Strategi Pengendalian Wereng

Batang Coklat Berbasis PHT

Gatot Mudjiono
 REVOLUSI HIJAU
DI DUNIA
Awal Revolusi Hijau di dunia
dikaitkan dg Norman Borlaug,
ilmuwan Amerika yg tertarik
pada pertanian.

Pada 1940-an, ia mulai

melakukan penelitian di
Meksiko dan mengembangkan
varietas gandum hasil tinggi yg
tahan penyakit
 Borlaug menggabungkan varietas gandum dg teknologi pertanian
mekanis, sehingga Meksiko mampu menjadi pengekspor gandum
th 1960
 Keberhasilan Revolusi Hijau di Meksiko, menyebabkan
teknologi menyebar ke seluruh dunia (termasuk ke AS) pada
1950-an dan 1960-an.
 Revolusi hijau juga menyebar ke negara Asia Tenggara
sebagai produsen beras, termasuk Indonesia
Introduksi IR 5 dan IR 8
 Fenomena revolusi hijau pada negara produsen beras dimulai
tahun 60-an dg ditemukannya varietas IR-5 dan IR-8 di IRRI
 Kedua varietas mampu berproduksi tinggi, responsif terhadap
pemupukan dan berumur genjah.
 Produksi mencapai 5.8 ton/ha tiga kali tanam dalam setahun,
 Pada kondisi yg sama produksi varietas lokal hanya 2-4 t/ha
satu atau dua kali tanam dalam setahun.
 Di Indonesia varietas tsb diberi nama PB 5 dan PB 8
lanjutan
 Semula hama utama pada tanaman padi di Indonesia adalah
hama penggerek batang padi.
 Pengendalian terhadap penggerek dilakukan secara intensif
menggunakan insektisida, sehingga timbul dampak negatif
antara lain adalah timbul ledakan hama sekunder, yaitu hama
wereng batang coklat.
 APLIKASI INSEKTISIDA BERUBAH STATUS MENJADI
HAMA SEKUNDER

HAMA PENGGEREK BATANG

HAMA WBC
 DAMPAK NEGATIF REVOLUSI HIJAU

 RESISTENSI (HAMA RESISTEN)

 RESURJENSI (PELEDAKAN KEMBALI HAMA SETELAH APLIKASI)
 KEMATIAN MUSUH ALAMI
 LEDAKAN HAMA SEKUNDER
 TEBENTUKNYA BIOTIP BARU
 KEMATIAN ORGANISME NON TARGET
 KERUSAKAN AGROEKOSISTEM
 DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
 MISSMANAGEMENT PENGGUNAAN VUTW

 Sebetulnya, Wereng Batang Coklat pertama kali dilaporkan sebagai

hama pada tanaman padi di Indonesia pada tahun 1854 oleh Stål.
 Serangannya mulai meningkat secara signifikan setelah penanaman
varietas padi PB5, Pelita I-1 dan C4 pada tahun 1971-1974
 Introduksi VUTW, yaitu varietas IR26, IR28, IR30, and IR34 ternyata
dapat dipatahkan ketahanannya oleh WBC biotipe baru
 Ledakan hama WBC semakin intensif karena aplikasi insektisida yg
berlebihan sehingga muncul peristiwa resistensi dan resurjensi
 REVOLUSI HIJAU

