yaitu bertujuan untuk
membuktikan hipotesis serta menjawab
σ = Varians dari populasi yang
tujuan penelitian. Uji statistik yang
diperkirakan dari keadaan studi awal
digunakan yaitu Uji Korelasi Pearson
(Murti, 2010), yaitu sebesar 50,13.
(Pearson product moment correlation) pada
tingkat kemaknaan 95%.
Besar sampel dihitung menggunakan
aplikasi open source yaitu Sample Size ver.
3. Hasil dan Pembahasan
2.0 (Lameshow et al., 1997). Hasil dari
3.1 Karakteristik Responden
analisis Sample Size menunjukan jumlah
Penelitian yang telah dilakukan sejak
sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 25
April – Mei tahun 2019 pada dua Rumah
sampel untuk masing-masing kelompok.
Sakit Umum di Kota Banda Aceh, dengan
Kemungkinan berkurangnya sampel selama
melibatkan pasien PJK sebagai sampel (28
pengamatan (lost to follow-up) maka perlu
orang), berdasarkan karakteristik disajikan
diantisipasi agar presisi penelitian tetap
pada tabel 1 berikut ini.
terjaga yaitu menambahkan 10% dari besar
sampel. Sehingga total sampel dalam Tabel 1. Karakteristik Sampel/Pasien PJK
penelitian ini yaitu 28 pasien PJK yang Jenis Karakteristik f %
dirawat jalan. Proses pengambilan sampel Sampel

3
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

Jenis Kelamin Trigliserida – + – + 9,57


Laki-laki 11 39,3 (mg/dL) 255,0 20,75 390,0
Perempuan 17 60,7
Umur Hasil penelitian yang disajikan secara
31 – 40 tahun 10 35,7 deskriptif (Tabel 2), menggambarkan bahwa
41 – 50 tahun 12 42,9 berat badan pada responden laki-laki
51 tahun keatas 6 21,4
mempunyai rata-rata berat badan 72,6 kg dan
Pendidikan
Tidak sekolah - - pada responden perempuan 80,5 kg, begitu
SD 2 7,1 juga dengan tinggi badan menunjukkan rata-
SMP 5 17,9 rata tinggi badan responden laki-laki yaitu
SMA 9 32,1 174,5 cm dan perempuan yaitu 158,6 cm.
Pendidikan tinggi 12 42,9 Berdasarkan data IMT, diketahui bahwa
Pekerjaan responden perempuan mempunyai IMT lebih
PNS, TNI/Polri 15 53,6 tinggi (31,5 kg/m2) dibandingkan responden
Swasta 5 17,9 laki-laki (25,5 kg/m2). Selanjutnya jika
Wiraswasta 8 28,6 dibandingkan profil lipid responden
berdasarkan jenis kelamin, Tabel 2
Responden sebagian besar berjenis memberikan informasi bahwa profil lipid
kelamin perempuan (60,7%) yang berusia (kadar kolesterol, LDL, trigliserida) secara
antara 41 – 50 tahun (42,9%). Selanjutnya rata-rata lebih tinggi pada responden
berdasarkan pendidikan, menunjukkan perempuan dibandingkan responden laki-laki.
bahwa responden dengan pendidikan tinggi Perempuan dengan IMT tinggi disertai dengan
sebesar 42,9%, dan searah dengan pekerjaan tingginya kadar kolesterol, LDL dan
yang lebih didominasi oleh PNS dan trigliserida memungkinkan lebih berisiko
TNI/Polri yaitu mempunyai proporsi sebesar terhadap PJK. Hal ini sesuai dengan hasil
3,6% pada pasien penyakit jantung koroner penelitian Harahap et al. (2008) bahwa semakin
(PJK) yang di rawat jalan pada beberapa meningkatnya IMT maka kadar kolesterol
rumah sakit di Kota Banda Aceh. semakin tinggi dibandingkan laki-laki, dan
Selanjutnya data antropometri dan data mempunyai risiko sebesar 3 kali dibandingkan
profil lipid pasien PJK yang dirawat jalan pada laki-laki.
disajikan pada Tabel 2. Menurut Yuliani et al. (2014), bahwa
Tabel 2. Deskriptif data antropometri dan profil
lipid pasien PJK
terdapat 67,9% wanita yang mengalami
Data Laki-laki Perempuan penyakit seperti kardivaskuler dan degeneratif
Antropomet Min Rerata Min Rerata seperti diabetes. Secara teoritis, pada perempuan
ri dan Profil – + – + prevalensi angka kesakitan akibat penyakit
lipid Mak Deviasi Mak Devia jantung koroner adalah sebesar dua kali lebih
s s si besar dibandingkan laki-laki. Hal ini terkait
Berat 65,7 52,5 80,5 + dengan adanya perbedaan hormon estrogen
Badan (kg) – 72,6 + – 9,62 endogen yang bersifat aktif pada wanita, namun
105,5 12,94 98,0 setelah menopause insiden penyakit jantung
Tinggi 168,0 174,5 149,2 158,6 koroner secara lebih cepat meningkat dan
Badan (cm) – + – + dibandingkan dengan laki-laki (Houghton et al.,
185,5 10,08 170,5 15,55 2017). Trigliserida wanita cenderung meningkat
Indeks 23,2 23,6 31,5 +
dan mengakibatkan insiden terjadinya penyakit
Masa - – 4,02
Tubuh 30,7 25,5 + 33,7 koroner pada wanita meningkat juga. Konsumsi
(kg/m2) 7,82 makanan yang mengandung alkohol, asam
Kadar 135,0 220,5 170,0 248,9 lemak jenuh, karbohidrat, dan jumlah kalori
Kolesterol – + – + yang tinggi dapat meningkatkan trigliserida
(mg/dL) 285,0 28,55 300,0 19,82 (Kumar and Das, 2018). Kemungkinan,
Kadar LDL 95,5 135,5 120,0 157,3 tingginya kadar trigliserida yang ditemukan
(mg/dL) – + – + pada pasien responden perempuan yaitu akibat
190,0 16,37 190,0 13,49 faktor kegemukan. Menurut Humaera et al.
Kadar 170,0 202,4 185,0 275,8

