Sejarah artikel: This study aims to determine; (1) Can the implementation of contextual-based
Diterima learning methods in class X social science subjects improve student
Revisi motivation? (2) Does the implementation of contextual-based learning
Dipublikasikan √ methods in class X social science geography subjects improve student
Keyword: achievement? (3) What is the response of class X students regarding the
IPS Geography, application of contextual based learning methods to geography social studies
Contextual, subjects ? The method used in this study is quantitative with an analytical
Madrasah descriptive approach. The results of this study indicate that from the data on
the recapitulation of students' activeness in the discussion, CTL is able to
increase motivation shown by the activity of students in the discussion, it can
be seen from the number of students who are quite active from the first cycle
to the second cycle. Learning achievement of students from the first cycle to
the second cycle has increased, and classically with the application of
contextual learning methods / CTL (contextual teaching learning) fulfills an
increase in competency standards. Recapitulation of observational data about
contextual learning generally shows that students' responses increase, all in
the categories tend to agree and agree.
ABSTRAK
Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah implementasi
IPS Geografi, metode pembelajaran berbasis kontekstual pada mata pelajaran IPS
Kontekstual, geografi kelas X dapat meningkatkan motivasi peserta didik? (2) Apakah
Madrasah implementasi metode pembelajaran berbasis kontekstual pada mata
pelajaran IPS geografi kelas X dapat meningkatkan prestasi peserta didik?
(3) Bagaimana tanggapan peserta didik kelas X mengenai penerapan
metode pembelajaran berbasis kontekstual pada mata pelajaran IPS
geografi? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dari data rekapitulasi keaktifan peserta didik dalam diskusi, metode
pembelajaran CTL mampu meningkatkan motivasi yang ditunjukkan
melalui keaktifan peserta didik dalam diskusi, terlihat dari jumlah peserta
didik yang cukup aktif dari siklus pertama ke siklus kedua. Prestasi belajar
peserta didik dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami peningkatan,
dan secara klasikal dengan diterapkannya metode pembelajaran
kontektual/CTL (contextual teaching learning) memenuhi peningkatan
standar kompetensi. Rekapitulasi data observasi tentang pembelajaran
kontekstual secara umum menunjukkan bahwa respon peserta didik
meningkat, semuanya dalam kategori cenderung setuju dan setuju.
metode CTL ini diharapkan mampu mata pelajaran IPS geografi kelas X dapat
melibatkan peserta didik dalam meningkatkan motivasi peserta didik? (2)
keseluruhan proses pembelajaran dan Apakah implementasi metode
seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif pembelajaran berbasis kontekstual pada
maupun psikomotorik. mata pelajaran IPS geografi kelas X dapat
Pendekatan pembelajaran CTL adalah meningkatkan prestasi peserta didik? (3)
pembelajaran dengan membawa peserta Bagaimana tanggapan peserta didik kelas
didik ke dunia nyata sehingga motivasi X mengenai penerapan metode
belajar muncul, dunia pikiran peserta pembelajaran berbasis kontekstual pada
didik menjadi konkret, dan suasana mata pelajaran IPS geografi? Adapun
menjadi kondusif, nyaman dan lokasi penelitian dilakukan di Pesantren A
menyenangkan. Prinsip pembelajaran di Kabupaten Sukoharjo.
kontekstual menurut sumiati dan asra,
(2007:16) adalah aktivitas peserta didik, METODE
peserta didik melakukan dan mengalami,
Pendekatan yang digunakan dalam
tidak hanya menonton dan mencatat, dan
penelitian ini adalah kuantitatif dengan
pengembangan kemampuan sosialisasi.
metode deskriptif analitis. Adapun yang
Peserta didik diberi pembelajaran untuk
dimaksud dengan tipe penelitian
menangani permasalahan yang mereka
deskriptif ini adalah untuk membuat
hadapi ketika berhadapan dengan dunia
pencandraan (deskripsi) secara
nyata. Guru merencanakan situasi
sistematis, faktual dan akurat mengenai
sedemikian rupa, sehingga para peserta
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
didik bekerja menggunakan prosedur
daerah tertentu. Penelitian deskriptif ini
mengenali masalah, menjawab
juga bertujuan untuk mencari informasi
pertanyaan, menggunakan prosedur
faktual yang mendetail serta
penelitian/investigasi, dan menyiapkan
mengidentifikasikan masalah-masalah
kerangka berpikir, hipotesis, dan
atau untuk mendapatkan justifikasi
penjelasan yang relevan dengan
keadaan dan praktek praktek yang sedang
pengalaman pada dunia nyata. Tujuan dari
berlangsung (Suryabrata, 1988).