PROGRAM B I M A S

HARUS MENGGUNAKAN
PESTISIDA HARUS MENGGUNAKAN
VARIETAS UNGGUL
HARUS MENGGUNAKAN
PUPUK ANORGANIK

SANGAT SANGAT
TERGANTUNG PADA TERGANTUNG PADA
PESTISIDA TIMBUL VARIETAS UNGGUL

SANGAT DAMPAK
PETANI BUKAN
TERGANTUNG PADA NEGATIF MANAJER
PUPUK ANORGANIK
 lanjutan

 Kegagalan revolusi hijau di Indonesia mendorong pemerintah

mencari jalan keluar, yaitu dg menerapkan PHT melalui Instruksi
Presiden No 3 Tahun 1986.
 Dan sekarang PHT telah berumur 35 tahun
 Apakah ledakan wereng batang coklat bisa diatasi ?
BELUM
 Faktor yg mendasari kerentanan pertanaman
monokultur thd invasi OPT
1. PENURUNAN KEANEKARAGAMAN LANDSKAP (BENTANG LAHAN)
2. PENURUNAN KERAGAMAN PADA ON-FARM
3. PESTISIDA MENGINDUKSI LEDAKAN SERANGGA OPT
4. PUPUK MENGINDUKSI LEDAKAN OPT.
5. CUACA MENGINDUKSI LEDAKAN SERANGGA OPT.
6. PERUBAHAN YG DIINDUKSI OLEH PEMULIAAN TANAMAN.
7. TANAMAN TRANSGENIK DAN LEDAKAN SERANGGA OPT.
 SEJARAH PHT DI INDONESIA
 Melalui Inpres no. 3 tahun 1986 Indonesia secara resmi menerima
dan menerapkan PHT. Untuk itu Pemerintah segera menyusun
Program Nasional Pemasyarakatan PHT kepada petani
 Pemerintah menyadari bahwa petani di Indonesia selama ini sudah
terbiasa menerapkan teknologi revolusi hijau, sementara di sisi lain
perilaku petani sudah membiasakan dg pola bertani di era revolusi
hijau, sehingga mereka tdk mudah menerima PHT
 Untuk itu sarana yg ideal untuk transfer teknologi PHT dan perubahan
perilaku ber PHT adalah melalui penyelenggaraan SLPHT
lanjutan
 Program Pemasyarakatan PHT kepada petani melalui
beberapa tahapan
 (i) Dimulai dg penyelenggaraan TOT Bagi Calon Pemandu
Lapangan I (PL I) oleh tenaga dari FAO
 (ii) Diikuti dg penyelenggaraan TOT bagi Calon Pemandu
Lapangan II (PL II) oleh PL I
 (iii) Berikutnya penyelenggaraan pelatihan bagi petani
melalui SLPHT oleh PL II.
 HARAPAN TERHADAP KEHADIRAN PHT

 Diharapkan dg PHT akan mengubah praktek perlindungan tanaman

yg mensyaratkan pentingnya pemahaman yg lebih mendalam
tentang ekologi OPT dan tanaman,
 dg teori ekologi bisa membantu untuk merancang “agroekosistem
yg kurang rentan” thd ledakan OPT.
 Dlm sistem tsb pestisida akan digunakan bila perlu sbg suplemen
untuk mekanisme pengaturan alami.
SEJARAH PERKEMBANGAN PHT
 PERTANIAN PENDEKATAN KIMIA
TRADISIONAL PERANG DUNIA II 1939 -1941
<1960

PENDEKATAN PENGENDALIAN
REVOLUSI TERPADU (IPC) 1959 PHT PESTISIDA /
HIJAU 1960 -70 BIJAKSANA ?

INPRES No.3 Th 1986 PHT (TEKNOLOGI)

PHT EKOLOGI (1960 - 1980) PHT TEKNOLOGI
/TEKNOLOGI ?
PHT BERBASIS EKOLOGI
1996
PHT PHT MERANCANG
EKOLOGI ULANG PHT
PHT BIOINTENSIVE AGROECOSYSTEM REKAYASA PB
2001 2005 EKOLOGI
SALAH KAPRAH PENERAPAN PHT
DI INDONESIA
 SALAH KAPRAH I
TENTANG PHT

Di dunia PROGRAM PHT kebanyakan justru

menyimpang,
Menjadi skema PPC, yaitu
“PENGELOLAAN PESTISIDA YG CERDAS” dan GAGAL
MEMPRAKTEKKAN PHT BERBASIS TEORI EKOLOGI
 lanjutan

 Apa alasan utama penyimpangan PHT ?

Strategi PHT telah lama dikuasai oleh upaya mencari produk
senjata pamungkas ,“peluru perak”, obat yg cess pleng untuk
mengendalikan ledakan OPT.
 lanjutan

 Tetapi justru sangat sedikit upaya untuk menjawab pertanyaan

mengapa agroekosistem begitu rentan terhadap OPT ?

bagaimana membuat agroekosistem agar lebih tangguh

terhadap OPT ?
lanjutan

 OLEH KARENA ITU

Agroekosistem harus dirancang ulang melalui rekayasa ekologi
yg melibatkan jaring-jaring hubungan timbal balik antara OPT,
musuh alami terkait, dan skema diversifikasi tanaman.