4
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

(2017), faktor hormon berdampak terhadap 0,371). Hubungan antara IMT dengan kadar
obesitas dan berisiko mengalami PJK. Faktor kolesterol dan trigliserida mempunyai
tersebut diawali dari menarche awal, dan usia dampak korelasi yang positif, artinya
akhir kehamilan pertama, yang semuanya semakin meningkat IMT pasien PJK maka
mungkin berhubungan dengan peningkatan semakin meningkat pula kadar kolesterol
paparan estrogen. dan kadar trigliserida. Sebaliknya hasil
Kadar kolesterol, LDL dan trigliserida penelitian (tabel 3), terkait IMT dengan
sangat dipengaruhi beberapa faktor seperti kadar LDL tidak menunjukkan hubungan (p
faktor usia, jenis kelamin, serta aktivitas fisik. > 0,05), namun demikian mempunyai
Para pekerja kantoran yang memiliki status kemungkinan bahwa dalam meningkatkan
gizi lebih mempunyai pola makan yang IMT juga berpengaruh terhadap
kurang baik dan aktivitas fisik yang rendah. meningkatkan kadar LDL pada pasien PJK
Aktivitas fisik yang kurang dan pola makan walaupun nilai hubungannya sangat rendah.
yang salah berisiko mengalami penumpukan Hal ini sesuai menurut hasil studi yang
lemak serta trigliserida dalam tubuh. Kadar dilakukan oleh Chainurridha (2014), bahwa
lipid dalam darah juga dipengaruhi oleh indeks massa tubuh tidak mempunyai
asupan. Asupan lemak dan karbohidrat yang hubungan dengan peningkatan kadar LDL
berlebihan dapat meningkatkan kadar pada pasien dislipidemia di Poli Endokrin
trigliserida dalam darah. Profil lipid yang dan Metabolik RSUZA Banda Aceh.
tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur Penelitian Koampa et al. (2016) juga
asupan. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi mendukung bahwa indeks massa tubuh tidak
akan serat serta vitamin dapat menurunkan berkaitan dengan peningkatan profil lipid
kadar kolesterol, LDL serta menurunkan darah pada pasien diabetes mellitus. Hasil
kadar trigliserida didalam darah seseorang penelitian menguatkan bahwa,
(Watuseke, Polii and Wowor, 2016). memungkinkan sebagian besar pasien telah
3.2 Pengaruh IMT Terhadap Profil Lipid menjalani pengobatan sehingga mengalami
Hasil penelitian terkait dampak indeks perubahan pada kadar LDL.
masa tubuh (IMT) terhadap profil lipid pasien Hal ini didukung oleh hasil penelitian
PJK rawat jalan disajikan pada tabel 3. Humaera et al. (2017), yang menyimpulkan
terdapatnya hubungan yang positif antara
Tabel 3. Hasil uji korelasi pearson dampak IMT Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kadar
terhadap profil lipid pasien PJK kolesterol, LDL dan kadar trigliserida dalam
Koefesien darah. Selain itu juga menyatakan bahwa
Variabel Nilai p
korelasi (r) semakin meningkatnya indeks masa tubuh
IMT dengan 0,508 0,001* maka semakin tinggi kosentrasi kadar
Kadar
kolesterol, LDL dan kadar trigliserida.
Kolesterol
IMT dengan 0,140 0,192 Penelitian lain yang menguatkan yaitu oleh
Kadar LDL Lavie et al. (2012), yang menyatakan bahwa
IMT dengan 0,371 0,027* status gizi orang dewasa (IMT) signifikan
Kadar mempengaruhi profil lipid seseorang. Orang
Trigliserida yang mengalami kelebihan berat badan
* signifikan pada CI:95% (obesitas) mempunyai tingkat konsentrasi
lemak bebas, kadar trigliserida serta
Hasil penelitian yang disajikan pada kolesterol LDL yang lebih tinggi bila
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat dibandingkan orang yang tidak obesitas
hubungan bermakna antara IMT dengan (IMT normal). De Schutter et al. (2013),
kadar kolesterol (p < 0,05) dan memiliki mengemukakan bahwa prevalensi jantung
kekuatan hubungan yang sedang (r= 0,508). koroner akan semakin meningkat bersamaan
Begitu juga dengan korelasi antara IMT meningkatnya indeks masa tubuh (IMT),
dengan kadar trigliserida, hasil statistik karena terdapatnya peningkatan jaringan
menunjukkan hubungan bermakna antara adiposa maka ditandai dengan menurunnya
IMT dengan kadar trigliserida (p < 0,05)
serta memiliki hubungan yang sedang (r=