penelitian ini adalah untuk mengetahui;
Menurut Sukardi (2009:14)
(1) Apakah implementasi metode
penelitian deskriptif adalah penelitian
pembelajaran berbasis kontekstual pada
yang berusaha menggambarkan kegiatan
guru akademik yang berpartisipasi dalam pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia
penelitian Fakultas Pendidikan nyata. Model pembelajaran kontekstual
Universitas Georgia yang ditemukan dimaksudkan agar peserta didik
dalam menggunakan strategi Pengajaran memahami relevansi materi pembelajaran
dan Pembelajaran Kontekstual. Pertama, yang dipelajarinya dengan melakukan
peserta didik melaporkan bahwa mereka suatu pendekatan yang memberikan
belajar lebih banyak di kelas strategi kesempatan langsung kepada peserta
Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual didik untuk mengaplikasikan apa yang
daripada di kelas dengan metode dipelajarinya di kelas baik secara
tradisional lainnya pada subjek atau modeling, constructivism, inquiry dan
materi yang sama. Dasar pemikiran yang learning community. Sebelum
melandasi keberhasilan peserta didik melaksanakan penelitian, tahap awal yang
adalah bahwa mereka mempelajari materi dilakukan oleh peneliti adalah menyusun
dalam konteks konkret, sehingga rencana pembelajaran dan teknik
memperkuat ingatan. Kedua, peserta didik pembelajaran yang lebih efektif sesuai
lebih termotivasi dalam kelas Pengajaran dengan tingkat kemampuan peserta didik
dan Pembelajaran Kontekstual karena serta menyiapkan media dan alat peraga
mereka menanggapi dengan baik strategi yang dibutuhkan. Penelitian ini memilih
terkait. Ketika peserta didik melihat materi pembelajaran menganalisis
relevansi dunia nyata dari apa yang atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya
mereka pelajari, mereka menjadi lebih terhadap kehidupan di muka bumi dalam
tertarik dan termotivasi; ini terutama mata pelajaran IPS geografi untuk
berlaku bagi peserta didik yang dimodifikasi sesuai konsep pembelajaran
menganggap sekolah membosankan kontektual. Materi menganalisis atmosfer
(Smith, 2010:25-26). dan hidrosfer serta dampaknya terhadap
Pemilihan model pembelajaran kehidupan di muka bumi sangat berkaitan
kontekstual (contextual teaching dengan dunia nyata serta membahas
learning/CTL) dikarenakan pembelajaran fenomena-fenomena yang terjadi dalam
kontekstual terfokus pada perkembangan kehdupan sehari-hari. Penelitian ini
ilmu, pemahaman, ketrampilan peserta terdiri dari dua siklus yang masing-masing
didik, dan juga pemahaman kontekstual siklusnya terdiri dari tahapan; persiapan,
peserta didik tentang hubungan mata
Dari data tabel di atas dapat di analisa serta dampaknya terhadap kehidupan di
bahwa jumlah peserta didik yang aktif muka bumi diperoleh 23 (76,80 %) dari
dalam penyusunan materi sebanyak 10 30 peserta didik sudah memenuhi KKM
peserta didik (33,4 %), cukup aktif (Kriteria Ketuntasan Minimum = 75,00).
sebanyak 13 peserta didik (43,4 %), dan Sedangkan dari 23 peserta didik yang
peserta didik yang kurang aktif sebanyak tuntas tersebut, 16 peserta didik (53,40
7 peserta didik (23,2 %). Adapun data %) mendapatkan nilai melebihi KKM.
rekapitulasi keaktifan peserta didik dalam adapun peserta didik yang perlu remidi
diskusi kelas terlihat dari jumlah peserta karena belum memenuhi KKM masih
didik yang cukup aktif dari siklus pertama terdapat 7 orang (23,20 %).
sebanyak 13 peserta didik (43,2 %), aktif Pada akhir proses siklus pertama ini
dan sangat aktif 5 peserta didik (16,8 %), peserta didik diberi lembar observasi
kurang aktif sebanyak 8 peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik
(26,6%) dan tidak aktif sebanyak 4 terhadap pembelajaran dengan
peserta didik (3,4 %). menggunakan metode CTL Dari hasil
Tabel Keaktifan Peserta Didik dalam observasi tentang respon peserta didik
Diskusi Siklus 1 pada pembelajarn CTL diperoeh rata-rata
Siklus 1 tertinggi 30,89 pada pilihan jawaban ke-3
NO KRITERIA POIN
Jml %
yang menunjukkan bahwa peserta didik
1 Sangat aktif 4 4 13,4
2 Aktif 3 1 3,4 masih ragu-ragu dan cenderung setuju
3 Cukup aktif 2 13 43,2 tentang penggunaan metode kontekstual
4 Kurang aktif 1 8 26,6
5 Tidak aktif 0 4 13,4 dalam pembelajaran menganalisis
Jumlah 30 100 atmosfer dan menganalisis hidrosfer serta
aktif yaitu dari 13 peserta didik (43,4 %) %) pada siklus kedua. Sedangkan peserta
pada siklus pertama, menjadi 14 peserta didik yang kurang aktif hanya sebanyak 5
didik (46,6%) pada siklus kedua. Peserta peserta didik (16,6%) dan tidak ada
didik yang aktif dalam penyusunan materi peserta didik yang tidak mengambil
mengalarni peningkatan dari 10 peserta bagian dalam diskusi pada siklus yang
didik (33,4 %) pada siklus pertama, kedua ini.
menjadi 13 peserta didik (43,4 %) pada Pada pertemuan ketiga dari siklus
siklus kedua. Begitu pun dengan peserta kedua ini peserta didik diberi evaluasi
didik yang kurang aktif telah mengalami secara individu, untuk materi
penurunan yaitu dari 7 peserta didik (23,2 menganalisis Atmosfer dan Hidrosfer
%) pada siklus pertama, menjadi 3 peserta serta dampaknya terhadap kehidupan di
didik (10,0 %) pada siklus kedua. muka bumi mata pelajaran IPS geografi.
Tabel Keaktifan Peserta Didik dalam Pada akhir proses siklus kedua, peserta
Diskusi Siklus 2 didik diberi lembar observasi untuk diisi.
Siklus 2 Hasil prestasi belajar peserta didik dalam
NO KRITERIA POIN
Jml %
menganalisis Atmosfer dan Hidrosfer
1 Sangat aktif 4 7 23,4
2 Aktif 3 4 13,4 serta dampaknya terhadap kehidupan di
3 Cukup aktif 2 14 46,6 muka bumi pada siklus kedua, diperoleh
4 Kurang aktif 1 5 16,6
5 Tidak aktif 0 0 0,0 hasil bahwa 27 peserta didik (90,00 %)
Jumlah 30 100 dari 30 peserta didik sudah memenuhi
peserta didik dalam diskusi siklus kedua, 75,00). Adapun dari 27 peserta didik yang
keaktifan diskusi. Peserta didik yang Demikian juga untuk prosentase peserta
cukup aktif dan aktif pada siklus pertama, didik yang masih memerlukan remidi
(46,6%) pada sikus kedua. Peserta didik (10,00 %) pada siklus kedua.
yang aktif dan sangat aktif mengalami Pada akhir proses siklus kedua ini
peningkatan dari 5 (16,8 %) pada siklus peserta didik diberi lembar observasi
pertama, menjadi 11 peserta didik (36,8 untuk mengetahui respon peserta didik
(46,6%) pada siklus kedua dan aktif dalam pembelajaran kontekstual secara umum
penyusunan materi mengalarni respon peserta didik meningkat,
peningkatan yaitu dari 10 peserta didik semuanya dalam kategori cenderung
(33,4 %) pada siklus pertama, menjadi 13 setuju dan setuju. Dari hasil observasi
peserta didik (43,4 %) pada siklus kedua, tentang respon peserta didik pada
adapun peserta didik kurang aktif pembelajaran CTL peserta didik senang
mengalarni penurunan yaitu dari 7 dan menyukai tentang penggunaan
peserta didik (23,2 %) pada siklus metode kontekstual pada materi
pertama, menjadi 3 peserta didik (10,0 %) menganalisis atmosfer dan menganalisis
pada siklus kedua. Dari data rekapitulasi hidrosfer mata pelajaran IPS geografi, hal
keaktifan peserta didik dalam diskusi ini terlihat dari hasil angket respon
dapat disimpulkan bahwa metode peserta didik pada pembelajaran
pembelajaran CTL mampu meningkatkan kontekstual yang bergeser dari ragu-ragu
motivasi yang ditunjukkan melalui kearah cenderung setuju dan setuju.
keaktifan peserta didik dalam diskusi,
terlihat dari jumlah peserta didik yang DAFTAR PUSTAKA
cukup aktif dari siklus 1 sebanyak 13 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
peserta didik (43,2 %) pada siklus Jakarta: Rineka Cipta.
pertama, menjadi 14 peserta didik Adlim, M, Samingan, dan Hasibuan, Rossy
(46,6%) pada siklus kedua, dan sangat Anggelia. 2014. Integrating
Entrepreneurial Practice in
aktif dari 4 (13,4 %) menjadi 7 peserta
Contextual Learning of Biotechnology
didik (23,4%). (2) Hasil prestasi belajar for Senior High School Students.
peserta didik dari siklus pertama ke siklus Journal of Turkish Science
Education, Vol. 11, 2, June.
kedua mengalami peningkatan dan secara
Baron, Philip. 2016. A Cybernetic Approach
klasikal dengan diterapkannya metode to Contextual Teaching and Learning.
pembelajaran kontektual/CTL (contextual Constructivist Foundations, Vol. 12,
teaching learning) memenuhi peningkatan No. 1.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
standar kompetensi dari siklus pertama Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
sebesar 76,60 % menjadi sebesar 90,00 % Cipta.
pada siklus kedua, atau meningkat sebesar Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
13,4 %. (3) Dari paparan data rekapitulasi
Jakarta: Rineka Cipta.
observasi peserta didik tentang