161-Article Text-1377-1-10-20210524
161-Article Text-1377-1-10-20210524
Abstract
Obesity is a form of excessive fat composition in a person's body and allows increased levels
of lipids in the blood so it is very risky in patients with coronary heart disease (CHD). The
parameter used in identifying obesity as a form of nutritional status in adults is body mass
index (BMI). Being overweight is synonymous with several non-communicable diseases, one
of which is CHD. The study aimed to measure the relationship of BMI with cholesterol, LDL,
and triglyceride in CHD patients in Banda Aceh City. The study used a cross-sectional
design, which was conducted at several hospitals in Banda Aceh City with a sample of 28
outpatient CHD patients. Characteristic data collection was carried out by interview using
a questionnaire, body weight, height, and BMI data were collected through anthropometric
measurements, while lipid profile data (cholesterol, LDL, and triglyceride levels) were
collected through laboratory examination of colorimetric chemical methods with UV-VIS
spectrophotometer. Data analysis using Pearson Correlation test on CI: 95%. The results
showed a significant relationship between BMI with cholesterol levels (p= 0,001) and
triglyceride levels (p= 0,027), and had moderate and positive correlation strengths. In
contrast, BMI with LDL levels did not show a significant relationship (p= 0,192).
Conclusion, BMI has a positive effect on cholesterol and triglyceride levels, but it is not
significant in increasing LDL levels in CHD patients in Banda Aceh City. Suggestion, CHD
patients need to do a healthy lifestyle and consume balanced food and do physical activities
such as running, biking, walking fast routinely.
1
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
2
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
3
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
4
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
(2017), faktor hormon berdampak terhadap 0,371). Hubungan antara IMT dengan kadar
obesitas dan berisiko mengalami PJK. Faktor kolesterol dan trigliserida mempunyai
tersebut diawali dari menarche awal, dan usia dampak korelasi yang positif, artinya
akhir kehamilan pertama, yang semuanya semakin meningkat IMT pasien PJK maka
mungkin berhubungan dengan peningkatan semakin meningkat pula kadar kolesterol
paparan estrogen. dan kadar trigliserida. Sebaliknya hasil
Kadar kolesterol, LDL dan trigliserida penelitian (tabel 3), terkait IMT dengan
sangat dipengaruhi beberapa faktor seperti kadar LDL tidak menunjukkan hubungan (p
faktor usia, jenis kelamin, serta aktivitas fisik. > 0,05), namun demikian mempunyai
Para pekerja kantoran yang memiliki status kemungkinan bahwa dalam meningkatkan
gizi lebih mempunyai pola makan yang IMT juga berpengaruh terhadap
kurang baik dan aktivitas fisik yang rendah. meningkatkan kadar LDL pada pasien PJK
Aktivitas fisik yang kurang dan pola makan walaupun nilai hubungannya sangat rendah.
yang salah berisiko mengalami penumpukan Hal ini sesuai menurut hasil studi yang
lemak serta trigliserida dalam tubuh. Kadar dilakukan oleh Chainurridha (2014), bahwa
lipid dalam darah juga dipengaruhi oleh indeks massa tubuh tidak mempunyai
asupan. Asupan lemak dan karbohidrat yang hubungan dengan peningkatan kadar LDL
berlebihan dapat meningkatkan kadar pada pasien dislipidemia di Poli Endokrin
trigliserida dalam darah. Profil lipid yang dan Metabolik RSUZA Banda Aceh.
tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur Penelitian Koampa et al. (2016) juga
asupan. Konsumsi sayur dan buah yang tinggi mendukung bahwa indeks massa tubuh tidak
akan serat serta vitamin dapat menurunkan berkaitan dengan peningkatan profil lipid
kadar kolesterol, LDL serta menurunkan darah pada pasien diabetes mellitus. Hasil
kadar trigliserida didalam darah seseorang penelitian menguatkan bahwa,
(Watuseke, Polii and Wowor, 2016). memungkinkan sebagian besar pasien telah
3.2 Pengaruh IMT Terhadap Profil Lipid menjalani pengobatan sehingga mengalami
Hasil penelitian terkait dampak indeks perubahan pada kadar LDL.
masa tubuh (IMT) terhadap profil lipid pasien Hal ini didukung oleh hasil penelitian
PJK rawat jalan disajikan pada tabel 3. Humaera et al. (2017), yang menyimpulkan
terdapatnya hubungan yang positif antara
Tabel 3. Hasil uji korelasi pearson dampak IMT Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kadar
terhadap profil lipid pasien PJK kolesterol, LDL dan kadar trigliserida dalam
Koefesien darah. Selain itu juga menyatakan bahwa
Variabel Nilai p
korelasi (r) semakin meningkatnya indeks masa tubuh
IMT dengan 0,508 0,001* maka semakin tinggi kosentrasi kadar
Kadar
kolesterol, LDL dan kadar trigliserida.