5
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

kaadar HDL sehingga akan meningkatkan bersepeda, jalan secara cepat, atau
kadar trigliserida. melakukan beberapa fisik lainnya (Iskandar,
Menurut Krummel (2008), dalam Hadi and Alfridsyah, 2017).
American College of Cardiology bahwa
terdapat empat katagori faktor risiko yang 4. Simpulan dan Saran
sangat berkaitan dengan penyakit jantung 4.1 Simpulan
koroner. Satu diataranya yaitu faktor risiko Peningkatan indeks massa tubuh (IMT)
kedua dan terbukti melalui intervensi yang mempunyai hubungan signifikan dengan
bagus mampu menurunkan insiden penyakit kadar kolesterol dan kadar trigliserida, serta
kardiovaskuler yaitu diabetes mellitus, mempunyai korelasi positif yaitu semakin
inaktivitas fisik, kolesterol LDL, tinggi indeks massa tubuh (IMT) maka
trigliserida, obesitas (IMT > 30 kg/m 2), dan semakin meningkat kadar kolesterol dan
status menopause pada wanita. Lu et al. trigliserida pasien PJK yang dirawat jalan
(2014), menunjukkan beberapa hasil pada dua Rumah Sakit Umum di Kota Banda
penelitian lain yang menguatkan bahwa Aceh. Namun demikian IMT tidak
IMT diatas 30 kg/m 2 (obesitas) sangat mempunyai dampak bermakna terhadap Low
signifikan mempengaruhi peningkatan Density Lipoprotein (LDL).
profil lipid. Laporan dari sebuah lembaga
riset yaitu The Global Burden of Metabolc 4.2 Saran
Rsk Factor for Chronic Diseases Kepada pasien yang mempunyai
Collaboration, melakukan gabungan riwayat penyakit jantung koroner (PJK) untuk
penelitian kohor dari 97 riset menyimpulkan dapat melakukan pola hidup sehat, konsumsi
bahwa kejadian obesitas (dengan relatif risk makanan seimbang, dan konsumsi sayur dan
sebesar 2 kali) sangat berkaitan dengan buah. Selain itu perlu aktivitas fisik seperti
risiko penyakit jantung koroner (PJK) lari, bersepeda, jalan secara cepat, atau
sehingga dapat mempercepat angka melakukan joging. Kepada pihak rumah sakit
morbiditas maupun mortalitas. untuk dapat melakukan konseling gizi kepada
Menurut Ghani et al. (2016), dengan pasien PJK terkait dengan pencegahan dan
teridentifikasinya faktor-faktor risiko pada pengendalian risikonya. Kepada unsur
pasien PJK, maka mempunyai manfaat pemerintahan daerah, agar lebih
dalam merencanakan dan melaksanakan meningkatkan upaya-upaya yang bersifat
berbagai intervensi pencegahan yang sesuai promotif dalam menurunkan angka morbiditas
dengan demografi Indonesia. Hussain et al. akibat kegemukan dan obesitas.
(2016) menyimpulkan bahwa faktor-faktor
risiko PJK di Indonesia yang teridentifikasi
yaitu keturunan, umur, gender, sosial Daftar Pustaka
ekonomi, makanan yang mengandung tinggi
lemak dan karbohidrat, konsumsi sayur Ades, P. A., Balady, G. J. and Berra, K. (2001)
yang kurang, merokok, konsumsi alkohol, ‘Transforming exercise-based cardiac
kurangnya aktifitas fisik, beberapa penyakit rehabilitation programs into secondary
degeneratif. Intervensi dapat dilakukan prevention centers: a national
dengan menurunkan berat badan sehingga imperative’, Journal of
indeks masa tubuh menurun, melalui pola Cardiopulmonary Rehabilitation and
makan seimbang, konsumsi sayur dan buah Prevention. LWW, 21(5), pp. 263–272.
(De Schutter et al., 2013), serta sangat Balitbangkes (2018) Laporan Nasional
penting untuk melakukan aktivitas fisik Riskesdas Tahun 2018. Jakarta.
terhadap pengendalian berat badan (IMT)
melalui aktivitas sedang. Aktivitas fisik Candrawati, S. (2011) ‘Hubungan tingkat
yang teratur selama tiga kali dalam aktivitas fisik dengan indeks massa
seminggu bisa memperbaiki metabolisme tubuh (IMT) Dan Lingkar pinggang
lemak tubuh. Beberapa kegiatan aktivitas mahasiswa’, Jurnal Keperawatan
tersebut yang dapat dilakukan yaitu lari, Soedirman, 6(2), pp. 112–118.

6
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

Chainurridha (2014) Hubungan Indeks Massa Geographic and Racial Differences in


Tubuh dan Lingkar Perut pada Pasien Stroke Study’, Blood. American
Dislipidemia di Poli Endokrin dan Society of Hematology,
Metabolik RSUD Dr. Zainoel Abidin 130(Supplement 1), p. 4737.
Banda Aceh Tahun 2014, Universitas
Syiah Kuala Darussalam. Universitas Humaera, Z., Sukandar, H. and Rachmayati,
Syiah Kuala. S. (2017) ‘Korelasi indeks massa tubuh
dengan profil lipid pada masyarakat di
Çiçek, G. et al. (2016) ‘White blood cell count Jatinangor tahun 2014’, Jurnal Sistem
to mean platelet volume ratio: A novel Kesehatan, 3(1).
and promising prognostic marker for
ST-segment elevation myocardial Hussain, M. A. et al. (2016) ‘The burden of
infarction’, Cardiology journal, 23(3), cardiovascular disease attributable to
pp. 225–235. major modifiable risk factors in
Indonesia’, Journal of epidemiology.
Depkes RI (2010) Survei Kesehatan Nasional Japan Epidemiological Association,
Tahun 2010. Laporan Data Susenas, 26(10), pp. 515–521.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta,
Indonesia. Iskandar, I., Hadi, A. and Alfridsyah, A.
(2017) ‘Faktor Risiko Terjadinya
Ghani, L., Susilawati, M. D. and Novriani, H. Penyakit Jantung Koroner pada Pasien
(2016) ‘Faktor risiko dominan penyakit Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda
jantung koroner di Indonesia’, Buletin Aceh’, AcTion: Aceh Nutrition Journal,
Penelitian Kesehatan, 44(3), pp. 153– 2(1), pp. 32–42. doi:
164. http://dx.doi.org/10.30867/action.v2i1.
34.
Harahap, H. et al. (2008) ‘Hubungan Indeks
Massa Tubuh, Jenis Kelamin, Usia, Koampa, P. H., Pandelaki, K. and Wongkar,
Golongan Darah Dan Riwayat M. C. P. (2016) ‘Hubungan indeks
Keturunan Dengan Tekanan Darah massa tubuh dengan profil lipid pada
Pada Pegawai Negeri Di Pekan Baru’, pasien diabetes melitus tipe 2’, e-
Nutrition and Food Research, 31(2). CliniC, 4(1), pp. 1–6.
Harriman, G. et al. (2016) ‘Acetyl-CoA Krummel, D. A. (2008) ‘Medical nutrition
carboxylase inhibition by ND-630 therapy in cardiovascular disease’,
reduces hepatic steatosis, improves Mahan LK, Escott-Stump S, 11th ed.
insulin sensitivity, and modulates editors. Krause’s food nutrition.
dyslipidemia in rats’, Proceedings of
the National Academy of Sciences. Kumar, L. and Das, A. L. (2018) ‘Assessment
National Acad Sciences, 113(13), pp. of serum lipid profile in patients of
E1796–E1805. doi: coronary artery disease: a case-control
https://doi.org/10.1073/pnas.15206861 study’, International Journal of
13. Contemporary Medical Research, 5(5),
pp. 59–62.
Hatmi, Z. N. et al. (2007) ‘Prevalence of
coronary artery disease risk factors in Lameshow, S. et al. (1997) Besar Sampel
Iran: a population based survey’, BMC dalam Penelitian Kesehatan. Edited by
cardiovascular disorders. Springer, D. Pramono and H. Kusnanto.
7(1), p. 32. doi: Yogyakarta: Gadjah Mada University
https://doi.org/10.1186/1471-2261-7- Press.
32. Lavie, C. J. et al. (2012) ‘Body composition
Houghton, D. E. et al. (2017) ‘Hemoglobin and survival in stable coronary heart
Levels, Sex, Race and Coronary Heart disease: impact of lean mass index and
Disease Risk in the Reasons for body fat in the “obesity paradox”’,