OPT

DIVERSIFIKASI MUSUH
TANAMAN ALAMI
lanjutan

 Solusi jangka panjang masalah OPT melalui

 UPAYA PERBAIKAN (RESTRUKTURISASI)

dan
 PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM

dg cara yg memaksimalkan kekuatan preventif !

 KALAU MASIH
BAGAIMANA TDK MEMPAN MASALAH OPT
BAGAIMANA KALAU TDK ? TDK TERSELE
KALAU MEMPAN ? CARI SAIKAN,
OPTNYA TINGKAT KAN PESTISIDA JUSTRU
MELEDAK KONSEN BARU YG TIMBUL
???? TRASI, DOSIS LEBIH JOSSS, MASALAH
SEMPROT DAN DIOPLOS BARU YG TDK
PESTISIDA FREKUENSI PESTISIDA, PERNAH
APLIKASI SOLAR, OLIE DIBAYANGKAN
DLL
 KARENA KARENA
KARENA
KARENA KEANEKA AGROEKO
ADA
MENANAM SISTEM MENGA-
RAGAMAN SERANG
MONOKUL TDK PA KITA
HAYATI AN OPT
TUR SEIMBANG BUTUH
SKALA AGROEKO
PESTISI-
LUAS SISTEM MENGA-
MENGAPA DA???
TERUS RENDAH PA OPT
TDK
MENERUS MELE-
MENGAPA SEIMBANG
DAK ?
RENDAH ? ?
 KALAU MASIH
KALAU TDK MENINGKAT
BAGAIMANA PRODUKSI ?
AGAR PRODUKSI BELUM MENING PRODUKSI
MENINGKAT? TINGKATKAN LAGI JUSTRU
KAT ? DOSIS DAN
TANAMAN SEMAKIN
DOSIS DI FREKUENSI MENURUN
HARUS DIPUPUK TINGKATKAN APLIKASINYA,
LAGI CARI TEKNOLOGI
BARU
 MENGAPA
MENGAPA TANAH PERLU
MENGAPA
MENGAPA BELUM CUKUP ? DIPUPUK ?
BIODIVER- TDK NORMAL
SITASNYA ?
KARENA KARENA
RENDAH ?? KARENA
BIODIVERSI- PABRIK PUPUK
KARENA ALAMI DI DLM TANAH BELUM
TANAHNYA TAS DI DLM CUKUP
TANAH TANAH
SAKIT MEMBERI
RENDAH PRODUKSINYA MAKAN
TDK NORMAL TANAMAN
 SALAH KAPRAH II

 Munculnya faham PHT Teknologi

 Terlalu mengandalkan Ambang Ekonomi, asal mencapai
amabang ekonomi semprot
 Apa bedanya dg penyemprotan berjadwal ???
 HAMA YG SENANTIASA MENCAPAI
AE

APLIKASI APLIKASI
APLIKASI APLIKASI
KE

AE

KU

WAKTU
 REKAYASA EKOLOGI

APLIKASI
APLIKASI APLIKASI
APLIKASI
REKAYASA EKOLOGI KE
AE

KU LAMA

KU BARU

WAKTU
 lanjutan

 Pendekatan yg disarankan adalah melalui:

rekayasa ekologi yg memanfaatkan kekuatan yg muncul

ketika agroekosistem dirancang mengikuti prinsip-prinsip
ekologi pertanian (agroekologi).
 SALAH KAPRAH KE III

 MENCARI “CARA PENGENDALIAN” SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA

ANORGANIK
 ASALKAN RAMAH LINGKUNGAN
 CONTOH
 REFUGIA SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA SINTETIS ?
 PESNAB SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA SINTETIS ?
 AGENS HAYATI SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA SINTETIS ?
lanjutan
 PASTI GAGAL, KARENA yg DISELESAIKAN KASUSNYA,

 BAGAIMNANA SEHARUSNUYA ?