Kolesterol
IMT dengan 0,140 0,192 Penelitian lain yang menguatkan yaitu oleh
Kadar LDL Lavie et al. (2012), yang menyatakan bahwa
IMT dengan 0,371 0,027* status gizi orang dewasa (IMT) signifikan
Kadar mempengaruhi profil lipid seseorang. Orang
Trigliserida yang mengalami kelebihan berat badan
* signifikan pada CI:95% (obesitas) mempunyai tingkat konsentrasi
lemak bebas, kadar trigliserida serta
Hasil penelitian yang disajikan pada kolesterol LDL yang lebih tinggi bila
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat dibandingkan orang yang tidak obesitas
hubungan bermakna antara IMT dengan (IMT normal). De Schutter et al. (2013),
kadar kolesterol (p < 0,05) dan memiliki mengemukakan bahwa prevalensi jantung
kekuatan hubungan yang sedang (r= 0,508). koroner akan semakin meningkat bersamaan
Begitu juga dengan korelasi antara IMT meningkatnya indeks masa tubuh (IMT),
dengan kadar trigliserida, hasil statistik karena terdapatnya peningkatan jaringan
menunjukkan hubungan bermakna antara adiposa maka ditandai dengan menurunnya
IMT dengan kadar trigliserida (p < 0,05)
serta memiliki hubungan yang sedang (r=
5
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
kaadar HDL sehingga akan meningkatkan bersepeda, jalan secara cepat, atau
kadar trigliserida. melakukan beberapa fisik lainnya (Iskandar,
Menurut Krummel (2008), dalam Hadi and Alfridsyah, 2017).
American College of Cardiology bahwa
terdapat empat katagori faktor risiko yang 4. Simpulan dan Saran
sangat berkaitan dengan penyakit jantung 4.1 Simpulan
koroner. Satu diataranya yaitu faktor risiko Peningkatan indeks massa tubuh (IMT)
kedua dan terbukti melalui intervensi yang mempunyai hubungan signifikan dengan
bagus mampu menurunkan insiden penyakit kadar kolesterol dan kadar trigliserida, serta
kardiovaskuler yaitu diabetes mellitus, mempunyai korelasi positif yaitu semakin
inaktivitas fisik, kolesterol LDL, tinggi indeks massa tubuh (IMT) maka
trigliserida, obesitas (IMT > 30 kg/m 2), dan semakin meningkat kadar kolesterol dan
status menopause pada wanita. Lu et al. trigliserida pasien PJK yang dirawat jalan
(2014), menunjukkan beberapa hasil pada dua Rumah Sakit Umum di Kota Banda
penelitian lain yang menguatkan bahwa Aceh. Namun demikian IMT tidak
IMT diatas 30 kg/m 2 (obesitas) sangat mempunyai dampak bermakna terhadap Low
signifikan mempengaruhi peningkatan Density Lipoprotein (LDL).
profil lipid. Laporan dari sebuah lembaga
riset yaitu The Global Burden of Metabolc 4.2 Saran
Rsk Factor for Chronic Diseases Kepada pasien yang mempunyai
Collaboration, melakukan gabungan riwayat penyakit jantung koroner (PJK) untuk
penelitian kohor dari 97 riset menyimpulkan dapat melakukan pola hidup sehat, konsumsi
bahwa kejadian obesitas (dengan relatif risk makanan seimbang, dan konsumsi sayur dan
sebesar 2 kali) sangat berkaitan dengan buah. Selain itu perlu aktivitas fisik seperti
risiko penyakit jantung koroner (PJK) lari, bersepeda, jalan secara cepat, atau
sehingga dapat mempercepat angka melakukan joging. Kepada pihak rumah sakit
morbiditas maupun mortalitas. untuk dapat melakukan konseling gizi kepada
Menurut Ghani et al. (2016), dengan pasien PJK terkait dengan pencegahan dan
teridentifikasinya faktor-faktor risiko pada pengendalian risikonya. Kepada unsur
pasien PJK, maka mempunyai manfaat pemerintahan daerah, agar lebih
dalam merencanakan dan melaksanakan meningkatkan upaya-upaya yang bersifat
berbagai intervensi pencegahan yang sesuai promotif dalam menurunkan angka morbiditas
dengan demografi Indonesia. Hussain et al. akibat kegemukan dan obesitas.
(2016) menyimpulkan bahwa faktor-faktor
risiko PJK di Indonesia yang teridentifikasi
yaitu keturunan, umur, gender, sosial Daftar Pustaka
ekonomi, makanan yang mengandung tinggi
lemak dan karbohidrat, konsumsi sayur Ades, P. A., Balady, G. J. and Berra, K. (2001)
yang kurang, merokok, konsumsi alkohol, ‘Transforming exercise-based cardiac
kurangnya aktifitas fisik, beberapa penyakit rehabilitation programs into secondary
degeneratif. Intervensi dapat dilakukan prevention centers: a national
dengan menurunkan berat badan sehingga imperative’, Journal of
indeks masa tubuh menurun, melalui pola Cardiopulmonary Rehabilitation and
makan seimbang, konsumsi sayur dan buah Prevention. LWW, 21(5), pp. 263–272.
(De Schutter et al., 2013), serta sangat Balitbangkes (2018) Laporan Nasional
penting untuk melakukan aktivitas fisik Riskesdas Tahun 2018. Jakarta.
terhadap pengendalian berat badan (IMT)
melalui aktivitas sedang. Aktivitas fisik Candrawati, S. (2011) ‘Hubungan tingkat
yang teratur selama tiga kali dalam aktivitas fisik dengan indeks massa
seminggu bisa memperbaiki metabolisme tubuh (IMT) Dan Lingkar pinggang
lemak tubuh. Beberapa kegiatan aktivitas mahasiswa’, Jurnal Keperawatan
tersebut yang dapat dilakukan yaitu lari, Soedirman, 6(2), pp. 112–118.
6
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
7
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 8 No. 3 Desember 2020
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Agus Hendra Al Rahmad1
8
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021