7
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1

Journal of the American College of Disease: Clinical, Angiographic, &


Cardiology. Journal of the American Pathologic Profiles. Springer Science
College of Cardiology, 60(15), pp. & Business Media.
1374–1380.
Watuseke, A. E., Polii, H. and Wowor, P. M.
Lu, Y. et al. (2014) ‘Metabolic mediators of (2016) ‘Gambaran kadar lipid
the effects of body-mass index, trigliserida pada pasien usia produktif
overweight, and obesity on coronary di Puskesmas Bahu Kecamatan
heart disease and stroke: a pooled Malalayang Kota Manado periode
analysis of 97 prospective cohorts with November 2014–Desember 2014’,
1,8 million participants.’, Lancet, eBiomedik, 4(2), pp. 1–5.
383(9921), pp. 970–983. doi:
10.1016/s0140-6736(13)61836-x. WHO (2015) WHO estimates of the global
burden of foodborne diseases:
Murti, B. (2010) Desain dan Ukuran Sampel foodborne disease burden
untuk Penelitian Kuantitatif dan epidemiology reference group 2007-
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Kedua. 2015. Geneva, Switzerland: World
Yogyakarta: Gadjah Mada University Health Organization.
Press.
WHO (2018) The top 10 causes of death,
Noviyanti, K. and Setiawan, E. K. (2019) Newsroom and Fact sheets. Available
‘Hubungan profil lipid dan C-reactive at: https://www.who.int/en/news-
protein (CRP) dengan derajat stenosis room/fact-sheets/detail/the-top-10-
koroner pada penyakit jantung koroner causes-of-death.
stabil’, Intisari Sains Medis, 10(1), pp.
165–168. Yuliani, F., Oenzil, F. and Iryani, D. (2014)
‘Hubungan berbagai faktor risiko
Prajapati, J. H. et al. (2014) ‘Association of terhadap kejadian penyakit jantung
high density lipoprotein with platelet to koroner pada penderita diabetes melitus
lymphocyte and neutrophil to tipe 2’, Jurnal Kesehatan Andalas,
lymphocyte ratios in coronary artery 3(1), pp. 1–4.
disease patients’, Journal of lipids.
Hindawi, 10(1), pp. 1–8. Yusida, N., Pramonodjati, F. and Wuskawuri,
K. (2016) ‘Hubungan Indeks Massa
Puddu, P. E. and Menotti, A. (2018) ‘Lifestyle Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang
factors and the impact on lifetime Pinggul terhadap Kadar Kolesterol
incidence and mortality of coronary LDL Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
heart disease’, in Lifestyle in Heart Kesehatan Universitas Setia Budi
Health and Disease. Elsevier, pp. 47– Surakarta’, Biomedika, 9(2), pp. 1–5.
61.
Al Rahmad, A. H. (2018) ‘Pengaruh
Pemberian Konseling Gizi terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Darah’,
Jurnal Kesehatan. Online, 9(2), pp.
241–247. doi: 10.26630/jk.v9i2.947.
De Schutter, A. et al. (2013) ‘Correlation and
discrepancies between obesity by body
mass index and body fat in patients with
coronary heart disease’, Journal of
cardiopulmonary rehabilitation and
prevention. LWW, 33(2), pp. 77–83.
Vlodaver, Z. et al. (2012) Coronary Heart

8
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021

Anda mungkin juga menyukai