 LAKUKAN REKAYASA EKOLOGI UNTUK MENYELESAIKAN AKAR

MASALAH OPT
 SALAH KAPRAH KE IV

 Penerapan PHT lebih menekankan pada taktik untuk

 MENGENDALIKAN POPULASI OPT dan
 MENGURANGI KERUSAKAN TANAMAN

KALAU HAL ITU BENAR, MENGAPA POPULASI OPT DAN SERANGAN

KEMBALI MENINGKAT ?
 FENOMENA GUNUNG ES

 Fenomena gunung es (iceberg phenomenon) merujuk pada kondisi

penampakan puncak gunung es di atas permukaan air yg sebenarnya
merupakan bagian kecil dari gunung es di bawah permukaan air yg tdk
tampak dan jauh lebih besar

 FENOMENA GUNUNG ES: MENGURAI KASUS PERLINDUNGAN

TANAMAN
KISAH TENGGELAMNYA KAPAL PESIAR TITANIC
14 April 1912
 PUNCAK GUNUNG
ES

PENYEBAB
APAKAH TITANIC
INI PENYEBAB
TENGGELAMNYA KAPAL TITANIC ???
TENGGELAM
PUNCAK GUNUNG
ES

INI PENYEBAB
TITANIC
TENGGELAM
 POPULASI AKIBAT atau SERANGAN
PUNCAK GUNUNG ES MASALAH PERLINDUNGAN TANAMAN yg TAMPAK
MENINGKAT
DARI LUAR ADALAH MENINGKAT
PENYEBAB

FENOMENA GUNUNG ES MASALAH

PERLINDUNGAN TANAMAN
PENYEBAB
V
MASALAH
 POPULASI AKIBAT atau SERANGAN
PUNCAK GUNUNG ES MASALAH PERLINDUNGAN TANAMAN yg TAMPAK
MENINGKAT
DARI LUAR ADALAH MENINGKAT
PENYEBAB

PENYEBAB
V MASALAH
 POPULASI AKIBAT SERANGAN
PUNCAK MENINGKAT
GUNUNG ES MASALAH PERLINDUNGAN TANAMAN yg TAMPAK
MENINGKAT
DARI LUAR ADALAH
BUDIDAYA
MASALAH SOSIAL PENGGUNAAN MONOKULTUR SKALA
EKONOMI VARIETAS LUAS
PETANI PEKA OPT KEBAL
PESTISIDA pH TANAH
DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM BAHAN ORGANIK TANAH ASAM
PENYEBAB RENDAH
KEKURANGAN KERUSAKAN
TANAH DIBIARKAN
HARA TERASIRING
TERBUKA
APLIKASI PUPUK
PENGELOLAAN KIMIA
NAUNGAN BERLEBIHAN
 ADA ANGGAPAN PHT BERMACAM-MACAM
PHT DASAR
PHT SKALA LUAS
PHT TEKNOLOGI
PHT EKOLOGI
PHT BIOINTENSIF
PHT MERANCANG ULANG
AGROEKOSISTEM
PHT RAMAH LINGKUNGAN
PHT MTS
PHT DEM AREA
 REKAYASA EKOLOGI
 Adalah manipulasi lingkungan oleh manusia dg menggunakan
sejumlah kecil energi tambahan untuk mengendalikan sistem,
dimana energi pendorong utama tetap berasal dari sumber-
sumber alam'.
 Tujuannya adalah
 (i) untuk pemulihan ekosistem yg secara substansial telah
terganggu oleh aktivitas manusia dan
 (ii) pengembangan ekosistem baru yg berkelanjutan yg memiliki
nilai kemanusiaan dan ekologi.
lanjutan
 Rekayasa ekologi merupakan aktivitas manusia secara sadar yg
sangat diperlukan karena sumber energi konvensional semakin
berkurang dan penguatan jasa ekosistem alam semakin dibutuhkan.
 Refugia adalah salah satu wujud rekayasa ekologi
 Dg kata lain, juga sbg salah satu upaya untuk memperbaiki,
meningkatkan,dan memelihara keanekaragaman hayati di dalam
agroekosistem
lanjutan
 Wujud lain dari rekayasa ekologi adalah manipulasi habitat yg
bertujuan untuk menyediakan sumber daya bagi musuh alami seperti
 (i) nektar
 (ii) serbuk sari
 (iii) perlindungan fisik
 (iv) mangsa alternatif
 (v) inang alternatif, dan
 (vi) tempat untuk berkumpul
lanjutan
 Penanaman tanaman dg tumpang sari dan pendekatan “dorong-tarik”
juga merupakan bentuk lain rekayasa ekologi
 TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT